BIOLOGI DASAR
JUDUL
TANGGAL
: 8 Oktober 2014
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1 B
NAMA
NIM
1. Dwikie Setiawan
1407025019
2. Laela Rosmawati
1407025026
3. Imilia Simanjutak
1407025036
1407025059
1007025093
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori sel menyatakan bahwa setiap sel penyusun makhluk hidup berasal
dari sel sebelumnya. Proses terjadinya sel baru dari sel induknya disebut dengan
pembelahan sel, yang berdasarkan beberapa perbedaan pokoknya dikelompokkan
menjadi mitosis dan meiosis.
Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel somatis
(sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak dengan
komponen yang sama dan identik dengan komponen induknya.
Pada saat sel aktif membelah, kromosom akan relative mudah diamati
dengan hanya memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan
pewarnaan yang sederhana.
Bahan standar yang biasa digunakan dalam pengamatan mitosis adalah selsel ujung bawang merah (Allium ascalonicum), sedangkan untuk pengamatan
meiosis seringkali digunakan kotak sari atau bakal biji tanaman Lily. Kelebihan
dari bahan-bahan tersebut adalah selain komposisi dinding selnya yang tersusun
atas lapisan senyawa-senyawa yang relatif mudah ditembus oleh larutan fiksatif
dan pewarna juga jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga
pengamatan terhadap masing-masing fase yang sedang berlangsung relatif mudah
dilakukan.
Sel merupakan unit terkecil penyusun tubuh makhluk hidup yang dapat
mengalami perkembangan dan pertumbuhan. Perkembangbiakan sel (reproduksi
sel) ada dua macam, yaitu secara mitosis dan meiosis. Reproduksi sel merupakan
salah satu ciri utama makhluk hidup. Pada makhluk hidup bersel satu atau
uniseluler, proses ini bertujuan sama seperti tujuan perkembangbiakan, yaitu
menghindari kepunahan. Adapun pada makhluk hidup bersel banyak atau
multiseluler, reproduksi sel bertujuan untuk memperbaiki jaringan tubuh yang
rusak, pertumbuhan, dan perkembangan sel. Semua aktifitas makhluk hidup
termasuk reproduksi sel, selalu membutuhkan energi. Energi ini diperolehdari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ini
terjadi
pada
proses
gametogenesis,
yaitu
proses
(menggandakan)
informasi
hereditasnya,
mensegregasikan
mitosis selesai, dua sel anakan yang terbentuk mempunyai kromosom yang
identik (Stansfield, 2003 : hal 10-13).
Sel somatik pada sebagian besar tumbuhan dan hewan bersifat diploid,
yaitu mempunyai dua set kromosom yang homolong. Satu set kromosom di
turunkan dari masing masing induk melalui gamet yang menghasilkan zigot, yang
akan berkembang menjadi organism tersebut. Proses meiosis menyebabkan
terjadinya pengurangan jumlah kromosom dari diploid menjadi haploid di dalam
gamet atau sel kelamin dengan demikian, tiap induk menyumbangkan jumlah
kromosom yang sama kepada keturunannya (Stansfield, 2003 : hal 13).
Bentuk reproduksi yang paling dominan pada sebagian besar eukariota
multiseluler adalah reproduksi seksual. Saat mencapai kematangan seksual,
beberapa sel indukan yang bersifat diploid menjadi terspesialisasi untuk
melakukan meiosis dan membentuk sel gamet yang haploid. Meiosis dapat
dipandang sebagai dua siklus yang amat termodifikasi dan berlangsung secara
berturutan. Dalam satu siklus meiosis terjadi satu kali replikasi DNA dan dua kali
pembelahan sitoplasma sehinnga akan dihasilkan empat produk haploid yang tak
satupun identik secara genetik. Dua siklus sel ini disebut sebagai meiosis I dan II.
Masing-masing siklus tersebut mempunyai fase profase, metafase, anafase dan
telofase tersendiri (Stansfield, 2003 : hal 13).
Peristiwa-peristiwa utama pada fase-fase ini merupakan cerminan
peristiwa-peristiwa selama mitosis. Akan tetapi, selama profase I meiosis,
kromosom homolog akan berpasangan dalam proses yang disebut sinapsis. Satu
pasang kromosom yang telah bersinapsis terdiri dari empat kromatid. Tiap
kromosom biasanya mempunyai satu daerah atau lebih tempat berpisah dan
bersatunya kembali dua dari keempat kromatid tersebut. Proses berpisah dan
bersatunya kembali kromatid tersebut dinamakan pindah silang, yang dapat
meningkatkan variasi genetik. Pada anafase I, kromosom-kromosom homolog
akan berpisah dan menghasilkan dua sel haploid pada akhir tahap pertama
meiosis. Pada anafase II, kromatid-kromatid saudari akan berpisah, seperti pada
anafase pembelahan mitosis. Hasil akhirnya adalah empat sel haploid yang
berbeda secara genetic (Stansfield, 2003 : hal 13).
Pada pembelahan sel yang disebut mitosis terdapat dua proses yang
berbeda yaitu Kariokinesis dan Sitokinesis, Kariokinesis yaitu proses pembelahan
substansi inti dan Sitokinesis adalah proses pembelahan sitoplasma dengan
komponen-komponen yang dikandung. Waktu yang dibutuhkan untuk mitosis
bergantung pada jenis sel yang membelah. Biasanya berlangsung selama satu jam.
Dalam kegiatan mitosis ini dapat dibedakan dalam tahap Profase, Metafase,
Anafase, Telofase (Irianto, 2012 : hal 60).
Meiosis merupakan proses pembelahan sel yang umumnya terjadi pada
sel-sel kelamin dari organisme yang mengadakan reproduksi secara generatif atau
seksual. Kadang-kadang pembelahan meiosis disebut pula pembelahan reduksi,
karena sel-sel hasil pembelahan akan memilik jumlah kromososm dari 2n
(diploid) menjadi n(haploid) (Irianto, 2012 : hal 62).
Pada dasarnya meiosis terdiri dari sekali duplikasi kromosom yang terjadi
pada tahap S interfase, diikuti oleh dua kali pembelahana berturut -turut, sehingga
pada akhirnya dihasilkan sel-sel haploid. Tahap terjadinya meiosis dalam daur
kehidupan organism tingkat tinggi baik tumbuhan atau hewan berlangsung dalam
pembentukan gamet. Jadi, meiosis terjadi pada sel-sel dalam alat kelamin, baik
jantan maupun betina (Irianto, 2012 : hal 60).
Bedasarkan tahap-tahap yang berlangsung, meiosis dibagi dalam
pembelahan I dan pembelahan II. Pembelahan meiosis diawali setelah tahap G2
interfase selesai. Sehingga dalam inti masing-masing sel yang akan meiosis telah
terdapat 2 pasang kromosom yang memiliki kromatid (Irianto, 2012 : hal 60).
Pada tahap pembelahan meiosis I terdapat tahap profase, metaphase,
anaphase, dan telofase. Hanya saja disini tahap profase cukup lama sehingga
orang masih membedakan berbagai tahap lagi, yaitu: Proleptonema, Leptonema,
Zygonema, Pachynem, Diplonema dan Diakinesis (Irianto, 2012 : hal 60).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum tentang Pembelahan Sel Periode Mitosis ini dilaksanakan
pada hari Rabu, 8 Oktober 2014, pada pukul 14.30-17.00 WITA, bertempat di
Laboratorium Anatomi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Mulawarman, Samarinda. 2014.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
- Mikroskop biologi
- Silet
- Kaca preparat
- Penutup kaca
- Korek api
- Pipet tetes
3.2.2 Bahan
- Ujung akar bawang bombai (Allium sp)
- Tissue
- Tusuk sate
- Gelas aqua
- Lilin paraffin
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Dari praktikum yang dilakukan maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
4.1.1 Pembelahan sel mitosis
Gambar
Keterangan
Profase
1. Dinding sel
2. sitoplasma
3. Benng spindel
4. Inti sel
Anafase
1. Dinding sel
2. Sitoplasma
3. Benang spindel
4. kromatid
Telofase
1. Dinding sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel
4. Lekungan pembelahan
4.2 Pembahasan
Mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel mereproduksi dirinya
sendiri dengan jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel
induk. Pada pembelahan mitosis kromosom sel anak identik yang sama persis
dengan kromosom sebelumnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukannya percbaan ini, maka dapat disimpulkan bahwa tahaptahap pembelahan mitosis yang terjadi pada ujung akar bawang bombai
(Allium sp.) yang telah di tumbuhkan dengan medium air selama 1 minggu
adalah profase dan telofase.
5.2 saran
Sebaiknya pada praktikum selanjutnya pada saat membuat percobaan atau
pengamatan harus lebih berhati-hati, jangan sampai ada kesalahan yang fatal lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Frandson. R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.