Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

REAKTOR KIMIA
FLUIDIZED

BED REACTOR

Dosen Pengampu: Isna Syauqiah, MT

Nama
NIM

: Sofyan Hadi
: H1D107003

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2011

FLUIDIZED BED REACTOR

A. Pengertian
Fluidized Bed Reaktor adalah adalah jenis reaktor kimia yang dapat digunakan
untuk mereaksikan bahan dalam keadaan banyak fasa. Reaktor jenis ini menggunakan
fluida (cairan atau gas) yang dialirkan melalui katalis padatan (biasanya berbentuk
butiran-butiran kecil) dengan kecepatan yang cukup sehingga katalis akan terolak
sedemikian rupa dan akhirnya katalis tersebut dapat dianalogikan sebagai fluida juga.
Proses ini, dinamakan fluidasi.
Fluidisasi adalah metode pengontakan butiran-butiran padat dengan fluida baik cair
maupun gas. Dengan metode ini diharapkan butiran-butiran padat memiliki sifat seperti
fluida dengan viskositas tinggi. Sebagai ilustrasi tinjau suatu kolom berisi sejumlah
partikel padat berbentuk bola. Pada laju alir yang cukup rendah butiran padat akan tetap
diam karena gas hanya mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan
perubahan susunan partikel tersebut. Keadaan yang demikian disebut unggun diam.

B. Gambar Fluidized Bed Reactor

Gambar 1. Fluidized Bed Reactor


C. Mekanisme Kerja Fluidized Bed Reactor

Reaktan dimasukkan dari bagian bawah reaktor

Sebagian kecil katalis disuspensikan oleh reaktan yang berwujud gas ke dalam
fluidized bed

Sebagian padatan kecil dari katalis dapat lepas dari atas reaktor

Padatan terlepas dari reaktor dipisahkan dengan menggunakan siklon untuk membuang
padatan

Kemudian gas tersebut digunakan kembali ke dalam reaktor

D. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dari Fluidized Bed Reactor yakni:
Reaktor mempunyai kemampuan untuk memproses fluida dalam jumlah yang besar
Pengendalian temperatur lebih baik
Pencampuran (mixing) yang bagus untuk katalis dan reaktan
Kelemahan dari Fluidized Bed Reactor yakni:
Partikel mengalami keausan yang dapat menyebabkan mengecilnya ukuran partikel
yang berada di dalam reaktor dan ikut mengalir bersama aliran gas sehingga perlu
digunakan alat cyclone separators dan aliran listrik yang disambungkan pada garis

antara reaktor dan generator.


Adanya peningkatan keabrasivan dimana penyebabnya adalah partikel padat di dalam

proses cracking pada fluidized bed.


Tidak mempunyai fleksibilitas terhadap perubahan panas.

E. Aplikasi Fluidized Bed Reactor


Beberapa aplikasi dari Fluidized Bed Reactor :
1. Pembuatan LLDPE (Linear Low Density Polyethylene)
Salah satu produk polietilen adalah LLDPE (Linear Low Density Polyethylene).
Teknologi yang dapat dipakai dalam pembuatan LLDPE diantaranya polimerisasi fase
gas (gas-phase fluidized-bed polymerization). Proses ini memiliki spesifikasi katalis
tertentu yang membantu jalannya reaksi.
Proses polimerisasi fase gas pertama kali dibangun oleh Union Carbide pada
tahun 1977, dan dipatenkan dengan nama Unipol process. Teknologi ini juga
dikembangkan oleh British Petroleum Company. Teknologi ini hemat secara ekonomi,
fleksibel, dan memiliki kisaran yang luas dalam penggunaan katalis padat.

Gambar 2. Polimerisasi fasa gas ( Union Carbide)


Proses Unipol menggunakan reaktor fluidized bed dengan bagian untuk
berlangsungnya reaksi berbentuk silinder, dan bagian yang mengembang untuk
menurunkan

kecepatan

gas

sehingga

memungkinkan entrained

particles

polymer jatuh kembali ke dalam unggun (bed). Tinggi reaktor dapat mencapai 25
meter, reaktor beroperasi pada tekanan 1,5-2,5 MPa (15-25 atm) dengan temperatur
70 sampai 95 oC.
Gas ethylene, comonomer (1-butene) dan hidrogen dimasukkan ke dalam
reaktor melaluiperforated distribution plate di bagian bawah reaktor yang sebelumnya
telah melewati tahapan pemurnian. Katalis diumpankan ke dalam reaktor
melalui catalyst feeder yang terletak disamping reaktor. Katalis padat yang digunakan
adalah katalis TiCl4 digabungkan dengan Co-catalyst TEAL (Try Ethyl Alumunium)
sehingga membentuk katalis Ziegler-Natta. Partikel katalis tinggal dalam reaktor
selama 2.5 sampai 4 jam.
Aliran Gas dari bawah dan katalis dari samping akan membentuk fluidisasi,
sehingga diharapkan akan terjadi reaksi polimerisasi yang akan membentuk
resin polyethylene. Pada saat start up digunakan benih resin untuk membantu
mempercepat proses polimerisasi, diharapkan dengan adanya benih resin tersebut
proses fluidisasi dapat berlangsung sempurna.

Mekanisme

reaksi

pembentukan polyethylene dari ethylene adalah sebagai

berikut :
H = Kcal/kg produk
Panas yang dihasilkan dari reaksi polimerisasi ditransfer ke dalam Cycle Gas
Coolerdengan bantuan air pendingin untuk menjaga kestabilan temperatur di reaktor.
Jika diperlukan, sebagian dari aliran Cycle Gas dibuang ke flare melalui Product
Purge

Bin untuk

menjaga

ditambahkan condensing

kestabilan

agent untuk

tekanan

membantu

reaktor

transfer

dapat

panas

juga

di Cooler.

Kecepatan Superficial Cycle Gas yang masuk ke dalam reaktor berkisar antara 0.680.72 m/s, kecepatan ini dianggap dapat memfluidisasi resin dengan sempurna untuk
membantu mempercepat proses polimerisasi.
Reaktor dilengkapi dengan dua sistem pengeluaran produk yang dapat bekerja
secara bergantian (Cross tie mode) dalam keadaan normal. Cara kerjanya berdasarkan
perbedaan ketinggian unggun di dalam reaktor pada Control Set Reactor. Karena
setiap terbentuk resinpolyethylene baru, akan memberikan variabel naiknya
ketinggian unggun hingga ketinggian tertentu. Setelah Level Set mendeteksi
ketinggian

tertentu

yang

telah

ditetapkan

dan

ketinggian

tersebut

telah

mencapai delay time yang telah ditetapkan biasanya selama 5 detik, maka terjadi
pengeluaran produk secara otomatis. Jika Level Set telah dicapai namundelay
time belum terpenuhi maka pengeluaran produk tidak akan terjadi.
Resin polyethylene yang berupa powder (= 500-900 m, tergantung tipe
katalis yang digunakan) dikeluarkan dari reaktor menuju Pruduct Chamber untuk
selanjutnya ditranfer lagi ke Product Blow Tank (PBT), dari PBT di transfer
ke Pruduct Purge Bin (PPB). Keseluruhan sistem pengeluaran sistem kemudian
disebut Product Discharge System (PDS).
Pada proses Unipol, reaktor polimerisasi fluidized bed dioperasikan tanpa zona
pengurangan kecepatan atau cyclone untuk memisahkan partikel yang bagus dari gas,
ternyata memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan yang pertama adalah
pembentukan lembaran yang curam di dinding atau kerak pada zona transisi dapat
dihilangkan. Hasilnya akan mengurangi shutdown pada reaktor. Keuntungan yang

kedua adalah kedalaman dari area bed polimerisasi dapat divariasikan sehingga output
reaktor dapat ditingkatkan dengan kondisi operasi yang bagus pula.
Pada proses polimerisasi fase gas untuk teknologi BP (British Petroleum),
katalis

Ziegler-Natta dan metallocene dimasukan

dalam

reaktor fluidized-bed.

Pengendalian terhadap sifat propertis produk, seperti titik lebur dan densitas
dilakukan oleh komposisi gas proses dan kondisi operasi. Reaktor didesain agar
terjadi mixing yang sempurna dan temperatur yang seragam.
2. Gasifikasi Batubara
Di bidang teknik kimia, gasifikasi digunakan sebagai teknik untuk
mengkonversi bahan bakar padat menjadi gas. Gas yang dihasilkan pada gasifikasi
disebut gas produser yang kandungannya didominasi oleh gas CO, H 2, dan CH4.
Bahan bakar yang umum digunakan pada gasifikasi adalah bahan bakar padat, salah
satunya adalah batubara. Jika ditinjau dari produk yang dihasilkan, pengolahan
batubara dengan gasifikasi lebih menguntungkan dibandingkan pengolahan dengan
pembakaran langsung. Dengan teknik gasifikasi, produk pengolahan batubara lebih
bersifat fleksibel karena dapat diarahkan menjadi bahan bakar gas atau bahan baku
industri kimia yang tentunya memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Untuk melangsungkan gasifikasi diperlukan suatu suatu reaktor. Reaktor
tersebut dikenal dengan nama gasifier. Ketika gasifikasi dilangsungkan, terjadi kontak
antara bahan bakar dengan medium penggasifikasi di dalam gasifier. Kontak antara
bahan bakar dengan medium tersebut menentukan jenis gasifier yang digunakan.
Diantara jenis gasifier yang biasa digunakan adalah gasifier jenis fluidized bed
(reaktor gasifikasi unggun terfluidakan).

Gambar 3. Salah satu reaktor gasifikasi unggun terfluidakan di sebuah pembangkit


listrik dari batubara.
Gasifikasi unggun terfluidakan dioperasikan dengan cara memfluidisasi
partikel bahan bakar dengan gas pendorong yang berupa udara/oksigen, baik
dicampur dengan kukus maupun tidak dicampur. Gas pendorong tersebut memiliki
dua fungsi, yaitu sebagai reaktan dan sebagai medium fluidisasi. Pada gasifikasi
unggun terfluidakan, gas pendorong yang umum digunakan adalah udara. Pada
gasifier jenis ini, udara dan bahan bakar tercampur pada unggun yang terdiri dari
padatan inert berupa pasir. Keberadaan padatan inert tersebut sangat penting karena
berfungsi sebagai medium penyimpan panas.
Gasifikasi unggun terfluidakan dioperasikan pada temperatur relatif rendah,
yaitu 800 1000 C. Temperatur operasi tersebut berada di bawah temperatur leleh
abu sehingga penghilangan abu yang dihasilkan pada gasifikasi jenis ini lebih mudah.
Hal inilah yang menyebabkan gasifikasi unggun terfluidakan dapat digunakan pada
pengolahan bahan bakar dengan kandungan abu tinggi sehingga rentang penerapan
gasifikasi unggun terfluidakan lebih luas daripada gasifikasi jenis lainnya. Gasifier
unggun terfluidakan memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan gasifier jenis
lainnya, yaitu:

Rentang penanganan jenis bahan bakar lebar.

Tingkat perpindahan panas dan massa bahan bakar tinggi.

Nilai pemanasan tinggi.

Kadar arang rendah.

F. Daftar Pustaka
1. http://damzone89.wordpress.com/2011/06/14/teknologi-lldpe-linear-low-densitypolyethylene/. Diakses tanggal 21 Juni 2011.
2. http://majarimagazine.com/2008/06/gasifikasi-batubara-dengan-unggun-terfluidakan/.
Diakses tanggal 21 Juni 2011.
3. http://muthiaelma.zoomshare.com/FLUIDIZED_BED_REACTOR. Diakses tanggal
21 Juni 2011.
4. http://www.scribd.com/doc/56710010/Fluidisasi-Laporan-Teknik-Kimia-IV-ZeffaAprilasani. Diakses tanggal 21 Juni 2011.

Anda mungkin juga menyukai