Anda di halaman 1dari 109

Hukum

Lingkungan
Eko Sabar Prihatin

An ideal environment

Clean air
Fresh water

Green park
Better living environment

Clean river
Clean coastline

Green

city environment

Thats all that we want most

s
Thi

In other hand, we
are facing.

s
Thi

is
h
T

s
i
h
T

s
i
h
T

s
i
h
T

Remember NEWMONT Minahasa


case.
Whats wrong with this case?
LESSON For LAPINDO ???
Newmont Mining

Tailing in Buyat Pante

Careless Preparation

PENGERTIAN
DASAR TENTANG
LINGKUNGAN

Pengetahuan Lingkungan
Suatu studi yang sistematis mengenai lingkungan
hidup dan kedudukan manusia yang pantas di
dalamnya.

Apa itu
kelestarian
LH?

Dimana
menjaga
kelestrn
LH?

Mengapa
hrs menjaga
kelestrn LH?

Bagaimana
cr menjaga
kelestrn
LH?
Kapan
menjaga
kelestrn LH?

Misi Pengetahuan
Lingkungan
Alam sekitar

MISI

Tujuan

Mencari

1. Pengetahuan
yg arif
Tentang
2. Tepat
3. Baru
4. Menyeluruh
1. Menimbulkan
kesadaran
2. Penghargaan
3. Tanggung jawab
4. Berpihakan thd
manusia dan LH
scr keseluruhan

Dan
Dampak
perlakukan
manusia thd
alam sekitar

Cakupan Pengetahuan
Lingkungan
Ilmu
Lingkungan
adalah
Hubungan
Interaksi

Utk mempelajari
diperlukan berbagai
pendekatan

Antara
Komponen

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Homeostatis
Energi
Kapasitas
Simbiosis
Sistem
Model

1.Fisik
2.Kimia
3.Biologi

Saling
melengkapi

Yg ada di
lingkungan

1. Ilmu Alam
2. Ilmu Teknik
3. Ilmu Sosial

Masalah Lingkungan

Lokal

Sumber : Amanda Katili


Niode
Divisi KIE- DNPI

Regional

Global

Permasalahan Lingkungan
Hidup
GLOBAL

Permasalaha
n LH

Terdiri atas
permasalaha
n

Pendekatan yg
dibahas, al dg cara:
1. Iptek
2. Ekonomi
3. Penegakan
Hukum
4. Etika Lingkungan

SEKTORAL

1. Pertumbuha
n penduduk
2. Penggunaan
SDA tdk
merata
3. Perubahan
cuaca global
4. Gaya hidup
yg
berlebihan
5. Penurunan
keanekarag
aman hayati
Masalah yg
terjadi pd
berbagai
ekosistem, sprt:
1.Kawasan
pertanian
2.Hutan
3.Pesisir
4.Laut
5.Perkotaan

PERMASALAHAN
LINGKUNGAN
MULAI
MUNCUL
AKTIF
BERSAMAAN
DENGAN
REVOLUSI INDUSTRI + 2 ABAD YANG LALU
PERUBAHAN DARI PERTANIAN MENJADI
KAWAS-AN INDUSTRI, YG MENYEBABKAN
PENCEMARAN MENINGKAT
WALAUPUN PERUSAHAAN KADANG2 TELAH
MEMPUNYAI AMDAL ATAU SERTIFIKAT ISO
14001, TETAPI MASIH SERING BERMASALAH
PADA PENCEMARAN LINGKUNGAN
KARENA PENERAPAN YANG MASIH KURANG
BAIK. JADI TERGANTUNG PADA SUMBER
DAYA MANUSIANYA.

SEJARAH KERUSAKAN
LINGKUNGAN
1. KARENA PERTANIAN
PEMBUKAAN HUTAN (KEGIATAN
PEMBABAT-AN DAN PEMBAKARAN) DAPAT
MENGHILANGKAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI
KARENA PERTANIAN BERPINDAH: MAKA
FUNGSI HUTAN MENJADI PADANG RUMPUT
KERUSAKAN LINGKUNGAN Y ANG TERJADI:

PADA MUSIM KEMARAU: TERJADI KEKERINGAN (EL NINO)


PADA MUSIM HUJAN: TERJADI BANJIR (LA NINA)

2.

KARENA PETERNAKAN
KARENA JUMLAH PENDUDUK
MENINGKAT, MAKA KEBUTUHAN
MAKAN JUGA MENINGKAT:
KEBUTUHKAN HEWAN MENINGKAT
UNTUK PETERNAKAN DIBUTUHKAN
LAHAN DAN TUMBUH2AN
SEHINGGA LAHAN JADI TANDUS

3.

KARENA INDUSTRIALISASI
KARENA INDUSTRIALISASI:
KEBUTUHAN EKSPLORASI MINYAK
BUMI
MENINGKAT, SEHINGGA
TERJADI PENCEMARAN UDARA
TERJADI PENCEMARAN AIR
TERJADI LIMBAH PADAT

4. KARENA PERTAMBANGAN

AKTIVITAS PERTAMBANGAN DAN


PENGECORAN LOGAM:
MENYEBABKAN PENCEMARAN AIR
DAN PENCEMARAN UDARA
KHUSUSNYA GAS SULFUR DIOKSIDA
AKIBAT PENAMBANGAN:
LINGKUNGAN BEKAS PENAMBANGAN
RUSAK, SUPAYA BAIK MAKA HARUS
DIREKLAMASI KEMBALI

2. ISU LINGKUNGAN GLOBAL


MERUPAKAN

KEJADIAN2
KERUSAKAN LINGKUNGAN YANG
MENJADI PERHATIAN SELURUH
MASYARAKAT NASIONAL
MAUPUN INTERNASIONAL

a. ISU MINAMATA I

TERJADI PADA TAHUN 1953


PENYAKIT MINAMATA YANG DISEBABKAN
OLEH PENCEMARAN METHIL MERCURI DARI
PABRIK PLASTIK PVC PT. CHISSO.

AIR LIMBAH YG MENGANDUNG MERCURI (Hg)


HANYA DIBUANG KE PERAIRAN MINAMATA,
SEHINGGA MENGANGGU RANTAI PERAIRAN

Hg DISERAP PLANKTON, PLANKTON DIMAKAN


IKAN DAN IKAN DIKONSUMSI MANUSIA

PENCEMARAN MENCAPAI TINGKAT BERACUN


DISEBUT: PERLIPATAN BIOLOGI ATAU
BIOLOGICAL MAGNIFICATION

b. ISU MINAMATA II

TERJADI PADA TAHUN 1964-1965


LOKASI DI PANTAI NIIGATA
JEPANG UTARA
PENYEBABNYA:
PENCEMARAN LIMBAH PABRIK
ALAT LISTRIK SHOWA DI TEPI
SUNGAI AGANO

c. ISU MINAMATA III

TERJADI PADA TAHUN 1973


DI GOSHONOOOURA DI
P.AMAKUSA
PENYEBABNYA: BIOAKUMULASI
LIMBAH AIR RAKSA YANG
MASUK DALAM TUBUH
MANUSIA

d. SEBELUM TAHUN 1970


DI IRAK:
TERJADI KERACUNAN ROTI DARI
BAHAN GANDUM YANG DIAWETKAN
DENGAN FUNGISIDA AIR RAKSA
(SEHARUSNYA BAHAN TERSEBUT
UNTUK MENYEMPROT BIBIT).
GEJALA TIMBUL SETELAH BEBERAPA
MINGGU ATAU BULAN
KORBAN KERACUNAN METIL Hg
6.500 ORANG DAN 450 MENINGGAL

DI JEPANG:
TERJADI PENYAKIT REMATIK
DENGAN GEJALA RASA NYERI
YANG HEBAT, DISEBUT SEBAGAI
PENYAKIT ITAI-ITAI (ADUHADUH), YANG TERJADI AKIBAT
PENCEMARAN KADMIUM (Cd)
DARI TAMBANG SENG (Zn)
PT. MAKIOKO Co.

KASUS PETERNAKAN ITIK DI GREAT


SOUTH BAY NEW YORK:
LIMBAH SISA MAKANAN, KOTORAN,
SISA PEMBERSIH DAN OBAT2-AN ITIK
DIBUANG KE PERAIRAN BEBAS.
SEHINGGA RASIO NITROGEN DAN
FOSFOR DALAM AIR TURUN SAMPAI DI
BAWAH NORMAL, SEHINGGA
FITOPLANKTON TIDAK BISA HIDUP,
OTOMATIS IKAN OASTER HANYA
SEDIKIT, AKHIRNYA NELAYAN
KELAPARAN DAN BANYAK YANG
MENINGGAL.

e. ISU LUBANG OZON

MENIPISNYA LAPISAN OZON


OLEH ADANYA SEKELOMPOK
ZAT KIMIA YANG DISEBUT
CLOROFLUOROCARBON (CFC).
ZAT KIMIA INI SAMA SEKALI
TIDAK TERBENTUK OLEH ALAM,
TETAPI SEPENUHNYA BUATAN
MANUSIA

FUNGSI OZON:
MENYERAP SINAR ULTRA VIOLET (UV)
GELOMBANG PENDEK YG BERBAHAYA
BAGI MAKHLUK HIDUP DAN BENDA
MATI LAINNYA YG TURUN KE BUMI.

CFC DIGUNAKAN UNTUK:


INDUSTRI ELEKTRONIK
INDUSTRI KARET, PLASTIK BUSA, ATAU
KEMASAN AEROSOL
MESIN PENDINGIN SEPERTI: AC DAN
KULKAS

DAMPAK

CFC PADA MANUSIA:

KANKER KULIT
PENYAKIT MATA KATARAK
MENURUNNYA KEKEBALAN TUBUH
MENYEBABKAN:
INFEKSI
BIAYA

KESEHATAN MENINGKAT
PRODUKTIVITAS SDM MENURUN

f. HUJAN ASAM (PH < 5,6)

GAS SO2 YANG TERDAPAT DI


ATMOSFER MELALUI PROSES
KIMIA BERUBAH MENJADI ASAM.

ASAM TURUN KE BUMI BERSAMA


HUJAN, SEHINGGA SIFAT AIR
HUJAN MENJADI ASAM.

SUMBER HUJAN ASAM: ADALAH GAS SO2


PROSES ALAM: KEGIATAN GUNUNG BERAPI
KEGIATAN MANUSIA: PEMBAKARAN BAHAN BAKAR
FOSIL MINYAK BUMI DAN BATUBARA

MISAL:
DI AMERIKA SERIKAT TERJADI PENCEMARAN SO2
TETAPI TERJADINYA HUJAN ASAM DI KANADA
DI INGGRIS DAN JERMAN TERJADI PENCEMARAN
SO2: TETAPI TERJADINYA HUJAN ASAM DI
SKANDINAVIA

g. EFEK RUMAH KACA


DENGAN MENINGKATNYA PENGGUNAAN BAHAN
BAKAR UNTUK BERBAGAI KEPERLUAN
MANUSIA, TELAH MENINGKATKAN PELEPASAN
CO2 KE UDARA.
EFEK RUMAH KACA (ERK):
MENERUSKAN SINAR MATAHARI DARI LUAR KE
DALAM, SEHINGGA GAS CO2 YANG
MENGAMBANG DI MIKROSFER, BERSIFAT
SEBAGAI KACA, SEHINGGA BUMI MENJADI
SEMAKIN PANAS (KARENA TEMPERATUR NAIK)
CO2 DI UDARA OLEH TUMBUHAN HIJAU
DIAMBIL UNTUK FOTOSINTESIS. SAMBIL
MENGELUARKAN O2 UNTUK PERNAFASAN KITA.
CO2 HANYA DAPAT DIBERSIHKAN OLEH HUTAN
YANG BERDAUN HIJAU DI DAERAH TROPIS.

Green house effect

Terjadi karena peningkatan gas CO2


Adalah suatu fenomena seperti di dalam rumah kaca.
Akumulasi gas CO2 dan gas lain (metan, nitrogen
oksida, dan uap air) akan menahan panas matahari
yang seharusnya dipantulkan kembali oleh bumi.
Hal ini mengakibatkan temperatur atmosfer bumi
meningkat kurang lebih 3,5 derajat celcius.
Akibat lainnya melelehnya es dikutub dan naiknya
permukaan air laut dan daratan semakin menyusut.

MENGAPA EFEK RUMAH KACA


DITAKUTKAN?
KARENA BILA BUMI SEMAKIN PANAS,
MAKA ES DI KUTUB UTARA BISA MENCAIR
DAN AKHIRNYA MEMBANJIRI DARATAN
YANG LEBIH RENDAH,
SEHINGGA DARATAN AKAN BERUBAH
MENJADI LAUTAN.

Sumbangan gas rumah kaca pada pemanasan global


METANA
15%

NITROUS
OKSIDA
6%

Alih-guna lahan &


Kehutanan

Energi & Industri

Pertanian

Limbah kota

KARBON
DIOKSIDA
55%

CFCs
24%

h.ISU BERKURANGNYA HUTAN TROPIS


FUNGSI HUTAN DI SINI UTK
MEMPERTAHANKAN DAYA DUKUNG
LINGKUNGAN DAN MELESTARIKAN SUMBER
DAYA ALAM.
DARI HASIL SURVEI UNEP 1981-1985:
HUTAN TROPIS SETIAP TAHUN BERKURANG
1.100 HA.
Daerah yang mempunyai hutan terbanyak:
Brazil 180 Ha,
Indonesia 192 Ha dan
Zaire/Afrika 91 Ha.

Menurut kelayakan lingkungan:


UNTUK KESEIMBANGAN GAS CO2 + O2, MAKA
SETIAP WILAYAH HARUS MEMPUNYAI 30% HUTAN.
Pada negara maju hanya terdapat: 7-22% hutan,
Amerika: 11-22%,
Belanda 7%
Perancis 20% dan
Jerman 20%
Semuanya masih di bawah standar 30%

ISU LINGKUNGAN LAIN DI INDONESIA

ISU PORSEA (TERJADI DI DATARAN TINGGI DI


PINGGIR DANAU TOBA SUMUT)
TAHUN 1989 INDUSTRI PULP (BAHAN DASAR KERTAS)
SANGAT MAJU
TAHUN 1993 MEMPRODUKSI RAYON SECARA KOMERSIAL

DAMPAKNYA: TERJADI PENGGUNDULAN HUTAN DI


SEKITAR DANAU TOBA, YANG MENYEBABKAN
TURUNNYA AIR PERMUKAAN
TAHUN 2000: TERJADI KEBOCORAN GAS AMONIAK
DARI PT. PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG
TAHUN 2004 TELUK BUYAT: TERJADI PENCEMARAN
LOGAM BERAT DI TELUK BUYAT, AKIBAT
PENAMBANGAN EMAS PT. NEWMOUNT MINAHASA
RAYA DI SULAWESI UTARA BAGIAN SELATAN

KASUS BUANGAN INDUSTRI MINYAK BUMI DI CIREBON:


LIMBAH CAIR HANYA DIBUANG KE SUNGAI TANPA
DIOLAH TERLEBIH DAHULU, SEHINGGA TANAMAN PADI
MATI, MASYARAKAT PROTES, KEMUDIAN ADA GANTI
RUGI

KASUS BUANGAN LIMBAH INDUSTRI BUMBU MASAK DI


JATIM
LIMBAH BUMBU MASAK (YANG MENGGUNAKAN BAHAN
KIMIA) DIBUANG KE SUNGAI, IKAN MATI, KULIT
GATAL2, DIPROTES MASYARAKAT DAN DITUTUP.
SETELAH ADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
(IPAL), PABRIK BOLEH BEROPERASI LAGI

Manusia Merusak
Lingkungan
Manusia
memanipulasi dan membentuk

lingkungan sesuai kebutuhannya.


Manusia membuat kota-kota (tempat
hidup), pertanian (suplai makanan),
industri (mencukupi kebutuhan),
transportasi, dan komunikasi.
Jumlah populasi manusia meningkat
seiring dikuasainya ilmu kesehatan.
Dalam mencapai semua ini, kita sering
mengabaikan akibat aktifitas kita terhadap
alam.
Hasilnya, masalah besar: pemanasan
global, hujan asam, perusakan lapisan
ozon, degradasi lahan, polusi air dan

Polusi Air dan Kesimpulan


Sumber polusi air: limbah
rumah tangga dan
industri, kegiatan
pertambangan,
tumpahan minyak, dll.
Alam memiliki limit, tapi
keinginan manusia tak
berbatas.
Perilaku manusia telah
menyebabkan kerusakan
lingkungan lokal dan
global.
Jika berlanjut, kerusakan
lingkungan akan makin

http://www.instablogsimages.com/images/2007/08/31/landdegradation-and-global-warming_5106.jpg

http://www.instablogsimages.com/images/2007/08/31/landdegradation-and-global-warming_5106.jpg

PERANAN HUKUM LINGKUNGAN


1.

2.
3.

4.

5.

MEMBERI EFEK KEPADA KEBIJAKANKEBIJAKAN YANG DIRUMUSKAN DALAM


MENDUKUNG KONSEP PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
SEBAGAI SARANA PENTAATAN MELALUI
PENERAPAN SANKSI
MEMBERI PANDUAN KEPADA MASYARAKAT
TENTANG TINDAKAN-TINDAKAN YANG
DAPAT DITEMPUH UNTUK LINDUNGI HAK &
KEWAJIABNNYA
MEMBERIKAN DEFINISI TENTANG HAK &
KEWA-JIBAN SERTA PERILAKU-PERILAKU
YANG RUGIKAN MASYARAKAT
MEMPERKUAT MANDAT SERTA OTORITAS
KEPADA APARAT PEMERINTAH UNTUK
LAKSANAKAN TUGASNYA

HUKUM LINGKUNGAN

NASIONAL
o

GENERAL ENVIRONMENTAL LAW


(PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN LINGKUNGAN)
SECTORAL ENVIRONMENTAL LAW
(PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN SEKTORAL YANG
MENGATUR PENGELOLAAN DAN
PENGENDALIAN DAMPAK
LINGKUNGAN)
KONVENSI LINGKUNGAN YANG
TELAH DIRATIFIKASI

RUANG LINGKUP PERMASALAHAN LINGKUNGAN


GLOBAL
NASIONAL
DIMENASINY
A PUBLIK
DAN PRIVAT
PELAKU
PERUSAK
LINGKUNGA
N
YANG HARUS
DILINDUNGI

AKIBAT
PERUBAHAN
DAN PENCEMARAN

MASALAH-MASALAH YANG MUNCUL DALAM


KERANGKA HUBUNGAN ANTAR BANGSA
MASALAH-MASALAH YANG MUNCUL DALAM
KERANGKA INTERNAL MASING-MASING BANGSA
KARENA KEPENTINGAN YANG TERKAIT TIDAK
SAJA KEPENTING-AN KOLEKTIF (COLLECTIVE
RIGHT), TETAPI JUGA BERKAITAN DENGAN
HAK/KEPENTINGAN INDIVIDUAL (INDIVIDUAL
RIGHT)
DAPAT BERSIFAT INDIVIDUAL (INDIVIDUAL
CRIME), DAPAT JUGA KOLEKTIF (COMPLICITY)
DILAKUKAN OLEH BADAN/BADAN HUKUM
(CORPORATE CRIME)
TIDAK HANYA ALAM, FLORA DAN FAUNA (THE
ECOLOGICAL APPROACH), TETAPI JUGA MASA
DEPAN GENERASI MANUSIA YANG
KEMUNGKINAN MENDERITA AKIBAT DEGRADASI
MUTU LINGKUNGAN HIDUP (THE
ANTHROPOCENTRIC APPROACH)
ACTUAL HARM
MENCIPTAKAN : POTENTIAL HARM

SIKLUS PENGATURAN
PERENCANAAN KEBIJAKAN
LINGKUNGAN
LEGISLATION

LAW
ENFORCEMENT

IMPLEMENTATION

STANDARD
SETTING

LICENSING

ENVIRONMENTAL LAW
PRESERVATION
PRINCIPLES AND
AIMS

SUSTAINABLE
DEVELOPMENT

LINGKUNGAN HIDUP, KONFLIK NASIONAL DAN


INTERNASIONAL, SERTA PELANGGARAN HAM
PENDUDUK
DUNIA XXI,
9M

LINGKUNGA
N HIDUP
TEKANAN THDPNYA SEMAKIN
KUAT

MEMPERCEPAT
KEMEROSOT-AN
PERSEDIAAN SDA & MUTU
LINGKUNGAN

TDK DAPAT
DITIADAKA
N

DIKEMBANGKAN
ATURAN MAIN YG
DISEPAKATI
BERSAMA
NAS + INT

INTENSITAS/EKSPLOTASI
SDA
PENGOLAHAN MENINGKAT

- GANGGUAN THD
HAM
- KONFLIK
NASIONAL &
INTERNASIONAL
(VIOLENT
CONFLICT)

MENJURUS KE ARAH
KELANGKAAN SDA &
LINGK. YG SEHAT
(ENVIRONMENTAL
SCARCITY)
PERSAINGAN DALAM
MEMPEREBUTKAN
KELANGKAAN SDA &
LINGK. SEHAT

ENVIRONMENTAL LAW
PRINCIPLES
1)

GENERAL
ASPECT

E
L

LEVELS

LEGAL SYSTEM

INTERNATION
AL

PUBLIC
PARTICIPATION

WATER
SOIL
AIR
WASTE
NATURAL
RESERVATION

NATIONAL
REGIONAL

ENFORCEMENT

LEGAL
PROTECTION
2)
SPECIFIC
ASPECT

LOKAL

INSTRUMENT
ELEMENT

INSTITUTION
ENFORCEMEN
T
PUBLIC
PARTICIPATI
ON
LEGAL
PROTECTION

HUKUM LINGKUNGAN

ENVIRONMENTAL LAW
MILIEURECHT
UNWELTRECHT
HUKUM ALAM SEKITAR

BAGIAN HUKUM YANG BERSANGKUTAN DENGAN LINGKUNGAN


FISIK DAN DITERAPKAN UNTUK MENGATASI PENCEMARAN,
PENGURASAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN

TUJUAN

PADA UMUMNYA BERTUJUAN UNTUK


MENYELESAIKAN MASALAH LINGKUNGAN KHUSUNYA YANG
DISEBABKAN OLEH ULAH MANUSIA

FUNGSINYA

BERISI KAIDAH-KAIDAH TENTANG


PERILAKU MASYARAKAT YANG POSITIF TERHADAP
LINGKUNGANNYA BAIK SECARA LANGSUNG / TIDAK
LANGSUNG

DUA DIMENSI PENGATURAN

KETENTUAN TENTANG TINGKAH LAKU MASYARAKAT


SUPAYA BERPERILAKU POSITIF TERHADAP LINGKUNGAN
MEMBERIKAN HAK & KEWAJIBAN SERTA WEWENANG
KEPADA NEGARA DALAM MENGELOLA LINGKUNGAN

SEJARAH PERKEMBANGAN
HUKUM LINGKUNGAN

BIDANG ILMU HUKUM YANG MASIH SANGAT MUDA


PERKEMBANGAN
PESAT DIMULAI AKHIR DASA WARSA 70-AN
KALAU DALAM PENGERTIAN YANG LUAS
SEJARAH
HUKUM LINGKUNGAN DAPAT DIKATAKAN SANGAT KUNO

PENELUSURAN SEJARAH HUKUM


LINGKUNGAN DAPAT DIMULAI :
1)

CODE OF HAMURABI (SEBELUM MASEHI)


PERUNDANG-UNDANGAN DI
BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG MENGATUR
SANKSI PIDANA BAGI ORANG YANG SEMBRONO
MEMBANGUN RUMAH SEHINGGA ROBOH DAN
MENYEBABKAN CEDERANYA ORANG LAIN

2)

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI JAMAN


ROMAWI TENTANG JEMBATAN AIR (AQUEDUCTS)
(SEBAGAI
BUKTI TENTANG ADANYA ATURAN TENTANG
TEKNIK SANITASI & PERLINDUNGAN LINGKUNGAN)

3)

KASUS DI INGGRIS ABAD KE-17


GUGATAN PEMILIK TANAH
TERHADAP TETANGGANYA KARENA TERGANGGU
BAU (UDARA YANG TIDAK SEDAP) DARI
PETERNAKAN BABINYA

PADA ABAD KE-18

ABAD KE-19 PADA PUNCAK REVOLUSI DI INGGRIS


MULAI DIBUAT PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG SECARA
SISTEMATIS MENGATUR TENTANG HYGIENE
PERUMAHAN YANG MELIPUTI KETENTUANKETENTUAN TENTANG PEMBUANGAN TINJA,
SAMPAH, PENGENDALIAN ASAP DAN PENCEMARAN
AIR

AWAL ABAD KE-20

ADANYA PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DI INGGRIS DAN AMERIKA
TENTANG LARANGAN INDUSTRI YANG ASAPNYA
MENGGANGGU LINGKUNGAN SECARA BERLEBIHAN

DENGAN ADANYA TEMUANTEMUAN DI BIDANG MEDIS TENTANG PENYAKIT


MENULAR MUNCUL KETENTUAN-KETENTUAN

KESIMPULAN
KETENTUAN-KETENTUAN TERSEBUT DI ATAS TIDAKLAH
DITUJUKAN UNTUK MELINDUNGI LINGKUNGAN HIDUP
SECARA HOLISTIK & KOMPREHENSIF, AKAN TETAPI
HANYALAH UNTUK BERBAGAI ASPEK YANG BERSIFAT
SEMPIT & SEKTORAL.
MESKIPUN DEMIKIAN, KETENTUAN-KETENTUAN
TERSEBUT DI ATAS MERUPAKAN PELETAK DASAR
HISTORIS YANG SANGAT KUAT PENGATURAN
LINGKUNGAN HIDUP MELALUI KEBIJAKSANAANKEBIJAKSANAAN PEMERINTAH GUNA MELINDUNGI
KESEHATAN MASYARAKAT.
PERUBAHAN FUNDAMENTAL TERJADI SEJAK ADANYA
KONPERENSI PBB TENTANG LINGKUNGAN HIDUP
MANUSIA DI STOCCKHOLM TAHUN 1972, YANG MENCOBA
UNTUK MENDEKATI PERMASALAHAN LINGKUNGAN HIDUP
MANUSIA MELALUI SARANA HUKUM SECARA SISTEMATIS,
HOLISTIK & KOMPREHENSIF.
DI INDONESIA
MAKALAH PRASARAN PROF. DR.
MOCHTAR KUSUMAATMADJA, SH.LLM PENGATURAN
HUKUM MASALAH LINGKUNGAN HIDUP MANUSIA,
BEBERAPA PIKIRAN DAN SARAN
(YANG DISAMPAIKAN DALAM SEMINAR PENGELOLAAN
MERUPAKANHIDUP
PENGARAHAN
MENGENAI
LINGKUNGAN
MANUSIAPERTAMA
DAN PEMBANGUNAN
PERKEMBANGAN
HUKUM
LINGKUNGAN DI
NASIONAL,
BANDUNG,
MEI 1972).

PERKEMBANGAN

PENGERTIAN
HUKUM LINGKUNGAN

1) HUKUM LINGKUNGAN KLASIK


( BERORIENTASI PADA
PENGGUNAAN LINGKUNGAN ) ( USE
ORIENTED LAW )
2) HUKUM LINGKUNGAN MODERN
( BERORIENTASI
PADA LINGKUNGAN )
( ENVIRONMENT
ORIENTED
PERBEDAAN
CIRI KEDUANYA
: LAW )
1) MENETAPKAN KETENTUAN / NORMA-NORMA

DENGAN TUJUAN UTAMA UNTUK MENJAMIN


PENGGUNAAN / EKSPLOTASI SUMBER DAYA
LINGKUNGAN DENGAN BERBAGAI AKAL &
KEPANDAIAN MANUSIA GUNA MENCAPAI HASIL
YANG MAKSIMAL DAN DALAM JANGKA WAKTU
SESINGKAT MUNGKIN

BERSIFAT SEKTORAL, SERBA KAKU DAN


SUKAR BERUBAH

2 MENETAPKAN KETENTUAN)
KETENTUAN / NORMA-NORMA GUNA

MENGATUR PERILAKU MANUSIA AGAR


MENGHORMATI LINGKUNGAN DALAM
ARTI MELINDUNGI LINGKUNGAN DARI
KERUSAKAN, MEROSOTNYA MUTU
LINGKUNGAN DEMI MENJAGA
KELESTARIANNYA AGAR DAPAT
DIGUNAKAN TERUS MENERUS UNTUK
GENERASI SEKARANG DAN GENERASI
YANG AKAN DATANG

BERSUMBER PADA EKOLOGI,


BERORIENTASI PADA LINGKUNGAN,
OLEH KARENANYA BERSIFAT UTUH
MENYELURUH (KOMPREHENSIF
HOLISTIK INTEGRAL) DAN SELALU
BERADA DALAM DINAMIKA DENGAN
SIFAT DAN WATAKNYA YANG LUWES

PERKEMBANGAN LANDASAN
KEBIJAKAN PENGATURAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
BUKAN HAL BARU

HINDER ORDONANSI

NATURE CONSERVATION
PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN
SUNGAI
(BERSIFAT
FRAGMENTARIS)

PRINSIP MENGGUNAKAN PENDEKATAN


A D A
(COMMAND AND
CONTROL)
YANG DIATUR MELIPUTI TUJUAN DAN CARA
MENCAPAI TUJUAN
PENGATURAN SANGAT KETAT DAN TERINCI
SECARA DETAIL
DALAM PELAKSANAAN MEMBUTUHKAN
PENGAWASAN YANG KETAT DAN KONSISTEN

KELEMAHAN
KETATNYA PENGATURAN MEMATIKAN
INISIATIF UNTUK MELAKUKAN
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ADAPTIF
BERSIFAT STATIS

INSTRUMEN
PENGATURAN KETAT DAN TERPERINCI
PENGAWASAN DAN PENEGAKAN
HUKUM YANG KONSISTEN

MENGGUNAKAN PENDEKATAN
A D S
PEMERINTAH BERPERAN SEBAGAI
MOTIVATOR
MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PENGATURAN POKOK OLEH PEMERINTAH
PENJABARANNYA MELALUI STANDAR, KODE
INSTRUMEN BERUPA
INSENTIF DISINSENTIF
AUDIT
KINERJA LINGKUNGAN
KEPATUHAN BERSIFAT SUKARELA
(CONFORMANCE)
RESOURCES FOR THE FUTURE
TERDAPAT KECENDERUNGAN BANYAK
NEGARA MENGANUT SISTEM INI

PRINSIP-PRINSIP DASAR
PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP

PRINSIP-PRINSIP
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(PRINCIPLES OF
SUSTAINABLE DEVELOPMENT)
INTER-GENERATIONAL EQUITY
INTRA-GENERATIONAL
EQUITY
(ENVIRONMENTAL JUSTICE)
PRECAUTIONARY PRINCIPLES
PROTECTION
OF
BIOLOGICAL
(AND
CULTURAL) DIVERSITY
INTERNALIZATION OF ENVIRONMENTAL COST

1. Prinsip keadilan antar generasi (Intergenerational


Equity Principle), prinsip ini mengandung makna bahwa
setiap generasi umat manusia di dunia memiliki hak
untuk menerima dan menempati bumi bukan dalam
kondisi
yang
buruk
akibat
perbuatan
generasi
sebelumnya
2. Prinsip keadilan dalam satu generasi (Intragenerational
Equity Principle), prinsip keadilan dalam satu generasi
merupakan prinsip yang berbicara tentang keadilan di
dalam sebuah generasi umat manusia, di mana beban
dari permasalahan lingkungan harus dipikul bersama
oleh masyarakat dalam satu generasi
3. Prinsip
keberhati-hatian
/
pencegahan
dini
(precautionary principle), prinsip keberhati-hatian /
pencegahan dini mengandung suatu pengertian bahwa
apabila ada ancaman yang berarti atau adanya ancaman
kerusakan lingkungan yang tidak dapat dipulihkan serta
ketiadaan temuan atau pembuktian ilmiah yang
konsklusif dan pasti, tidak dapat dijadikan alasan untuk

Precautionary principle
Belum ada definisi yg komprehensif & autoritatif.
pd pokoknya prinsip ini mendasarkan pd asumsi2, bahwa:
* lingkungan itu rentan;
* akurasi sains dalam memprediksi bahaya atau ancaman
thd lingkungan memiliki keterbatasan; dan
* tersedianya alternatif berupa proses dan produk yg lebih
rendah bahayanya terhadap lingkungan.

Prinsip kehati-kehatian berbunyi bahwa pendekatan


berhati-hati akan diterapkan secara luas oleh negaranegara bagian sesuai dengan kapabilitasnya.

Ketika ada ancaman serius atau kerusakan yang tidak


dapat dikembalikan, ketiadaan kepastian ilmiah
(scientific uncertainty) yang sempurna tidak bisa
digunakan sebagai alasan penundaan upaya
pencegahan (cost-effective) untuk mencegah
merosotnya lingkungan hidup

4. Prinsip Perlindungan Keanekaragaman Hayati dan


budaya,
perlindungan
keanekaragaman
hayati
merupakan
prasyarat
dari
berhasil
tidaknya
pelaksanaan
prinsip
keadilan
antargenerasi.
Perlindungan keanekaragaman hayati diperlukan demi
pencegahan dini
5. Prinsip Internalisasi Biaya Lingkungan, kerusakan
lingkungan dapat dilihat sebagai external cost dari
suatu kegiatan ekonomi yang diderita oleh pihak yang
tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi tersebut. Jadi,
kerusakan lingkungan merupakan external cost yang
harus ditanggung oleh kegiatan pelaku ekonomi. Oleh
karena itu, biaya kerusakan lingkungan harus di
integrasikan ke dalam proses pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan penggunaan sumber-sumber
alam tersebut.

PENANGGULANGAN PADA SUMBERNYA


SARANA
PRAKTIS
YANG
TERBAIK/SARANA
TEKNIK
YANG
TERBAIK
PRINSIP PENCEMAR MEMBAYAR
PRINSIP CEGAHHENTI

Azas
penanggulangan
pada
sumbernya (abatement at the
source)
Penanggulangan
pencemaran
lingkungan
yang langsung pada sumber-sumber yang
mengakibatkan
pencemaran
lingkungan
disekitarnya, dengan menanggulangi pada
sumbernya maka pencemaran akan dapat
dihentikan dan menghentikan pencemaran
terhadap
lingkungan
yang
potensial
tercemar.
Prinsip
ini
dapat
disebut
upaya
penanggulangan
dan
pencegahan
pencemaran
sekaligus,
karena
dengan
penanggulangan pada sumbernya maka

Azas
Sarana
Praktis
Yang
Terbaik/ Sarana Teknik Yang
Terbaik (The Best Practicable
Means)
Prinsip
ini
mengandung
pengertian
pengaturan yang bersifat pembatasan dan
pengendalian
pencemaran
diadakan
seoptimal mungkin dengan melihat sarana
dari segi teknik-teknik pencegahan dan
mengendali-kan pencemaran lingkungan
dengan menggunakan sarana-sarana teknik
pencegahan dan pengendalian pencemaran
yang optimal, dan biaya yang juga optimal
(prinsip ekonomis).

Azas Pencemar Membayar (the


polluter-pays principles)
Azas ini ditujukan kepada salah satu pangkal tolak
berpikir kebijaksanaaan lingkungan yang juga
tercermin dari ketentuan UULH yaitu Siapa Yang
mebayar Pencemaran?
Pada prinsipnya pencemar membayar mengandung
makna bahwa pencemar harus memikul biaya
pencegahan dan penanggulangan pencemaran. Oleh
sebab itu kebijakan prinsip lingkungahn ini ditujukan
untuk pencegahan pencemaran, dan sarana yang
digunakan
pemerintah
adalah
sarana
peraturan/pengaturan berupa izin dan sarana
ekonomi yang terdiri dari pungutan (charges) dan
uang jaminan yang tujuan dari pungutan dan uang
jaminan adalah membiayai upaya pencegahan dan
penanggulangan
pencemaran.
Disamping
itu

Polluter pays principle


Pengertian: 'the costs of pollution prevention, control and
reduction measures are to be borne by the polluter'.
The principle obliges the polluter to incorporate the costs of
pollution control in its own costs, to 'internalize' them.

Prinsip ini dipahami sebagai suatu dasar


pengalokasian kembali biaya.
Prinsip ini membantu menghindari distorsi
ekonomi.
Dalam menetapkan prinsip, perlu diklarifikasi
ketika alokasi biaya tidak dimungkinkan karena
pencemar tidak dapat diidentifikasi, biaya harus
ditanggung oleh masyarakat dan negara.
Penjelasan UUPLH mengacu pada prinsip
mengenai pembayaran ganti rugi karena
menyebabkan perusakan lingkungan hidup (pasal
34 (1)).

ASAS HUKUM LINGKUNGAN BERDASARKAN


UUPPLH (UU NO. 32/2009)

Pasal 2

Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksa-nakan berdasarkan asas:


a.tanggung jawab negara;
b.kelestarian dan keberlanjutan;
c.keserasian dan keseimbangan;
d.keterpaduan;
e.manfaat;
f.kehati-hatian;
g.keadilan;
h.ekoregion;
i.keanekaragaman hayati;
j.pencemar membayar;
k.partisipatif;
l.kearifan lokal;
m.tata kelola pemerintahan yang baik; dan
n.otonomi daerah.

Asas Tanggung Jawab Negara


a.

b.
c.

negara menjamin pemanfaatan sumber daya


alam akan memberikan manfaat yang sebesarbesarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup
rakyat, baik generasi masa kini maupun
generasi masa depan.
negara menjamin hak warga negara atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
negara
mencegah
dilakukannya
kegiatan
pemanfaatan
sumber
daya
alam
yang
menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup.

Asas Kelestarian Dan Keberlanjutan


setiap

orang memikul kewajiban dan


tanggung jawab terhadap generasi
mendatang dan terhadap sesamanya
dalam
satu
generasi
dengan
melakukan upaya pelestarian daya
dukung ekosistem dan memperbaiki
kualitas lingkungan hidup.

Asas Keserasian Dan Keseimbangan.


pemanfaatan
lingkungan hidup harus
memperhatikan berbagai aspek seperti
kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan
perlindungan serta pelestarian ekosistem

Asas Keterpaduan.

perlindungan dan pengelolaan lingkungan


hidup dilakukan dengan memadukan
berbagai
unsur
atau
menyinergikan
berbagai komponen terkait.

Asas Manfaat.
segala usaha atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
disesuaikan dengan potensi sumber daya alam dan
lingkungan
hidup
untuk
peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
dan
harkat
manusia
selaras
dengan
lingkungannya.
Asas Kehati-hatian.
bahwa ketidakpastian mengenai dampak suatu usaha atau
kegiatan karena keterbatasan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi bukan merupakan alasan untuk menunda
langkah-langkah meminimalisasi atau menghindari ancaman
terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.

Asas Keadilan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup


harus
mencerminkan
keadilan
secara
proporsional bagi setiap warga negara, baik
lintas daerah, lintas generasi, maupun lintas
gender.

Asas Ekoregion.

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup


harus memperhatikan karakteristik sumber daya
alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya
masyarakat setempat, dan kearifan lokal.

Asas Keanekaragaman Hayati:


bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup harus memperhatikan upaya terpadu untuk
mempertahankan keberadaan, keragaman, dan
keberlanjutan sumber daya alam hayati yang
terdiri atas sumber daya alam nabati dan sumber
daya alam hewani yang bersama dengan unsur
nonhayati di sekitarnya secara keseluruhan
membentuk ekosistem.

Asas Pencemar Membayar

bahwa setiap penanggung jawab yang usaha


dan kegiatannya menimbulkan pencemaran
atau kerusakan lingkungan hidup wajib
menanggung biaya pemulihan lingkungan

Asas Partisipatif

setiap anggota masyarakat didorong untuk


berperan aktif dalam proses pengambilan
keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, baik secara
langsung maupun tidak langsung

Asas Kearifan Lokal


dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang
berlaku dalam tata kehidupan masyarakat
Asas Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
adalah
bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup dijiwai oleh prinsip partisipasi,
transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan

Asas Otonomi Daerah


Pemerintah dan pemerintah daerah
mengatur
dan
mengurus
sendiri
urusan
pemerintahan
di
bidang
perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan
hidup
dengan
memperhatikan
kekhususan
dan
keragaman daerah dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia

Adanya penguatan terhadap prinsip-prinsip


pengelolaan lingkungan hidup yang baik (good
environmental governance) yang meliputi a.l.:
a.
b.

c.

d.

keutuhan unsur-unsur menajemen;


kejelasan kewenangan antara pusat dan
daerah;
penguatan pada upaya pencegahan
dan
pemulihan fungsi lingkungan hidup;
pendayagunaan
perizinan
sebagai
instrumen pengendalian;

e.
f.

g.

h.

didayagunakannya pendekatan ekosistem/


ekoregion dan kerjasama antar daerah
adanya kepastian dalam merespon dan
mengantisipasi perkembangan lingkungan
global;
memperkuat demokrasi lingkungan melalui
akses atas informasi, akses pada partisipasi,
dan akses keadilan;
memperjelas pengaturan penegakan hukum
perdata, administrasi dan pidana;

i.

j.

mendorong
terbentuknya
kelembagaan
pengelolaan lingkungan hidup yang lebih
efektif dan responsif;
memperkuat
kewenangan
pejabat
pengawas lingkungan dan penyidik pegawai
negeri sipil lingkungan.

Tujuan Pengelolaan LH
Pasal 3
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan:
a. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
b. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
c. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;
d. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;
f. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan;
g. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai
bagian dari hak asasi manusia;
h. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
i. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
j. mengantisipasi isu lingkungan global.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

PERENCANAAN;
PEMANFAATAN;
PENGENDALIAN;
PEMELIHARAAN;
PENGAWASAN;
PENEGAKAN HUKUM.

UNDANG UNDANG PERLINDUNGAN


DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
(UU NO. 32 TAHUN 2009)

1. DITETAPKAN TANGGAL 3 OKTOBER 2009


2. 17 BAB 127 PASAL
3. SELURUH
PERATURAN
PELAKSANAANNYA
DITETAPKAN 1 TAHUN SETELAH DIUNDANGKAN

HAL BARU DLM UU 32/2009

1. RPPLH
2. EKOREGION
3. KLHS
4. AMDAL
5. PERIZINAN.
6. INSTRUMEN EKONOMI LINGKUNGAN
7. PERATURAN PER UU BERBASIS LH
8. ANGGARAN BERBASIS LINGKUNGAN
9. ANALISA RESIKO LINGKUNGAN
10.AUDIT LINGKUNGAN HIDUP
11.KEARIFAN LOKAL
12.PENINGKATAN PERAN PPLH PPNS
13.SANKSI DAN DENDA MINIMAL DAN MAKSIMAL
14.KEWENANGAN LEMBAGA LH BUKAN HANYA MENETAPKAN
DAN MELAKUKAN KOORDINASI TAPI LEMBAGA DGN PORTOFOLIO
MENETAPKAN, MELAKSANAKAN DAN MENGAWASI KEBIJAKAN PPLH.

Arah Perubahan UUPLH


1.

2.

Politik Hukum LH adalah lebih mengutamakan


pendekatan hukum administrasi (termasuk baku mutu,
perizinan, pengawasan, kelembagaan, dan
sanksi
administrasi serta pemberdayaan masyarakat )
Prinsipnya desentralisasi PLH, namun dimung -kinkan
adanya kewenangan oversight sebagai bagian dari
pengawasan umum:
a. prinsip penggunaan oversight (pemerintah pusat
bisa mengambil langkah apabila daerah tidak
melakukan sebagaimana mestinya)
b. pemerintah pusat dapat membatalkan kebijakan
dan keputusan yang ditetapkan oleh daerah yang
menurut penilaian pemerintah tidak memenuhi
kaedah lingkungan berdasarkan kriteria obyektif
yang telah ditentukan dalam UUPPLH atau
bertentangan dengan UU lainnya.

c. oversight
meliputi
tindakan
membatalkan,
mengambil alih dan menunjuk pihak ketiga (bisa
swasta, badan publik lain, dll) atau misalnya
kebijakannya dari pusat dan
dilaksanakan di
daerah.
d. oversight bukan hanya di daerah tapi juga
kepada sektor.
3.

4.

5.

Urusan lingkungan dalam kaitan dengan


UU Pemerintahan Daerah
merupakan
urusan wajib, sehingga Daerah perlu
membuat perda lingkungan;
Isu lingkungan tidak hanya menjadi urusan
yang bersifat lokal tapi bersifat nasional
dan bahkan internasional.
Perlu diperhatikan bahwa dalam UU N0.
32/2009
ttg
PPLH
menggunakan
pendekatan ekoregion

Lingkup pengaturan UU No.


32/2009
1.

2.
3.

4.

Pengintegrasian
pembangunan
berkelan-jutan
yang
berwawasan
lingkungan
(Sustainable
Eco
Development)
dalam
kebijakan
pembangunan;
Penguatan partisipasi masyarakat
kewajiban analisis mengenai dampak
lingkungan
(environmental
impact
assesment);
kejelasan dan efektivitas perizinan
lingkungan;

5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.

hak gugat (legal standing);


gugatan
perwakilan
(class
action);
Prinsip
kemudahan
akses
informasi (information access);
pengaduan masyarakat
pengelolaan terpadu ;
kerjasama
dan
kemitraan
masyarakat, dunia usaha dan
pemerintah;
meminta
pendapat
dari
masyarakat (public hearing);

12.
13.
14.
15.
16.
17.

18.

pengenaan sanksi administratif;


pengauditan
lingkungan
(enveronmental auditing);
pencemar membayar (polluter pays
Principle);
tanggung
jawab
dan
kompensasi
(liability and compensation);
tanggung jawab mutlak (strict liability);
penyelesaian
sengketa
di
luar
pengadilan
(altenative
dispute
resolution);
tanggung
jawab
pidana
(criminal
liability) bagi pejabat pemberi izin
dan/atau pengawas;

19.pembentukan lembaga penyediaan


jasa pelayanan penyelesaian sengketa
(establishment for ADR services);
20.Prinsip delik formal disamping delik
materil;
21.Prinsip tanggung jawab korporasi
(corporate liability);
22.pengenaan hukuman tata tertib di
luar hukuman pidana (extra penal
sanction); dan
23.pengenaan
sistem
insentif
dan
disinsentif.

24.Prinsip penguasaan negara (management authority);


25.Prinsip pemberlakuan baku mutu
lingkungan
(environmental
standard);
26.Prinsip
kelembagaan
lingkungan
(management institution);

RUANG LINGKUP
PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LH

PEREN
CANA
AN

PE
MAN
FAATAN

PE
NGEN
DALIAN

PE
MELIHA
RAAN

PENGA
WASAN

GAKUM

Ruang Lingkup PPLH

Perencanaan
LH

Pemanfaatan
SDA

Pengendalian
LH

Pemeliharaa
n

Pengawasan

- Konservasi
sda

1.Inventarisasi
LH

1.Berdasarkan
RPPLH

1.

2.Penetapan DE

2.Berdasarkan
Daya Tampung
dan
Dukung
Lingkungan

2.

3.Penyusunan
RPPLH

Penecegahan
Penanggulan
g an

3.Pemulihan

- Pecdagan
SDA
- Pelestarian
fungso
atmosfir

Menteri,
Gub
dan
Bup/wako

- Dapat
didelegasika
n
- Sehubungan
dengan
ketaatan
penanggungj
awan usaha
dan ketaatan
terhadap izin
yang
dikeluarkan
- Peran
serta
Masyarakat

Penegakan
Hkm
- Perdata
- Pidana
- Admisnitrasi

Perencanaan
PPLH

Inventarisasi
Lingkungan
Hidup
a.
b.
c.
d.
e.
f.

potensi dan ketersediaan;


jenis yang dimanfaatkan;
bentuk penguasaan;
pengetahuan pengelolaan;
bentuk kerusakan; dan
konflik dan penyebab konflik
yang timbul akibat
pengelolaan.

Penyusunan RPPLH
memperhatikan:
a. keragaman karakter dan
fungsi ekologis;
b. sebaran penduduk;
c. sebaran potensi sumber daya
alam;
d. kearifan lokal;
e. aspirasi masyarakat; dan
f. perubahan iklim.

Penetapan
Daerah Eko
region
a. karakteristik bentang alam;
(Bentang alam adalah ciriciri alam dari lansekap
(pemandangan), ciri-ciri
alam fisik dari permukaan
bumi, contohnya, lembah,
dataran tinggi, pegunungan,
daratan, perbukitan, atau
pun sungai es (gletser).
b. daerah aliran sungai;
c. iklim;
d. flora dan fauna;
e. sosial budaya;
f. ekonomi;
g. kelembagaan masyarakat;
dan
h. hasil inventarisasi lingkungan
hidup.

Penyusunan
RPPLH
Penyusunan RPPLH memuat
rencana tentang:
a. pemanfaatan dan/atau
pencadangan sumber daya
alam;
b. pemeliharaan dan
perlindungan kualitas
dan/atau fungsi lingkungan
hidup;
c. pengendalian, pemantauan,
serta pendayagunaan dan
pelestarian sumber daya
alam; dan
d.adaptasi dan mitigasi terhadap
perubahan iklim.
a. Nasional
b. Propinsi
c. Kabupaten/Kota

PEMANFAATAN
SUMBER DAYA
ALAM

RPPLH

Setelah
Penyusunan
ditahap
Perencanaan

atau

Jika Penyusunan
ditahapPerancaa
an belum
terlaksana

Daya Dukung
LH
Daya Tampung
LH
Harus memperhatikan:
keberlanjutan proses dan fungsi
lingkungan hidup;
keberlanjutan produktivitas
lingkungan hidup; dan
keselamatan, mutu hidup, dan
kesejahteraan masyarakat.

PENGENDALIA
N
LINGKUNGAN
HIDUP
PENCEGAHAN
Intrumen pencegahan:
a.Kajian
Lingkungan
Hidup
Strategis (KLHS) :
b.baku mutu lingkungan hidup;
c.kriteria
baku
kerusakan
lingkungan hidup;
d.amdal;
e.UKL-UPL;
f.perizinan;
g.instrumen ekonomi lingkungan
hidup;
h.peraturan
perundangundangan berbasis lingkungan
hidup;
i.anggaran berbasis lingkungan
hidup;
j.analisis
risiko
lingkungan
hidup;
k.audit lingkungan hidup; dan
l.instrumen lain sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan
ilmu pengetahuan

PENANGGULANG
N
pemberian
peringatan

informasi
pencemaran
dan/atau kerusakan
lingkungan
hidup
kepada
masyarakat
Pengisolasian
pencemaran/
kerusakan lingkungan hidup
penghentian
sumber
pencemaran/kerusakan
lingkungan hidup
dll

PEMULIHAN
penghentian
sumber
pencemaran dan pembersihan
unsur pencemar.
remediasi
rehabilitasi
restorasi
Cara lain yang sesuai dengan
perkembangan

Diatur melalu
PP

Pemerintah/pemerintah daerah
penanggung jawab usaha dan
kegiatan
sesuai
dengan
kewenangan,
peran,
dan
tanggung jawab masing-masing.

Diatur melalu
PP

PEMELIHARAN
LINGKUNGAN
HIDUP

konservasi
sumber
daya alam
a. perlindungan
sumber daya alam;
b. pengawetan sumber
daya alam; dan
c. pemanfaatan secara
lestari sumber daya
alam

Pencadangan
sumber daya
alam

pelestarian
fungsi
atmosfer

merupakan sumber a. upaya


mitigasi
dan
daya
alam
yang
adaptasi
perubahan
tidak dapat dikelola
iklim;
dalam jangka waktu b. upaya
perlindungan
tertentu
lapisan ozon; dan
c. Upaya
perlindungan
terhadap hujan asam.

Diatur lebih lanjut melalui Peraturan Pemerintah

PENGAWASAN
PELESTARIAN
LINGKUNGAN
HIDUP

Peran serta
masyarakat

a. pengawasan sosial;
b. Pemberian saran, pendapat,usul,
keberatan, pengaduan;
c. Penyampaian informasi dan laporan.

a. melakukan pemantauan;
b. meminta keterangan;
c. membuat salinan dari dokumen dan/atau
membuat catatan yang diperlukan;
d. memasuki tempat tertentu;
e. memotret;
f. membuat rekaman audio visual;
g. mengambil sampel;
h. memeriksa peralatan;
i. memeriksa
instalasi
dan/atau
alat
transportasi; dan/ataua.
j. menghentikan pelanggaran tertentu

PEMERINTAH
(Menteri,Gubernur,
Bupati/Walikota)

a. melakukan
pengawasan
terhadap
ketaatan penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan atas ketentuan yang
ditetapkan
dalam
peraturan
perundang-undangan
di
bidang
perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan hidup
b. dapat
mendelegasikan pengawasan
kepada pejabat/instansi teknis yang
bertanggung
jawabdi
bidang
perlindungan
dan
pengelolaan
lingkungan hidup.
c. Pejabat pengawas lingkungan hidup
merupakan pejabat fungsional

Kewenangan
pejabat Pengawas

PENEGAKAN
HUKUM
LINGKUNGAN

Perdata

Pidana

Pengadilan

Ganti Rugi

Luar
Pengadilan
Pemulihan
Lingkungan

Gugatan
Pemerintah
Gugatan
Masyarakat
Gugatan LSM

Administrasi

Anda mungkin juga menyukai