Anda di halaman 1dari 7

Paraf Asisten

JURNAL PRAKTIKUM SINTESIS SENYAWA ORGANIK


Judul

: SINTESIS ASETANILIDA

Tujuan Percobaan

: Mempelajari reaksi asetilasi senyawa amina aromatis dan pemurnian


menggunakan teknik rekristalisasi.

Pendahuluan
Anilin merupakan senyawa organik sebagai hasil dari reaksi substitusi terhadap amina
primer aromatis dimana substitusinya berupa substitusi pada cincin benzena atau substitusi
pada gugus amina. Anilin juga merupakan kelompok amina aromatis primer. Anilin memiliki
massa jenis 1,022 gmL-1 , titik lebur dan tiitk didihnya sebesar -6,1 C dan 184 C, berat
molekulnya 93,13 gmol-1 , kelarutan dalam air adalah 3,6 gram dalam 100 mL dan sangat
larut dalam alkohol dan eter. Asetilasi merupakan proses masuknya radikal asetil ke dalam
molekul senyawa organik yang mengandung gugus OH atau reaksi penggantian atom
hidrogen dan gugus hidroksil dengan gugus asetil (CH3CO-) menghasilkan ester spesifik
(Svehla, 1990).
Asetilasi amina aromatis primer atau sekunder dilakukan dengan mereaksikan amina
dengan asetat anhidrida atau dengan klorida asam dalam suasana basa. Anilin primer
bereaksi dengan asetat anhidrida panas menghasilkan turunan monoasetat (amida). Berikut
persamaan reaksi yang terjadi:
O

O
2ArNH 2 + (CH 3CO) 2O

ArHN

CH3

H3C

O ArNH 3

Gambar 1. Reaksi Amina Primer dengan Asetat Anhidrida


Reaksi hidrolisis pada amida dalam suasana asam menghasilkan asan karboksilat dan garam
amina, sedangkan pada suasana basa menghasilkan ion karboksilat dan amina. Asetat
anhidrida yang digunakan berlebih dan pemanasan yang lama menyebabkan terbentuknya
sejumlah turunan diasetil. Reaksi hidrolisis dapat terjadi dan menghasilkan senyawa
monoasetil apabila senyawa turunan diasetil bertemu dengan air karena bersifat tidak stabil
(Tim Penyusun, 2015).
Asetanilida merupakan senyawa organik yang dihasilkan dari reaksi antara senyawa
amina aromatik dengan asam asetat anhidrat. Berikut persamaan reaksi yang terjadi:

NH
NH2

(Ch 3CO) 2

H3C

H3C
OH

Gambar 2. Reaksi Pembentukan Asetanilida


Proses pembuatan asetanilida terdapat beberapa macam, yaitu :
a. Pembuatan asetanilida dari asam asetat anhidrat dan anilin
Larutan benzen dalam satu bagian anilin dan 1,4 bagian asam asetat anhidrat direfluks
dalam sebuah kolom yang dilengkapi dengan mantel sampai tidak ada anilin yang tersisa.
2C6H5NH2 + (CH2CO)2O C6H5NHCOCH3 + H2O
Gambar 3. Reaksi Pembentukan asetanilida dari anilin dan asetat anhidrat
Campuran reaksi disaring, kemudian kristal dipisahkan dari air panasnya dengan
pendinginan dan filtratnya di-recycle kembali. Pemakaian asam asetat anhidrat dapat diganti
dari asam asetat dan anilin.
b. Pembuatan asetanilida dari asam asetat dan anilin
Metode ini sering digunakan karena lebih ekonomis. Anilin dan asam asetat berlebih
direaksikan dalam sebuah tangki yang dilengkapi dengan pengaduk.
C6H5NH2 + CH3COOH C6H5NHCOCH3 + H2O
Gambar 4. Reaksi Pembentukan Asetanilida dari Asam Asetat dan Anilin
c. Pembuatan asetanilida dari keten dan anilin
Gas dicampurkan ke dalam anilin dibawah kondisi yang diperkenankan akan
menghasilkan asetanilida.
C6H5NH2 + H2OC=C=O C6H5NHCOCH3
Gambar 5. Pembuatan Asetanilida dari Keten dan Anilin
d. Pembuatan asetanilida dari asam tioasetat dan anilin
Asam thioasetat direaksikan dengan anilin dalam keadaan dingin akan menghasilkan
asetanilida dengan membebaskan H2O.
C6H5NH2 + CH3COSH C6H5NHCOCH3 + H2S
Gambar 6. Pembuatan Asetanilida dari Tioasetat dan Anilin
Proses sintesis asetanilida memiliki keunggulan berupa reaksinya sederhana dan tidak
menggunakan katalis sehingga tidak memerlukan alat untuk regenerasi katalis dan tidak
perlu menambah biaya yang digunakan untuk membeli katalis sehingga produk lebih murah
(Eriyanto, 2009).
Asetat anhidrat memiliki massa jenis 1,081 gmL-1 , titik lebur dan titik didihnya

sebesar -73 C dan 140 C, berat molekulnya 102,09 gmol -1. Asetat anhidrat bereaksi dengan
air membentuk asam asetat, dan sangat larut dalam alkohol dan eter. Asetanilida merupakan
amida berupa kristal putih, massa jenisnya 1,21 gmL -1 , titik lebur dan titik lelehnya sebesar
113-114C dan 305C, berat molekulnya 135,17 gmol -1 . Asetanilida sangat larut dalam
alkohol sedangkan kelarutan dalam air hanya 0,53 gram dalam 100 mL, kelarutannya dalam
eter adalah 7 gram dalam 100 mL. Berikut struktur dari asetat anhidrat dan asetanilida:
H
O
H3C

O
O

CH3

O
CH3

Gambar 7. Struktur Asetat Anhidrat dan Struktur Asetanilida


(Anonim, 2015).
Reaksi asetilasi atau dapat pula dilakukan dengan mereaksikan antara karboksilat
dengan menambah agen penghidrasi untuk menyerap air. Agen penghidrasi ini biasanya
berupa DDC (dicyclohexylcarboiimide). Namun sintesis ini jarang digunakan karena harga
DDC terlalu mahal, sehingga pembuatan amida biasanya menggunakan reaksi asetilasi
(Fessenden, 1999).
Kristalisasi merupakan pemisahan suatu bahan padat dalam suatu larutan maupun
lelehan. Kristal merupakan bahan padat dengan atom atau molekul yang teratur kisi
kristalnya. Rekristalisasi merupakan proses pengulangan kristalisasi agar diperoleh zat murni
atau kristal yang lebih teratur atau murni. Senyawa organik berbentuk kristal yang diperoleh
dari suatu reaksi sering kali belum dapat dikatakan murni. Ketidakmurnian tersebut
dibebakan oleh terkontaminasinya sejumlah kecil senyawa yang terjadi selama reaksi
sehingga dilakukan pengkristalan kembali dengan mengurangi kadar pengotor. Rekristalisasi
didasarkan pada perbedaan kelarutan senyawa dalam suatu pelarut tunggal atau campuran.
Rekristalisasi harus dilakukan dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Ada dua
kemungkinan keadaan dalam rekristalisasi yaitu pengotor lebih larut daripada senyawa yang
dimurnikan, atau kelarutan pengotor lebih kecil dari pada senyawa yang dimurnikan
(Damtith, 1994).
Pemurnian secara rekristalisasi didasarkan pada perbedaan kelarutan senyawa dalam
suatu pelarut tunggal atau campuran. Berikut beberapa dasar-dasar proses rekristalisasi:
-

Senyawa yang akan dimurnikan akan dilarutkan ke dalam pelarut yang sesuai pada

atau dekat titik didihnya


Larutan panas disaring dari molekul atau partikel tidak larut

Kristal dipisahkan dari larutan berair. Kristal yang terbentuk dikeringkan dan
ditentukan kemurniannya dengan uji titik lebur, kromatografi, dan metode
spektroskopi

(Damtith, 1994).
Beberapa faktor-faktor berikut dapat mempengaruhi kecepatan pembentukan kristal:
-

Derajat lewat jenuh


Jumlah inti yang ada, atau luas permukaan total dari kristal yang ada
Pergerakan antara larutan dan kristal
Viskositas larutan serta jenis dan banyaknya pengotor

(Bernasconi, dkk., 1995).


Keberhasilan proses pemisahan melalui metode ktirtalisasi dipengaruhi oleh faktor
penentuan pelarut. Senyawa yang larut dalam panas harus dilakukan filtrasi pada keadaan
panas. Senyawa organik yang mengandung pengotor berwarna dapat dimurnikan dengan
penambahan karbon aktif atau norit sebagai bahan penghilang warna. Pembentukan kristalkristal dalam suatu larutan dapat diperoleh apabila kondisi larutan lewat jenuh. Konsentrasi
bahan yang akan dikristalkan harus lebih tinggi daripada kelarutannya pada suhu yang sama.
Perbedaan konsentrasi sebagai gaya pendorong kristalisasi (Bernasconi, dkk., 1995)
Mekanisme Reaksi
mekanisme reaksi sintesis
1. Serangan nukleofilik
O

OO
NH2

anilin

asetat anhidrida

H2N+

2. Pelepasan gugus pergi


O

O-

O
+

H2N+

NH2

3. Deprotonasi

O
O

O
+

+
O-

NH

NH
O

+
OH

Alat
Labu alas bulat, set alat refluks, batang pengaduk, beaker glass, erlenmeyer 500 mL, gelas ukur
10 mL, corong Buchner, kertas saring, vacuum pump, corong biasa, cawan petri.

Bahan
Anilin, asetat anhidrida, abu zink, asam asetat glasial, air, karbon aktif (norit).

Prosedur Kerja
a. Skema Kerja
20.5 gram anilin, 21.5 g asetat anhidrida, 0.1 g abu zink, 21 g asam asetat glasial

dimasukkan ke dala labu alas bulat 500mL

direfluks selama 30 menit

dituangkan sambil diaduk cepat ke dalam gelas piala yang berisi air es.

disaring kristal yang terbentuk dengan corong Buchner dan dicuci dengan air
dingin

dikeringkan dan ditentukan titik leburnya.

Hasil

Larutan Asetanilida
-

disaring dengan corong Buchmer

dicuci dengan air panas sebanyak 5 mL

didinginkan filtratnya dan dimasukkan ke dalam penangas air es secara


perlahan

digores-goreskan dinding erlenmeyer apabila selama 25 menit tidak terbentuk


kristal

disiapkan corong Buchner lengkap dengan kertas saring yang sudah ditimbang

disaring kristal dan dicuci dengan sedikit air dingin

diletakkan kristal pada gelas arloji dan dikeringkan pada suhu 100C sekitar 510 menit

ditimbang massa asetanilida murni dan ditentukan titik leburnya.

dibandingkan dengan crude asetanilida

Hasil

b. Prosedur Kerja
20,5 g anilin, 21.5 g asetat anhidrida, 0.1 g abu zink dan 21 g asam asetat glasial
dimasukkan ke dalam labu alas bulat 500 mL yang dilengkapi dengan pendingin. Campuran
direfluks selama 30 menit, kemudian dituangkan sambil diaduk secara cepat ke dalam gelas piala
yang berisi air es. Kristal yang terbentuk disaring dengan penyaring Buchner penghisap dan
dicuci dengan air dingin. Hasilnya dikeringkan dan ditentukan titik leburnya.
Untuk tahap rekristalisasi asetanilida, disiapkan erlenmeyer 500 ml dan corong yang sudah

dihangatkan/dipanaskan. Kertas saring diletakkan pada corong dan larutan asetanilida disaring,
kemudian endapan karbonnya dicuci dengan air panas 5 mL. Filtrat didinginkan dan dimasukkan
ke dalam penangas air es dengan pelan-pelan. Bila setelah pendinginan selama 25 menit tidak
muncul kristal, maka dinding erlenmeyer digores-goreskan untuk merangsang terbentuknya
kristal.
Corong Buchner disiapkan lengkap dengan kertas saring kering yang sudah ditimbang.
Dilakukan filtrasi dan dicuci kristal pada corong Buchner dengan sedikit air dingin . Kristal
diletakkan pada gelas arloji dan keringkan pada suhu 100C sekitar 5-10 menit. Massa kristal
asetanilida murni ditimbang dan diukur titik leburnya, serta dibandingkan dengan titik lebur
crude asetanilida.

Waktu yang Dibutuhkan


Kegiatan
Preparasi Alat dan Bahan

Waktu
10 menit

Pencampuran bahan

5 menit

Refluks

30 menit

Kristalisasi

10 menit

Penyaringan dan pencucian

5 menit

Pengeringan

20 menit

Penentuan massa titik lebur

10 menit

Pelarutan padatan kuning

10 menit

Penyaringan dan pencucian

5 menit

Pengeringan

15 menit

Penentuan massa dan titik lebur


Total waktu
Nama Praktikan
Maya Esti Amiliya (NIM 131810301030)

10 menit
2 jam 10 menit

Anda mungkin juga menyukai