Anda di halaman 1dari 6

Vaksin Demam typhoid

Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh


Salmonella enterica serovar typhi (S typhi).1-3 Salmonella enterica
serovar paratyphi A, B, dan C juga dapat menyebabkan infeksi yang
disebut demam paratifoid. Demam tifoid dan paratifoid termasuk ke dalam
demam enterik. Demam typhoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik
bersifat akut yang disebabkan oleh salmonella typhi. Penyakit ini di tandai
oleh panas berkepanjangan, yang mengenai saluran pencernaan dan
gangguan kesadaran. Pada demam tifoid dapat dilakukan pencegahan
dengan menggunakan vaksin, Vaksin Tifoid merupakan jenis imunisasi
yang diberikan untuk mencegah penyakit demam tifoid. Penyakit demam
tifoid (atau mungkin lebih sering disebut tipus) merupakan penyakit yang
disebabkan bakteri salmonella typhi dan menyerang sistem pencernaan.
Penularan penyakit melalui jalur fekal-oral (lewat makanan dan
tinja), sehingga anak yang sering jajan di luar mempunyai risiko yang
lebih tinggi untuk terkena demam tifoid, ada jenis vaksin tifoid yaitu ;
vaksin demam tifoid oral dan Vaksin polisakarida parenteral. Indikasi
pembeian vaksin yaitu terhadap, Pekerja-pekerja klinisi laboratorium yang
kontak dengan organisme tifoid, Untuk orang-orang yang berpergian ke
Negara-negara afrika, asia, amerika tengah dan selatan, Eropa dengan
sanitasi jelek dan Imunisasi tifoid tidak diberikan kepada orang-orang
yang kontak dengan orang-orang yang telah diketahui sebagai karier tifoid
atau daerah yang mendapatkan pengawasan yang bisa terjadi out break.
A. Vaksin demam tifoid oral:
Pengertian : Vaksin demam tifoid oral dibuat dari kuman salmonella typhi
galur non pathogen yang telah dilemahkan. Kuman dalam vaksin akan
mengalami siklus pembelahan dalam usus dan dieliminasi dalam waktu 3 hari
setelah pemakaiannya. Tidak seperti vaksin parental, respons imun pada
vaksin ini termasuk sekretorik lgA. Secara umum evektifitas vaksin oral sama
dengan vaksin parenteral yang diinaktivasi dengan pemanasan, namun vaksin

oral mempunyai reaksi samping lebih rendah. Vaksin tifoid oral dikenal
dengan nama Ty-21a.
Komponen vaksin : Susunan vaksin polisakarida setiap 0,5 ml mengandung
kuman salmonella typhi, polisakarida 0,025 mg, fenol dan larutan bufer yang
mengandung natrium klorida, disodium fosfat, monosodium fosfat dan pelarut
untuk suntikan.
Indikasi :
1. pembeian vaksin yaitu terhadap Pekerja-pekerja klinisi laboratorium yang
kontak dengan organisme tifoid.
2. Untuk orang-orang yang berpergian ke Negara-negara afrika, asia, amerika
tengah dan selatan, Eropa dengan sanitasi jelek dan Imunisasi tifoid tidak
diberikan kepada orang-orang yang kontak dengan orang-orang yang telah
diketahui sebagai karier tifoid atau daerah yang mendapatkan pengawasan
yang bisa terjadi out break.
Kontraindikasi :
1. Dalam pemberian vasin ini tidak boleh dilakukan sdang demam, tidak
boleh dilakukan pada orang dengan penurunan sistem kekebalan tubuh
(HIV, keganasan, sedang kemoterapi, atau sedang terapi steroid) dan iayat
reaksi anafilaksis (alergi) pada pemberian dosis pertama srta tidak boleh
kepada orang yang alergi gelatin.
2. Vaksin tidak boleh diberikan bersamaan dengan antibiotic, sulfonamid,
atau antimalaria yang aktif terhadap salmonella.
3. Vaksin tifoid oral kontraindikasi pada orang yang dengan imunosupresi
dan dalam pengobatan kortikosteroid.
4. Vaksin oral ty21a hendaknya tidak diberikan bersama-sama antibiotic atau
sulphonamide. pada penderita malaria yang diberikan kemoprofilaksis
menggunakan mefloquine , hendaknya pemberian vaksin sekurangkurangnya 12 jam sesudah dan sebelum pemberian obat tersebutdan tidak
diberikan bersama vaksin polio oral.

5. Vaksin ini kontraindikasi pada wanita hamil, ibu menyusui, demam,


sedang mengkonsumsi antibiotik.
Dosis, cara dan waktu pemberian vaksin :
1. Vaksin Ty21 berupa kapsul yang diberikan kepada orang dewasa dan anak
berumur lebih dari 6 tahun.
2. Penyimpanan pada suhu 2oC-8oC.
3. Cara pemberiannya adalah dengan 4 dosis, selang 1 hari (1-3-5-7),
pemberian ulang dilakukan tiap 5 tahun. Bagi turis yang hendak masuk
daerah endemik, vaksin diberikan 1 minggu sebelum berangkat. Respon
imun akan terbentuk 10-14 hari setelah dosis trakhir. Kapsul ditelan utuh
sebelum makan dan minum denga air dingin (suhu tidak lebih dari 370C )
dan tidak boleh dibuka karena kuman dapat mati oleh asam lambung.
4. Apabila seseorang sedang mengalami gangguan pencernaan, pemberian
vaksin harus ditunda. Penggunaan anti biotik harus dihindari 7 hari
sebelum atau sesudah pemberian vaksin. Obat anti malaria ditunda
pemberiannya sampai hari ketiga setelah dosis terakhir. Selain itu vaksin
tifoid oral. Jarak anatar pemberian sebaiknya 2 minggu.
5. Imunisasi ulangan diberikan tiap 5 tahun. Namun pada individu yang terus
terekspose dengan infeksi Salmonella sebaiknya diberikan 3-4 kapsul tiap
beberapa tahun
Efektivitas vaksin : Daya proteksi vaksin ini hanya 50% - 80%, maka yang
sudah divaksinasipun dianjurkan untuk melakukan seleksi pada makanan dan
minuman, tiga dosis vaksin Ty21a memiliki efektivitas sampai tiga tahun.
Dengan efektivitas vaksin yang lebih tinggi disertai efek samping yang llebih
rendah dari pada jenis vaksin lainnya, maka vaksin tiroid oral ini merupakan
pilihan utama.
Komplikasi vaksin : Efeksamping uang ditimbulkan oleh faksin ini cukup
ringan, yaitu berupa muntah diare, demam, dan sakit kepala.
B. Vaksin polisakarida parenteral

Pengetian : Vaksin ini beasal dari polisakarida Vi dari kapsul salmonella


typhi.
Indikasi :
1. pembeian vaksin yaitu terhadap Pekerja-pekerja klinisi laboratorium yang
kontak dengan organisme tifoid.
2. Untuk orang-orang yang berpergian ke Negara-negara afrika, asia, amerika
tengah dan selatan, Eropa dengan sanitasi jelek dan Imunisasi tifoid tidak
diberikan kepada orang-orang yang kontak dengan orang-orang yang telah
diketahui sebagai karier tifoid atau daerah yang mendapatkan pengawasan
yang bisa terjadi out break.
3. Vaksin ini dapat diberikan pada orang dengan gangguan imunitas (daya
tahan tubuh)
Kontraindikasi :
1. Kontraindikasi pada hipersensitif, hamil, menyusui, sedang demam dan
anak umur 2 tahun.
2. Keadaan yang dihindarkan saat pemberian vaksin adalah jangan diberikan
sewaktu demam, riwayat alergi, dan keadaan penyakit akut.
Dosis, cara, dan waktu pemberian :
1. Dosis untuk dewasa 0,5 ml, anak 6 12 tahun 0,25 ml dan anak 1 5
tahun 0,1 ml yang diberikan 2 dosis dengan interval 4 minggu.
2. Vaksin demam tipus biasanya diberikan dalam serangkaian dua suntikan
subkutan 0,5 ml diberikan pada empat interval mingguan.
3. Cara pemberiannya cukup mudah yaitu dosis 1 kali suntukan
intramuskuler/dalam otot, biasanya di lengan atas untukorang dewasa atau
di paha atas bagi anak-anak. Sebaiknya, suntikan diberikan 2 minggu
sebelum berkunjung ke daerah endemik dengan ulangan pemberian setiap
3 tahun. Respon imunitas akan terbentuk dalam 15 hari sampai 3 minggu
setelah imunisasi.
4. Penyimpanan pada suhu 20oC-8oC, jangan dibekukan.

Efektivitas vaksin :

Daya proteksi 50%-80%, maka yang sudah

divaksinasipun dianjurkan untuk melakukan seleksi pada makanan dan


minuman.
Komplikasi vaksin : Reaksi samping lokal berupa demam, nyeri kepala,
pusing, nyeri sendi, nyeri otot tempat suntikan, nausea, nyeri perut jarang di
jumpai ruam kulit, urtikaria dan reaksi-reaksi alergi seperti timbul bintik
kemeahan dan gatal namun sangat jarang bisa terjadi reaksi alergi berupa
pruritus.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarawarti, Fitri Respati. Nasution, Nita. 2012. Buku Pintar Asuhan


Keperawatan Bayi Dan Balita. Yogyakarta : Cakrawala Ilmu.
Ikatan Dokter. 2008. Pedomanimunisasi Di Indonesia. Jakarta:Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Suharjo, J.B. 2010. Vaksinasi Cara Ampuh Mencegah Penyakit Inveksi.
Yogyakarta: Kanisius.
Priyono,

Yunisa.

2010.

Merawat

Bayi

Tanpa

Baby

Sitter.

Yogyakarta:Medpress
Nelwan, Rhh. 2012. Tata Laksana Terkini Demam Tifoid. Continuing
Medical Education. Vol.39 No.4

Anda mungkin juga menyukai