Anda di halaman 1dari 34

VARISES VENA TUNGKAI

D EFEN SI
Varises adalah pemanjangan,
pelebaran, dan berkelok-keloknya
sistem vena yang disertai
gangguan
sirkulasi
darah
didalamnya.
Varises
tungkai
merupakan
suatu manisfetasi dari sindrom
insufiensi vena dimana aliran
darah dalam vena mengalami
retrograde atau aliran balik
menuju tungkai yang kemudian
mengalami kongesti.

AN ATO M I

Pada tungkai terdapat tiga macam sistem ven

Etiologi
Vena varikosis primer terjadi sebagai akibat kelemahan bawaan

dinding vena sebagai akibat kelainan jaringan ikat otot polos.


kelemahan maskular atau sebagai akibat agenesis katup bawaan.
Sangat sering, katup pada sambungan safenofemoralis
mengalami gangguan fungsi/ tidak ada. Katup juga dapat tidak
ada dimana vena superfisialis menyatu dengan vena profunda.
Sindrom klippel trenuanay adalah kelainan venosa bawaan
dmana vena superficial dan vena profunda tidak memiliki katup,
kelainan ini juga dikenal sebagai sindrom tanpa katup.
genetik. Beberapa pasien menurunkan kelainan gen VOXC2.
Faktor lain misalnya berdiri yang lama (petani, polisi lalu lintas,
pekerja hotel) memberi kontribusi timbulnya vena varikosis.

Etiologi
Vena

varikosis sekunder, wanita lebih mudah


mengalami
vena
varikosis
karena
beberapa
penyebab berikut ini:
1. kehamilan dan tumor panggul menyebabkan
obstruksi proksimal dari aliran darah.
2. Pil ( kontrasepsi oral ) mengubah viskositas
darah,
3. progesteron menimbulkan dilatasi dinding
pembuluh darah.
.
Vistula
arteriovenosa
(AV)
bawaan
meningkatkan aliran darah dan meningkatkan
tekanaan venosa.
. Trombosis vena profunda dapat timbul sebagai

1. Katup di sistem
vena superfisialis
tidak memadai

Peninggian
tekaanan
hidrostatik dan
mengakibatkan
pelebaran vena
di v. safena
magna / parva
Katup di vena
komunikans dan vena
profunda tidak memadai

Otot
berkontraksi

2. Katup sistem
vena perforan
tidak memadai

Darah mengalir dari S.V


profunda ke S.V
superficial

Aliran darah akan


berbalik dari
proksimal ke
distal

Udem, statis,
dan hipoksemia
disubkutis dan
kulit

Makin banyak katup


yang mengalami
insufisiensi

Vena makin
melebar,
memanjang,
dan berkelok
kelok

Klasifi
kasi
Klasifikasi penyakit venosa anggota gerak bawah yang kronis
Klasifikasi

Definisi

Tanda klinis ( Grade 0-6)

Klasifikasi etiologik (bawaan, primer, atau sekunder)

Distribusi anatomik (superfisialis, profunda atau perforator, tunggal atau kombinasi)

Disfungsi patofisiologik ( refluks atau obstruksi, tunggal atau dalam kombinasi)

Klasifikasi klinis penyakit venosa anggota gerak bawah yang kronis


Grade

Karakteristik

Tidak ada tanda klinis penyakit venosa yang terlihat atau yang dapat dipalpasi

Telangiektasis, vena retikularis, atau lesi aktif maleolar

Vena varikosis

Edema tanpa perubahan kulit

Perubahan kulit yang dilukiskan pada penyakit venosa (misalnya pigmentasi, eksim venosa atau
lipodermatosklerosis)

Perubahan kulit yang seperti yang didefinisikan diatas sebagai ulserasi yang telah sembuh

Perubahan kulit yang seperti yang didefinisikan diatas sebagai ulserasi yang aktif

Klasifikasi CEAP derajat 1, telangiektasis

Klasifikasi CEAP derajat 2, varises vena

varises tungkai
berdasarkan luasnya
1. V. Trunkal : bila yang terkena adalah

vena yang utama (v saphena


magna & v. Saphena parva)
2. V. Retikularis : bila yang terkena
adalah cabang-cabang dari vena
saphena magna/parva.
3. V. Retikularis : bila yang terkena
adalah vena kapiler subkutan

G ejala klinis :
Sebagian besar pasien datang dengan

keluhan gambaran dilatasi vena ditungkai


Rasa nyeri yang tumpul/pegal pada
tungkai sebagai akibat rasa berat dan
mereda bila beristirahat/ elevasi tungkai
Kram pada malam hari ( akibat perubahan
diameter vena )
Udem, Hiperpigmentasi,Ulserasi, eksim,
dermatitis, perdarahan
Pruritus dan penebalan kulit

P em eriksaan
1. Inspeksi ( sebaiknya dilakukan pada posisi

berdiri)
. Dilatasi vena ( sisi medial tungkai dan lutut,
paha)
. Dilatasi vena varikosa tunggal pada
safenofemoral junction
. Vena tampak berkelok dan mengalami dilatasi
. Lesi aktif di pergelangan kaki
. Dapat ditemukan manifestasi klinis seperti
ulserasi, perdarahan, eksim dan dermatitis
. Jaringan parut yg telah sembuh menandakan
riwayat ulserasi sebelumnya.

Palpasi
Seluruh permukaan kulit dilakukan palpasi

dengan jari tangan untuk mengetahui


adanya dilatasi vena walaupun tidak
terlihat ke permukaan kulit, Palpasi diawali
dari sisi permukaan kemudian dilanjutkan
pada sisi lateral diraba apakah ada varises
dari vena nonsafena yang merupakan
cabang
kolateral
dari
VSM.
Selain
pemeriksaan vena, dilakukan juga palpasi
denyut arteri distal dan proksimal untuk
mengetahui adanya insufisiensi arteri

Manuver Perthes
Uji
perthes
merupakan

pengujian

terhadap sistem vena dalam


Pada keadaan berdiri, saat varises
penuh, lipat paha diikat sehingga vena
saphena magna tertutup. Selanjutnya
penderita diminta berjalan ditempat
sehingga pompa otot tungkai berfungsi
baik. Jika varises berangsur-angsur
hilang, artinya sistem vena memadai.

Tes Trendelenburg

Tes Trendelenburg sering dapat membedakan antara pasien


dengan refluks vena superficial dengan pasien dengan
inkopetensi katup vena profunda.
fase I: tungkai diangkat sehingga vena kosong, kemudian tungkai
diikat dengan pembalut karet di distal lipat paha, atau vena
disana ditekan untuk menutup hubungan safenofemoral.
Fase II: tungkai diturunkan atau penderita diminta berdiri
sementara tekanan di lipat paha dipertahankan. Pada keadaan ini
varises tidak tampak karena vena tetap kosong akibat tekanan di
persilangan safenofemoral. Vena safena magna tidak terisi darah
jika katup vena komunikans dan vena dalam utuh.
Fase III: bebat karet atau tekanan dilepaskan tidak tampaknya
varises membuktikan katup safenofemorar dan popliteofemoral
utuh.
Hasil uji trendelenburg positif jika vena safena magna segera terisi
mulai dari atas karena darah cepat mengalir balik dari perut ke
tungkai melalui persilangan safenofemoral dan menyebabkan
terjadinya varises pada vena safena magna dan/ vena safena
parva karena katupnya insufisien.

Pem eriksaan penunjang


Auskultasi menggunakan dopler
Pemeriksaan
menggunakan

Doppler
digunakan untuk mengetahui arah aliran
darah vena yang mengalami varises, Probe
dari dopple ini diletakkan pada vena
kemudian dilakukan penekanan pada vena
disisi
lainnya.
Penekanan
akan
menyebabkan adanya aliran sesuai dengan
arah dari katup vena yang kemudian
menyebabkan adanya perubahan suara
yang ditangkap oleh probe Doppler.

Pemeriksaan Imaging
Tujuan dilakukannya pemeriksaan ini adalah

untuk mengidentifikasi dan memetakan


seluruh area yang mengalami obstruksi dan
refluks dalam system vena superficial dan
system vena profunda.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan yaitu
venografi dengan kontras, MRI, dan USG
color-flow dupleks. Pemeriksaan yang paling
sensitive dan spesifik yaitu menggunakan
Magnetic Resonance venography (MRV)

P enatalaksanaan
Terapi Non Operatif

a.
1.

2.
3.
4.
5.

Balut kompresi elastik


Balut kompresi elastik dan elevasi tungkai. Terapi ini
menyusun tahap dasar dalam terapi vena varikosis. Terapi
ini dapat dianjurkan pada kasus vena varikosis sekunder.
Biasanya kaos kaki kompresi 20-30 mmHg sudah
mencukupi.
Kaos kaki ini sebaiknya dipakai dari pergelangan kaki
sampai dibawah lutut.
Kaos kaki sebaiknya dipakai selama jam-jam kerja
(sepanjang hari)
Sebaiknya dilepas selama berbaring tetapi tungkai tetap
dipertahankan dalam posisi elevasi

P enatalaksanaan
b. Scleroterapi
Sceloterapi adalah menginjeksikan suatu
substansi
yang
dapat
menyebabkan
obliterasi pembuluh vena
Bahan-bahan
sclerotan
yang
dapat
digunakan seperti hipertonik salin, salin
10%
dalam
dektrose
25%,
sodium
morhuatee 5% dan ethanolamic oxalat.
Bahan yang lebih sering digunakan di
Amerika Serikat adalah hipertonik salin
23,4%

Penatalaksanaan
Terapi Minimal Invasif
1. Radiofrekuensi ablasi
. Radiofrekuensi ablasi

adalah teknik untuk


mengobliterasi lumen vena menggunakan bipolar
kateter yang ditempatkan interaluninal dan
menggunakan duplex sebagai guidence.
. Pemanasan lokal yang terjadi dengan prosedur
ini mengakibatkan spasme pembuluh vena dan
denaturasi kolagen yang bersifat irreversibel
dengan destruksi pada intimal.
. Prosedur tindakan ablasi ini dapat dilakukan
dengan general atau regional anastesi.

Penatalaksanaan
Terapi Minimal Invasif
2. Endovenous Laser Treatment (EVLASER)
. EVLASER menggunakan energi laser yang

dihantarkan melalui 600m (400-750 m)


laser fiber untuk mengobliterasi vena.
. Gelembung
uap
yang
dihasilkan
dari
pemanasan
darah
di
dalam
lumen
menyebabkan heat injury pada dinding vena.
. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan
anastesi lokal perivaskular

Penatalaksanaan
Operasi
1. Ligasi Vena Safena

Baku emas terapi pembedahan untuk vena

varikosa adalah melakukan stripping pada


vena safena magna dan vena safena parva
dan melakukan ligasi pada safenofemoral
junction atau safenopopliteal junction yang
dikombinasi dengan multipel stab avulsion
atau plebectomy pada percabangan
varises vena.

Penatalaksanaan
Operasi

2. Ambulatory atau stab phlebectomy

Ambulatory

phlebectomy relatif mudah,


efektif,
dan
tidak
mahal
untuk
menghilangkan vena varikosa.
Teknik ini menggunakan suatu pengait
khusus.
Pertama dilakukan mikroinsisi kemudian
pengait dimaskkan ke dalam untuk mengait
bagian vena yang mengalami varises dan
kemudiam dilkukan eksisi yang sangat tipis.

Penatalaksanaan
Operasi
3.
Tanslluminated powered phlebectomy
(TIPP)

Teknik

ini menggunakan transluminator


yang dialirkan melewati bagian dalam dari
varises, dan sebuah suction resector
dimasukan melalui insisi di kulit.
Cara kerjanya, vena akan diisap melalui
resector,
kemudian
mengalami
morcellation
dan keluarkan melalui
suction.

pencegahan
Latihan.

Berjalan-jalan adalah cara terbaik


memperlancar sirkulasi darah di tungkai.

untuk

Kontrol berat badan, dan pola makan. Peningkatan berat

badan bebrapa pound saja meningkatkan tekanan pada


vena. Makanan juga mempengaruhi. Atur pola makan
rendah garam, kaya serat untuk mencegah begkak yang
dihasilkan oleh retensi cairan.
Perhatikan pakaian. Hindari high heel. Sepatu low-heel

membuat otot betis bekerja lebih aktif, hal ini akan bagus
untuk vena. Jangan memakai pakaian ketat karena akan
menghambat sirkulasi darah.
Elevasikan tungkai. Untuk meningkatkan sirkulasi vena,

luangkan
sedikit
waktu
tiap
harinya
untuk
mengelevasikan (meninggikan) tungkai lebih tingi dari
jantung. Contohnya, berbaring telentang dengan tungkai
disangga tumpukan 3 atau 4 bantal.

Anda mungkin juga menyukai