Anda di halaman 1dari 36

Sal.

Cerna mencerna makanan,


mengabsorbsi zat gizi, mengeksresi
sisa makanan
Mulut anus

Stenosis esofagus
Gastritis
Hematemesis melena
Ulkus peptikum
GERD
Sindrom Dumping
Divertikulosis
IBD
Hemoroid
Diare
Konstipasi

Disfagia
Causa

sulit menelan

:
ggn sistem saraf
post-stroke
massa tumor

Menurunkan

resiko aspirasi ke sal


pernapasan

Mencegah

dan mengoreksi defisiensi


zat gizi dan cairan

Cukup energi, protein, dan zat gizi lainnya


Mudah dicerna, porsi kecil dan sering
Cukup cairan
Bentuk : sesuai kemampuan menelan

pasien (bertahap : MCP MCK


Makanan Saring Makanan Lunak)
Tidak diberi Makanan Cair Jernih resiko
tersedak aspirasi
Cara pemberian peroral atau NGT
(sonde)

Indikasi

:
Pasien Lansia
Pasien ggn saraf menelan
tumor esofagus
post-stroke
Bentuk makanan berdasarkan cara
pemberian
Peroral Makanan Cair Kental,
Makanan Saring, atau Lunak
Personde Makanan Cair Penuh

Hematemesis

muntah darah, dapat


merah segar sampai kecoklatan

Melena

buang air besar berwarna

hitam
Hematemesis

melena muntah
darah dan buang air besar darah
kehitaman akibat kerusakan pada sal
cerna

Memberikan

makanan secukupnya
dengan mengistirahatkan sal cerna,
me< risiko perdarahan ulang, dan
mencegah aspirasi

Mengusahakan

mungkin

keadaan gizi sebaik

Tidak
Tidak

merangsang saluran cerna


meninggalkan sisa
Fase akut hanya makanan
parenteral saja selama 24-48 jam
(mengistirahatkan lambung)
Diet diberikan jika perdarahan
lambung ataupun duodenum sudah
berhenti

Diberikan

dalam bentuk Makanan


Cair Jernih setiap 2-3 jam pasca
perdarahan

Nilai

gizi sangat rendah hanya


diberikan selama 1-2 hari

Memberikan

makanan dan cairan


secukupnya dengan tidak
membebani lambung
Mencegah dan menetralkan sekresi
asam lambung yang berlebihan

Mudah dicerna, porsi kecil, sering diberikan


Energi dan protein cukup (disesuaikan

kemampuan pasien)
Lemak rendah, 10-15%, dan ditingkatkan
bertahap
Rendah serat, terutama serat tidak larut air
Cukup cairan
Rendah laktosa jika ada intoleransi laktosa
Fase akut cukup parenteral saja untuk
mengistirahatkan lambung (24-48 jam)

Diet Lambung I
Indikasi

: gastritis akut, ulkus


peptikum, pasca perdarahan,
tifus abdominalis berat,
perpindahan dari Diet Pasca
Hematemesis Melena
Bentuk : Makanan saring
Diberikan tiap 3 jam
Hanya 1-2 hari (kurang energi, zat
besi, tiamin, dan vit C)

Indikasi

:
Gastritis Kronis
Tifus Abdominalis Ringan
Ulkus Peptikum kronis
Perpindahan Diet Lambung I
Bentuk : Makanan Lunak
Diberikan porsi kecil, 3 kali makanan
lengkap, 2-3 kali makanan selingan

Indikasi

:
Perpindahan dari Diet Lambung II

Bentuk

: Makanan Lunak atau


Makanan Biasa (sesuai toleransi
pasien)

Penyakit divertikular terdiri atas Penyakit


Divertikulosis dan Divertikulitis

Penyakit Divertikulosis terbentuknya


kantong kantong kecil pada dinding kolon
akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada
konstipasi kronis

Penyakit Divertikulitis Penyakit


divertikulosis dengan peradangan

Klinis divertikulitis : kram perut, mual,


kembung, muntah, konstipasi atau diare,
menggigil, dan demam.

Meningkatkan

volume dan
konsistensi feses
Menurunkan tekanan intra luminal
(intra kolon)
Mencegah infeksi

Kebutuhan energi dan zat gizi


Tinggi cairan, 2 2,5 liter/hari
Tinggi serat

normal

Diberikan

Diet Serat Tinggi (DST)

Mengistirahatkan

kolon untuk
mencegah perforasi
Mencegah akibat laksatif dari
makanan berserat tinggi

Mengusahakan

asupan energi dan zat gizi

cukup
Bila tdp perdarahan mulai dgn Makanan
cair Jernih
Diberikan bertahap, dari Diet Sisa Rendah
I ke II dengan konsistensi yang sesuai
Hindari makanan berbiji kecil (tomat,
jambu biji, stroberi dpt menumpuk
didalam divertikular)
Jika perlu beri Makanan Enteral Rendah
atau Bebas Laktosa
Cairan minimal 8 gelas perhari untuk
mencegah konstipasi

Diet

Sisa Rendah I atau Diet Sisa


rendah II
Bentuk : Makanan cair Jernih,
Makanan cair Kental atau Penuh,
Makanan Saring, Lunak, atau Biasa

SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai