Anda di halaman 1dari 14

ulusan Program Studi Agribisnis dibekali dengan pengetahuan, etika profesi,

ketrampilan dan kemampuan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan


mengorganisasi (mengelola) sistem dan usaha agribisnis secara berkelanjutan
berdasarkan etika bisnis; memiliki kemampuan mengimplementasikan (menerapkan)
dan mengembangkan agribisnis berbasis pertanian berkelanjutan serta berkomunikasi
dan menjalin kerjasama secara efektif; memiliki kemampuan mengidentifikasi
permasalahan, memfasilitasi, memediasi dan mengembangkan kapasitas masyarakat
agribisnis dalam sistem sosial, ekonomi dan nilai-nilai budaya lokal; memiliki
kemampuan berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar
masalah serta mengambil prakarsa untuk mencari solusi berbasis ilmiah dalam sistem
agribisnis yang berkelanjutan; memiliki kemampuan dalam Bahasa Inggris dan memiliki
wawasan kemandirian/kewirausahaan; dan secara menyeluruh memiliki kemampuan
mengintegrasikan produksi usahatani (on farm) dan pendukungnya (sarana produksi
pertanian seperti benih, pupuk dan alat mesin pertanian), pengolahan hasil pertanian
(agroindustri), distribusi dan pemasaran hasil pertanian beserta kelembagaan
pendukungnya (penyuluhan, komunikasi dan informasi, pembiayaan, investasi,
birokrasi), serta teknologi pangan industri dan pengolahan makanan.

a. Etika Dalam Dunia Bisnis


Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat
membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good
conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah
tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta
kelompok yang terkait lainnya.
Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan
pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam
hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan
antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar
jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak
kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak
mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati
oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan.
Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara
memberikan

spread

effect

terhadap

perkembangan

sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan


yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
1. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat
sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang.
Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-ekspoitasi lingkungan
dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan
lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan
kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.
2. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan
Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak
akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala
bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang
mencemarkan nama bangsa dan negara.
3. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit
(sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan
katabelece dari koneksi serta melakukan kongkalikong dengan data yang
salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan kolusi serta memberikan
komisi kepada pihak yang terkait.
4. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan
golongan pengusaha kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang kondusif harus ada saling percaya
(trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar
pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang
sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak

golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada


pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.
5. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana
apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.
Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada
oknum, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk
melakukan kecurangan demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika
bisnis itu akan gugur satu semi satu.
6. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang
telah disepakati
Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu
ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
7. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum
positif yang berupa peraturan perundang-undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti
proteksi terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang
bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan
semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka
bumi ini.

\\\\\\\\\\

b. Etika Profesi Pengusaha Agribisnis

1. Manajer Usaha Pertanian/Agribisnis


Etika yang dijunjung oleh manajer usaha agribisnis antara lain yang dilakukan:

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Manajer Usaha Pertanian/Agribisnis


dan

terhadap

hasilnya,

terhadap

dampak

dari

Manajer

Usaha

Pertanian/Agribisnis untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada

umumnya.
Berkewajiban untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
Dalam pekerjaan sebagai Manajer Usaha Pertanian/Agribisnis dalam
melakukan pekerjaannya haruslah menjunjung tinggi hukum, kebenaran dan

keadilan.
Menghormati orang lain terutama bawahan.
Menjalankan apa yang telah menjadi keputusan bersama dengan sebaik-

baiknya.
Menerima segala keputusan dengan lapang dada, yang telah menjadi

kesepakatn bersama.
Menerima segala perbedaan pendapat yang ada dalam pelaksanaan kegiatan

Agribisnis.
Menghargai setiap kontribusi yang diberikan oleh bawahan secara wajar,

terlepas dari kelebihan dan kekurangannya.


Komunikasi sebagai suatu elemen penting akan dikembangkan untuk

mewujudkan etika kepemimpinan yang memberdayakan.


Mementingkan kepuasan dari atasan dengan wajar tanpa adanya alasan
tertentu.

Etika manajer usaha agribisnis yang tidak akan dilakukan antara lain:

Perusakan terhadap lingkungan pertanian dalam menjalankan kegiatan

Agribisnis.
Berorientasi pada laba (Profit Minded).
Memaksakan kehendak pada bawahan.
Berbicara yang kurang benar (mencela) atasan maupun bawahan dari

belakang.
Memanfaatkan teman atau bawahan untuk menjatuhkan orang lain.
Melakukan tindakan negatif berupa melanggar peraturan yang sudah ada pada

suatu instansi.
Bersikap kurang sportif dalam persaingan kerja.
Kurang mengutamakan kualitas dalam bekerja.
Memperlakukan bawahan dengan tidak adil.
Bersikap pilih-pilih terhadap bawahan dalam bekerja.

2. Pelaku/Pengusaha Agribisnis
Etika yang dijunjung oleh pelaku ataupun pengusaha agribisnis antara lain yang
dilakukan:

Mengutamakan kepuasan pelanggan.


Banyak melakukan interaksi dengan pelanggan.
Berusaha memenuhi kebutuhan pelanggan.
Mempunyai kesadaran akan perbaikan sebagai suatu proses yang tetap sehingga

setiap orang harus ikut berperan aktif.


Mementingkan kualitas daari produk yang akan dihasilakan.
Menggunakan standart produksi yang ada dalam peraturan pemerintah.
Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Pelaku/Pengusaha Agribisnis dan
terhadap hasilnya, terhadap dampak dari Pelaku/Pengusaha Agribisnis untuk

kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumny.a


Berkewajiban untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
Dalam pekerjaan sebagai Pelaku/Pengusaha Agribisnis dalam melakukan

pekerjaannya haruslah menjunjung tinggi hukum, kebenaran dan keadilan.


Bertindak jujur dalam setiap kegiatan usaha.

Etika yang pelaku atau pengusaha agribisnis antara lain yang tidak akan dilakukan
antara lain:

Merusak lingkungan dengan kegiatan-kegiatan pertanian yang dilakukan


Menipu konsumen dengan menghasilkan produk yang tidak berkualitas
Menyalahi atauran dalam kegiatan usaha yang dilakukan
Melakukan tindakan pemerasan baik secara fisik maupun materi terhadap

bawahan
Penggunaan bahan-bahan berbahaya pada produk yang dihasilkan
Berorientasi pada keuntungan
Tidak memberikan kesejahteraan pada pekerja
Menggangu atau meresahkan masyarakat sekitar dalam hubungannya dengan

kegiatan usaha yang dilakukan


Tidak adil kepada bawahan atau pekerja
Mengambil keputusaan secara sepihak tanpa memperhatikan pendapat karyawan

KODE ETIK PROFESI PENGUSAHA AGRIBISNIS


Pasal 1
Persaingan yang dilakukan para pelaku usaha agribisnis haruslah persaingan
secara sehat.

Penafsiran:
Untuk menjalankan usahanya, pelaku usaha dilarang melakukan persaingan
secara tidak sehat yang akan meugikan pihak lain.
Terciptanya persaingan usaha secara sehat akan menimbulkan kenyamanan
usaha bagi pelaku usaha.
Pelaku usaha agribisnis adalah.setiap perorangan atau badan usaha, baik yang
berbentuk hukum atau bukan yang didirikan dan melakukan kegiatan agribisnis.
Persaingan secara sehat merupakan persaingan antar pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi atau pemasaran barang dan jasa yang dilakukan
secara jujur dan taat hukum serta tidak menghambat pesaingan usaha.

Pasal 2

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia dalam menjalankan kegiatan


usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan
antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum.

Penafsiran:

Demokrasi ekonomi merupakan sistem perekonomian nasional yang disusun


sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan, di mana produksi
dikerjakan oleh semua, untuk semua, di bawah pimpinan atau penilikan anggotaanggota masyarakat. Tujuan penyelenggaraan demokrasi ekonomi adalah untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan jalannya roda
perekonomian, dengan sasaran pokok tersedianya lapangan kerja, pendidikan
gratis (murah), pemerataan modal material, jaminan sosial bagi penduduk
miskin, dan pemberdayaan serikat-serikat ekonomi (koperasi).

Pasal 3

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia tidak diperkenankan melakukan


praktek monopoli dan atau persaingan usaha yang tidak sehat

Penafsiran:

Pelaku usaha dilarang melakukan satu atau beberapa kegiatan, baik sendiri
maupun bersama pelaku usaha lain, yang dapat mengakibatkan terjadinya
praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat, berupa :
menolak dan atau menghalangi pelaku usaha tertentu untuk melakukan kegiatan
usaha yang sama pada pasar bersangkutan;
menghalangi konsumen atau pelanggan pelaku usaha pesaingnya untuk tidak
melakukan hubungan usaha dengan pelaku usaha pesaingnya itu;
membatasi peredaran dan atau penjualan barang dan atau jasa pada pasar
bersangkutan;
melakukan praktek diskriminasi terhadap pelaku usaha tertentu.
Monopoli adalah penguasaan atas roduksi dan atau pemasaran barang dan atau
atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok
pelaku usaha.
Praktek monopoli adalah pemusatan kekuatan ekonomi oleh satu atau lebih
pelaku usaha yang mengakibatkan dikuasainya produksi dan atau pemasaran
atas barang dan jasa tertentu sehingga menimbulkan persaingan usaha yang
tidak sehat serta merugikan kepentingan umum.

Pasal 4

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia mewujudkan terciptanya efektivitas


dan efisiensi dalam kegiatan usaha

Penafsiran:

Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan


yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan
dari beberapa pilihan lainnya

Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian


hasil yang optimum
Pasal 5

Pelaku usaha agribisnis di Indonesia harus menjaga kepentingan umum


dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat

Penafsiran

Dalam menjalankan usahanya, pelaku usaha harus benar menjaga keadaan yang
termasuk dalam kepentingan umum yang merupakan kepentingan bersama dan
melibatkan semua pihak dalam perusahaan
Menjaga kepentingan umum agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat yang
ditimbulkam oleh pelaku usaha untuk menciptakan kesejahteraan pelaku usaha
atau masyarakat.
Usaha meningkatkan efesiensi diharapkan mampu untuk menambah serta
meningkatkan pendapatan rakyat

Pasal 6

Pelaku usaha agribisnis wajib menjamin adanya perlindungan bagi konsumen

Penafsiran:

Pelaku usaha harus menciptakan sistem perlindungan konsumen yang


mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses
untuk mendapatkan informasi
Perlindungan konsumen berasaskan manfaat keadilan, keseimbangan, keamanan
dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang/jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.

Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian


hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.

Pasal 7

Pelaku usaha agribisnis harus beritikad baik dalam melakukan kegiatan


usahanya

Penafsiran:

Pelaku usaha menerapkan usaha secara sehat dalam berusaha.


Memberikan pelayanan yang terbaik untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen serta memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan
jujur serta tidak diskriminatif.
Pelaku usaha dilarang membeda-bedakan konsumen dalam memberikan
pelayanan serta mutu pelayanan kepada konsumen.

Pasal 8

Pelaku usaha argribisnis di Indonesia menjamin mutu barang atau jasa


yang diproduksi atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu
barang atau jasa yang berlaku

Penafsiran

Pelaku usaha harus menjaga kualitas dan memberikan pelayanan yang baik
kepada konsumen serta menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi
dan/atau diperdagangkan berdasarkan ketentuan standar mutu barang dan/atau
jasa yang berlaku.

Barang yang diterima konsumen harus dalam keadaan yang tersegel dan belum
terbuka, apabila barang yang di terima konsumen dalam keadaan yang demikian
maka itu menjadi tanggung jawab dari perusahaan
Pelaku usaha wajib meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin
kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan konsumen.

Pasal 9

Pelaku usaha agribisnis dilarang memproduksi atau memperdagangkan


barang dan jasa yang tidak memenuhi standar atau tidak sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan

Penafsiran:

Barang dan jasa yang tidak memenuhi standar adalah barang yang tidak layak
untuk di perjual-belikan kepada konsumen
Pelaku usaha harus memberikan informasi yang jelas dan benar kepada
konsumen mengenai kondisi barang atau jasa yang dijual serta memberikan
ganti rugi atas barang atau jasa yang tidak sesuai dengan perjanjian.
Kewajiban pelaku usaha atau produsen yaitu menjaga kualitas dan memberikan
pelayanan yang baik kepada konsumen.
Pasal 11

Pelaku usaha agribisnis bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas


kerusakan, pencemaran, atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang
dan jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan.

Penafsiran:

Pelaku usaha harus memberikan informasi yang jelas dan benar kepada
konsumen mengenai kondisi barang atau jasa yang dijual serta memberikan
ganti rugi atas barang atau jasa yang tidak sesuai dengan perjanjian.

Memberi kesempatan kepada konsumen untuk me-nguji dan/atau mencoba


barang dan/atau jasa tertentu yang memberi jaminan dan/atau garansi atas
barang yang dibuat dan/atau diperdagangkan
apabila barang yang diberikan pada konsumen dalam keadaan yang tidak baik
dan dapat memberikan dampak negative setelah memakainya, maka itu menjadi
tanggung jawab dari perusahaan dan perusahaan harus memberkan ganti rugi
pada konsumen.
Pasal 12

Para pekerja di bidang Agribisnis dituntut berperilaku jujur, profesional dalam


bidangnya dan membuka kesempatan kerja untuk masyarakat lainnya serta
menghindari adanya penguasaan di sektor kerja yang akan menimbulkan
persaingan tidak sehat.

Penafsiran:

Profesional adalah sikap saling menghargai dan menghormati profesi atau


pekerjaan yang dilakukan.
Penguasaan adalah adanya pemusatan kekuatan ekonomi dalam suatu pasar
yang mengakibatkan terjadinya perubahan harga barang dan jasa yang dapat
dirubah pihak tersebut.
Pelaku usaha dilarang menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli
tunggal atas barang dan atau jasa dalam pasar bersangkutan yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat
Persaingan tidak sehat adalah persaingan usaha yang dilakukan oleh dua atau
lebih lembaga dalam pasar yang dilakukan dengan tidak jujur yang
mengakibatkan ruginya salah satu pihak dan melanggar hukum.
Kesempatan kerja adalah peluang atau lowongan kerja yang diaberikan bagi
mereka yang membutuhkan kerja.
Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha
yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang
sama bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah dan pelaku usaha kecil.
Pasal 13

Para pekerja di bidang Agribisnis harus menempuh cara yang profesional


dalam melakukan usaha agribisnis.

Penafsiran:

Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lainnya untuk
mempengaruhi harga barang atau jasa yang telah ditetapkan oleh pasar yang
dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan yang tidak
sehat antara pelaku usaha yang satu dengan pelaku usaha yang lainnya.
Cara profesional dalam usaha agribisnis adalah:
Jujur dalam setiap usahanya
Bersikap tanggung jawab dengan kewajiban serta hak
Menghargai ide dan usaha pekerja lainnya
Bersaing dengan sehat
Memberikan pelayanan dengan baik sesuai ketentuan kepada konsumen
Pasal 14

Konsumen memiliki hak dalam mendapatkan pelayanan yang baik serta


perlindungan demi meciptakan kesejahteraan dalam masyarakat.

Penafsiran:

Pelaku usaha harus meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih,


menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen
Hak konsumen adalah segala sesuatu yang wajib dan layak diterima oleh
konsumen yang menciptakan kesejahteraan kepada konsumen.
memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif;

Panca Etika Penyuluh Pertanian


1. penyuluh pertanian beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa serta
senantiasa menghormati dan memperlakukan petani mitra sejajar.

2. penyuluh pertanian senantiasa menempatkan keinginan dan kebutuhan petani-nelayan


sebagai dasar utama pertimbangan dalam mengembangkan program.
3. penyuluh pertanian senantiasa lugas, tulus dan jujur menyampaikan informasi, saran
ataupun rekomendasi dan bertindak sebagai motivator, dinamisator, fasilitator serta
katalisator dalam membimbing petani nelayan
4. penyuluh pertanian senantiasa memiliki dedikasi dan pengabdian untuk membela
kepentingan petani-nelayan serta memperlihatkan teladan, serasi, selaras, dan
sumbang kepada semua pihak.
5. penyuluh pertanian senantiasa memelihara kesetiakawanan dan citra korps penyuluh
pertanian atas prinsip silih asuh, silih asih, silih asah serta senantiasa bersikap dan
bertingkah laku yang menghoromati agama, kepercayaan, aturan, norma.

Penyuluh pertanian dalam menjalankan profesinya, berhubungan


dengan pemerintah wajib melakukan hal sebagai berikut:
1. memiliki komitmen kuat untuk melaksanakan program
pembangunan
nasional
utamanya
bidang
pertanian
sebagaimanaa ditetapkan dalam perUndang-undangan.
2. membantu program
kehidupan berusaha.

pemerintah

untuk

mencerdaskan

3. berusaha menciptakan, memelihara, dan meningkatkan rasa


persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
4. tidak menghindari kewajiban yang dibebankan oleh
pemerintah atau satuan kerja pertanian untuk kemajuan
pendidikan dan pembelajaran pertanian.
5. tidak melakukan tindakan pribadi atau membantu
kepentingan orang lain maupun kelompok serta unsur
kedinasan yang dapat berakibat pada kerugian negara.
Perbuatan baik seorang penyuluh pertanian A. Penyuluh Pertanian yang akan
diterima petani 1) Layak untuk dipercaya. 2) Tahu persis situasi petani sehingga
dapat menunjukkan permasalahan yang dihadapi sekaligus menunjukkan
alternatif pemecahannya. 3) Selalu ada jika dibutuhkan, dalam arti penyuluh
pasti punya waktu untuk sasaran 4) Penyuluh tidak sering ganti. B. Kemampuan
yang harus dimiliki Penyuluh Pertanian 1) Kemampuan berkomunikasi. 2) Sikap

penyuluh: menghayati profesinya, menyukai masyarakat sasaran, yakin bahwa


inovasi yang disampaikan telah teruji. 3) Kemampuan penyuluh tentang: isi,
fungsi, manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi, segala sesuatu
yang masyarakat suka atau tidak suka. 4) Kemampuan untuk mengetahui
karakteristik sosial budaya wilayah dan sasarannya (bahasa, agama, kebiasaan,
dll). C. Peran Penyuluh Pertanian 1) Sebagai fasilitator : Orang yang memberikan
fasilitas atau kemudahan. 2) Sebagai mediator : Orang yang menghubungkan
lembaga pemerintah atau lembaga penyuluhan dengan sasaran. 3) Sebagai
dinamisator : Orang yang dapat menimbulkan atau menjadikan dinamis. D.
Sasaran Penyuluhan Pertanian 1) Seseorang yang berperan sebagai partner
penyuluh pertanian. 2) Bukan sebagai obyek penyuluhan. 3) Orientasi
penyuluhan. E. Fungsi Penyuluh Pertanian 1) Memberikan informasi yang jelas
dan akurat kepada petani tentang pengetahuan dan perkembangan pertanian. 2)
Membantu petani memperoleh pengetahuan yang lebih terperinci tentang cara
memecahkan masalah-masalah pertanian. 3) Meningkatkan motivasi petani
untuk dapat menerapkan pilihan yng dianggap paling tepat. 4) Membantu petani
menganalisis situasi yang sedang dihadapi dan melakukan perkiraan kedepan. F.
Tujuan Penyuluh Pertanian Agar pertanian di Indonesia dapat berkembang serta
dapat memajukan perekonomian dan kesejahteraan rakyat. Selain itu dapat
menambah pengetahuan serta perubahan sikap yang lebih baik yang akan
diambil petani untuk kedepannya. 2. Perbuatan buruk seorang penyuluh
pertanian A. Penyuluh Pertanian yang tidak bisa diterima petani 1) Tidak dapat
dipercaya. 2) Tidak tahu persis situasi petani sehingga tidak dapat menunjukkan
permasalahan yang dihadapi sekaligus menunjukkan alternatif pemecahannya.
3) Selalu tidak ada jika dibutuhkan karena penyuluh tidak punya waktu untuk
sasaran 4) Penyuluh sering diganti-ganti. B. Kemampuan yang tidak harus
dimiliki Penyuluh Pertanian 1) Tidak bisa berkomunikasi terhadap sasaran. 2)
Tidak mempunyai sikap seorang penyuluh. 3) Minimnya kemampuan penyuluh
tentang: isi, fungsi, manfaat dan nilai-nilai yang terkandung dalam inovasi. 4)
Tidak ada mempunyai kemampuan untuk mengetahui karakteristik sosial budaya
wilayah dan sasarannya (bahasa, agama, kebiasaan, dll). C. Tidak berperan
dalam Penyuluhan Pertanian 1) Bukan sebagai fasilitator. 2) Bukan sebagai
mediator. 3) Bukan sebagai dinamisator. D. Tidak mempunyai sasaran
Penyuluhan Pertanian 1) Bukan seorang yang berperan sebagai partner penyuluh
pertanian. 2) Tidak ada orientasi penyuluhan. E. Tidak berfungsi sebagai
Penyuluh Pertanian 1) Memberikan informasi yang tidak jelas dan tidak akurat
kepada petani tentang pengetahuan dan perkembngan pertanian. 2) Tidak mau
membantu petani memperoleh pengetahuan yang lebih terperinci tentang cara
memecahkan masalah-masalah pertanian. 3) Tidak mau memberi motivasi
kepada petani untuk menerapkan pilihan yang dianggap paling tepat. 4) Tidak
mau membantu petani dalam menganalisis situasi yang sedang dihadapi. F.
Tidak ada tujuan dalam Penyuluhan Pertanian Pertanian di Indonesia dibiarkan
agar tidak berkembang serta tidak ikut serta dalam memajukan perekonomian
dan kesejahteraan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai