LANDASAN TEORITIS
2.1 Investasi
hidup. Ketika pendapatan lebih besar dari kebutuhan maka yang dilakukan orang-
orang adalah menyimpan kelebihan tersebut untuk kepentingan yang akan datang.
sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode waktu
sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di
masa mendatang.
berpendapat bahwa investasi adalah penanaman modal untuk satu/ lebih aktiva
yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa yang akan datang. Sementara Brown dan Relly (2003:5)
berpendapat bahwa investasi adalah komitmen terhadap sejumlah dana saat ini
ganti rugi yang diberikan kepada investor karena (1) sejumlah dana yang
dipercayakan (2) tarif inflasi yang diharapkan, dan (3) ketidakpastian atas
adalah pembelian aset untuk tujuan meningkatkan nilai aset yang diinvestasikan
Investasi langsung
dengan Mayo (2003:5), mereka membedakan investasi ditinjau dari segi ruang
Jenis investasi ini dapat dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat
deposito, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Selain dilakukan di pasar
uang, investasi ini dapat juga dilakukan di pasar modal baik berupa saham,
Investasi berisiko adalah investasi yang ditujukan bagi pembeli saham biasa
investasi dalam saham itu berisiko karena dengan memiliki saham tertentu
pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan
datang.
agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti
oleh inflasi.
2.2 Saham
modal. Untuk tujuan investasi saham merupakan salah satu alternatif yang dapat
PT atau yang biasa disebut emiten. Pemilik saham merupakan pemilik sebagian
adalah surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun
dividen ditambah dengan kenaikan harga saham tersebut (capital gains). Dengan
menjadi semakin tidak pasti karena pembayaran dividen dipengaruhi oleh prospek
dividen dan capital gain (selisih antara harga jual dan harga beli).
bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang
dikehendaki investor.
Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindah
tangankan dari satu investor ke investor yang lain. Secara hukum, siapa
Dari beberapa jenis saham tersebut, saham yang paling banyak dikeluarkan
oleh perusahaan adalah jenis saham biasa. Melalui penerbitan saham biasa dapat
menghimpun dana dari masyarakat dalam jumlah tertentu yang diinginkan sesuai
dengan kebutuhan perusahaan, karena saham biasa dapat diperjualbelikan secara
melekat dalam kepemilikan saham biasa yang dijamin oleh Undang-Undang, agar
a. Hak kontrol saham biasa, yaitu hak pemegang saham biasa untuk memilih
pimpinan perusahaan.
tujuan melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi
proporsi sahamnya.
Pada dasarnya ada dua keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli
2. Capital gain, yaitu selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
Kelebihan dari investasi pada saham biasa ini adalah kemampuannya untuk
Saham dikenal dengan karakteristik high risk - high return. Artinya, saham
return atau keuntungan dalam jumlah besar pada waktu yang singkat. Risiko yang
b. Capital Loss
capital gain atau keuntungan atas saham yang dijualnya. Adakalanya pemodal
harus menjual sahamnya dengan harga jual lebih rendah dari harga beli.
Selisih harga jual dengan harga jual yang lebih rendah dari harga beli disebut
2.3 Risiko
hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan bahwa investasi merupakan trade off
dari kedua faktor ini. Return dan risiko merupakan hubungan yang positif,
semakin besar risiko yang harus ditanggung , semakin besar return yang harus
dikompensasikan.
Untuk itu, return yang akan diterima perlu diestimasi nilainya dengan segala
penyimpangan dari hasil yang diharapkan, semakin besar standar defiasi semakin
Dalam membicarakan masalah risiko ini, terdapat dua macam risiko pada
Risiko ini tidak dapat dihilangkan melalui diversifikasi karena fluktuasi risiko
Risiko ini dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena risiko ini
hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi risiko ini
besarnya berbeda-beda antara satu saham dengan saham yang lain. Karena
sebagainya.
Mayo (2003:8) juga mengemukakan teori yang sama, yaitu membagi resiko
(Nondiversifiable), yang terdiri dari resiko pasar, tingkat suku bunga, kurs valuta
asing dan sebagainya. Resiko tidak sistematis yang bisa dihilangkan melalui
tersebut terhadap risiko. Menurut Tandelilin (2001:7), investor yang lebih berani
akan memilih risiko investasi yang lebih tinggi, yang diikuti oleh harapan tingkat
return yang tinggi pula. Demikian pula sebaliknya, investor yang tidak mau
menanggung risiko yang terlalu tinggi, tentunya tidak akan bisa mengharapkan
1. Risk seeker adalah investor yang senang menghadapi risiko. Apabila individu
memberikan tingkat keuntungan yang sama dengan risiko yang berbeda, maka
investor tersebut akan lebih senang mengambil investasi dengan risiko yang
lebih besar.
2. Risk averter adalah investor atau kelompok individu yang lebih
senang pada pilihan investasi dengan risiko yang lebih kecil dengan tingkat
Dari ketiga sikap investor tersebut, pada umumnya para investor cenderung
menjadi risk averter. Para investor cenderung bersifat menghindari risiko dalam
menawarkan tingkat return tertinggi dengan risiko rendah. Pendapat yang sama
juga dikemukakan oleh dikemukakan oleh Weston dan Thomas (1991:446) bahwa
kelompok enti resiko (risk averter) dan kelompok yang acuh terhadap resiko (risk
indeference).
Investasi yang paling tinggi tingkat risikonya adalah investasi pada saham,
faktor risiko investasi. Menurut Tandelin (2001:6) hal penting yang harus selalu
dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus ditanggung dari investasi
tersebut.
Investasi pada saham dikatakan berisiko karena jika para pemodal (investor)
yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, sebelum melakukan investasi sekuritas,
seorang investor harus menentukan sekuritas apa yang akan dipilih, berapa
banyak dan kapan investasi tersebut akan dilakukan. Untuk mengambil keputusan
sebagai berikut:
Di sini investor perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak
b. Analisis sekuritas
Salah satu tujuan kegiatan ini adalah mendeteksi sekuritas mana yang
yaitu analisis yang menggunakan data (perubahan) harga di masa yang lalu
c. Pembentukan portofolio
Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih,
sekuritas.
dimiliki.
baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang
ditanggung.
saham. Jika investor menanamkan modalnya ke dalam satu jenis saham saja risiko
saham bangkrut maka investor juga akan ikut bangkrut, dengan mempunyai
beberapa jenis saham, apabila salah satu saham ini rugi lainnya masih untung.
investasi yang disusun dengan perencanaan yang matang untuk pencapaian hasil
yang optimal melalui penyebaran risiko. Portofolio mempunyai beberapa
alternatif variasi dengan pertimbangan investor harus melihat risiko dan tingkat
riil atau real asset maupun asset keuangan atau financial asset.
kombinasi beberapa aktiva yang diinvestasi dan dipegang oleh investor, baik
Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 1 ayat 23 dan 24 adalah sebagai
berikut:”Portofolio efek adalah kumpulan efek yang dimiliki oleh pihak, yang
berbagai investasi.
Return dan risiko bagaikan dua sisi mata uang yang selalu berdampingan.
investor juga harus memperhatikan risiko yang harus ditanggungnya. Oleh karena
tingkat risiko tertentu, atau investasi yang menawarkan return tertentu pada
diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi
atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa
mendatang. Salah satu pengukuran return realisasi yang banyak digunakan adalah
( Pt − Pt −1 ) + Dt
Rit =
Pt −1
Notasi :
E (Ri) = αi + βi . E (Rm)
Notasi :
αi = Alpha saham i
βi = Beta saham i
Mengukur return dan risiko untuk sekuritas tunggal memang penting, tetapi
bagi manajer portofolio, return dan risiko seluruh sekuritas di dalam portofolio
lebih diperlukan. Hal itu berguna karena nilai-nilai tersebut akan digunakan untuk
dalam portofolio kita, maka manfaat pengurangan risiko yang kita peroleh akan
return sekuritas yang ada dalam portofolio tidak saling mempengaruhi satu
halnya return portofolio yang merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh return
sekuritas tunggal.
tidak hanya memilih satu saham saja. Alasannya, dengan melakukan kombinasi
saham, investor bisa meraih return yang optimal sekaligus akan memperkecil
portofolio disebut dengan risiko yang dapat didiversifikasikan atau risiko unik.
Diversifikasi ini sangat penting bagi investor, karena dapat meminimalkan risiko
Risiko dari portofolio akan menurun dengan cepat karena semakin besar
seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Investor hanya akan memilih
oleh Sharpe pada tahun 1963. Menurut Husnan (2001:103) pada konsep Model
Indeks Tunggal menyatakan pada saat keadaan pasar membaik (ditunjukkan oleh
Demikian pula sebaliknya, pada saat pasar memburuk maka harga saham-saham
analisis investasi. Indeks yang digunakan secara umum adalah Indeks Harga
digunakan untuk menghitung besarnya return pasar untuk waktu ke-t, yang
Di dalam model ini risiko investasi yang terjadi adalah risiko sistematik,
Model ini mengkaitkan perhitungan return setiap aset pada return indeks
sebagai berikut:
Ri = αi + β RM + ei
Notasi :
Ri = Return sekuritas i
ei = Kesalahan residual
Βp = Σ Xiβi
Notasi :
Βp = Beta portofolio
Notasi :
αp = Alpha potofolio
E (Rp) = αp + βp E (Rm)
Notasi :
βp = Beta portofolio
sekuritas dalam Model Indeks Tunggal melibatkan dua komponen utama, yaitu:
lain-lain.
Komponen kesalahan residual (ei) menurut Jogiyanto (2000:204) merupakan
kesalahan estimasi perbedaan atau selisih nilai antara nilai ekspektasi dengan nilai
realisasi suatu sekuritas. Salah satu konsep penting dalam Model Indeks Tunggal
ukuran kepekaan return sekuritas terhadap return pasar. Semakin besar beta suatu
return pasar.
tersebut mempunyai respon yang sama terhadap return pasar. Sekuritas akan
terhadap return pasar. Sehingga kesalahan residu antara dua sekuritas yang tidak
berkorelasi akan mengakibatkan kovarian sama dengan nol, atau dapat dituliskan
sebagai:
Cov (ei,ej) = 0
berdasarkan model ini terdiri dari dua bagian yaitu risiko yang berhubungan
dengan pasar (market related risk) dan risiko unik masing-masing perusahaan
digunakan adalah:
2
(Rm – E (Rm)
n-1
σm2 = E
Notasi :
E (ei – 0)2
σei2 =
n-1
adalah:
n
σp2 = βp2 . σm2 + ( ∑W
i =1
i . σei )2
Notasi :
optimal didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu
adalah rasio antara ekses return dengan beta (excess return to beta ratio/ ERB).
Angka ini memasukkan komponen aktiva bebas risiko. Aktiva bebas risiko,
depan sudah bisa dipastikan. Dalam hal ini aktiva bebas risiko yang digunakan
Jogiyanto (2003:211) juga berpendapat, karena return aktiva bebas risiko ini
bersifat pasti maka return ekspektasinya sama dengan return realisasinya atau
E(RBR) adalah sama dengan RBR. Jogiyanto (2003:253) menyatakan dengan rumus:
E (Ri) - RBR
EBR =
βi
Notasi :
βi = Beta saham i
tidak dapat didiversifikasikan yang diukur dengan beta. Rasio ERB ini
menunjukkan hubungan anatara dua faktor penentu investasi, yaitu return dan
risiko.
Portofolio optimal akan berisi aktiva-aktiva dengan nilai rasio ERB yang
tinggi, sedangkan nilai rasio lebih rendah tidak dimasukk ke dalam portofolio
[ E (Ri) – RBR ] . βi
Ai =
σei2
dan
βi 2
Bi = σei2
2
σm
2
∑A
j =1
1
Ci =
2
1 + σm
2
∑B
j =1
1
Cut off point (C*) merupakan suatu titik pembatas yang memisahkan saham-
saham mana saja yang akan dimasukkan dalam portofolio optimal. Jogiyanto
kali masih lebih besar dari nilai Ci. Dengan demikian portofolio optimal terdiri
dari sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan
optimal telah dapat ditentukan adalah dengan menghitung berapa proporsi dana
Xi
Wi =
n
∑X
j =1
J
Dan
βi
Xi = ( ERB1 – C* )
σ ei
2
Notasi :
Wi = Proporsi saham ke i
n = Jumlah saham
βi = Beta sekuritas ke i
2.7 Beta
risk) dari suatu sekuritas atau portofolio relatif terhadap risiko pasar. Sementara
berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar.
Penggunaan beta bukan hanya bisa memperkecil jumlah variabel yang harus
dalam portofolio yang akan dibentuk. Menurut Jogiyanto (2003:267) beta suatu
sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis.
Beta historis dapat dihitung menggunakan data historis berupa data pasar, data
akuntansi atau data fundamental. Beta yang dihitung dengan data pasar disebut
dengan beta pasar. Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut beta
akuntansi, dan beta yang dihitung dengan data fundamental disebut dengan beta
fundamental
2.7.3 Beta portofolio
βp = Σ Xi βi
Dimana :
βp = Beta portofolio
diasumsikan konstan dari waktu ke waktu. Dengan demikian jika beta adalah
konstan dari waktu ke waktu, maka beta portofolio akan lebih tepat dibandingkan
dengan beta individual sekuritas. Selain itu, perhitungan beta individual sekuritas
juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran atau kesalahan acak. Pembentukan
portofolio akan mengurangi kesalahan acak ini. Dengan demikian, beta portofolio