Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah khususnya mata kuliah
Mesin Perkakas CNC,tentang cara menggunakan mesin bubut TU-2A.Pemahaman mahasiswa
mengenai mesin bubut CNC perlu diperdalam dengan mengikuti praktikum CNC. Latihan
merencanakan mengetahui bagian-bagian dari mesin bubut TU-2A yang ada di laboratorium
CNC jurusan teknik mesin serta bisa menggunakannya merupakan bagian dari proses
pembelajaran yang ada di laboratorium CNC.
Dalam praktikum CNC ini dapat dikatakan sebagai sarana dalam belajar merancang suatu
profil yang dapat dikerjakan dengan bubut TU-2A,dimana proses pelaksanaanya telah
ditunjang oleh teori-terori yang didapat dari mata kuliah mesin perkakas CNC.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan laporan tugas akhir praktikum CNC ini adalah belajar
memahami dan mengerti tentang teori mesin bubut CNC TU 2A serta cara penggunaan
mesin bubut CNC TU-2A .
1.3 Sistematika Penulisan
Susunan penulisan laporan akhir praktikum mesin bubut TU-2A meliputi:
BAB I

: PENDAHULUAN
Membahas mengenai masalah yang melatar belakangi laporan akhir, tujuan dari
pelaksanaan praktikum dan pembuatan laporan akhir serta sistematika penulisan
laporan.

BAB II

: TINJAUAN PUSTAKA

Membahas teori-teori yang berhubungan dengan praktukim CNC mesin bubut


TU-2A.
BAB III

: PEMBAHASAN
Membahas mengenai prosedur praktikum dan proses pembuatan listing, gambar
profil bubut,serta cara menggunakan mesin bubut TU-2A.

BAB IV

: ANALISA DAN KESIMPULAN


Membahas tentang hasil yang diperoleh dari praktikum serta analisa yang
berhubungan dengan pelaksanaan praktikum.

Daftar Pustaka
Berisi referensi buku yang menjadi acuan dalam penulisan laporan akhir ini.
Lampiran
Berisi tugas tambahan dan keterangan-keterangan yang berhubungan dengan
penulisan laporan akhir ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1

Mesin Konvensional
Mesin

konvensional adalah mesin yang membutuhkan tools/pahat tajam, keras dan

tangguh, perlu biaya potong yang besar, terjadi penumpukan panas yang dapat merusak
struktur mikro benda kerja, tidak dapat digunakan secara produktif pada material yang
sangat keras dan ukuran terkecilnya terbatas.
II.1.1 Konvensional Manual
Manual adalah hampir seluruh proses pemesinan dilakukan oleh operator. Ciri
utama dari mesin ini adalah tidak dilibatkanya computer sebagai sistem kontrolnya, atau
proses pemotongannya dilakukan secara manual.
Mesin konvensional memiliki beberapa jenis diantaranya :
a. Proses bubut.
b. Proses freis.
c. Proses skrap.
d. Proses gurdi.
e. Proses gerinda.
f. Proses gergaji
Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan menghasilkan gerak dan
sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan terbentuk menjadi komnponen
yang dikehendaki. Pahat tersebut dipasangkan pada suatu jenis mesin perkakas dan dapat
merupakan salah satu dari berbagai jenis pahat/perkakas potong disesuaikan dengan cara
pemotongan dan bentuk akhir dari produk. Untuk sementara, dapat kita klasifikasikan
dua jenis pahat yaitu pahat bermata potong jamak dan bermata potong tunggal.
Gerak relatif pahat terhadap benda kerja dapat dipisahkan menjadi dua macam
komponen gerak yaitu gerak potong dan gerak makan. Berdasarkan gambar teknik,
dimana dinyatakan spesifikasi geometri suatu produk komponen mesin, salah satu atau
beberapa jenis proses pemesinan yang telah disinggung diatas harus dipilih sebagi suatu
proses atau urutan proses yang digunakan untuk pembuatnya.

Bagi suatu tingkatan proses ukuran objektif ditentukan dan pahat harus
membuang sebagian material benda kerja sebagai ukuran objektif yang dicapai. Hal ini
dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram (sebelum dipotong).
Selain itu, setelah berbagi teknologi aspek ditinjau, kecepatan pembuangan geram dapat
dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan yang diinginkan. Pekerjaan seperti ini
akan ditemui dalam setiap perencanaan proses pemesinan. Untuk itu perlu dipahami lima
elemen dasar proses pemesinan yaitu :
1. Kecepatan potong ( cutting speed)

: v (m/min).

2. Kecepatan makan (feeding speed)

: Vf (mm/min)

3. Kedalaman potong (depth of cut)

: a (mm)

4. Waktu peemotongan

: tc (min)
3

5. Kecepatan penghasilan geram

: Z ( cm /min)

a. Proses Bubut
Proses pembubutan merupakan proses pembuatan material (benda kerja) dengan
cara membuang sebagian material dalam bentuk geram akibat gerak relatif pahat
terhadap benda kerja yang diputar pada spindel dan path dihantarkan ke benda kerja.

Gambar 2.2 Mesin Bubut Manual


(htpp://nanafrmana.blogspot.com/2012/11/pengertian-dan-gambar-mesin-bubut.html)
Elemen dasar mesin bubut :

1. Kepala tetap
Kepala tetap adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kiri mesin, dan
bagian inilah yang memutar benda kerja yang didalamnya terdapat transmisi roda
gigi.
2. Kepala lepas
Bagian dari mesin bubut yang letaknya disebelah kanan dari mesin bubut, yang
berfungsi untuk memotong benda kerja yang panjang.
3. Alas mesin
Alas mesin berfungsi untuk tempat kedudukan kepal lepas, tempat kedudukan eretan
dan tempat kedudukan penyangga diam.
4. Eretan
Eretan adalah alat yang digunakan untuk melakukan proses pemakanan pada benda
kerja dengan cara menggerakkan kekiri dan kekanan sepanjang meja.
Elemen dasar proses bubut :
-

Kecepatan potong

.D.n
1000

Vc
-

(m/min)

Kecepatan makan
Vf = f.n.Zph (mm/min)

Waktu pemotongan
eff

Lt.Z
Vf

Dimana Z =

(min)
Do Di
2a
Lt
Vf

Tc =
-

Kedalaman potong

(min)

A
-

Do Di
2

(mm)

Kecepatan penghasilan geram


3

Z = f.a.Vc

( cm /min)

b. Proses freis
Mesin freis adalah jenis mesin perkakas yang mempunyai keistimewaan tersendiri
karena mesin freis salah satu jenis mesin yang dapat melakukan berbagai macam
bentuk pada benda kerja.
Prinsip kerja mesin freis adalah gerak potong dilakukan oleh pahat yang berasal
dari putaran spindel dan gerak makan oleh benda kerja yang berasal dari gerakan meja
kerja secara translasi sebagai pembawa benda kerja.
Pada mesin freis terdapat dua jenis pemakanan yaitu :
-

Up milling
Arah gerak potong yang dilakukan oleh pahat berlawanan dengan arah gerak
makan yang dilakukan oleh benda kerja.

Down milling
Arah gerak potong yang dilakukan oleh pahat searah dengan arah gerak makan
yang dilakukan benda kerja.

Gambar 2.3 Mesin Freis


(htpp://imatamega.blogspot.com/2
012/02/jual-mesin-milling-bekas-di-jakarta.html)

c. Proses Skrap
Mesin skrap adalah mesin dengan pahat pemotong yang bergerak translasi bolakbalik (gerak potong). Dengan menggerakkan meja menyilang dari pahat (gerak
makan), maka akan menyebabkan terpotongnya permukaan logam sehingga menjadi
rata.

Gambar 2.4 Mesin Skrap


(htpp://cyber1803.blogspot.com/2013/12/pengertian-mesin-sekrapmilling.html)
d. Proses Gurdi

Gurdi adalah sebuah pahat yang ujungnya berputar dan yang memiliki satu atau
beberapa tepi potong dan alur yang berhubungan continue disepanjang badan gurdi.

Gambar 2.5 Mesin Gurdi


(www.teknikmesin.net/2012/02/mesin-bordrilling.html)

e. Proses Gerinda
Pada dasarnya mesin gerinda itu berguna untuk menggerinda permukaan benda
kerja sehingga rata dan halus, khususnya untuk mengasah pahat potong dari mesinmesin perkakas. Bentuk mesin ini ada yang duduk dan ada yang berdiri, yang
dimaksud dengan mesin gerinda yang duduk ialah yang pemasangannya dengan diikat
dengan baut pada bangku kerja, sedangkan mesin gerinda yang berdiri ialah mesin
gerinda yang terpasang pada kakinya yang tinggi.

Gambar 2.6 Mesin Gerinda


(htpp://peralatanteknik.indonetwork.co.id/2069653/
mesin-gerinda-duduk-bosch-gbg-8-bench-grinder8-inch.html)

f. Proses Gergaji
Gambar 2.7 Gergaji
(anggatekel.blogspot.com/2012
/09/penggunaan mesin-gergaji
.html)

Fungsi utama mesin gergaji ialah untuk memotong benda kerja dalam jumlah
banyak. Macam-macam mesin gergaji adalah sebagai berikut :
- Mesin gergaji datar
-

Mesin gergaji pita

Mesin gergaji bundar


II.1.2. Konvensional Semi otomatis
Semi otomatis adalah proses pemesinan dilakukan sebagian oleh operator dan
sebagian oleh mesin.
II.1.2.1 Mesin Bubut TU-2A

Gambar 2.8 Mesin Bubut TU-2A


(mesin.itats.ac.id/mesi-bubut-cnc-tu-2a)

Mesin TU-2A ini dirancang hanya untuk training, bukan untuk produksi. Oleh karena itu
mesin ini mempunyai keterbatasan kemampuan. Komputer mesin ini tidak mempunyai
hardisk yang dapat menyimpan data (program) sehingga program harus disimpan pada kaset
yang dilengkapi dengan discdrive juga, sehingga program dapat disimpan didalam disket
yang dapat dipanggil kembali saat diperlukan.
Spesifikasi mesin bubut TU-2A
Motor penggerak sumbu utama atau spindel adalah motor arus searah dengan
kecepatan putar yang bervariasi.
Spesifikasi mesin bubut TU-2A adalah sebagai berikut :
Merk

EMCO TU-2A

Jenis

Bubut CNC

Spindel utama

600-4000 rpm

Jumlah pahat

3 pahat luar + 3 pahat dalam


Penampang pahat maks 12 x12 mm

Benda kerja

Diameter maksimum 80 mm
Panjang maksimum 300 mm

Daya spindel utama

Input 500 W
Output 300W

Dalam pemilihan harga variabel proses harus memperhatikan kemampuan mesin


yang digunakan. Apakah hasil yang diinginkan dari pemilihan variabel proses tersebut
dapat dipenuhi atau tidak oleh mesin yang digunakan.
1.Benda kerja

: Aluminium

2. Pahat

: Karbida

3. Kecepatan potong: Pembubutan


Pemotongan
4.Besar asutan

: Pembubutan

(Kec. Pemakanan) Pemotongan

150 200 m/min


60 80 m/min
0,02 0,1 mm/min
0,01 0,02 mm/min

Batasan-batasan diatas yang merupakan kemampuan mesin bubut TU-2A harus


dipertimbangkan oleh seorang pemrogram jika hendak menggunakan mesin bubut TU-2A
ini.
Prinsip kerja belum
II.1.2.1.1 Tujuan Mesin Bubut TU-2A
Memberikan gambaran tentang penggunaan Mesin Bubut TU-2A, pengenalan
terhadap panel-panel yang ada pada mesin bubut TU-2A, dan penentuan variabel proses
pemotongan.
II.1.2.1.2 Sistem persumbuan CNC TU-2A
Koordinat pada mesin CNC adalah koordinat ruang sehingga ada tiga sumbu x,y
dan z tetapi pada mesin bubut gerakan yang terjadi hanya dua sumbu saja maka koordinat
titik yang dituliskan hanya dua sumbu saja. Sumbu x merupakan ukuran diameter benda
kerja dan sumbu z merupakan arah longitudinal benda kerja. Sedangkan sumbu y tidak
ada, sebab tidak akan mengalami perubahan harga selama pemesinan.
Gerakan untuk membuat profil pada benda kerja dalam hal ini adalah gerakan
pahat atau eretan pada mesin CNC dinyatakan dalam sisitem koordinat ini. Dalam bentuk
perubahan koordinat titik yang digerakkan.
Sisitem koordinat pada mesin bubut TU 2A, positif dan negatifnya dapat dilihat
pada gambar berikut :

Gambar 2. 29 Sistem Sumbu Pada Bubut


(mutiamanarisa.worpress.com/2010/09/30/program-dan-bagian-program-cnc/)

II.1.2.1.3 Sistem Koordinat


Ada dua jenis sistem koordinat, yaitu :
1. Sistem koordinat mesin
Sistem koordinat mesin mengacu pada titik yang terletak pada mesin yang letak
titik tersebut dibuat atau ditetapkan oel pembuat mesin tersebut. Sehingga mesin
tersbut tidak bisa dipindahkan oleh pembuat program CNC. Mesin TU-2A ini tidak
mempunyai hardisk atau media penyimpan data didalam komputer mesin sehingga
tidak bisa menyimpan memori maka oleh pembuat mesin ini ditetapkan bahwa titik
nol adalah titik tempat kedudukan saat mode manual mulai diaktifkan sehingga setiap
kita memulai mode manual selalu harga koordinat yang ditubjukan mesin (0,0).
2. Sistem koordinat benda kerja
Letak titik nol biasanya direncanakan oleh pembuat program dan hal ini harus
dicantumkan atau didefinisikan diawal program, tentu saja hal ini harus
dikomunikasikan dengan operator seandainya
operator.

pemogram tidak sama dengan

Selain kedua sistem kordinat diatas bentuk dan posisi pahat harus juga
dikomunikasikan pada mesin supaya profil yang direncanakan sesuai dengan yang
dihasilkan mesin.
Koordinat pada mesin CNC adalah koordinat ruang sehingga ada tiga sumbu x,
y dan z tatapi pada mesin bubut gerakan yang terjadi hanya dua sumbu saja. Sumbu x
merupakan ukuran diameter benda kerja dan sumbu z merupakakn arah longitudinal
benda kerja. Sedangkan sumbu y tidak ada sebab tidak akan mengalami perubahan
harga selama permesinan.
Sistem koordinat pada mesin bubut TU-2A, positif dan negatifnya dapat dilihat
pada gambar berikut.

Gambar 2.9 Sistem Sumbu Pada Bubut


(mutiamanarisa.worpress.com/2010/09/30/program-dan-bagian-program-cnc/)
Referensi titik nol
Mode Koordinat Absolute
Titik referensi (0,0) ditentukan oleh perpotongan sumbu x dan sumbu y. Jadi
koordinat semua titik mengacu pada titik (0,0).
Mode Koordinat Incramental
Titik referensi ditentukan oleh koordinat titik sebelumnya. Dimana titik yang
sebelumnya dianggap titik (0,0) dan koordinat titik selanjutnya dihitung dari titik
sebelumnya tersebut.
y
Absolut
3

A. (4,2)

Inkramental
(4,2)

2
1

A
C
1

B. (2,3)

(-2,1)

C. (1,1)

(-1,-2)

II.1.2.1.4 Jenis Jenis Pahat Mesin Bubut TU-2A


Proses permesinan dengan mesin bubut arah gerak pemahanan pahat harus
diperhatikan. Kesalahan arah gerak pemakanan ini dapat mengakibatkan pahat tidak
memotong benda kerja tetapi hanya membenturnya saja sebab bukan mata potong yang
makan tetapi punggung pahat.
Berdasarkan arah gerak pemakanan pahat dapat dibedakan menjadi pahat kanan
dan pahat kiri, Pahat kanan memiliki arah gerak kekiri, sedangkan pahat kiri memiliki
arah gerak kekanan. Dari letak mata potngnya dapat ditentukan jenis pahat tersebut
yaiotu apabila telapak tangan ditelungkupkan diatas pahat dan ibu jari terletak pada sisi
yang ada mata potongnya maka pahat tersebut dikatakan pahat kanan, apabila sebaliknya
dapat dikatakan pahat kiri.

Gambar 2.10 Sudut Pemakanan


Modul CNC ITENAS
Pahat kanan dan pemakanan

Contoh Pengunaan
Sudut pemasangan = 930 pahat dipasang lurus ( = 930).
1. Pembubutan memanjang, melintang menyudut.
Sampai dengan = 900
Catatan :
Dalam pemotongan a pada pembubutan melintang tidak boleh di program melebihi
0,3 mm. Jika tidak, jalannya pahat sangat buruk.

Gambar 2.11 Pembubutan Memanjang


Modul CNC ITENAS
2. Pembubutan bentuk
Pembubutan bentuk tidak boleh melebihi 300 jika tidak, tidak ada sudut bebas.

Gambar 2.12 Pembubutan Bentuk


Modul CNC ITENAS
3. Radius

Gambar 2.13 Radius


Modul CNC ITENAS

Gambar 2.14 Sudut kelonggaran pahat


Modul CNC ITENAS
Pahat kiri dan pemakanan
1. Pembubutan memanjang melintang tirus

93
Dengan

dalamnya pemotongan tidak boleh melebihi 0,3 mm karena ujung

potong tidak lagi memotong.

Gambar 2.15 Pahat kiri


Modul CNC ITENAS
1. Membubut bentuk
Minimal

, maksimal

30

Gambar 2.16 Pembubutan Bentuk


Modul CNC ITENAS
3. Radius

Gambar 2.17 Radius


Modul CNC ITENAS
Selain kedua jenis pahat diatas ada jenis pahat yang lain yaitu pahat netral yang
dapat makan kearah kiri dan kanan, pahat ulir untuk membuat ulir serta pahat alur yang
berguna untuk membuat alur atau memotong benda kerja.
Selain pengolongan tersebut, ada juga pembagian jenis lain yaitu pahat luar untuk
pemotongan luar dan pahat dalam untuk pemotongan dalam.

Gambar 2.18 Pahat luar


Modul CNC ITENAS
Pahat Netral
1. Pembubutan memanjang menyudut

Gambar 2.19 Pembubutan memanjang dan menyudut


Modul CNC ITENAS

2. Pembubutan bagian radius

Gambar 2.20 Pembubutan bagian radius


Modul CNC ITENAS
Pahat pada mesin TU-2A dipegang oleh revolver pahat sehingga dapat memegang
beberapat pahat sekaligus, setiap pahat diberi nomor sesuai dengan tempatnya direvolver.
Secara program diperintahkan pada mesin untuk menggunakan pahat nomor yang
diinginkan.

Gambar 2.21 Revolver Pahat


Modul CNC ITENAS
Dalam program CNC, program membayangkan gerakan pahat sebagai lintasan
sebuah titik (pahat dianggap sebagai titik). Pada krenyataannya pahat bukanlah sebuah
titik tetaspi sebuah benda yang mempunyai ukuran. Oleh sebab itu agar profil yang
diinginkan sesuai dengan profil yang terjadi maka mesin harus diberi tahu mengenai data
pahat.
Data pahat ini berupa nomor pahat, panjang pahat, diameter pahat dan sebagainya.
Semua ini dinformasikan pada mesin dalam bentuk koordinat x dan koordinat z.
Data pahat
Data pahat yang ingin dilihat adalah besarnya sumbu x dan sumbu z. Hal ini
disebabkan tidak samanya panjang setiap pahat terutama program memerlukan beberapa
jenis pahat.

Salah satu pahat dijadikan sebagai referensi, dengan demikian data pada pahat
tersebut dibuat sumbu x dan sumbu z sama dengan nol (ingat cara menolkan sumbu).
Kemudian data tersebut ditabelkan untuk kemudian diberitahukan pada mesin saat
membuat program yang menggunakan pahat yang bersangkutan.
Prosedur pengambilan data pahat adalah sebagai berikut :
Pasang perkakas optis pahat didepan revolver pahat.
Gerakkan pahat referensi (pahat no 1) kegaris persilangan.
Jika ujung pahat sudah terletak pada garis persilangan atau penunjukkan z dan z ke
nol. Hati-hati penunjukkan pahat terbalik.
Mundurkan revolver pahat secukupnya agar dapat dilakukan pergantian pahat dengan
bebas tanpa tabrakkan.
Ganti pahat dengan yang lain (pahat no 2).
Atur agar bayangan ujung pahat tepat pada garis silang.
Lihat dan catat harga x dan harga z pada kedudukan ini. Inilah harga data pahat yang
harus dimasukkan pada program.
Catatan :
Data yang terlihat pada optis posisinya terbalik.

Gambar 2.22 Ujung Pahat Yang Terlihat Pada Perkakas Optis


Modul CNC ITENAS

Gambar 2.23 Bentuk dan Posisi Mata Pahat


Modul CNC ITENAS
Gerakan mesin yang terjadi selama proses pemesinan dengan mesin CNC sepenuhnya diatur oleh
sistem kontrol mesin. Sistem kontrol menterjemahkan dari masukkan oleh pemrogram. Sebuah

program harus berisi semua informasi yang diperlukan mesin untuk mewujudkan proses
pemesinan yang diinginkan.
Gerakan untuk membentuk profil pada benda kerja biasanya dibayangkan sebagai
gerakan sebuah titik didalam ruang, gerakan ini dapat dilakukan oleh pahat atau benda
kerja. Pada kenyataannya benda kerja maupun pahat bukanlah merupakan sebuah titik
tetapi adalah sebuah benda yang mempunyai dimensi maupun profil.
II.1.2.1.5 Titik Aman Pahat
Titik aman pahat pada mesin bubut TU- 2A didapat dari rumus

((

1
xDB +2 x 2 xsm
2

) )

Dimana:
DB= Diameter benda
SM = Skala mesin
Karena diameter benda kerja pada saat praktikum 22 mm dan skala mesin 1:100
maka titik aman pahat menjadi:
CNC

Manual

2600

200

200

200

II.1.2.1.6 Setting Nol


Hidupkan mesin, aktikan mode manual dan perhatikan harga x dan z, titik pada saat
kedudukan mulai diaktifkan mode manual titik tersebutlah yang dianggap oleh mesin
sebagai titik nol. Letak titik nol benda kerja direncanakan dan dinformasikan pada mesin
melalui kode G92, penentuan letak nol benda kerja.

Penentuan sumbu x

Gerakan pahat searah sumbu x secara manual diluar benda kerja dan jaga jangan
sampai terjadi proses pemotongan kemudian nolkan sumbu x dengan menekan del.

Gambar 2.24 Penentuan sumbu X


Modul CNC ITENAS
Penentuan sumbu z
Sentuhkan pahat pada benda kerja dengan cara menggerakan sumbu z secara
manual. Pada kedudukan tersebut tekan tombol del sehingga kedudukan tersebut
dianggap sebagai titik nol oleh mesin.

Gambar 2.25 Penentuan sumbu Z


Modul CNC Itenas
II.1.3 Konvensional Otomatis
Konvensional otomatis adalah proses pemesinan yang hampir seluruh prosesnya
dilakukan oleh komputer, mulai dari penggantian pahat hingga pengerjaan benda kerja,
disini operator hanya menghidupkan dan membuat program pada komputer setelah itu
pengerjaan sesuai dengan program, contoh :
II.1.3.1 ATC (Automatic Tooling Charge)
Automatic Tool Charge (ATC) merupakan sebuah sistem penggantian
pahat otomatis. pemilihan pahat secara otomatis dilakukan oleh unit pengontrol
mesin

(Machine Control Unit) dan penggantian pahat dilakukan oleh

robot

sehingga ATC kadang disebut juga sebagai Roobotic Tool Charge, Robot Tool
Charge, Robot Coupler, Robotic Coupler dan Robotic Connector.Dengan

penggunaan ATC maka penggantian pahat dapat dilakukan secara cepat sehingga
menurunkan waktu non produktif.

Gambar 2.26 ATC


(http://belajarmachining.blogspot.com)
II.1.3.2 APC (Automatic Pallet Charge)
Automatic Pallet Charge (APC) merupakan sebuah sistem penggantian
benda kerja secara otomatis. Dengan sistem inibenda kerja dapat dipasang atau
dibongkar diluar mesin sewaktu proses pemesinan benda kerja lain sedang
berlangsung. Alat bantu pemegang (fixture) yang dipasang di atas pallet
direncanakan sesuai dengan bentuk dan ukuran benda kerja dan jumlah fixture
sesuai dengan jumlah pallet.

Gambar 2.27 Mesin APC


(http://belajarmachining.blogspot.com)
II.2

MESIN NON KONVENSIONAL


Mesin perkakas

NC sebenarnya serupa dengan mesin perkakas biasa (non NC,

konvensional) yang terdiri atas berbagai jenis sesuai dengan proses yang bisa dilakukan

misalnya, untuk proses pemesinan dapat ditemukan mesin NC jenis bubut (turning), freis
(milling), koter (bor ring), gurdi (Drilling), gerinda (Grinding). Untuk proses pengelasan biasa
ditemukan mesin jenis NC untuk pemotongan (Flame cutting) dan pengelasan titik (spot
welding).
Berbagai mesin NC untuk proses non tradisional/Non konvensional misalnya proses erosi
bunga api (Spark-erode/ Elektro discharge machining, EDM), pemesinan dengan berkas laser
(Laser beam machining) serta proses pemesinan dengan jet air(water jet machining). Proses
pengontrolan geometri di permudah dengan adany mesin ukur koordinat (CMM, Coordinate
Measuring machine).
Mesin NC tersebut diatas memerlukan berbagai perangkat lunak (program) dalam
pengoperasiannya, misalnya program system operasi (operating system), program program
kelengkapan (utility programs) dan program-program aplikasi khusus (special application
programs) bagi computer pengontrolnya. Program-program tersebut dibuat oleh pembuat
sistem kontrol besrta pembuat mesin pada saat system control (computer) disatukan dengan
mesin perkakas. Penggunaan mesin NC secara tak langsung dan langsung dapat memanfaatkan
program-program tersebut ketika mesin NC digunakan untuk membuat produk.
Dibandingkan dengan mesin kon vensional yang setaraf dan sejenis mesin NC dikatakan
lebih

teliti(Accurate),

lebih

tepat(Pricise),

lebih

luwes(Flexible),

dan

lebihbproduktif(Productive). Konstruksi mesin perkakas NC secara umum l;ebih baik dengan


transmisi daya yang kompak dan pemakaian elemen pembimbing serta penggerak yang lebih
teliti, pemakaian elemen pengukur jarak gerakan yang teliti dengan rangkaian control tertutup
serta kemungkinan penerapan teknik kompensasi kesalahan yang terprogram menaikan ketelitian
gerakan pahat relatif terhadap benda kerja.

II.2.1 Jenis Jenis Mesin Non Konvensional


II.2.1.1 Elecrochimical Machining (ECM)
Electrochemical machine (ECM) adalah suatu mesin perkakas yang
digunakan untuk pemakanan atau pemotongan benda kerja dengan menggunakan
proses kimia elektrik. Biasanya digunakan untuk produksi massal dan untuk benda

kerja yang memilki tingkat kekerasan tinggi atau benda kerja yang sulit dikerjakan
oleh mesin mesin konvensional. ECM menggunakan bahan konduktif elektrik
yang terbatas sehingga cocok semua bahan benda kerja. ECM dapat memotong
sudut yang kecil ataupun rongga yang sangat sulit pada baja yang keras dan
batang batang Eksotis seperti titanium, hastelloy , kovar ,inconel dan karbit.

Gambar 2.28 mesin ECM

Proses ECM :
Adanya proses peralutan anodis daripada material benda kerja maka
terbentuklah
senyawa metal hidroksida yang bercampur dengan cairan elektrolit
(http://technovacation.blogspot.com/2010/10/electrochemica
l-machine-ecm.html
) kemudian diendapkan dalam bak
semacam lumpur. Cairan
yang berlumpur ini
pengendap. Keluar dari bak pengendap ini, cairan elektrolit tersebut kemudian
dijernihkan

dengan mempergunakan centrifuge dan akhirnya baru dialirkan

kedalam reservoir elektrolit. Dengan mempergunakan pompa, cairan elektrolit ini


dialirkan kedalam celah antara benda kerja dengan pahat.

Gambar 2. 29 Sketma ECM


(http://dharmawanadi.blogspot.com/2014/05/electrochemical-machiningecm.html)
Skematik prosesnya seperti sebuah katode yang direaksikan dengan anoda
(elektrolite positif). Tekanan elektrolitenya diinjeksikan pada temperature tertentu ke
area pemakanan. Tingkat pemekanannya sama pada tingkat pencairan bahan.
Ataupun disesuaikan dengan titik lebur dari benda yang akan dibuat.untuk toleransi
yang digunakan didalam dan diluarnya adalah 0,03 inci. berikut Skema dari proses
ECM
Proses dalam ECM lebih luas digunakan untuk memproduksi bentuk benda
yang sudah sangat rumit dan presisi dengan penyelesaian akhir permukaan yang
bagus bagi material mesin seperti kipas turbin. Secara lebih luas dan efektive pula
digunakan untuk
II.2.1.2 Water Jet Machining (EJM)
Water Jet Machining (WJM) merupakan mesin yang menggunakan pancaran
air untuk memotong lembaran logam. Contoh prinsip pengerjaan dalam mesin
WJM ini adalah apabila jari diletakkan pada ujung keran air, maka cucuran aliran
dengan tekanan tinggi akan mencuci kotoran yang melekat secara efektif. Water jet
adalah sebuah alat yang digunakan dalam proses pemotongan dingin yang
menggunakan tekanan yang sangat tinggi dengan air sebagai medianya dan
tambahan bahan abrasive.
Proses WJM :
Air dan polimer dicampur secara tepat dan campuran tersebut dikirm ke
intensifier dimana tekanan dinaikan. Penguat hidrolis (hidrolik intesifer) menaikan
intensitas tekanan air dan memberikannya ke akumualtor hidrolis (penampung
reservoir), selama itu energi tidak dibutuhkan secara kontinyu. Selama periode tak
ada proses (idle-periode) energy disimpan didalam akumualtor dan diberikan keluar
selama pemotongan

Air bertekanan yang datang dari akumulator dikontrol oleh papan control
darimana air itu pergi ke nosel setelah melewati valves pembuka dan penutup (stopstar). Aliran pancaran keluar dari nosel memotong benda kerja, dan selanjutnya
dikumpulkan dalam system saluran. Kecepatan tinggi air yang keluar dari permata
menciptakan ruang hampa yang menarik abrasive dari garis kasar, yang kemudian
bercampur dengan air dalam tabung pencampuran.
Water jet adalah sebuah alat yang digunakan dalam proses pemotongan
dingin yang menggunakan tekanan yang sangat tinggi dengan air sebagai medianya
dan tambahan bahan abrasive (biasanya antara 20.000 sampai dengan 90.000 psi)
dengan tekanan yang sangat tinggi melalui lubang sempit,maka menghasilkan
kecepatan yang sangat tinggi pula(tekanan antara 20.000 dan 60.000 Pounds per
Square Inch (PSI) (1.300-6.200 bar). Ini terpaksa melalui lubang kecil di permata,
yang biasanya 0,007 untuk 0,020 dengan diameter (0,18-0,4 mm). Ini menciptakan
kecepatan yang sangat tinggi, sangat tipis berkisar (yang adalah mengapa sebagian
orang menyebut waterjets sebagai air laser) sedekat mungkin dengan kecepatan
suara (sekitar 600 mph atau 960 km / jam).

Gambar 2.30 Sketma WJM


(http://febriantotito.blogspot.com/2013/06/water-jet-machining.html)
II.2.1.3 Electric Discharge Machining (EDM)
EDM singkatan electrical discharge machining, dalam bahasa sehari-hari
kadang-kadang juga disebut sebagai spark machining, erosi percikan, terbakar, atau
kawat erosi adalah suatu proses manufaktur yang mana ingin membentuk suatu
objek, yang disebut benda kerja, dapat diperoleh dengan menggunakan percikan
listrik.

Electrical Discharge Machining (EDM) adalah proses pemotongan logam


yang dilakukan dengan penciptaan ribuan kotoran per detik. listrik mengalir di
antara elektroda dan benda kerja dalam cairan dielektrikum. Pada saat proses
pemotongan, akan muncul uap logam yang sangat kecil pada wilayah erosi. EDM
dapat digunakan pada bahan yang konduktif listrik, termasuk bahan-bahan eksotis
seperti Waspaloy atau Hastaloy, yang sangat sulit dikerjakan mesin dengan
menggunakan metode konvensional.
Proses kerja EDM :
Pada Proses awal EDM, elektrode yang berisi tegangan listrik didekatkan ke
benda kerja (elektrode positif mendekati benda kerja/turun). Di antara dua elektrode
ada minyak isolasi (tidak menghantarkan arus listrik), yang pada EDM dinamakan
cairan dielectric (dielektrikum). Walaupun cairan dielektrikum adalah sebuah
isolator yang bagus, beda potensial listrik yang cukup besar menyebabkan cairan
membentuk partikel yang bermuatan, yang menyebabkan tegangan listrik
melewatinya dari elektrode ke benda kerja. Dengan adanya graphite dan partikel
logam yang tercampur ke cairan dapat membantu transfer tegangan listrik dalam dua
cara: partikel-partikel (konduktor) membantu dalam ionisasi minyak dielektrik dan
membawa

tegangan

listrik

secara

langsung,

serta

partikel-partikel

dapat

mempercepat pembentukan tegangan listrik dari cairan. Daerah yang memiliki


tegangan listrik paling kuat adalah pada titik di mana jarak antara elektroda dan
benda kerja paling dekat, seperti pada titik tertinggi yang terlihat di gambar. Grafik
menunjukkan bahwa tegangan (beda potensial) meningkat, tetapi arusnya nol.
Ketika jumlah partikel bermuatan meningkat, sifat isolator dari cairan
dielektrik menurun sepanjang tengah jalur sempit pada bagian terkuat di daerah
tersebut. Tegangan meningkat hingga titik tertinggi tetapi arus masih nol. Arus mulai
muncul ketika cairan berkurang sifat isolatornya menjadi yang paling kecil. Beda
tegangan mulai menurun. Panas muncul secara cepat ketika arus listrik meningkat
dan tegangan terus menurun drastis. Panas menguapkan sebagian cairan, benda
kerja, dan elektrode, serta jalur discharge mulai terbentuk antara elektrode dan
benda kerja. Gelembung uap melebar ke samping, tetapi gerakan melebarnya
dibatasi oleh kotoran-kotoran ion di sepanjang jalur discharge. Ion-ion tersebut

dilawan oleh daerah magnet listrik yang telah timbul. Arus terus meningkat dan
tegangan menurun. Sebelum berakhir, arus dan tegangan menjadi stabil, panas dan
tekanan di dalam gelembung uap telah mencapai ukuran maksimal, dan sebagian
logam telah dihilangkan. Lapisan dari logam di bawah kolom discharge pada
kondisi mencair, tetapi masih berada di tempatnya karena tekanan dari gelembung
uap. Jalur discharge sekarang berisi plasma dengan suhu sangat tinggi, sehingga
terbentuk uap logam, minyak dielektrik, dan karbon pada saat arus lewat dengan
intensif melaluinya. Pada akhirnya, arus dan tegangan turun menjadi nol.
Temperatur turun dengan cepat, tabrakan gelembung dan menyebabkan logam yang
telah dicairkan lepas dari benda kerja. Cairan dielektrik baru masuk di antara
elektrode dan benda kerja, menyingkirkan kotoran-kotoran dan mendinginkan
dengan cepat permukaan benda kerja. Logam cair yang tidak terlepas membeku dan
membentuk lapisan baru hasil pembekuan (recast layer). Logam yang terlepas
membeku dalam bentuk bola-bola kecil menyebar di cairan dielektrik bersama-sama
dengan karbon dari elektrode. Uap yang masih ada naik menuju ke permukaan.
Tanpa waktu putus yang cukup, kotoran-kotoran yang terbentuk akan terkumpul
membentuk percikan api yang tidak stabil. Situasi tersebut dapat membentuk DC
arc, yang mana dapat merusak elektrode dan benda kerja.

Gambar 2.31 Sketma EDM

(http://agungadi13.blogspot.com/2013_01_01_archive.html)
II.2.1.4 Chemical Machining (CHM)
Proses CHM merupakan proses korosi yang terkendali atau secara selektif
yang terjadi pada suatu benda kerja. Adanya reaksi kimia yang mengubah metal
tersebut menjadi senyawa geram yang mengandung unsur metal benda kerja
tersebut.
Zat pelarut yang digunakan proses CHM dapat bersifat asam atau senyawa
kimia yang bersifat basa. Proses dapat terjadi dengan menyemprotkan pelarut kimia
kebagian yang akan dilarutkan atau benda kerja direndam dalam zat pelarut.
Pengatur rate of removal dilakukan dengan mengatur kosentrasi, komposisi dan
kondisi pengerjaan dari pelarut zat kimia (etching solution). Proses ini digunakan
untuk pembuatan lubang, celah, blanking operation dan engraving(pembuatan huruf
dan bentuk-bentuk ukuran).
Proses chemical

machining

(CHM) memiliki beberapa

langkah untuk

menghasilkan bagian mesin. Berikut merupakan proses chemical machining (CHM):


a. Bahan Benda kerja harus dibersihkan pada awal proses chemical
machining (CHM). Pembersihan operasi dilakukan untuk menghilangkan minyak,
lemak, debu, karat atau substansi dari permukaan material. Proses pembersihan yang
baik menghasilkan adhesi baik dari bahan masking. Ada dua metode pembersihan
yaitu

metode

mekanik dan metode

kimia. Proses pembersihan yang

paling

banyak digunakan adalah metode kimia karena kerusakan lebih kecil dibandingkan
metode mekanik.Pembersih mesin ultrasonic diterapkan menggunakan larutan
pembersih khusus dan pemanasan yang bermanfaat selama proses pembersihan.
b.

Langkah

selanjutnya

lapisan

benda

kerja

dibersihkan

dengan

menggunakan bahan masking


c.

Pemilihan masking tergantung pada material, jumlah yang dihasilkan,

dan ukuran benda kerja yang menerima proses chemical machining (CHM).
d. Etching merupakan tahap paling penting untuk menghasilkan komponen
yang dibutuhkan dari bahan. Tahap ini dilakukan oleh jenis etsa merendam mesin.
Bahan benda kerja terbenam ke dalam etsa dan yang menemukan adalah

mesin.Proses ini umumnya dilakukan pada temperature tinggi yang bergantung pada
bahan benda kerja. Kemudian benda kerja tersebut dibilas agar etsa bersih dari
permukaan mesin.
e. Bahan pembersih masking adalah bahan untuk menghapus masking dari
bagian benda kerja.

Anda mungkin juga menyukai

  • Panduan Psikotes Cpns
    Panduan Psikotes Cpns
    Dokumen5 halaman
    Panduan Psikotes Cpns
    agus
    Belum ada peringkat
  • Shell and Tube
    Shell and Tube
    Dokumen76 halaman
    Shell and Tube
    Mulhim Luthfi Riyadi
    100% (3)
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Adi
    Adi
    Dokumen13 halaman
    Adi
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Pompa Dan Kompresor
    Pompa Dan Kompresor
    Dokumen42 halaman
    Pompa Dan Kompresor
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Judul Tugas ELMES I
    Judul Tugas ELMES I
    Dokumen1 halaman
    Judul Tugas ELMES I
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Laporan Tugas Elmes 2
    Laporan Tugas Elmes 2
    Dokumen35 halaman
    Laporan Tugas Elmes 2
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Lampiran
    Lampiran
    Dokumen6 halaman
    Lampiran
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Gaya
    Pengertian Gaya
    Dokumen19 halaman
    Pengertian Gaya
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen3 halaman
    1
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Makalah CNC
    Makalah CNC
    Dokumen10 halaman
    Makalah CNC
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Chapter Satu - Harapan
    Chapter Satu - Harapan
    Dokumen1 halaman
    Chapter Satu - Harapan
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Vancouver
    Vancouver
    Dokumen1 halaman
    Vancouver
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kewirausahaan
    Proposal Kewirausahaan
    Dokumen9 halaman
    Proposal Kewirausahaan
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen3 halaman
    1
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Qeqeqeq
    Qeqeqeq
    Dokumen1 halaman
    Qeqeqeq
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kewirausahaan
    Proposal Kewirausahaan
    Dokumen9 halaman
    Proposal Kewirausahaan
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Tegangan
    Pengertian Tegangan
    Dokumen6 halaman
    Pengertian Tegangan
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen3 halaman
    1
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen3 halaman
    1
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Chapter Satu - Harapan
    Chapter Satu - Harapan
    Dokumen1 halaman
    Chapter Satu - Harapan
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Trik Cara Mengetahui Yg Mngintip Fcbook Kita
    Trik Cara Mengetahui Yg Mngintip Fcbook Kita
    Dokumen1 halaman
    Trik Cara Mengetahui Yg Mngintip Fcbook Kita
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Daftar Gambar
    Daftar Gambar
    Dokumen2 halaman
    Daftar Gambar
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Materi Tegangan
    Materi Tegangan
    Dokumen7 halaman
    Materi Tegangan
    sanoizu
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Tegangan
    Pengertian Tegangan
    Dokumen6 halaman
    Pengertian Tegangan
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Konstruksi Baja Masa Kini & Masa Depan
    Konstruksi Baja Masa Kini & Masa Depan
    Dokumen16 halaman
    Konstruksi Baja Masa Kini & Masa Depan
    Herningtyas Caturini
    Belum ada peringkat
  • Proposal Kewirausahaan
    Proposal Kewirausahaan
    Dokumen9 halaman
    Proposal Kewirausahaan
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat
  • Pengukuran Ulir PDF
    Pengukuran Ulir PDF
    Dokumen30 halaman
    Pengukuran Ulir PDF
    ErossJap Sheilagank
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kuliah Print
    Jadwal Kuliah Print
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Kuliah Print
    Dwi Muhammad Pamungkas
    Belum ada peringkat