4151141404
4151141437
4151141478
4151141496
4151131579
4151141517
4151141476
4151141420
4151141483
4151141007
4151141445
Preceptor:
Yasmar Alfa,dr.,Sp.A(K)
STATUS RUANGAN
: By. A
Jenis kelamin
: Perempuan
Tempat/tanggal lahir
Umur
: 8 bulan 1 minggu
Alamat
AYAH : Nama
: Tn. D
Umur
:-
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Tanggal masuk
: 19 Agustus 2015
Tanggal pemeriksaan
: 20 Agustus 2015
B. KELUHAN UTAMA
Anak terlihat sesak napas.
C. ANAMNESIS KHUSUS
Sesak napas terlihat sejak 1 hari sebelum pasien masuk rumah sakit. Sesak
napas tidak disertai dengan bunyi mengi. Riwayat sesak napas setelah tersedak
disangkal oleh ibu pasien.
D. ANAMNESIS UMUM
Keluhan sesak napas didahului dengan demam, batuk, dan pilek sejak 5
hari
yang lalu. Batuk disertai dahak namun tidak dikeluarkan oleh pasien
E. ANAMNESIS TAMBAHAN
1. RIWAYAT IMUNISASI
Nama
Dasar
Ulangan
BCG
1 bulan
DPT
Polio
2 bulan
0 bulan
Campak
Hepatitis
B
4 bulan
2 bulan
4 bulan
6 bulan
6 bulan
0 bulan
1 bulan
6 bulan
2. KEADAAN KESEHATAN
Ayah
: Sehat
Ibu
: Sehat
3. PERKEMBANGAN
Berbalik
: 5 bulan
Bicara 1 kata
:-
: 7 bulan
Bicara 1 kalimat
:-
: 8 bulan
Membaca
:-
Menulis
:-
Sekolah
:-
:-
4. MAKANAN
UMUR
JENIS MAKANAN
KUANTITAS
KUALITA
S
0 5 bulan
Susu formula
Siang : on demand
Malam : 3x tiap 3 jam
Cukup
6
sekarang
Cukup
Diare
Asma
Batuk rejan
Demam Tifoid
Eksim
TBC
Kuning
Kaligata
Difteri
Cacing
Sakit
tenggorokan
Tetanus
Kejang
ISPA atas
Bronchopneumonia
: 8 bulan 1 minggu
Berat Badan
: 7,3 kg
Tinggi Badan
: 64 cm
Lingkar kepala
: 44 cm
Status Gizi
TANDA VITAL
Respirasi
: 60x/menit
Tipe
: Abdominothorakal
Nadi
: 122x /menit
Suhu
: 38 C
KEADAAN UMUM
Keadaan sakit
Kesadaran
: Compos mentis
Sesak
Sianosis
2. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. KEPALA
Bentuk Kepala
Mata
: Anemis -/-
: Konjungtiva
Sklera
: Ikterik -/-
Pupil
Hidung
Telinga
Mulut
2. LEHER
KGB
: Tidak teraba
Retraksi suprasternal
: (-)
3. THORAX
a. Dinding Thorax Depan
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Tidak dilakukan
b. Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
4. ABDOMEN
Inspeksi
: Datar
Retraksi epigastrik (+)
Auskultasi
Perkusi
: Tympani
Palpasi
5. GENITALIA
Jenis Kelamin
: Perempuan
Kelainan
6. EKSTREMITAS
Akral Hangat, CRT <2 detik
Kulit sianosis (-)
Edema -/-
DARAH
: 12,2 g/dl
Basofil
:0
Leukosit
: 22,2 103/uL
Eosinophil
:1
Hematokrit
: 36,5 %
Segmen
: 63,9 %
Trombosit
: 429 103/uL
Limfosit
: 19,9 %
Monosit
:8%
B. Rontgen
Cor, sinus dan diafragma dalam batas normal
Pulmo : Tampak infiltrat di kedua lapang tengah dan bawah
IV. RESUME
Sesak napas terlihat sejak 1 hari sebelum pasien masuk rumah sakit. Sesak
napas tidak disertai dengan bunyi mengi. Riwayat sesak napas setelah tersedak
disangkal oleh ibu pasien.
Keluhan sesak napas didahului dengan demam, batuk, dan pilek sejak 5
hari
yang lalu. Batuk disertai dahak namun tidak dikeluarkan oleh pasien
Umur
: 8 bulan 1 minggu
Berat Badan
: 6,7 kg
Tinggi Badan
: 65 cm
Lingkar kepala
: 43,5 cm
Status Gizi
: BB/PB = Normal
PB/U = Normal
BB/U = Normal
LK/U = Normal
Tanda Vital
Respirasi
: 60x/menit
Tipe
: Abdominothorakal
Nadi
: 122x /menit
Suhu
: 38 C
Kepada, Leher
Thorax
Retraksi intercostal (-)
Ronkhi +/+ basah sedang nyaring
Wheezing -/-
Abdomen
Retraksi epigastrik (+)
Ekstremitas
Akral hangat, CRT <2 detik
Sianosis (-)
Edema (-)
V.
VI.
Hb
: 12,2 g/dl
Leukosit
: 22,2 103/uL
Hematokrit
: 36,5 %
Trombosit
: 429 103/uL
Basofil
:0
Eosinophil
:1
Segmen
: 63,9 %
Limfosit
: 19,9 %
Monosit
:8%
DIAGNOSIS BANDING
-
DIAGNOSIS KERJA
VII.
USUL PEMERIKSAAN
Darah rutin
Foto thoraks
VIII.
TERAPI
Istirahat
Terapi cairan
Ampisillin 3 x 250 mg iv
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad functionam
: Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Pneumonia adalah inflamasi saluran pernapasan akut bagian bawah yang
mengenai parenkim paru yang melibatkan area bronkus, bronkiolus, dan alveolus
sekitarnya, yang memicu eksudat mukoprurulen dan dapat mengakibatkan
obstruksi saluran respiratori berkaliber kecil dan menyebabkan konsolidasi yang
merata ke lobulus yang berdekatan. Bronkopneumonia merupakan pneumonia
lobularis yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme (virus,bakteri,jamur) dan
sebagian kecil oleh non-infeksi (aspirasi, dll).
EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO, 95% pneumonia pada anak-anak di dunia terdapat di
negara-negara berkembang. Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir
30% pada anak-anak di bawah umur 5 tahun, dan merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas pada anak usia <5 tahun di seluruh dunia, terutama di
negara berkembang.
ETIOLOGI
Bronkopneumonia
dapat
disebabkan
oleh
bakteri,
virus,
jamur,
Agen Infeksi
*Group B streptococcus
*Gram negative enteric bacilli
0-3 minggu
*Cytomegalovirus
*Listeria monosytogenes
*Herpes simplex virus
*Chlamidya trachomatis
*Respiratory sincitial virus
3 minggu-3 tahun
3 bulan-5 tahun
*Streptococcus pneumonia
*Haemophylus influenza
*Mycoplasma pneumonia
*Mycobacterium tuberculosis
*Mycoplasma pneumonia
5-15 tahun
*Chlamydophilia pneumonia
*Streptococcus pneumonia
*Mycobacterium tuberculosis
Sebab lain dari pneumonia adalah aspirasi makanan atau minuman, sekresi
orofaringeal, aspirasi isi lambung ke dalam paru, atau akibat flora normal yang
terjadi pada daya tahan tubuh yang terganggu.
Faktor Predisposisi atau faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko
terjadinya bronkopneumonia pada anak yaitu:
1
Usia 0-2 bulan jauh lebih tinggi (morbiditas & mortalitas) dari anak usia
sekolah (bayi muda belum bisa batuk, masih belum banyak terdapat
immunoglobulin yang spesifik)
Prematuritas
Gizi kurang/jelek
10 Kepadatan hunian
PATOFISIOLOGI
Pneuomonia bakteri akut dapat bermanifestasi sebagai salah satu dari pola
anatomic dan radiografik, yaitu bronkopneumonia (pneumonia lobularis) dan
Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai di reabsorbsi, lobus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler
darah tidak lagi mengalami kongesti.
MANIFESTASI KLINIK
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratoris
bagian atas selama beberapa hari suhu tubuh naik sangat mendadak sampai 39-40
derajat celcius dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat
gelisah, dispenia pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung
serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang juga disertai muntah dan diare.
Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit tapi setelah beberapa
hari mula-mula kering kemudian menjadi produktif.
Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik
tetapi dengan adanya nafas dangkal dan cepat, pernafasan cuping hidung dan
sianosis sekitar hidung dan mulut dapat diduga adanya pneumonia. Hasil
pemeriksaan fisik tergantung luas daerah auskultasi yang terkena, pada perkusi
sering tidak ditemukan kelainan dan pada auskultasi mungkin hanya terdengar
ronchi basah nyaring halus dan sedang.
Anamnesis
Keluhan Utama : sesak nafas mendadak dan didahului oleh batuk pilek (ISPA
atas)
Status Gizi : Malnutrisi berat dan kronik (gangguan mekanisme pertahanan
tubuh)
Respirasi : Bayi <2bulan : 60x/m, 2-24 bulan : 50x/m, 2-5 tahun : 40x/m
Suhu : demam
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Hidung : PCH (+)
Leher : Retraksi SS
Thorax : Retraksi IC, Auskultasi : ronki basah sedang nyaring
Abdomen : Retraksi epigastrium
Ekstremitas : Sianosis perifer (bila sesak berat dan lama)
Pemeriksaan Penunjang
Foto thorax : Gambaran difus merata pada kedua lapang paru, berupa bercak
infiltrate yang dapat meluas hingga daerah perifer paru.
Laboratorium : infeksi virus : leukosit normal/ leukopenia dengan limfosit
predominan, bakteri : leukositosis dengan neutrofil predominan
KRITERIA DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari 5 gejala berikut ini:
1.
Sesak napas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan adanya retraksi
suprasternal, intercostal, atau epigastrik
2.
Panas badan
3.
4.
5.
KOMPLIKASI
Komplikasi dari bronkopneumonia antara lain:
1
Empiema torasis
-
Pneumothorax
-
Abses paru
Bronkiektase
Perikarditis purulenta
Miokarditis
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana Umum
1
Pasien dengan saturasi oksigen 92% pada saat bernapas dengan udara
kamar harus diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head box, atau
sungkup untuk mempertahankan saturasi oksigen >92%.
Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan
intravena dan dilakukan balans cairan ketat.
Pemberian Antibiotik
1
Amoksisilin
diberikan
sebagai
pilihan
pertama
jika
M. pneumonia lebih sering terjadi pada anak yang lebih tua maka
antibiotik golongan makrolid diberikan sebagai pilihan pertama secara
empiris pada anak 5 tahun. Makrolid diberikan jika M. pneumonia atau
C. penumonia dicurigai sebagai penyebab.
> 2 bulan: - Lini pertama ampisilin bila dalam 3 hari tidak ada
perbaikan
Pemberian nutrisi
Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan peroral
harus dihindari. Makanan dapat diberikan lewat nasogastrc tube (NGT) atau
intravena. Tetapi harus diingat bahwa pemasangan NGT dapat menekan
pernapasan, khususnya pada bayi dan anak dengan ukuran lubang hidung yang
kecil. Jika memang dibutuhkan, sebaiknya menggunakan ukuran yang terkecil.
Perlu dilakukan pemantauan balans cairan ketat agar anak tidak
mengalami overhidrasi karena pada penumonia berat terjadi peningkatansekresi
hormon antidiuretik.
Bayi:
-
Distres pernapasan
Grunting
Kriteria pulang
1
Keluarga mengerti dan setuju untuk pemberian terapi dan rencana kontrol