Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Dengan perkembangan teknologi elektronika saat ini, telah banyak peralatan

elektronika yang dirancang untuk membantu pekerjaan manusia. pada peralatan rumah
tangga, peralatan manual digantikan dengan peralatan elektronik yang dapat bekerja secara
otomatis. Peralatan peralatan ini diantaranya digunakan untuk mempermudah pekerjaan,
memperkecil biaya, meminimalisir waktu, menghemat daya dan efisien.
Salah satu contoh peralatan elektronika ini adalah pompa air galon elektronika.
Dengan Sebagaimana namanya, fungsi alat ini adalah untuk menggantikan fungsi dispenser
yang harus mengangkat galon, dan membutuhkan daya yang sangat besar. Selain itu dengan
adanya pompa air galon elektronika dapat menghemat tenaga tekan dari tangan, diganti
dengan tenaga power supply yang hanya membutuhkan daya 3V. Dibandingkan dengan
menggunakan baterai yang harus mengganti satu minggu sekali, menggunakan power supply
akan lebih menghemat biaya dan ramah lingkungan karena proses daur ulang baterai relatif
sulit karena baterai masih mengandung merkuri dan kadmium yang harus ditangani secara
lebih serius demi mencegah lingkungan dan kesehatan masusia.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat diambil rumusan masalah, antara lain :
1. Bagaimana merancang pompa galon elektronika ?
2. Bagaimana meenetukan perancangan tegangan dan arus power supply ?
3. Bagaimana perancangan simulasi untuk menentukan komponen dari power supply ?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 MOTOR DC
Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan untuk
diubah menjadi energi mekanik. Bagian utama motor DC adalah statos dan rotor dimana
kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Bentuk motor paling sederhana memiliki
kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub-kutub magnet permanen. Catu
tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua
segmen yang terhubung dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar di atas
disebut angker dinamo. Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar di
antara medan magnet.

Prinsip Dasar Cara Kerja Jika arus lewat pada suatu konduktor, timbul medan magnet
di sekitar konduktor. Arah medan magnet ditentukan oleh arah aliran arus pada konduktor.
Medan magnet yang membawa arus mengelilingi konduktor dapat dilihat pada gambar
berikut.

Tangan Kanan bisa dipakai untuk menentukan arah garis fluks di sekitar konduktor.
Genggam konduktor dengan tangan kanan dengan jempol mengarah pada arah aliran arus,
maka jari-jari anda akan menunjukkan arah garis fluks. Gambar diatas menunjukkan medan
magnet yang terbentuk di sekitar konduktor berubah arah karena bentuk U. Medan magnet
hanya terjadi di sekitar sebuah konduktor jika ada arus mengalir pada konduktor tersebut.
Jika konduktor berbentuk U (angker dinamo) diletakkan di antara kutub uatara dan selatan
yang kuat medan magnet konduktor akan berinteraksi dengan medan magnet kutub.

bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan (looped


conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui ujung B. Medan
konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan menimbulkan
medan yang kuat di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak ke atas untuk
keluar dari medan kuat ini. Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam akan
menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di atas konduktor.
Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari medan yang kuat tersebut.
Gaya-gaya tersebut akan membuat angker dinamo berputar searah jarum jam.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum adalah arus listrik dalam
medan magnet akan memberikan gaya. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan
menjadi sebuah lingkaran / loop, maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan

magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan
tenaga putar / torque untuk memutar kumparan. Motor-motor memiliki beberapa loop pada
dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya
dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang disebut kumparan medan.

Pada motor dc,

daerah kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang
melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi
energi mekanik (motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan
demikian medan magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi,
sekaligus sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat
dilihat pada gambar di bawah ini :

Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka
tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan reaksi lawan.
Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka
menimbulkan perputaran pada motor.
Prinsip Arah Putaran Motor Untuk menentukan arah putaran motor digunakan kaedah
Flamming tangan kiri. Kutub-kutub magnet akan menghasilkan medan magnet dengan arah
dari kutub utara ke kutub selatan. Jika medan magnet memotong sebuah kawat penghantar
yang dialiri arus searah dengan empat jari, maka akan timbul gerak searah ibu jari. Gaya ini
disebut gaya Lorentz, yang besarnya sama dengan F. Prinsip motor adalah aliran arus di
dalam penghantar yang berada di dalam pengaruh medan magnet akan menghasilkan
gerakan. Besarnya gaya pada penghantar akan bertambah besar jika arus yang melalui
penghantar bertambah besar.
2.2 POWER SUPPLY

Peralatan elektronik pada saat ini merupakan benda yang berperan penting dalam
kehidupan manusia saat ini. Semua peralatan elektronik tersebut tentunya membutuhkan
sumber tenaga untuk dapat beroperasi. Untuk konsumsi tegangan yang berasal dari
tegangan listrik untuk alat-alat elektronika tertentu tidak bisa langsung dikonsumsi
akan tetapi harus disesuaikan dengan tegangan yang diperlukan oleh peralatan tersebut.
Penyesuaian tegangan ini dilakukan oleh sebuah alat yang dinamakan Power Supply.
Pada dasarnya Power Supply termasuk dari bagian power conversion. Power conversion
terdiri dari tiga macam :
a. AC/DC Power Supply
b. DC/DC converter
c. DC/AC inverter
Power supply untuk PC sering juga disebut PSU (Power Supply Unit) PSU termasuk
power conversion AC/DC. Fungsi utamanya mengubah listrik arus bolak balik (AC) yang
tersedia dari aliran listrik ( di Indonesia, PLN) menjadi arus listrik searah (DC) yang
dibutuhkan oleh komponen pada PC.
Power supply diharapkan dapat melakukan fungsi berikut ini :
a. Rectification : konversi input listrik AC menjadi DC
b. Voltage Transformation : memberikan keluaran tegangan / voltage DC yang
sesuai dengan yang dibutuhkan
c. Filtering : menghasilkan arus listrik DC yang lebih "bersih", bebas dari ripple
ataupun noise listrik yang lain
d. Regulation : mengendalikan tegangan keluaran agar tetap terjaga,
tergantung pada tingkatan yang diinginkan, beban daya, dan perubahan
kenaikan temperatur kerja juga toleransi perubahan tegangan daya input
e. Isolation : memisahkan secara elektrik output yang dihasilkan dari sumber
input
d. Protection : mencegah lonjakan tegangan listrik (jika terjadi), sehingga tidak
terjadi pada output, biasanya dengan tersedianya sekering untuk auto shutdown
jika hal terjadi.Idealnya, sebuah power supply dapat menghasilkan output
yang bersih, dengan tegangan output yang konstan terjaga dengan tingkat
toleransi dari tegangan input, beban daya, juga suhu kerja, dengan tingkat
konversi efisiensi 100%.
2.2

TRANSFORMATOR
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan

tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan
pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak
sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan.

Gambar 2.1 Transormator


Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer
dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan
primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat
oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujungujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbalbalik (mutual inductance).

Gambar 2.2 Bagian Transformator


Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir
pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan
akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan
berubah polaritasnya.
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan
jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:
Vp = tegangan primer (volt)
Vs = tegangan sekunder (volt)
Np = jumlah lilitan primer
Ns = jumlah lilitan sekunder
Simbol Transformator
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder
transformator ada dua jenis yaitu:
1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik
rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan
sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).

2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik


tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer
lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).

2.3 DIODA
dioda adalah komponen elektronika yang terdiri dari dua elektroda, yakni anoda dan
katoda. Kata dioda adalah sebuah kata majemuk yang berarti dua elektroda, dimana di
berarti dua dan oda yang berarti elektroda. Jadi dioda adalah dua lapisan elektroda N
(katoda) dan lapisan P (anoda), dimana N berarti negatif dan P adalah positif.
Dioda merupakan komponen yang paling sederhana pada keluarga semikonduktor. Bentuk
dioda ini sejenis vacuum tube yang memiliki dua buah elektroda yang terbuat dari bahan
semikonduktor.

Gambar 2.3 gambar lambang dioda

Gambar 2.2 simbol dioda

Fungsi Dioda :
1.
2.
3.
4.

Penyearah, contoh : dioda bridge


Penstabil tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener
Pengaman /sekering
Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level sinyal yang ada

5.

di atas atau di bawah level tegangan tertentu.


Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen dc kepada suatu

sinyal ac
6.
Pengganda tegangan.
7.
Sebagai indikator, yaitu LED (Light Emitting Diode)
8.
Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
9.
Sebagai sensor cahaya, yaitu dioda photo
10. Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), yaitu dioda varactor
11.
Dioda mengubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC). Penyearah
tegangan ini ada 2 macam, yaitu :
1. Penyearah setengah gelombang (half-wave rectifier)
Dioda menyearahkan tegangan AC yang berbentuk gelombang menjadi tegangan DC hanya
siklus positif tegangan AC saja. Sedangkan pada saat siklus negatifnya dioda mengalami
panjar balik (reverse bias) sehingga tegangan beban menjadi nol.

Gambar 2.4 Penyearah setengah gelombang (half-wave rectifier)


Pada gambar di atas, Vi sebagai tegangan input rangkaian yang mempunyai nilai sebesar
20Vpp (20V peak to peak artinya jarak tegangan antara puncak tegangan dan lembah
tegangan). Sesuai dengan karakteristik dioda yaitu panjar maju (forward bias) hanya
melewatkan tegangan positif saja, maka hanya gelombang positif saja yang dilewatkan
sedangkan gelombang negatif tidak dilewatkan. Setelah disearahkan menggunakan dioda

maka akan di dapat bentuk gelombang seperti pada gambar di sebelahnya. Setelah itu bisa
dihitung nilai Vrms dan Vdc nya.
2. Penyearah gelombang penuh (full-wave rectifier)
Dioda digunakan sebagai penyearah gelombang penuh, dalam artian dioda akan bekerja
secara bergantian menyearahkan tegangan AC pada saat siklus positif dan negatif. Penyearah
gelombang penuh ada 2 macam dan penggunaannya disesuaikan dengan transformator yang
dipakai. Untuk transformator dengan CT (Center Tap) menggunakan 2 dioda saja sebagai
penyearahnya sedangkan untuk transformator biasa digunakan jembatan dioda (dioda
bridge).
Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan arus untuk setiap siklus
tegangan sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator pada saat siklus yang sama.
Untuk memahami cara kerja dioda bridge, perhatikanlah gambar berikut.

Gambar 2.4 Penyearah gelombang penuh (full-wave rectifier)


Saat siklus positif, arus mengalir melalui dioda D2 menuju beban dan kembali melalui dioda
D3. Pada saat yang bersamaan pula, dioda D1 dan D4 mengalami panjar balik (reverse bias)
sehingga tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda tersebut bersifat sebagai isolator.
Sedangkan pada saat siklus negatif, arus mengalir melalui dioda D1 menuju beban dan
kembali melalui dioda D4. Karena dioda D2 dan D3 mengalami panjar balik (reverse bias)
maka arus tidak dapat mengalir pada kedua dioda ini.
Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga didapatkan tegangan beban yang
berbentuk gelombang penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC). Untuk Jembatan dioda
(dioda bridge) ini tersedia dalam bentuk 1 komponen saja dipasaran. Jika ingin membuat
merancang sendiri bisa dibuat dengan menggunakan 4 dioda yang sama karakteristiknya.
Yang harus diperhatikan adalah kapasitas arus yang dilewatkan oleh dioda harus lebih besar
dari besar arus yang dilewatkan pada rangkaian.
2.4 ELCO (ELEKTROLIT KONDENSATOR)
Fungsi elco dalam suatu rangkaian elektronika yaitu di pakai untuk mengetahui nilai
kapasitas sebuah elco didalam satuan uf (mikro farad). Fungsi elco biasanya sering di sebut

sebagai kapasitor polar. Dalam kapasitor polar mempunyai dua kutub yang berlainan pada
setiap kakinya, sehingga didalam pemasangan komponen ini tidak bisa terbalik maupun salah
didalam pemasangan.

Gambar 2.5 Bentuk Elco atau kondensator / kapasitor elektrolit


Elco atau kondensator / kapasitor elektrolit yaitu komponen yang mempunyai dua
kaki, yakni kaki ( ) dan kaki ( + ). Fungsi elco juga bisa di sebut sebagai penyimpan arus
listrik searah dc. Rangkaian elco biasanya di gunakan dalam rangkaian apa saja, misalnya
pada power supply regulator dan rangkaian lainnya. Kapasitor elco di bagi jadi 2 type, yakni
kapasitor polar dan kapasitor bipolar / non polar. Pembagian ini didasarkan pada polaritas
( kutub positif dan negatif ) dari masing-masing kapasitor.
Kapasitor elektrolit juga biasanya di sebut sebagai mempunyai fungsi elco,
dikarenakan kapasitor ini mempunyai dua buah kaki yang di tandai dengan kaki panjang
(positif) dan kaki pendek (negative). Nilai kapasitas dari kapasitor ini adalah 47 uf ( mikro
farad ) sampai beberapa ribu mikro farad dengan voltase kerja dari beberapa volt sampai
beberapa ribu volt.
Tak hanya kapasitor elektrolit yang memiliki polaritas pada kakinya, ada juga kapasitor yang
berpolaritas yakni kapasitor solid tantalum. Kerusakan umum yang sering di temukan
didalam fungsi elco terlebih pada kapasitor elektrolit yaitu kering ( kapasitasnya berubah ),
konsleting listrik dan meledak yang dikarenakan salah didalam pemasangan tegangan positif
dan negatifnya, bila batas maksimum voltase di lampaui juga dapat mengakibatkan ledakan.
Setiap elco mempunyai tegangan kerja yang berbeda-beda, umumnya batas maksimal
tegangan yang diperbolehkan untuk suatu elco tertulis pada badannya. Tegangan kerja pada
elco bisa dinyatakan didalam satuan volt.
Fungsi kapasitor adalah pada rangkaian rangkaian elektronika biasanya adalah sebagai
berikut:
-Kapasitor sebagai kopling, dilihat dari sifat dasar kapasitor yaitu dapat dilalui arus ac dan
tidak dapat dilalui arus dc dapat dimanfaatkan untuk memisahkan 2 buah rangkaian yang

10

saling tidak berhubungan secara dc tetapi masih berhubungan secara ac (signal), artinya
sebuah kapasitor berfungsi sebagai kopling atau penghubng antara 2 rangkaian yang berbeda.
-Kapasitor berfungsi sebagai filter pada sebuah rangkaian power supply, yang saya maksud
disini adalah kapasitor sebagai ripple filter, disini sifat dasar kapasitor yaitu dapat menyimpan
muatan listrik yang berfungsi untuk memotong tegangan ripple.
-Kapasitor sebagai penggeser fasa.
-Kapasitor sebagai pembangkit frekuensi pada rangkaian oscilator.
-Kapasitor digunakan juga untuk mencegah percikan bunga api pada sebuah saklar.
2.5 IC (INTEGRATED CIRCUIT)
IC (Integrated Circuit) atau biasa dikenal dengan chip. Bahan untuk membuat IC
disebut semikonduktor. Di dalam sebuah chip bisa terdapat beberapa rangkaian dengan
jumlah transistor, resistor dan kapasitor yang bisa mencapai ribuan bahkan jutaan. IC
dirancang dengan fungsi yang spesifik dan dalam penggunaannya harus di kombinasikan
dengan rangkaian tertentu pula. Berikut adalah gambarnya.

Gambar 2.6 IC (Integrated Circuit)


Setiap IC ditandai dengan nomor type, nomor ini biasanya menunjukkan jenis IC, jadi bila
nomornya sama maka IC tersebut sama fungsinya.Pada pembuatan alat ini menggunakan IC
7805, IC 7809, 1C 7812, dan IC 7815.
Regulator Tegangan dengan IC 78XX
IC jenis Pengatur Tegangan Tetap (Fixed Voltage Regulator) ini memiliki nilai tetap yang
tidak dapat disetel (di-adjust) sesuai dengan keinginan Rangkaiannya. Tegangannya telah
ditetapkan oleh produsen IC sehingga Tegangan DC yang diatur juga Tetap sesuai dengan
spesifikasi IC-nya. Misalnya IC Voltage Regulator 7805, maka Output Tegangan DC-nya
juga hanya 5 Volt DC. Terdapat 2 jenis Pengatur Tegangan Tetap yaitu Positive Voltage
Regulator dan Negative Voltage Regulator.
Jenis IC Voltage Regulator yang paling sering ditemukan di Pasaran adalah tipe 78XX. Tanda
XX dibelakangnya adalah Kode Angka yang menunjukan Tegangan Output DC pada IC

11

Voltage Regulator tersebut. Contohnya 7805, 7809, 7812 dan lain sebagainya. IC 78XX
merupakan IC jenis Positive Voltage Regulator.
IC yang berjenis Negative Voltage Regulator memiliki desain, konstruksi dan cara kerja yang
sama dengan jenis Positive Voltage Regulator, yang membedakannya hanya polaritas pada
Tegangan Outputnya. Contoh IC jenis Negative Voltage Regulator diantaranya adalah 7905,
7912 atau IC Voltage Regulator berawalan kode 79XX.
IC Fixed Voltage Regulator juga dikategorikan sebagai IC Linear Voltage Regulator.
Dibawah ini adalah Rangkaian Dasar untuk IC LM78XX beserta bentuk Komponennya
(Fixed Voltage Regulator).

Gambar datasheet IC LM 7805

2.6

RESISTOR
Resistor adalah komponen listrik yang berfungsi sebagai penahan arus listrik atau

membatasi arus yang mengalir. Hambatan atau resistor merupakan kemampuan untuk
menghambat arus listrik. Nilai resistansi suatu penghantar dipengaruhi oleh beberapa factor
yaitu

jenis

penghantar,

panjang

penghantar,

luas

penampang

penghantar

dan

suhu/temperature. Walaupun resistor dapat meneruskan arus listrik namun tidak begitu saja
arus listrik dapat melintasi resistor, karena bahan untukmembuat pelawan itu sendiri terdiri

12

dari bahan yang sulit menghantarkan arus listrik, maka arus listrik itu tidak mungkin dapat
melewatinya tanpa mendapat rintangan atau tahanan.
Resistor digunakan sebagai bagian dari sirkuit elektronika dan merupakan salah satu
komponen yang paling sering digunakan

Fungsi Resistor
Fungsi resistor dapat diumpamakan dengan sekeping papan yang dipergunakan untuk

menahan aliran air yang deras di selokan/parit kecil. Makin besar nilai tahanan, makin kecil
arus dan tegangan listrik yang melaluinya. Adapun fungsi lain resistor dalam rangkaian
elektronika, yaitu:
a. Menahan arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
b.Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaianelektronika.
c. Membagi tegangan.
d. Sebagai pembagi arus,

Cara menghitung nilai resistor

Untuk mengetahui nilai hambatan suatu resistor dapat dilihat atau dibaca dari
warna yang tertera pada bagian luar badan resistor tersebut yang berupa gelang
Warna
Hitam
Cokelat
Merah
Jingga
Kuning
Hijau
Biru
Ungu
Abu-Abu
Putih
Emas
Perak

13

1 dan 2
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
-

Gelang KE
3
x1
x 10
x 100
x 1000
x 10000
x 100000
x 1000000
x 10000000
x 100000000
x 1000000000
x 0.1
x 0.01

4
1%
2%
2%
5%
10%

Tidak Berwarna

Gambar 13. Kode Warna Resistor

14

20%

BAB III
PERENCANAAN
3.1

PERENCANAAN PERHITUNGAN POWER SUPPLY

Komponen yang dibutuhkan :

1. Trafo CT 1A

= 1 buah

2. Dioda silikon tipe 1B4B42, 1A

= 2 buah

3. Kapasitor elektrolit 2200 uF 16 volt

= 3 buah

4. Kapasitor elektrolit 10 uF 16 volt

= 3 buah

5. PCB ukuran 6cm x 10cm

= 1 buah

6. IC 7805

= 1 buah

7. IC 7905

= 1 buah

8. Kabel secukupnya
9. Timah solder
Alat kerja yang dibutuhkan :
1. Solder listrik 30 Watt

= 1 buah

2. Sedotan timah

= 1 buah

3. Bor pcb

= 1 set

4. Gunting

= 1 buah

5. Multimeter

= 1 buah

Menghitung tegangan minimum trafo (VL) dan penentuan arus keluaran (i)
Vm

= 15 V

=1A

VL

=Vm x 80%
=15 x 0.8
= 12 V

Menghitung tegangan ripple


VR
= Vm - VL
=15 V 12 V
=3V
Menghitung nilai kapasitor yang digunakan dengan nilai VR , arus (I), periode (T)
VR
= 3V
I

15

=1A

= 0,5 x (I / F)
= 0,5 x 0,02
= 0,01 detik
c=

IxT
Vr

3 x 0.01
3

C=1100 F
Berdasarkan perhitungan didapat penyetaraan sebesar 2200F dengan asumsi mudah
dicari dipasaran, jika menggunakan nilai diatasnya akan lebih baik, misalnya 3300 F,
atau 4700 F

Penggunaan IC 7805
Kita membutuhkan tegangan 5 V untuk keluaran adaptor sehingga yang kita perlu
adalah IC Voltage Regulator LM7805, yang secara spesifikasi data sheetnya :
Tegangan masukan mulai 7 volt s/d 35volt.
Arus maximum di keluaran Ic = 1A
Rentang tegangan keluaran dengan VMax = 5.2V, Vmin = 4.8V
Datasheet dari 7805 menetapkan untuk menggunakan 0.01F kapasitor pada sisi
output untuk menghindari perubahan sementara dalam tegangan akibat perubahan
beban dan 0.33F di sisi input dari regulator untuk menghindari riak jika penyaringan
jauh dari regulator.

16

Desain rangkain dengan simulasi

1.1

Hasil Pengukuran output

DAFTAR PUSTAKA

http://goscience-go.blogspot.com/2011/12/cara-membuat-catu-daya.html

http://aang-la.blogspot.com/2010/05/cara-membuat-catu-daya.html

http://duniaelektronika.blogspot.com/2007/09/catu-daya.html

http://alfredbudiono.blogspot.com/2010/11/i.html

http://mia-andilolo.blogspot.com/2011/10/catu-daya.html

http://www.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/4/2-240.pdf

Anda mungkin juga menyukai