Anda di halaman 1dari 6

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.

1, (2013) 1-6

Perencanaan Dermaga Minyak Untuk Kapal


Tanker 160.000 DWT di Dumai Provinsi Riau
Agus Iswahyudi, Fuddoly Ir., M.Sc , Dyah Iriani Ir.,M.Sc .
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: Fuddoly@ce.its.ac.id
Abstrak - Seiring dengan peningkatan permintaan
minyak yang diprediksi oleh BUMN minyak dan gas
(MIGAS) sebesar 3,2% pada tahun 2012 - 2017, maka PT.
Pertamina (Persero) berencana untuk meningkatkan
kapasitas kilang-kilang minyak yang dimilikinya. Salah
satunya kilang minyak Refinement Unit II di Dumai.
Kilang RU II Dumai direncanakan akan menambah
kapasitas produksinya menjadi 200.000 barel/hari. Dengan
adanya rencana pengembangan kilang RU II diatas, maka
PT. Pertamina perlu mengadakan perluasan dermaga
demi menunjang kegiatan bongkar muat yang juga akan
meningkat seiring dengan peningkatan produksi. Dermaga
minyak yang direncanakan adalah dermaga minyak untuk
kapal tanker dengan kapasitas 160.000 DWT.
Tugas akhir ini bertujuan untuk mengevaluasi
layout perairan serta daratan, perhitungan detail struktur
untuk sistem precast maupun konvensional serta metode
pelaksanaan dan rencana anggaran biaya dermaga.
Hasil analisis perhitungan didapatkan kebutuhan
dermaga dengan ketentuan Unloading Platform sebesar 25
x 25 m2 yang direncanakan dengan metode precast,
Breasting dolphin 9 x 9 m2, Mooring Dolphin 9 x 9 m2 dan
Catwalk dengan panjang 31 meter dan 30 meter. Rencana
anggaran biaya yang diperlukan untuk pembangunan
dermaga ini adalah Rp.191.763.910.000,- .

dilakukan perencanaan detail engineering desain perlu


dilakukan evaluasi terhadap masterplan layout perairan
maupun daratan yang sudah ada.
Berdasarkan kondisi yang ada maka, dapat disimpulkan
rumusan masalah yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
ini adalah :
1. Diperlukan evaluasi terhadap masterplan layout perairan
dan daratan yang sudah ada serta peninjauan terhadap
alur masuk dermaga.
2. Diperlukan detail engineering desain dari dermaga yang
memperhatikan nilai ekonomis dan kesesuaian terhadap
operasional dermaga nantinya.
3. Merencanakan metode pelaksanaan pembangunan
dermaga baik dengan sistem precast maupun
konvensional dengan memperhatikan kondisi topografi
lokasi.
4. Perlu dilakukan perhitungan terkait rencana aggaran
biaya yang diperlukan untuk pembangunan dermaga

Lokasi Studi

Kata Kunci - dermaga minyak, kapal tanker 160.000 DWT,


layout dermaga, struktur dermaga, sistem precast, metode
pelaksanaan, rencana anggaran biaya.

I. PENDAHULUAN

EIRING dengan rencana pengembangan kilang minyak


Refinement Unit II maka PT. Pertamina perlu mengadakan
pengembangan dermaganya untuk menujang peningkatan arus
bongkar muat minyak. Rencana pembangunan dermaga yang
akan dilakukan oleh PT. Pertamina RU II Dumai meliputi
dermaga untuk kapal tanker 160.000 DWT dan dermaga untuk
kapal tanker 50.000 DWT. Dermaga minyak 50.000 DWT ini
merupakan kelanjutan dari pengembangan dermaga minyak
160.000 DWT PT. Pertamina RU II Dumai. Untuk itu dalam
perencanaan dermaga 160.000 DWT ini perlu diperhatikan
terhadap rencana pengembangan dermaga 50.000 DWT yang
berada di belakangnya.
Perencanaan dermaga yang dilakukan adalah perencanaan
detail engineering desain yang meliputi sistem fender dan
boulder, perencanaan unloading platform dengan sistem
precast, mooring dolphin, breasting dolphin, catwalk,
pemancangan dan detail penulangan. Selain itu sebelum

Gambar 1 - Lokasi Dermaga Minyak di Dumai, Provinsi Riau

Gambar 2 - Pengembangan Dermaga Minyak Untuk Kapal 160.000


DWT dan 50.000 DWT

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6


II. METODOLOGI

2
Peraturan yang digunakan.
Kualitas bahan dan material.
Kriteria kapal dan alat rencana.
Pembebanan.
5. Evaluasi Layout
Evaluasi Layout Perairan
Evaluasi Layout Daratan
6. Perencanaan Struktur Dermaga
Perencanaan struktur dermaga (Unloading Platform,
Mooring Dolphin, Breasting Dolphin dan Catwalk )
meliputi :
Perencanaan Fender dan Boulder.
Perencanaan Layout Pembalokan.
Pre-liminary Desain.
Perhitungan Beban
Perencanaan Penulangan. (metode elatis cara n dalam
PBI71)
Perencanaan Substruktur.
Struktur dermaga yang direncanaan adalah jetty dengan
tiang pancang (baja) sebagai struktur bangunan
bawahnya. Prosedur untuk perencanaan tiang pancang
adalah sebagai berikut:
Menghitung daya dukung tiang dengan metode
Luciano Decourt (1982).
Menentukan tinggi daerah jepit tiang.
Kontrol kekuatan internal bahan dengan mengecek
besarnya tegangan yang terjadi akibat beban luar
dimana harus lebih kecil dari pada tegangan ijin
bahan.
Menghitung daya dukung tiang pancang dengan
sistem kalendering (metode hilley).
Gambar Rencana.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3 - Metodologi Tugas Akhir

Penjelasan metode perencanaan :


1. Pendahuluan
Mempelajari
latar belakang, lokasi, tujuan, dan
lingkup pekerjaan.
2. Tinjauan Pustaka
Mempelajari dasar teori, konsep, dan perumusan yang
akan digunakan dalam perencanaan.
3. Pengumpulan Data dan Analisis
Data yang digunakan untuk perencanaan adalah data
sekunder yaitu :
Data Bathymetri
Data Pasang Surut
Data Arus
Data Angin
Data Gelombang
Data Tanah
4. Kriteria Desain
Kriteria Desain meliputi :

1. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA


A. Hasil Analisis Data Bathymetri
Berdasarkan hasil pemetaan Bathymetri di sekitar
Perairan Selat Rupat Dumai di areal dermaga minyak
PT. Pertamina Dumai, yang dilakukan oleh
Laboratorium Teknik Geomatika Institut Teknologi
Sepuluh Nopember pada tahun 2012. Dapat diketahui
kedalaman perairan disekitar dermaga yang akan
direncanakan adalah 18 sampai dengan 15 mLWS
(Gambar 4 dan Gambar 5).

Gambar 4 - Peta Bathymetri

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

3
Dari Windrose data angin pada Gambar 6 diperoleh
kesimpulan bahwa angin dominan dari arah barat laut
dengan presentase kejadian 18 %. Kecepatan angin
tertinggi yang terjadi adalah 7 11 Knot.
E. Hasil Analisis Data Gelombang
Data gelombang dianalisis dengan 2 cara yaitu
pengolahan data melalui fetch effektif dan analisis data
gelombang dari data BMKG Surabaya. Dari analisis
data gelombang yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa, dengan menggunakan pendekatan fetch untuk
arah yang dominan diperoleh gelombang tertinggi
yaitu 0,377 meter ke arah Barat Laut. Sedangkan
berdasarkan analisis data dari BMKG Surabaya
(Gambar 7) diperoleh gelombang dominan terjadi dari
arah Barat Laut dengan tinggi gelombang sekitar 0.6 1 meter. Jadi kesimpulannya tinggi gelombang yang
dipakai dalam perencanaan yaitu 0.71 meter dengan
arah dominan yaitu dari arah Barat Laut.

Gambar 5 - Potongan Melintang Kountur Peta Bathymetri

B. Hasil Analisis DataPasang Surut


Data pasang surut diambil dari buku pasang surut
tahun 2011 dan dipilih data pasang surut pada bulan
maret. Dari hasil analisis didapatkan kesimpulan
bahwa tipe pasang surut di perairan Dumai adalah tipe
pasang surut Semidiurnal tides dengan beda pasang
surut sebesar 3,4 meter.
C. Hasil Analisis Data Arus
Dari hasil analisis data arus diperoleh kecepatan arus
maksimum adalah 1,4 m/dt terjadi pada kedalaman 0,2
d dengan arah dominan yaitu ke utara.
D. Hasil Analisis Data Angin
Data angin diambil berdasarkan data dari BMKG
Surabaya untuk data angin dari Januari 2007
Desember 2011 dengan koordinat 101.4848 E dan
1.687671 N (Gambar 5). Dari data angin tersebut
diolah dan diperoleh windrose seperti Gambar 6.

Gambar 8 - Waverose data gelombang hasil pengolahan data


dari BMKG Surabaya untuk Wilayah Selat Rupat Dumai

F. Hasil Analisis Data Tanah


Data tanah yang digunakan adalah data tanah hasil
survey Laboratorium Mekanika Tanah ITS yang
diambil pada Agustus 2011. Hasil analisis statigrafi
data tanah dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 6 - Titik Pengambilan Data Angin

Gambar 9 - Statigrafi lapisan tanah di Selat Rupat Dumai,


Provinsi Riau

Gambar 7 - Windrose Data Angin

2. KRITERIA DESAIN
A. Kualitas Bahan dan Material
Mutu beton yang direncanakan memiliki kuat tekan
karakteristik (K) sebesar K350. Berikut kualifikasi
dari beton yang digunakan:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6


Kuat tekan karakteristik K350 = 350 kg/cm2
Eb = 6400350
= 119733,0364 kg/cm2
Tegangan akibat lentur tanpa dan atau dengan gaya
normal tekan = 0,33
(PBI 1971)
= 0,33 x 350 = 115,5 kg/cm2
Mutu baja tulangan yang digunakan adalah baja
tulangan U-32. Berikut ini data mutu baja
berdasarkan PBI 1971:
au = Tegangan leleh karakteristik = 3200 kg/ cm2
Ea = 2,1 x 106 kg/cm2
a
= 1850kg/cm2
*au = 2780kg/cm2
Tiang pancang yang digunakan adalah tiang pancang
baja 1016 mm t =19mm.
B. Kriteria Kapal Rencana
Spesifikasi Kapal Tanker :
Kapal Terbesar
DWT
: 160.000 ton
Panjang kapal (LOA) : 304 m
Lebar kapal (B)
: 46,60 m
D (Depth)
: 23,92 m
Draft kapal
: 16,74 m
Kapal Terkecil
DWT
: 10.000 ton
Panjang kapal (LOA) : 140 m
Lebar kapal (B)
: 17,2 m
D (Depth)
: 9,8 m
Draft kapal
: 7,9 m
C. Data Alat Rencana
Untuk penanganan muatan berupa minyak digunkan
alat yaitu Marine Loading Arm dengan diameter 12
untuk kapal 160.000 DWT serta 10 untuk kapal
10.000 DWT. Selain MLA digunakan juga Gangway
sebagai jembatan untuk turunnya awak kapal ke
dermaga serta Jib crane untuk maintenance pipa di
dermaga.
3. EVALUASI LAYOUT
A. Evaluasi Layout Perairan
Hasil evaluasi layout perairan disajikan dalam Tabel 1.
Serta dapat dilihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.
Alur Pelayaran
Evaluasi sudut pada tikungan alur masuk

Gambar 10 Peninjauan Sudut Alur Pelayaran Dumai

Layout Perairan ( Alur Masuk, Turning Basin dan


Kolam Dermaga)

4
Tabel 1 - Resume Evaluasi Layout Perairan

Gambar 11 - Layout Perairan

B. Evaluasi Layout Daratan


Elevasi Bangunan :
H = HWS + (0.5 1.5 m )
H = 3,4 m + (0.5 1.5 m )
H = 3,9 4,9 m diambil ~ 4.90 meter
Jadi tinggi elevasi dolphin yang direncanakan adalah +
4.90 m LWS.
Dimensi Struktur
Ukuran Bresthing Dolpin
= 9 x 9 meter
Ukuran Mooring Dolphin
= 9 x 9 meter
Ukuran Unloading Platform
= 25 x 25 meter
Lebar Catwalk (untuk lewat pipa)
= 2 meter
Lebar Catwalk (untuk jembatan)
= 1,5 meter
Dermaga yang
direncanakan

Gambar 12 - Layout Daratan

4. PERENCANAAN STRUKTUR DERMAGA


Perencanaan Breasting Dolphin :
Dimensi
: 9 x 9 (tebal 1,5 m)
a. Fender : SCN 1300 E 1.1
b. Boulder : Tee Boulder kapasitas 50 ton.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6


c. Penulangan Breasting Dolphin :
Tulangan arah x : D29 - 140
Tulangan arah y : D29 - 140
Tulangan samping : D16 - 440
d. Penulangan Balok Fender :
Tulangan arah x : D29 - 110
Tulangan arah y : D29 - 110
Tulangan samping : D16 440
e. Tiang Pancang :
Digunakan tiang pancang diameter 1016 mm dengan
kedalaman - 47 mLWS.
Perencanaan Mooring Dolphin :
Dimensi
: 9 x 9 (tebal 1,5 m)
a. Boulder : Quick release hooks 100 series.
b. Penulangan Breasting Dolphin :
Tulangan arah x : D29 - 140
Tulangan arah y : D29 - 140
Tulangan samping : D16 - 440
c. Tiang Pancang :
Digunakan tiang pancang diameter 1016 mm dengan
kedalaman - 36 mLWS (tiang pancang sisi barat) dan
43 mLWS (tiang pancang sisi timur).
Perencanaan Unloading Platform:
a. Perancanaan pelat unloading platform
Tabel 2 Rekap penulangan pelat

Gambar 13 Potongan penulangan pada pertemuan dua pelat precast

b. Perancanaan balok unloading platform


Tabel 3 Rekap penulangan balok

(a)

(b)

Gambar 14 Penampang balok 80 x 120 (a) konvensional (b) precast

c. Perencanaan poer unloading platform


Dimensi Poer : 2 x 2 x 1 m
Tulangan
: 20 D 19
d. Perancanaan tiang pancang unloading platform
Digunakan tiang pancang diameter 1016 mm dengan
kedalaman 44 mLWS.
Perencanaan Catwalk:
a. Dimensi Balok Gelagar
: 900 x 300 x 18 x 34
b. Dimensi Balok Melintang : 500 x 200 x 11 x 19
c. Sambungan : Menggunakan sambungan baut
Baut : jumlah = 3 baut untuk masing-masing sambungan
antara balok memanjang dengan pelat siku sserta balok
melintang dengan pelat siku.
Pelat penyambung
: Digunakan pelat siku 75x75x10
d. Bangunan bawah catwalk :
Poer :4 x 4 (tebal 1 meter)
Tiang pancang : diameter 1016 mm kedalaman - 35
mLWS.
5. METODE PELAKSANAAN
Dalam bab metode pelaksanaan ini, akan direncanakan
metode pelaksanaan dari hasil perencanaan pada babbab sebelumnya yang meliputi :
1. Metode pelaksanaan Jetty (Unloading Platform,
Breasting Dolphin, Mooring Dolphin).
2. Metode pelaksanaan Catwalk.
Dalam pelaksanaan struktur Jetty, perencanaan dibagi
menjadi 3 tahap:
Tahap prakonstruksi
Tahap konstruksi
Tahap pasca konstruksi
Pekerjaan tahap konstruksi dapat dibagi menurut urutan
pengerjaannya. Adapun tahap-tahap konstruksi adalah
sebagai berikut :
a. Pemancangan tiang baja.
b. Pemasangan Selimut Beton dan beton isi tiang.
c. Fabrikasi Elemen Pracetak.
d. Pemasangan Pilecap pracetak.
e. Erection Balok Pracetak
f. Erection Pelat Pracetak dan Pengecoran topping
g. Erection Plank Fender.
h. Pemasangan Boulder dan Fender.
6. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Prosedur perhitungan anggaran biaya meliputi :

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6

1. Penentuan harga material, alat dan upah. Besarnya


harga material didasarkan pada harga satuan pokok
di Provinsi Riau.
2. Analisis harga satuan tiap pekerjaan.
3. Perhitungan volume pekerjaan dan rencana biaya
setelah dilakukan perhitungan terhadap besarnya
volume pekerjaan, didapat anggaran biaya total
sebesar Rp.191.763.910.000,-.
7. KESIMPULAN
1. Struktur Unloading Platform direncanakan beton
bertulang precast dengan spesifikasi:
Dimensi struktur
: 25 x 25 m2
Dimensi balok melintang
: 60 x 120
Dimensi balok melintang
:
Non prismatis :
Sisi terkecil
: 60 x 120
Sisi terbesar
: 60 x 150
Dimensi balok memanjang : 60 x 120
Dimensi balok kantilever
: 60 x 150
Dimensi balok memanjang
bawah Marine loading arm : 150 x 150
Selimut beton
: 8cm
Tebal pelat
: 25cm (tebal total)
Cast in site
: 10 cm
Precast Half Slab
: 15 cm
Poer pancang tunggal
: 2 x 2 x 1 m3
Tiang pancang
: 1016 mm t = 19mm
- Kemiringan tiang : 8 : 1
Elevasi unloading platform : + 4.9 mLWS
Elevasi tanah dasar
: - 19 mLWS
Kedalaman tiang pancang
- Kedalaman tiang tegak
: - 44 mLWS
2. Struktur Breasting Dolphin direncanakan beton
bertulang cast in situ dengan spesifikasi:
Dimensi struktur : 9 x 9 m2
Tebal poer
: 150 cm
Dimensi bolder
: Tee Boulder kapasitas 50 t
Tiang pancang
: 1016 mm, t = 19 mm
- Kemiringan tiang : 8 : 1
Elevasi tanah
: - 19 mLWS
- Kedalaman tiang pancang : - 47 mLWS
3. Struktur Mooring Dolphin direncanakan beton
bertulang cast in situ dengan spesifikasi:
Dimensi struktur : 9 x 9 m2
Tebal poer
: 150 cm
Dimensi bolder
: Quick release hooks
Kemampuan 200 ton
Tiang pancang : 1016mm, t = 19 mm
- Kemiringan tiang : 8 : 1
Elevasi tanah
: - 16 mLWS
Kedalaman tiang pancang: - 36 mLWS (tiang
pancang sisi barat) dan - 43 mLWS (tiang
pancang sisi timur).

4. Struktur Catwalk direncanakan sebagai struktur


rangka Circular Hollow Section dengan spesifikasi:
Bentang Struktur
: 31 m dan 30 m
Dimensi Balok memanjang : WF 900x300x18x34
Dimensi Balok Melintang : WF 500x200x11x19
Lebar Injakan
: 1.5 m
Jarak antar balok melintang : 1.5 m
Dimensi Poer Bangunan Bawah : 4 x 4 m2 dan
4 x 2 m2
Kedalaman tiang pancang : - 35 mLWS
5. Rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk
pembangunan Dermaga Minyak Untuk Kapal
Tanker 160.000 DWT, di Dumai adalah sebesar :
Rp.191.763.910.000 - (Seratus sembilan puluh satu
milyar tujuh ratus enam puluh tiga juta sembilan
ratus sepuluh ribu rupiah ) (*)
*Biaya tersebut tidak termasuk biaya pengerukan yang
sifatnya optional yang telah dijelaskan pada Bab-VIII.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
[11]
[12]
[13]

Bruun, P. 1981, Port Engineering 3rded . Houston: Gulf Publishing Co.


CERC. 1984. Shore Protection Manual. US Army Coastal Engineering
Research Center, Washington.
Standar
Nasional
Indonesia.
2002.SNI-03-1726-2002-Standar
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung.
Bandung
Standar Nasional Indonesia. 2002. SNI- 03 - 1729 - 2002 - Tata Cara
Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. Bandung
Standar Nasional Indonesia. 2005. SNI-T - 02 - 2005 Standar
Pembebanan Untuk Jembatan Indonesia. Bandung
Sutami.1971. Konstruksi Beton Indonesia. Jakarta: Departemen
Pekerjaan Umum.
The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan
(OCDI).2002. Technical Standards and Commentaries for Port and
Harbour Facilities in Japan. Japan: Daikousha Printing Co.,Ltd.
Thoresen, Carl A. 2003. Port Designers Handbook. Thomas Telford.
British.
Panitia Pembaharuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia. 1971.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia. Bandung. Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan.
Precast/Prestressed Concrete Institute, 2004. PCI Design Handbook
6thed. United State of America.
Wahyudi, Herman. 2013. Daya Dukung Pondasi Dalam. Surabaya. ITS
Press.
Wangsadinata, Wiratman. 1971. Perhitungan Lentur dengan Cara n
Disesuaikan kepada Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971.
Widyastuti, Dyah Iriani. 2000. Diktat Pelabuhan. Surabaya. Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS.

Anda mungkin juga menyukai