f3 Adriel Benedict
f3 Adriel Benedict
Kode Kegiatan
F3
Uraian Kegiatan
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sasaran pembangunan kesehatan tahun 2010-2014 adalah meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap pelayanan
kesehatan yang mencakup, meningkatnya umur harapan hidup dari 66,2 tahun
menjadi 67,9 tahun, menurunnya angka kematian bayi dari 35 menjadi 25 per
1000 kelahiran hidup, menurunnya AKI dari 307 menjadi 226 per 100.000
kelahiran hidup dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada balita dari 25,8%
menjadi 20%.
Salah satu upaya yang dilakukan Depkes RI dalam mempercepat
penurunan AKI adalah mendekatkan pelayanan kesehatan kepada setiap ibu yang
membutuhkannya. Untuk mendukung upaya kesehatan dan pencapaian sasaran
pembangunan maka diperlukan tenaga kesehatan dalam jumlah, jenis dan kualitas
yang tepat dan dapat diandalkan khususnya dalam akselerasi penurunan Angka
Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ). Mutu pelayanan
kesehatan dapat diidentifikasi dengan cara melakukan pengamatan langsung
terhadap petugas Puskesmas yang sedang memberikan pelayanan kesehatan,
melakukan wawancara kepada pasien dan petugas kesehatan, mendengar keluhan
pasien dan keluarganya, masyarakat, petugas Puskesmas, membaca dan
memeriksa laporan atau rekam medik.
1
B. PERMASALAHAN
I.
II.
Identitas pasien
Nama Istri
Umur
Paritas
Alamat
Pekerjaan
Tanggal periksa
Nama Suami
Umur
Pekerjaan
: Ny. AK
: 20 tahun
: G1P0A0
: Wonokerto, Bareng
: Ibu rumah tangga
: 15 September 2015
: Tn. PL
: 25 tahun
: Swasta
Anamnesis
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 15 September 2015
1. Keluhan selama kehamilan : Pusing
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 09 Maret 2015
HPL : 16 Desember 2015
Usia Kehamilan
: 27-28 minggu
Pasien tidak haid sejak bulan Maret 2015, sekitar satu bulan setelah terlambat haid
pasien melakukan tes kehamilan dengan tes pack dan didapatkan hasil positif.
Kemudian pasien memeriksakan diri ke bidan dan dinyatakan hamil. Selama
kehamilan pasien sering mengeluh pusing dan terkadang disertai mual.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat Tekanan Darah Tinggi
: disangkal
- Riwayat Kencing Manis
: disangkal
- Riwayat Penyakit Jantung
: disangkal
- Riwayat Alergi
: disangkal
4. Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di puskesmas. Pemeriksaan kehamilan
dilakukan satu bulan sekali dengan pemeriksaan laboratorium pada kunjungan
5.
6.
bulan.
7. Riwayat KB : 8. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Tekanan Darah Tinggi
- Riwayat Kencing Manis
: disangkal
: disangkal
III.
: disangkal
: disangkal
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan tanggal 23 Juli 2015
a. Keadaan Umum
: compos mentis, gizi kesan cukup
b. Tanda Vital
Tensi
: 100/60 mmHg
Nadi
: 80x/menit
Respirasi
: 18x/ menit
Suhu
: 36,5C
Berat Badan : 47 kg
Tinggi Badan : 157 cm
LILA
: 24 cm
c. Status Internus
- Kepala
: normochepale
- Mata
: Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
- Hidung
: discharge (-), septum deviasi (-), napas cuping hidung (-)
- Telinga: sekret tidak ada, tragus pain tidak ada
- Mulut
: Bibir sianosis (-), lidah kotor (-)
- Tenggorok
: uvula ditengah, tonsil T0-T0, faring hiperemis (-)
- Leher
: normocolli, limfonodi tidak membesar
- Thoraks
: bentuk normochest
Cor
Inspeksi
: iktus kordis tidak tampak
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada kanan = kiri
Palpasi
Perkusi
: sonor // sonor
Inspeksi
Palpasi
: Ballotment (+)
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
: Tidak dilakukan
Ekstremitas
Akral dingin
edema -
sianosis
-
d. Status Obstetri
Abdomen:
- Inspeksi
: cembung, striae gravidarum (+)
- Palpasi
:
Leopold I
: TFU pertengahan umbilicus dan Proc. Xyphoideus (27 cm).
Teraba masa besar dan lunak.
Leopold II
: Teraba tahanan memanjang pada uterus bagian lateral kiri. Teraba
bagian kecil-kecil pada uterus bagian lateral kanan.
Loepold III : Teraba massa bulat, keras. Massa bulat dan keras mudah
digoyang.
Leopold IV
Auskultasi
TBJ
Genitalia:
IV.
Eksterna
Interna
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 23 Juli 2015
Hb
: 13 gr/dL
Protein urine
: (-)
Reduksi urine
: (-)
Golongan darah
:B
C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Intervensi yang dipilih ialah melakukan pemeriksaan kehamilan rutin atau
Antenatal Care (ANC). Ibu-ibu dengan kehamilan berisiko tinggi ataupun yang
tidak berisiko diperiksa kehamilannya secara keseluruhan untuk mengetahui
perkembangan kesehatan janin dan kondisi ibu, serta tanda-tanda bahaya saat
kehamilan atau setelah persalinan.
D. PELAKSANAAN
Kegiatan ANC di Puskesmas Bareng dilaksanakan setiap hari mulai pukul
08.30 sampai selesai. Kegiatan pemeriksaan diawali dengan penimbangan berat
badan, pengukuran tinggi badan ibu hamil dan pengukuran lingkar lengan atas
(LILA). Dilanjutkan dengan pemeriksaan tekanan darah, nadi, frekuensi
pernapasan, dan suhu. Dilakukan anamnesis pada pasien berupa identitas, keluhan
5
yang dirasakan saat itu, Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dan penentuan Hari
Perkiraan Lahir (HPL),
garam, kopi
Mengkonsumsi makanan yang memiliki kadar gizi seimbang.
Mengkonsumsi suplemen dan vitamin yang sudah diberikan
Menghindari makanan yang mengandung alkohol, rokok, obat-obatan, jamu, serta
hamil yang tidak berisiko tinggi juga tetap dipantau untuk mencegah munculnya
tanda-tanda bahaya dalam kehamilan.
Hasil evaluasi kegiatan ANC ini adalah tidak ditemukannya risiko pada
pasien. Pasien diberikan edukasi juga untuk melakukan pemeriksaan di rumah
sakit dengan peralatan yang lebih lengkap (seperti USG) dan pengawasan dari
dokter spesialis kandungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. DEFINISI
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi bidan,
dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan, untuk itu selama masa
3. INDIKATOR PELAYANAN
1. Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini mungkin
pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal adalah
sebagai berikut:
1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.
2) Mengenali dan menangani penyulit - penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Mengenali dan mengobati penyakit - penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin.
4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
5) Memberikan nasehat - nasehat tentang cara hidup sehari hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor risiko
ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan tempat
persalinan, juga perawatan bayi dan menyusui. Informasi yang diberikan
sebagai berikut :
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan secret vagina.
3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi.
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan.
Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.
2. Kunjungan ke-2 (K2)
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali. Hendrawan
(2008) menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan
obstetric yang berbeda - beda dalam rentang yang cukup luas, maka perlu
dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan
periksa kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun
tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II menurut Saifuddin (2002) ialah
sebagai berikut:
9
diberikan
oleh
tenaga
kesehatan
yang
mempunyai
10
jenis
golongan
darah
ibu
melainkan
juga
untuk
11
12
13
14
15
+7
3
+1
2. Rumus McDonals :
Tinggi fundus (cm) x 2/7 = usia kehamilan dalam bulan\Tinggi fundus
(cm) x 8/7 = usia kehamilan dalam minggu
3. Gerakan janin (Quickening) pada minggu ke 17 19
4. Tinggi fundus uteri (McLennan and Sandberg)
Usia Kehamilan
16 minggu
20 minggu
24 minggu
28 minggu
32 minggu
36 minggu
40 minggu
5. USG
16
menurun terus.
Pusing
Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai
janinnya.
Demam
Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari
liang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda
17
hamil.
Gerakan janin
Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan ke
empat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini,
gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu
kesehatan
diharapkan
dapat
mengenali
korban
dan
18
pasangannya.
Informasi
ini
penting
untuk
langkahlangkah
sakit?
Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin?
Pada saat bersalin, ibu sebaiknya didampingi suami atau keluarga
terdekat. Masyarakat/organisasi masyarakat, kader, dukun dan bidan
dilibatkan untuk kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi
ibu melahirkan.
Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk?
Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan
kesepakatan bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar calon
ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk tempat rujukan. Alat
transportasi tersebut dapat berupa mobil, ojek, becak, sepeda, tandu,
perahu, dsb.
Apakah sudah disiapkan biaya untuk persalinan?
Suami diharapkan dapat menyiapkan dana untuk persalinan ibu kelak.
Biaya persalinan ini dapat pula berupa tabulin (tabungan ibu bersalin)
atau dasolin (dana sosial ibu bersalin) yang dapat dipergunakan untuk
membantu
pembiayaan
mulai
antenatal,
persalinan
dan
19
Palpasi Leopold I IV
20
Pelvimetri
-
21
22
lanjutnya harus diinformasikan kepada ibu hamil dan suaminya. Jelaskan tanda tanda bahaya dimana ibu hamil harus segera datang untuk mendapat pertolongan
dari tenaga kesehatan. Apabila ditemukan kelainan atau keadaan tidak normal
pada kunjungan antenatal, informasikan rencana tindak lanjut termasuk perlunya
rujukan untuk penanganan kasus, pemeriksaan laboratorium/penunjang, USG,
konsultasi atau perawatan, dan juga jadwal kontrol berikutnya, apabila diharuskan
datang lebih cepat.
LAMPIRAN
23
24
25
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes R.I. 2008. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008. Jakarta
2. Rochjati, P. (2003). Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Pengenalan Faktor
Risiko. Surabaya. Airlangga University Press.
3. Echa, P. (2011). Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. [on line] [cited 2011 Juli
20].
4. Kusmarjadi D.,SpOG. (2011). Kehamilan Risiko Tinggi. [on line] [cited 2011
June 16].
5. Djallajuddin, dkk, 2002. Faktor Risiko Ibu untuk Terjadinya Partus Lama di
RSUD Ulin Banjarmasin dan RSU Ratu Zalecha Martapura. Majalah
Kedokteran Indonesia. Vol. 54 No. 1, Januari 2004.
6. Huda, N.L., 2005. Hubungan Status Reproduksi, Status Kesehatan, Akses
Pelayanan
Kesehatan
dengan
Komplikasi
Obstetri
di
Banda
Sakti
26
Dokter Internsip,
Jombang,
2015
Dokter Pendamping,
27