Sosiologi Karya Tulis
Sosiologi Karya Tulis
Puji beserta syukur kami panjatkan kehadirat illahirabbi yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul UPAYA PENGENDALIAN KONFLIK DI SEKOLAH. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada
keluarga dan sahabatnya serta kepada kita selaku umatnya.
Terwujudnya makalah ini tak lepas dari berbagai pihak yang telah membantu
dan membimbing proses penyusunan. Maka dari itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang terkait, terutama kepada :
1. Desi Sri M, S.sos selaku pembimbing dan guru mata pelajaran sosiologi
2. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan makalah ini yang tidak dapat
kami sebutkan satu-persatu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah
berikutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan umumnya
bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
.ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
..
1.3Tujuan dan Maksud Penelitian
..
1.4Metode Penelitian
.
1.5Sistematika Penulisan
.
BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1 Pengertian Konflik
.
2.2 Teori-teori Konflik
..
2.3 Bentuk-bentuk Konflik
..
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konflik adalah bagian dari interaksi sosial yang bersifat disosiatif.Konflik dapat
mengakibatkan perorangan maupun kelompok.Hakikat masyarakat yang selalu berubah
menjadi lahan bagi munculnya konflik sosial.Konflik sosial sering muncul sebagai awal
dari terjadinya perubahan dalam masyarakat.Konflik atau pertentangan diartikan
sebagai suatu bentuk interaksi saling mengancam, atau bahkan melukai dan saling
melenyapkan di antara pihak-pihak yang terlibat.Manusia sebagai makhluk individu
yang mana tidak dapat hidup sendiri dan saling bergantungan antara satu sama
lainnya.Karena hal tersebutlah maka konflik ini dapat terjadi dan dapat dialami oleh
siapapun.Konflik sendiri biasa terjadi disebabkan karena adanya perbedaan antar
individu.
Oleh karena itu,untuk lebih mengetahui dan menghindari konflik yang
bersifat disosiatif, kami bermaksud untuk menuangkannya dalam makalah yang
berjudul, UPAYA PENCEGAHAN KONFLIK DI LINGKUNGAN SEKOLAH .
1.3
1.4
Metode Penelitian
1.5
Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan karya tulis ini, kami membaginya dalam empat bab, dengan
rincian sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1.2Rumusan Masalah
1.3Tujuan dan Maksud Penelitian
1.4Metode Penelitian
1.5Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORITIS
2.1Pengertian Konflik
2.2Teori-teori Konflik
2.3Bentuk-bentuk Konflik
2.4Berdasarkan Bentuk dan Sifat Konflik
2.5Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Konflik
2.6Contoh Konflik di Sekolah
2.7Upaya Pencegahan Konflik
BAB III PEMBAHASAN MASALAH
3.1Faktor-faktor Terjadinya Konflik di Sekolah
3.2Upaya Pengendalian Konflik di Sekolah
3.3Contoh Konflik di Sekolah
10.
Menurut Devito (1995)
Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu
dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan
konflik dalam level yang berbeda-beda.
atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini mempunyai potensi yang
memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.
7. Menurut Pace dan Faules (1994), Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara
individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan.
Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih
individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami.
8. Robert M.Z. Lawang, Menurut Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh status,
nilai, kekuasaan, di mana tujuan mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh
keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.
9. Ariyono Suyono, Menurut Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan di
mana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya
perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.
10. James W. Vander Zanden, Menurut Zanden dalam bukunya Sociology, konflik diartikan
sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status
atau wilayah tempat yang saling berhadapan, bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun
menyisihkan lawan mereka.
11. Soerjono Soekanto, Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di
mana orang per orangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan
jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Dari berbagai pendapat
terseb
2.3
Bentuk-bentuk konflik
a. Konflik Pribadi
Konflik pribadi adalah pertentangan yang terjadi antara orang per orang. Masalah yang
menjadi dasar perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga masalah pribadi. Konflik
pribadi tidak jarang terjadi antara dua orang sejak mulai berkenalan. Biasanya hal itu
terjadi jika sejak awal di antara mereka sudah tidak ada rasa simpati dan tidak saling
menyukai.
b. Konflik Rasial
Konflik rasial adalah pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan
dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Konflik rasial sudah berlangsung lama
dalam sejarah kehidupan manusia. Konflik rasial umumnya terjadi karena salah satu
ras merasa sebagai golongan yang paling unggul dan paling sempurna di antara ras
lainnya. Konflik rasial misalnya, terjadi di Afrika Selatan yang terkenal dengan politik
apartheid. Konflik ini terjadi antara golongan kulit putih yang merupakan kelompok
penguasa dan golongan kulit hitam yang merupakan golongan mayoritas yang
dikuasai.
c. Konflik Politik
Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut
ketidaknyamanan atau ketidaktenangan dalam masyarakat. Masalah politik sering
mengakibatkan konflik antarmasyarakat. Konflik politik merupakan konflik yang
menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun di antara negaranegara yang berdaulat. Konflik politik pernah terjadi antara Indonesia dan Malaysia
pada tahun 1963.
e. Konflik Internasional
Konflik internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara
(blok) karena perbedaan kepentingan. Banyak kasus terjadinya konflik internasional
sebenarnya bermula dari konflik antara dua negara karena masalah politik atau
ekonomi. Konflik berkembang menjadi konflik internasional karena masing-masing pihak
mencari kawan atau sekutu yang memiliki kesamaan visi atau tujuan terhadap masalah
yang dipertentangkan. Dengan demikian, terjadilah konflik internasional. Contoh konflik
internasio
2. Konflik Antarkelompok
Konflik antarkelompok terjadi karena persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian
hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur budaya asing. Selain itu, karena
ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional yang
terpendam. Misalnya, hubungan antara golongan mayoritas dan minoritas. Koalisi
golongan minoritas mungkin dalam bentuk sikap menerima, agresif, dan menghindari
atau asimilasi. nal adalah Perang Dunia II. Konflik terjadi antara kelompok sekutu dan
kelompok sentral.
2.4
Berdasarkan Bentuk dan Sifat Konflik
Secara garis besar berbagai konflik dalam masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam
beberapa bentuk konflik berikut ini.
Berdasarkan Sifatnya
a. Berdasarkan sifatnya, konflik dapat dibedakan menjadi:
1) Konflik destruktif merupakan konflik yang muncul karena adanya perasaan tidak
senang, rasa benci dan dendam dari seseorang maupun kelompok terhadap pihak lain.
1) Konflik interindividu merupakan tipe yang paling erat kaitannya dengan emosi
individu hingga tingkat keresahan yang paling tinggi. Perspektif konflik interindividu
mencakup tiga macam situasi alternatif berikut.
a) Konflik pendekatan-pendekatan
b) Konflik menghindari-menghindari
c) Konflik pendekatan-menghindari
2) Konflik antarindividu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan
satu orang atau lebih, sifatnya kadang-kadang substantif menyangkut perbedaan gagasan,
pendapat, kepentingan, atau bersifat emosional, menyangkut perbadaan selara, dan
perasaan like/dislike.
2.5
Faktor Terjadinya Konflik
1. Perbedaan Antarperorangan
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini
mengingat bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa, karena tidak
pernah ada kesamaan yang baku antara yang satu dengan yang lain.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya
konflik sosial, sebab dalam menjalani sebuah pola interaksi sosial, tidak mungkin
seseorang akan selalu sejalan dengan individu yang lain. Misalnya dalam suatu
diskusi kelas, kamu bersama kelompokmu kebetulan sebagai penyaji makalah.
Pada satu kesempatan, ada temanmu yang mencoba untuk mengacaukan jalannya
diskusi dengan menanyakan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam
diskusi tersebut.
Kamu yang bertindak selaku moderator melakukan interupsi dan mencoba
meluruskan pertanyaan untuk kembali ke permasalahan pokok. Namun temanmu (si
penanya) tadi menganggap kelompokmu payah dan tidak siap untuk menjawab
pertanyaan. Perbedaan pandangan dan pendirian tersebut akan menimbulkan
perasaan amarah dan benci yang apabila tidak ada kontrol terhadap emosional
kelompok akan terjadi konflik.
2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan memengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku
perseorangan dalam kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan
dalam tataran individual, kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak
sama.
terjadi, namun jika terjadinya secara cepat akan menyebabkan gejolak sosial,
karena adanya ketidaksiapan dan keterkejutan masyarakat, yang pada akhirnya
akan menyebabkan terjadinya konflik sosial.
2.6
2.7
Usaha manusia untuk meredakan pertikaian atau konflik dalam mencapai kestabilan dinamakan
akomodasi. Pihak-pihak yang berkonflik kemudian saling menyesuaikan diri pada keadaan
tersebut dengan cara bekerja sama. Bentuk-bentuk akomodasi :
1. Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu, guna
melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu. Misalnya : untuk melakukan
perawatan bagi yang luka-luka, mengubur yang tewas, atau mengadakan perundingan
perdamaian, merayakan hari suci keagamaan, dan lain-lain.
2. Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga yang
memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak. Kejadian seperti ini
terlihat setiap hari dan berulangkali di mana saja dalam masyarakat, bersifat spontan dan
informal. Jika pihak ketiga tidak bisa dipilih maka pemerintah biasanya menunjuk pengadilan.
3. Mediasi, yaitu penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak diberikan keputusan yang
mengikat. Contoh : PBB membantu menyelesaikan perselisihan antara Indonesia dengan
Belanda.
4. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih sehingga
tercapai persetujuan bersama. Misalnya : Panitia tetap penyelesaikan perburuhan yang dibentuk
Departemeapai kestabilan n Tenaga Kerja. Bertugas menyelesaikan persoalan upah, jam kerja,
kesejahteraan buruh, hari-hari libur, dan lain-lain.
5. Stalemate, yaitu; keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang
seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling menyerang. Keadaan ini terjadi karena kedua
belah pihak tidak mungkin lagi untuk maju atau mundur. Sebagai contoh : adu senjata antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet pada masa Perang dingin.
6. Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.