Anda di halaman 1dari 13

BAB III

PEMBAHASAN

Pada table table 11 dan 12 serta pada grafik 12, 15 dan 16 berdasarkan
hasil laporan penimbangan bulanan Puskesmas Kuin Raya periode Januari sampai
Agustus 2006, dapat dilihat bahwa jumlah bayi dan balita yang ditimbang di
Puskesmas selalu lebih kecil dari julah balita yang sebenarnya. Pada grafik 1
diperlihatkan partisipasi masyarakat setiap bulannya mengalami kenaikan atau
tidak ada penurunan yang berarti. Namun pada grafik tersebut terdapat penurunan
sedikit pada bulan Juni.
Pada grafik 13 terlihat partisipasi masyarakat untuk menimbang balitanya
setiap bulan mengalami kenaikan, tampak terjadinya peningkatan dari bulan
Januari. Dan terlihat kestabilan partiipasi masyarakat tersebut setiap bulannya
dengan terlihat kenaikan pada bulan Agustus. Hal ini menunjukkan adanya
keberhasilan dari kader posyandu dalam mengadakan penyuluhan tentang
pentingnya penimbangan bayi dan blita di Posyandu setiap bulannya.
Nilai N/D pada grafik 11, untuk hasil penimbangan yang naik pada bayi
tampak naik turun namun selalu diatas 80 %, dan mencapai puncaknya pada bulan
Juni sebesar 89,76 %. Sedangkan untuk balita dapat dilihat pada table 14, dimana
terjadi penurunan terus menerus mulai dari bulan Januari hingga bulan April, yang
kemudian mengalami sedikit peningkatan pada bulan Mei, namun menunjukkan
penurunan angka yang drastic sejak bulan Juni dan Juli hal ini dikarenakan
kurangnya kewaspadaan pada pemantauan pertumbuhan sehingga terlambat

23

dalam penanggulangan dan perbaikan tersebut menjadi tidak optimal dan terus
mengalami penurunan pada bulan Juni dan Juli. Namun hal tersebut mulai
diprhatikan dengan lebih intensif sehingga terlihat kenaikan pada bulan Agustus.
Rendahnya nilai N/D balita yang di Posyandu sebenarnya merupakan salah satu
indicator adanya gangguan pertumbuhan di tingkat kecamatan yang bersangkutan
selain dari kasus gizi kurang anak usia sekolah (10).
Jumlah Posyandu yang ada di Wilayah Puskesmas Kuin Raya selama
tahun 2006 (tabel 15), ada 23 buah Posyandu yang tersebar di wilayah kerja
Puskesmas Kuin Raya, walaupun idealnya 1 Posyandu untuk 60 100 balita

(10,11)

Jika ditelaah lebih lanjut dari 26 Posyandu tersebut, yang berstrata Purnama ada
3, dan yang berstrata Madya ada 7 buah posyandu, sedangkan yang berstrata
Pratama masih mendominasi sebagian besar Posyandu yaitu berjumlah 16
Posyandu. Tenaga kader Posyandu yang tersedia adalah sebanyak 120 kader yang
aktif dengan tingkat pendidikan kader yang paling banyak adalah SLTP. Namun
kader yang aktif tersebut kadang tidak dapat turun ke Posyandu karena berbagai
sebab sehingga tenaga yang ada di Posyandu tersebut menjadi kurang, kadangkadang hanya ada 2 kader, padahal sebaiknya setiap kegiatan Posyandu minimal
ada 4 orang kader yang hadir, sedikitnya kader yang hadir mengakibatkan
pelayanan Posyandu tidak optimal.
Hal-hal tersebut berperan terhadap rendahnya motivasi masyarakat ikut
serta dalam kegiatan Posyandu khususnya penimbangan balita, selain itu menurut
Rachmi untoro, Direktur Gizi DepKes RI dalam International Experts Seminar on

24

Child Growth and Poverty telah terjadi pergeseran nilai gotong royong sebagai
salah satu alasan kurang berfungsinya peran Posyandu.
Sebenarnya pihak puskesmas Kuin Raya dalam hal ini program gizi sudah
mengupayakan pemberian makanan tambahan bagi anak balita yang mengalami
gizi kurang (BGM) dan dipantau kenaikan timbangannya melalui KMS, rata-rata
anak balita tersebut mengalami kenaikan berat badan setiap bulannnya, (lampiran
2), namun tetap saja ditemukan kenaikan

jumlah kasus BGM pada bulan

berikutnya yang menandakan deteksi dini melalui program penimbangan anak


balita di posyandu tidak berjalan dengan optimal (grafik 16, table 13).
Fungsi Posyandu tidak seperti dulu lagi artinya memang ada kegiatan
penimbangan berat badan anak, tetapi tidak ada tindak lanjut dari hasil
penimbangan tersebut dan ibu juga tidak mengerti manfaatnya, padahal bila
Posyandu berfungsi dengan benar maka kondisi gizi buruk dapat dideteksi sedini
mungkin melaui program penimbangan bulanan berat badan anak. Anak yang
berat badannya tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut, berarti kemungkinan
terjadi gangguan pertumbuhan sehingga dengan program penimbangan berat
badan anak yang baik dapat menyelamatkan tumbuh kembang anak. Hal ini dapat
berjalan baik jika Posyandu dapat berperan sebagai pelindung tumbuh kembang
anak di wilayahnya (12,13).
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan masalah kurangnya partisipasi
masyarakat dalam penimbangan balitanya dan tidak baiknya grafik pertumbuhan
balita (N/D) di wilayah Puskesmas Kuin Raya, antara lain:

25

1. Kurangnya pengetahuan ibu yang masih memiliki balita, mengenai


pentingnya penimbangan secara rutin balitanya baik di Posyandu
atau Puskesmas. Perilaku ibu yang kebanyakan setelah usia 1 tahun
atau setelah imunisasi balitanya lengkap berhenti menimbangkan
balitanya secara teratur dan banyaknya ibu yang bekerja sehingga
tidak membawa anaknya ke Posyandu.
2. Kegiatan penyuluhan tentang gizi yang masih kurang.
3. Tingkat perkembangan Posyandu yang masih rendah, karena
kegiatannya yang kurang aktif secara tidak langsung masyarakat
malas pergi ke Posyandu.

Kegiatan penimbangan memang

dilakukan setiap kegiatan Posyandu tetapi pada setiap kegiatan


sangat jarang diadakan penyuluhan khususnya tentang pentingnya
penimbangan teratur dan kegunaan jangka panjang, menurut
wawancara dengan kader.
4. Kurangnya kegiatan lapangan
Kegiatan penimbangan selama ini, petugas Puskesmas dan kader
hanya

menunggu

kedatangan

ibu

membawa

balitanya

ke

Puskesmas/Posyandu. Masih banyaknya kasus balita dengan gizi


kurang yang tidak terdeteksi karena petugas hanya menunggu kasus
di Puskesmas, diharapkan sebenarnya petugas dan kader aktif
mengunjungi balita yang tidak datang ke Posyandu dan menanyakan
masalahnya. Hal ini berkaitan dengan jurangnya dana untuk

26

operasdional terhadap kader sehingga terjadinya keengganan dari


kader untuk mengunjungi balita kurang gizi tersebut.
5. Sistem pencatan dan pelaporan hasil penimbangan bulanan Posyandu
ke Puskesmas yang belum seragam dan tidak adanya tindak lanjut
terhadap hasil penimbangan tersebut.

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH

4.1

Alternatif Pemecahan Masalah


Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah:
1. Menggalang kerjasama lintas program untuk meningkatkan peran
serta kader Posyandu sebagai pelindung tumbuh kembang anak
balita dan terbentuknya tim pembina Posyandu.

27

2. Menjelaskan

mengenai

kewajiban

dan

wewenang

pembina

Posyandu. Menetapkan langkah-langkah yang akan diambil guna


memajukan peran Posyandu.
3. Memberikan pengertian dan pemahaman kepada kader pentingnya
peran posyandu sebagai pelindung tumbuh kembang balita
4. Memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan hasil penimbangan
bulanan di Posyandu, sehingga dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi antara Puskesmas, kader dan masyarakat.
Meningkatkan kerjasama lintas sektoral yaitu dengan meningkatkan
kerjasama dengan tokoh masyarakat setempat, ketua RT maupun ibu RT,
kelurahan, kecamatan, mengadakan pertemuan rutin bulanan antar kader dan
instansi yang terkait sehingga kegiatan posyandu berjalan langgeng dan
masyarakat benar-benar diperhatikan terutama tentang kesehatan.
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut, maka prioritas yang
dilakukan adalah dengan memotivasi kader melalui kegiatan penyegaran kader
Posyandu, agar lebih aktif dan rutin melaksanakan kegiatan Posyandu satu kali
setiap bulannya dan melakukan analisis tingkat perkembangan Posyandu yang
telah ada dan melakukan intervensi sesuai dengan starta masing-masing Posyandu
dengan bekerjasama lintas program melalui rapat konsolidasi tingkat Puskesmas
disamping memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan hasil penimbangan
bulanan di Posyandu, sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi antara
Puskesmas, kader dan masyarakat disamping tetap mengaktifkan kegiatan UPGK.
4.2

Perencanaan Tindakan Pemecahan Masalah

28

4.2.1

Meningkatkan peran serta kader Posyandu


1.
a.

Rapat konsolidasi Tingkat Puskesmas


Tujuan

: Menggalang kerjasama lintas program untuk


meningkatkan peran serta kader Posyandu sebagai
pelindung tumbuh kembang anak balita dan
terbentuknya tim pembina Posyandu

b.

Pelaksanaan

Penyelenggara : Bagian Gizi dan Usaka Kesehatan Berbasis


Masyarakat (UKBM)
Pimpinan Rapat : Kepala Puskesmas Kuin Raya
Peserta Rapat

: Seluruh staf Puskesmas Kuin Raya

Hari/Tanggal

: Disesuaikan dengan waktu puskesmas

Tempat

: Puskesmas Kuin Raya

Materi rapat

1. Memberikan gambaran keadaan gizi dan pertumbuhan balita


di wilayah Puskesmas Kuin Raya, serta meningkatkan
pemahaman staf Puskesmas terhadap peran Posyandu sebagai
pelindung

tumbuh

kembang

penimbangan
Pemberi materi : bagian gizi

29

balita

melalui

program

2. Menjalin kerjasama dengan seluruh staf Puskesmas untuk


mengintegralkan

peningkatan

peran

Posyandu

dan

membentuk tim pelaksana pembina Posyandu


Pemberi materi : Bagian UKBM.
Sasaran
~

Seluruh peserta rapat memahami pentingnya peran Posyandu


sebagai pelindung tumbuh kembang balita melalui program
penimbangan bulannya.

Seluruh staf memahami pentingnya kerjasama lintas program


untuk meningkatkan peran posyandu sebagai pelindung
tumbuh kembang balita

Terbentuknya tim pembina Posyandu untuk jangka waktu 1


tahun.

Pendanaan : Sumber dana berasal dari operasional tahunan


Puskesmas
Evaluasi

: Evaluasi

dilakukan

penimbangan
dibandingkan

melalui

Posyandu
dengan

laporan
yang

laporan

kegiatan

telah

ada

kegiatan

bulan

mendatang dan dievaluasi bersama tim terkait setiap


3 bulan.

30

2.

Rapat Pemantapan Antar Tim Pembina Posyandu

a.

Tujuan

: Menjelaskan mengenai kewajiban dan wewenang


pembina Posyandu. Menetapkan langkah-langkah
yang

akan

diambil

guna

memajukan

peran

Posyandu.
b.

Pelaksanaan :
Penyelenggara

: Bagian UKBM

Pimpinan Rapat : Kepala Puskesmas Kuin raya


Peserta Rapat

: Seluruh tim pembina Posyandu

Hari/Tanggal

: Disesuaikan dengan waktu di Puskesmas

Tempat

: Puskesmas Kuin Raya

Materi rapat

Penjelasan mengenai kewajiban dan wewenang tim pembina


Posyandu
Sasaran :
~

Seluruh peserta rapat dan anggota tim pembina memahami


kewajiban dan wewenangnya masing-masing

Pendanaan : Sumber dana berasal dari operasional tahunan


Puskesmas

31

Evaluasi

: Evaluasi dilakukan melalui laporan kegiatan


penimbangan
dibandingkan

Posyandu
dengan

yang

laporan

telah

ada

kegiatan

bulan

mendatang dan dievaluasi bersama tim terkait setiap


3 bulan.
3.

Pertemuan antara tim pembina dan seluruh kader Posyandu

a.

Tujuan : Memberikan pengertian dan pemahaman kepada kader


pentingnya peran posyandu sebagai pelindung tumbuh
kembang balita

b.

Pelaksanaan:

Penyelenggara

Waktu : Disesuaikan dengan waktu puskesmas

Peserta rapat : Tim Pembina dan seluruh kader Posyandu

Materi:
1.

Memberikan

: bagian UKBM

gambaran

situasi

keadaan

gizi

dan

pertumbuhan balita di wilayah Puskesmas Kuin Raya serta


meningkatkan pemahaman kader terhadap peran posyandu
sebagai pelindung tumbuh kembang balita melalui kegiatan
penimbangan secara teratur setiap bulannya.
Pemberi materi : bagian gizi
2.

Mensosialisasikan sistem pencatatan dan pelaporan penimbangan


bulanan dengan blok SKDN, yang setiap 3 bulan akan dievaluasi

32

bersama petugas Puskesmas dan kader dan dicari pemecahan


masalahnya.

Pendanaan : berasal

dari

dana

operasional

tahunan

Puskesmas

Evaluasi

: evaluasi dilakukan dengan membandingkan


kegiatan penimbangan bulanan lalu dengan
bulan mendatang di setiap posyandu, dan
diadakan evaluasi bersama setiap 3 bulan.

Teknologi yang digunakan dalam proses peningkatan peran aktif kader


adalah Komunikasi, Informasi dan Edukasi dengan penekanan pada Motivasi
Kesehatan

(KIEM

Kesehatan).

Komunikasi

memelihara hubungan antara pelbagai

kesehatan

unsur yang

membentuk

dan

berpengaruh dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan. Informasi kesehatan menyebar-luaskan


informasi tentang pelbagai masalah dan cara menanggulanginya dengan teknologi
tepat guna, serta peran pelbagai pihak dalam penanggulangan tersebut, Motivasi
kesehatan memberikan pelbagai dorongan yang bermakna, sebagai bagian dari
proses edukasi, untuk menggerakkan pelbagai pihak agar melakukan upaya
kesehatan dalam hal ini adalah ibu-ibu yang memiliki balita dan memiliki faktor
resiko menderita gizi buruk.

33

PENUTUP

5.1

Kesimpulan
Kondisi balita BGM di wilayah Puskesmas Kuin Raya yang cenderung

meningkat setiap bulannya, masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam


kegiatan penimbangan bulanan, rendahnya bailta yang naik timbangannya setiap
bulannya serta kurang dimanfaatkannya peran Posyandu sebagai pelindung
tumbuh kembang balita.
Beberapa hal dapat dijadikan pemecahan masalah, namun sebagai prioritas
adalah dengan meningkatkan kembali peran Posyandu sebagai pelindung Tumbuh
Kembang balita dengan memperbaiki kinerja kader Posyandu yang ada dengan
bimbingan intensif petugas Puskesmas dan memperbaiki sistem pelaporan
Posyandu sehingga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bersama serta
menyalurkan

pemberian

makanan

tambahan

bagi

balita

yang

berhak

mendapatkannya. Disrtai dengan meningkatkan kerjasama lintas sektoral.


5.2

Saran
1. Meningkatkan frekuensi penyuluhan gizi setiap kegiatan Posyandu dan
peningkatan peran serta kader posyandu.

34

2. Meningkatkan upaya pelestarian kader melalui arisan kader, pelayanan


kesehatan cuma-cuma bagi kader baik di Puskesmas atau Puskesmas
pembantu (Pustu) dan lain sebagainya.
3. Meningkatkan kegiatan lapangan, disamping active case finding terhadap
balita yang bermasalah berat badannya.
4. Mengoptimalkan program pemberian gratis makanan pendamping ASI
untuk balita usia 4-11 bulan, kepada mereka yang berhak.
Meningkatkan

kuantitas

pelayanan

kesehatan

melalui

Puskesmas,

Posyandu dan Pustu dengan menitikberatkan pada usaha preventif dan promotif

35

Anda mungkin juga menyukai