Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH

ETIKA DAN KEAMAN SISTEM


INFORMASI

KELOMPOK 10 :
ARIB ZHAFRAN
FIKRI RAMA
ANDI

: 11150930000072
: 11150930000074
:

BAB I
PENDAHULUAN
I.I LATAR BELAKANG
Dari pengalaman berbagai organisasi dalam pemanfaatan sistem informasi,
salah satu hal yang dibutuhkan adalah bagaimana setiap organisasi dapat
memastikan bahwa sistem informasi yang ada memiliki etika dalam sistem
pengamanan dan pengendalian yang memadai. Penggunaan sistem informasi di
organisasi bukannya tanpa risiko. Penggunaan atau akses yang tidak sah,
perangkat lunak yang tidak berfungsi, kerusakan pada perangkat keras,
gangguan dalam komunikasi, bencana alam, dan kesalahan yang dilakukan oleh
petugas merupakan beberapa contoh betapa rentannya sistem informasi

menghadapi berbagai risiko dan potensi risiko yang kemungkinan timbul dari
penggunaan sistem informasi yang ada.
Kemajuan dalam telekomunikasi dan perangkat lunak dan keras komputer
secara signifikan juga memberikan kontribusi atas meningkatnya kerentanan
dan gangguan terhadap sistem informasi. Melalui jaringan telekomunikasi,
informasi disebarkan atau dihubungkan ke berbagai lokasi. Kemungkinan
adanya akses yang tidak sah, gangguan atau kecurangan dapat saja terjadi baik
di satu atau beberapa lokasi yang terhubung. Semakin kompleksnya perangkat
keras juga menciptakan kemungkinan terjadinya peluang untuk penetrasi dan
manipulasi penggunaan sistem informasi.
Pertumbuhan dan penggunaan yang pesat internet dalam berbagai aktivitas juga
mengundang timbulnya berbagai gangguan terhadap sistem informasi. Dua hal
yang menjadi perhatian di sini adalah masalah hackers dan virus. Hacker adalah
seseorang yang melakukan akses yang tidak sah ke jaringan komputer untuk
tujuan mencari keuntungan, kriminal, atau hanya untuk sekedar kesenangannya.
Sedangkan virus adalah program yang mengganggu dan merusak file yang ada
dalam komputer, serta sulit untuk dideteksi. Virus ini dapat cepat sekali
menyebar, menghancurkan file, dan mengganggu pemrosesan dan memory
sistem informasi. Umumnya, untuk mencegah penyebaran virus yang
menyerang, digunakan program khusus anti virus yang didesain untuk
mengecek sistem komputer dan file yang ada dari kemungkinan terinfeksi oleh
virus komputer. Seringkali, anti virus ini mampu untuk mengeliminasi virus dari
area yang terinfeksi. Namun, program antivirus ini hanya dapat untuk
mengeliminasi atas virus-virus komputer yang sudah ada. Oleh karenanya, para
pengguna komputer disarankan untuk secara berkala memperbarui program anti
virus mereka. Oleh karena itu penyusun berkeninginan melakukan penyusunan
malalah yang berjudul : Etika dan Keamanan Sistem Informasi.
I.II TUJUAN
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
bagaimana cara bisa memberkan penjelaan mengenai Etika dan Keamanan
Sistem Informasi.Semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak
khususnya untuk para Mahasiswa.

I.III RUANG LINGKUP PENULISAN


Adapun ruang lingkup dalam penyusunan makalah ini adalah mengenai
pengertian tentang Etika dalam Sistem Informasi dan Keamanan dalam Sistem
informai serta memaparkan mengenai Pengendalian Sistem informasi itu
sendiri.
I.IV SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan ini untuk memudahkan bagi pembaca, maka penyusun
membagi penulisan menjadi tiga bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang melatarbelakangi penyusunan
proposal ini, yang terdiri dari latar belakang, tujuan kegiatan, ruang lingkup
kegiatan dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN MATERI
Bab ini dijelaskan mengenai Etika dalam Sitem Informasi, Keamanan dalam
Sistem Informasi dan Pengendalian dalam Sistem Informasi.
BAB III PENUTUP
Pada bab penutup ini terdiri dari kesimpulan serta saran akhir dari Makalah
yang disusun. Saran bertujuan sebagai bahan masukan yang berarti bagi seluruh
orang terutama pelajar untuk memberikan gambaran tentang Etika dan
Keamanan Sistem Informasi.

BAB II
PEMBAHASAN
II. I ETIKA SISTEM INFORMASI
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep
seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapatpendapat spontan kita.] Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara
lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.
[1] Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya
dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai
etika.Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan
refleksi.Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek
dari etika adalah tingkah laku manusia.Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu
lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang

normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap
perbuatan manusia.
Etika dalam Sistem Informasi dibahas pertama kali oleh Richard Mason (1986),
yang mencakup PAPA yaitu :
1. Privasi
Privasi (Bahasa Inggris: privacy) adalah kemampuan satu atau sekelompok
individu untuk mempertahankan kehidupan dan urusan personalnya dari publik,
atau untuk mengontrol arus informasi mengenai diri mereka
Menurut UU Teknologi Informasi ayat 19
Privasi adalah hak individu untuk mengendalikan penggunaan informasi tentang
identitas pribadi baik oleh dirinya sendiri atau oleh pihak lainnya.
Hukuman dan pidana tentang privasi
Pasal 29 : Pelanggaran Hak Privasi
Barangsiapa dengan sengaja dan melawan hukum memanfaatkan Teknologi
Informasi untuk mengganggu hak privasi individu dengan cara menyebarkan
data pribadi tanpa seijin yang bersangkutan, dipidana penjara paling singkat 3
(tiga) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun.
Contoh isu mengenai privasi sehubungan diterapkannya system informasi
adalah pada kasus seorang manajer pemasaran yang ingin mengamati e-mail
yang dimiliki para bawahannya karena diperkirakan mereka lebih banyak
berhubungan dengan e-mail pribadi daripada e-mail para pelanggan. Sekalipun
sang manajer dengan kekuasaannya dapat melakukan hal seperti itu, tetapi ia
telah melanggarprivasi bawahannya.
Privasi dibedakan menjadi privasi fisik dan privasi informasi (Alter, 2002).
Privasi fidik adalah hak seseorang untk mencegah sseseorang yangtidak

dikehendaki terhadap waktu, ruang, dan properti (hak milik), sedangkan privasi
informasi adalah hak individu untuk menentukan kapan, bagaimana, dan apa
saja informasi yang ingin dikomunikasikan dengan pihak lain.
2. Akurasi
Akurasi terhadap informasi merupakan factor yang harus dpenuhi oleh sebuah
sistem informasi. Ketidak akurasian informasi dapat menimbulkan hal yang
mengganggu, merugikan, dan bahkan membahayakan.
Sebuah kasusakibat kesalahan penghapusan nomor keamanan social dialami
oleh Edna Rismeller (Alter, 2002, hal.292). Akibatnya, kartu asuransinya tidak
bias digunakan bahkan pemerintah menarik kembali cek pension sebesar $672
dari rekening banknya. Kisah lain dialami oleh para penyewa apartemen di
Amerika yang karena sesuatu hal pernah bertengkar dengan pemiliki apartemen.
Dampaknya, terdapat tanda tidak baik dalam basis data dan halini membuat
mereka sulit untuk mendapatkan apartemen lain.
Mengingat data dalam sistem informasi menjadi bahan dalam pengambilan
keputusan, keakurasiannya benar-benar harus diperhatikan.
3. Properti
Perlindungan terhadap hak PROPERTI yang sedang digalakkan saat ini yaitu
yang dikenal dengan sebutan HAKI (hak atas kekayaan intelektual).
HAKI biasa diatur melalui hak cipta (copyright), paten, dan rahasia
perdagangan (trade secret).
a. Hak cipta adalah hak yang dijamin oleh kekuatan hukum yang melarang
penduplikasian kekayaan intelektual tanpa seizin pemegangnya.Hak seperti ini
mudah untuk didapatkan dan diberikan kepada pemegangnya selama masa
hidup penciptanya plus 70 tahun.
b. Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang
paling sulit didapatkan karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan
inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20
tahun.
Isu yang juga marak sampai saat ini adalah banyaknya penyali perangkat lunak
secara ilegal dengan sebutan pembajakan perangkat lunak (software privacy).
Beberapa solusi untuk mengatasi hal ini telah banyak ditawarkan, namun belum
memiliki penyelesaian, seperti sebaiknya software terutana yang bias dijual

massak dijual dengan harga yang relative murah. Solusi yang mengkin bias
figunakan untukperusahaan-perusahaan yang memiliki dana yangterbatas
untukmemberli perangkat lunak yang tergolong sebagai open source.
4. Akses
Fokus dari masalah akses adalah pada penyediaanakses untuk semua kalangan.
Teknologi informasi diharapkan tidak menjadi halangan dalam melakukan
pengaksesan terhadap informasi bagi kelompok orang tertentu, tetapi justru
untuk mendukung pengaksesan untuk semuapihak. Sebagai contoh, untuk
mendukunf pengaksesan informasi Web bagi orang buta, TheProducivity Works
(www.prodworks.com) menyediakan Web Broser khusus diberi nama pw
WebSpeak. Browser ini memiliki prosesor percakapan dan dapat (Zwass, 1998).
II.II. Sistem Keamanan Informasi.
II.II.A.Keamanan Sistem Informasi
Keamanan merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
pengoperasian sistem informasi. Tujuannya adalah untuk mencegah ancaman
terhadap sistem serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat segala
kerusakan sistem.
Ancaman terhadap sistem informasi dapat dibagi menjadi dua macam: ancaman
aktif dan ancaman pasif
Ancaman aktif mencakup kecurangan dan kejahatan terhadap komputer
Ancaman pasif mencakup kegagalan sistem, kesalahan manusia, dan bencana
alam
Jika kita berbicara tentang keamanan sistem informasi, selalu kata kunci yang
dirujuk adalah pencegahan dari kemungkinan adanya virus, hacker, cracker dan
lain-lain. Padahal berbicara masalah keamanan sistem informasi maka kita akan
berbicara kepada kemungkinan adanya resiko yang muncul atas sistem tersebut
sehingga pembicaraan tentang keamanan sistem tersebut maka kita akan
berbicara 2 masalah utama yaitu :

1. Threats (Ancaman)
Ancaman adalah aksi yang terjadi baik dari dalam sistem maupun dari luar
sistem yang dapat mengganggu keseimbangan sistem informasi. Ancaman yang
mungkin timbul dari kegiatan pengolahan informasi berasal dari 3 hal utama,
yaitu :
a. Ancaman Alam
Yang termasuk dalam kategori ancaman alam terdiri atas :
Ancaman air, seperti : Banjir, Stunami, Intrusi air laut, kelembaban tinggi,
badai, pencairan salju
Ancaman Tanah, seperti : Longsor, Gempa bumi, gunung meletus
Ancaman Alam lain, seperti : Kebakaran hutan, Petir, tornado, angin ribut
b. Ancaman Manusia
Yang dapat dikategorikan sebagai ancaman manusia, diantaranya adalah :
Malicious code
Virus, Logic bombs, Trojan horse, Worm, active contents, Countermeasures
Social engineering

Hacking, cracking, akses ke sistem oleh orang yang tidak berhak, DDOS,
backdoor
Kriminal
Pencurian, penipuan, penyuapan, pengkopian tanpa ijin, perusakan
Teroris
Peledakan, Surat kaleng, perang informasi, perusakan
Ancaman Lingkungan
Yang dapat dikategorikan sebagai ancaman lingkungan seperti :
Penurunan tegangan listrik atau kenaikan tegangan listrik secara tiba-tiba dan
dalam jangka waktu yang cukup lama
Polusi
Efek bahan kimia seperti semprotan obat pembunuh serangga, semprotan anti
api, dll
Kebocoran seperti A/C, atap bocor saat hujan
Besar kecilnya suatu ancaman dari sumber ancaman yang teridentifikasi atau
belum teridentifikasi dengan jelas tersebut, perlu di klasifikasikan secara
matriks ancaman sehingga kemungkinan yang timbul dari ancaman tersebut
dapat di minimalisir dengan pasti. Setiap ancaman tersebut memiliki
probabilitas serangan yang beragam baik dapat terprediksi maupun tidak dapat

terprediksikan seperti terjadinya gempa bumi yang mengakibatkan sistem


informasi mengalami mall function.
2. Vulnerability (Kelemahan)
Adalah cacat atau kelemahan dari suatu sistem yang mungkin timbul pada saat
mendesain, menetapkan prosedur, mengimplementasikan maupun kelemahan
atas sistem kontrol yang ada sehingga memicu tindakan pelanggaran oleh
pelaku yang mencoba menyusup terhadap sistem tersebut. Cacat sistem bisa
terjadi pada prosedur, peralatan, maupun perangkat lunak yang dimiliki, contoh
yang mungkin terjadi seperti : Seting firewall yang membuka telnet sehingga
dapat diakses dari luar, atau Seting VPN yang tidak di ikuti oleh penerapan
kerberos atau NAT.
Suatu pendekatan keamanan sistem informasi minimal menggunakan 3
pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan preventif yang bersifat mencegah dari kemungkinan terjadikan
ancaman dan kelemahan
b. Pendekatan detective yang bersifat mendeteksi dari adanya penyusupan dan
proses yang mengubah sistem dari keadaan normal menjadi keadaan abnormal
c. Pendekatan Corrective yang bersifat mengkoreksi keadaan sistem yang sudah
tidak seimbang untuk dikembalikan dalam keadaan normal
Tindakan tersebutlah menjadikan bahwa keamanan sistem informasi tidak
dilihat hanya dari kaca mata timbulnya serangan dari virus, mallware, spy ware
dan masalah lain, akan tetapi dilihat dari berbagai segi sesuai dengan domain
keamanan sistem itu sendiri.
Masalah tersebut pada gilirannya berdampak kepada 6 hal yang utama dalam
sistem informasi yaitu :

- Efektifitas
- Efisiensi
- Kerahaasiaan
- Integritas
- Keberadaan (availability)
- Kepatuhan (compliance)
- Keandalan (reliability)
Untuk menjamin hal tersebut maka keamanan sistem informasi baru dapat
terkriteriakan dengan baik. Adapun kriteria yag perlu di perhatikan dalam
masalah keamanan sistem informasi membutuhkan 10 domain keamanan yang
perlu di perhatikan yaitu :
Akses kontrol sistem yang digunakan
Telekomunikasi dan jaringan yang dipakai
Manajemen praktis yang di pakai
Pengembangan sistem aplikasi yang digunakan
Cryptographs yang diterapkan
Arsitektur dari sistem informasi yang diterapkan
Pengoperasian yang ada
Busineess Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP)
Kebutuhan Hukum, bentuk investigasi dan kode etik yang diterapkan

Tata letak fisik dari sistem yang ada


Dari domain tersebutlah isu keamanan sistem informasi dapat kita
klasifikasikan berdasarkan ancaman dan kelemahan sistem yang dimiliki.
II. II. B Teknik yang digunakan untuk melakukan serangan keamanana Sistem
Informasi
Ada beberapa teknik yang digunakan untuk melakukan serangan diantaranya
adalah :
1. Denial of Service
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membuat permintaan yang sangat banyak
terhadap suatu situs sehingga sistem menjadi macet dan kemudian dengan
mencari kelemahan pada sistem si pelaku melakukan serangan terhadap sistem.
2. Sniffer
Teknik ini diimplementasikan dengan membuat program yang dapat melacak
paket data seseorang ketika paket tersebut melintasi Internet, menangkap
password atau menangkap isinya.
3. Spoofing
Melakukan pemalsuan alamat e-mail atau Web dengan tujuan untuk menjebak
pemakai agar memasukkan informasi yang penting seperti password atau nomor
kartu kredit
II.III Etika Pengendalian Sistem Informasi

Untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya bencana (disaster), kesalahan


(errors), interupsi pelayanan, kejahatan terhadap pemanfatan komputer, dan
pelanggaran sistem pengamanan komputer, perlu dibangun kebijakan dan
prosedur khusus ke dalam desain dan implementasi sistem informasi. Perlu
dibangun pengendalian sistem informasi yang terdiri dari seluruh metode,
kebijakan, dan prosedur organisasi yang dapat memastikan keamanan aset
organisasi, keakuratan dan dapat diandalkannya catatan dan dokumen akuntansi,
dan aktivitas operasionalmengikuti standar yang ditetapkan manajemen.
Pengendalian atas sistem informasi harus menjadi bagian yang terintegrasi sejak
sistem informasi ini dirancang.
Menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA),
pengendalian sistem informasi dapat dibagi menurut pengendalian umum
(general control) dan pengendalian aplikasi (application control). Di samping
itu, terdapat pula organisasi profesi lain yang khusus di bidang audit dan
pengendalian teknologi informasi, yaitu ISACA (Information Systems Audit
and Control Association) yang membagi bentuk pengendalian dari perspektif
yang berbeda. ISACA membagi pengendalian sistem informasi menjadi 2 jenis,
yaitu: pengendalian luas (pervasive control) dan pengendalian terinci (detailed
control). Untuk selanjutnya, pembahasan lebih dalam di modul ini
menggunakan pembagian pengendalian sistem informasi mengikuti apa yang
dirumuskan oleh AICPA, yaitu bahwa pengendalian sistem informasi terbagi
atas pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Pengendalian umum
diterapkan pada keseluruhan aktivitas dan aplikasi sistem informasi.
Pengendalian umum ini dipasangkan atau melekat di dalam suatu sistem
informasi dengan tujuan untuk mengendalikan rancangan, pengamanan, dan
penggunaan program-program komputer, serta pengamanan atas file data di
dalam infrastruktur teknologi informasi. Dengan kata lain, pengendalian umum
dipasangkan di keseluruhan aplikasi yang terkomputerisasi dan terdiri dari:
perangkat keras, perangkat lunak, dan prosedur manual yang mampu untuk
menciptakan lingkungan pengendalian secara menyeluruh. Pengendalian
aplikasi adalah pengendalian yang secara khusus dipasangkan pada aplikasi
tertentu atau suatu subsistem tertentu, misalnya pengendalian aplikasi yang
dipasangkan di aplikasi sistem penggajian, piutang, atau pemrosesan order
untuk pengadaan barang dan jasa. Terdiri dari pengendalian-pengendalian yang
dipasangkan pada areal pengguna atas sistem tertentu dan dari prosedurprosedur yang telah diprogram.

Untuk menjaga keamanan sistem informasi diperlukan pengendalian terhadap


sistem informasi dan kontrol yaitu :
1. Kontrol administratif
- Mempublikasikan kebijakan kontrol yang membuat semua pengendalian
sistem informasi dapat dilaksanakan dengan jelas dan serius oleh semua pihak
dalam organisasi
- Prosedur yang bersifat formal dan standar pengoperasian disosialisasikan dan
dilaksanakan dengan tegas. Termasuk dalam hal ini adalah proses
pengembangan sistem, prosedur untuk backup, pemulihan data, dan manajemen
pengarsipan data
- Perekrutan pegawai secara berhati-hati, yang diikuti dengan orientasi,
pembinaan, dan pelatihan yang diperlukan
- Supervisi terhadap para pegawai. Termasuk pula cara melakukan kontrol kalau
pegawai melakukan penyimpangan terhadap yang diharapkan
- Pemisahan tugas-tugas dalam pekerjaan, dengan tujuan agar tak seorangpun
yang dapat menguasai suatu proses yang lengkap. Sebagai contoh, seorang
pemrogram harus diusahakan tidak mempunyai akses terhadap data produksi
(operasional) agar tidak memberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan.

2. Kontrol pengembangan dan pemeliharaan sistem


- Melibatkan Auditor sistem, dari masa pengembangan hingga pemeliharaan
sistem, untuk memastikan bahwa sistem benar-benar terkendali, termasuk dalam
hal otorisasi pemakai sistem

- Aplikasi dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi transaksi mudah


untuk ditelusuri
3. Kontrol operasi
Tujuan agar sistem beroperasi sesuai dengan yang diharapkan
Termasuk dalam hal ini:
- Pembatasan akses terhadap pusat data
- Kontrol terhadap personel pengoperasi
- Kontrol terhadap peralatan (terhadap kegagalan)
- Kontrol terhadap penyimpan arsip
- Pengendalian terhadap virus
4. Proteksi terhadap pusat data secara fisik
- Faktor lingkungan yang menyangkut suhu, kebersihan, kelembaban udara,
bahaya banjir, dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan benar
- Untuk mengantisipasi kegagalan sumber daya listrik, biasa digunakan UPS
dan mungkin juga penyediaan generator
5. Kontrol perangkat keras

- Untuk mengantisipasi kegagalan sistem komputer, terkadang organisasi


menerapkan sistem komputer yang berbasis fault-tolerant (toleran terhadap
kegagalan)
- Toleransi terhadap kegagalan pada penyimpan eksternal antara lain dilakukan
melalui disk mirroring atau disk shadowing, yang menggunakan teknik dengan
menulis seluruh data ke dua disk secara paralel
6. Kontrol terhadap akses komputer
- Setiap pemakai sistem diberi otorisasi yang berbeda-beda
- Setiap pemakai dilengkapi dengan nama pemakai dan password
- Penggunaan teknologi yang lebih canggih menggunakan sifat-sifat biologis
manusia yang bersifat unik, seperti sidik jari dan retina mata, sebagai kunci
untuk mengakses sistem informasi.
7. Kontrol terhadap bencana
- Rencana darurat (emergency plan) menentukan tindakan-tindakan yang harus
dilakukan oleh para pegawai manakala bencana terjadi
- Rencana cadangan (backup plan) menentukan bagaimana pemrosesan
informasi akan dilaksanakan selama masa darurat.
- Rencana pemulihan (recovery plan) menentukan bagaimana pemrosesan akan
dikembalikan ke keadaan seperti aslinya secara lengkap, termasuk mencakup
tanggung jawab masing-masing personil

- Rencana pengujian (test plan) menentukan bagaimana komponen-komponen


dalam rencana pemulihan akan diuji atau disimulasikan
8. Kontrol terhadap sistem informasiasi
II. II. C. STUDI KASUS

Penyerangan denial of service melalui internet tergantung pada tiga tingkatan sistem
jaringan komputer:
1.

Web site korban

2.

Internet Service Provider (ISP)korban

3.

Situs dari zombie atau komputer yang digunakan oleh penjahat dunia
maya

Upaya pertahanan yang dapat dilakukan untuk melawan denial of service adalah:
1.

Pada zombie machine: melakukan scan terhadap program Trojan horse


dan program yang memiliki kelemahan lainnya. Tutup port yang tidak
digunakan. Peringatkan pengguna untuk tidak membuka exe mail
attachment.

2.

Pada ISP: menggkoordinasikan keamanan dengan penyedia jasa


jaringan

3.

Pada situs korban: membuat back up atas server dan koneksi jaringan,
batasi koneksi pada setiap server. Memasang multiple intrusion
detection system dan multiple routers untuk lalu lintas yang masuk.

BAB III
PENUTUP

III.I KESIMPULAN
Maka dengan adanya Etika dan keamanan dalam sistem informasi maka lebih
dapat

III.II SARAN
1. Evaluasi terhadap sistem keamanan jaringan sebaiknya dilakukan sesering
mungkin, seiring dengan berkembangnya teknik-teknik penyusupan dan belum
ditemukannya kelemahan-kelemahan dalam keamanan jaringan yang belum
ada.
2. Selalu memeriksa update dari perangkat lunak yang digunakan untuk
mencegah adanya ganggunan keamanan terhadap jaringan.

Anda mungkin juga menyukai