Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI, PAKAN BUATAN, DAN

CAMPURANNYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN


BELUT (Monopterus albus)
Oleh:
Rizki Mustikawati
26010212130052
Pendahuluan
Belut merupakan ikan air tawar asli Indonesia yang memiliki nilai jual yang
tinggi dan mengandung protein serta gizi yang cukup tinggi. Belut sawah merupakan
salah satu komoditas yang banyak digemari (Perdana, 2013). Belut sawah
mengandung protein yang tinggi (81,25%) serta mengandung 15 macam

asam

amino sehingga belut menjadi sumber protein hewani yang baik (Alit, 2009). Belut
merupakan jenis komoditi perikanan yang mudah dibudidayakan, baik di media
lumpur maupun di media air (Manurung et al., 2015). Menurut Fujiani (2015), belut
adalah hewan karnivor yang membutuhkan pakan yang mengandung protein 60-70
%, sehingga dalam usaha budidaya belut hal yang perlu diperhatikan yaitu pakan.
Pemberian pakan yang sesuai akan memacu pertumbuhan belut sehingga produksinya
dapat meningkat.
Cacing tanah salah satu contoh pakan yang dapat dijadikan sebagai sumber
protein. Cacing tanah mengandung protein 64-76%, pembiakannya pun tergolong
mudah, sehingga cocok dijadikan pakan belut. Pelet apung dan pelet tenggelam
merupakan pakan buatan untuk ikan yang sudah banyak diperjual belikan di pasaran.
Pelet sangat mudah didapat namun untuk penyediaan pakan menghabiskan biaya
40-50% dari biaya produksi (Fujiani et al., 2015). Berdasarkan hal diatas, peneliti
melakukan percobaan Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan Buatan Terhadap
Pertumbuhan Dan Kelulushidupan Belut (Monopterus albus). Adapun tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui serta mengkaji jenis pakan yang terbaik untuk
pertumbuhan dan kelulushidupan belut (Monopterus albus).

Alat dan Bahan


Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah belut sawah
(Monopterus albus) yang berukuran 11-15 cm. Belut ini diperoleh dari pembudidaya
belut di daerah Temanggung. Bak pemeliharaan berukuran 50 x 50 x 50 cm yang
dilengkapi dengan pelepah pisang yang ditata sejajar sebagai tempat persembunyian
belut. Setiap wadah pemeliharaan ditempatkan secara acak (random). Selama
pengamatan, belut diberi pakan cacing tanah dan pakan buatan berupa pellet.
Pemberian pakan dilakukan sekali dalam sehari kali yaitu pada malam hari pukul
18.00. Besarnya dosis pemberian pakan uji sebesar dari bobot tubuh tiap perlakuan.
Pakan alami yang diberikan sebanyak 20 % dari bobot tubuh, sedangkan pellet
diberikan sebanyak 3,5 % dari bobot tubuh. Padat tebar pada masing masing bak
yaitu 20 ekor/m2.
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan setiap perlakuan dengan 3 kali
ulangan. Kelima perlakuan tersebut adalah :
1. Perlakuan A : Belut dengan pemberian pakan cacing tanah : pakan buatan
sebesar 100 : 0 %;
2. Perlakuan B : Belut dengan pemberian pakan cacing tanah : pakan buatan sebesar
75 : 25 %;
3. Perlakuan C : Belut dengan pemberian pakan cacing tanah : pakan buatan sebesar
50 : 50 %;
4. Perlakuan D : Belut dengan pemberian pakan cacing tanah : pakan buatan sebesar
25 : 75 % dan;
5. Perlakuan E : Belut dengan pemberian pakan cacing tanah : pakan buatan sebesar
0 : 100 %.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini diawali dengan persiapan wadah dan alat penelitian, kemudian
dilanjutkan persiapan hewan uji dan pakan. Penelitian ini dilakukan selama 40 hari,
dimana sebelum dilakukan penelitian hewan uji diaklimatisasi terlebih dahulu selama
1 minggu. Selama proses aklimatisasi hewan uji diberi pakan sekali dalam sehari.
Pengambilan sampel dilakukan 4 kali dengan interval waktu pengukuran dan

pengambilan data 10 hari sekali sedangkan pengukuran kualitas air berupa suhu,
DO, dan pH dilakukan setiap 1 minggu sekali pada pagi hari dan sore hari. Data
akan dianalisa dengan analisis varian (ANOVA) bila ditemukan perbedaan signifikan
maka dilanjutkan dengan uji Duncans.
Pengumpulan Data
Variabel yang diukur meliputi: Tingkat konsumsi pakan (TKP), efisiensi
pemanfaatan pakan (EPP), protein efisiensi rasio (PER), laju pertumbuhan relatif
(RGR), kelulushidupan (SR). Data kualitas yang diambil meliputi suhu, oksigen
terlarut dan pH.
a. Total Konsumsi Pakan (TKP)
Total konsumsi pakan dihitung dengan rumus yaitu:
TKP = Pakan yang diberikan Sisa pakan
b. Efisiensi pemanfaatan pakan (EPP)
Menurut Tacon (1987), efisiensi pemanfaatan pakan adalah perbandingan
antara pertambahan bobot biomassa yang diperoleh dengan jumlah bobot pakan
yang dikonsumsi. Perhitungan efisiensi pemanfaatan pakan:
EPP =

Wt - W0
100 %
F

Dimana:
EPP = Efisiensi pemberian pakan (%)
Wt
= Bobot hewan uji pada akhir penelitian (g)
W0
= Bobot hewan uji pada awal penelitian (g)
F
= Jumlah pakan ikan yang diberikan selama penelitian (g)
c. Protein Efisiensi Rasio (PER)
Rumus Protein Efisiensi Rasio dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Tacon (1987):
PER

Wt Wo
Pi

x 100%

Dimana:
PER
Wt

= Protein Efisiensi Rasio (%)


= Biomassa ikan uji pada akhir penelitian (g)

Wo
= Biomassa ikan uji pada awal penelitian (g)
Pi
= Bobot protein yang dikonsumsi (g)
d. Laju Pertumbuhan Relatif (RGR)
Laju Pertumbuhan Relatif dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Zonneveld et al. (1991):
RGR =

Wt Wo
W 0 xt

x 100%

Dimana:
RGR = Laju Pertumbuhan Individu (%/hari)
Wt
= Bobot rata rata ikan uji pada akhir penelitian (g)
Wo
= Bobot rata rata ikan uji pada awal penelitian (g)
t
= Lama pengamatan (hari)
e. Kelulushidupan (SR)
Kelulushidupan dapat dihitung dengan rumus Effendie
SR =
Dimana:
SR
Nt
N0

(1997),

yaitu:

Nt
100 %
N0
= Kelulushidupan (%)
= Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor)
= Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)

DAFTAR PUSTAKA
Alit, I.G.K. 2009. Pengaruh Padat Penebaran terhadap Pertambahan Berat dan
Panjang Badan Belut Sawah. Jurnal Biologi XIII (1): 25 28 (ISSN
14105292).

Effendie, M.I. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta,


163 hlm.
Fujiani, T., Efrizal., dan Resti, R. 2015. Laju Pertumbuhan Belut Sawah (Monopterus
albus Zuiew) dengan Pemberian Berbagai Pakan. Jurnal Biologi Universitas
Andalas (J. Bio. UA.) 4(1): 50-56 (ISSN : 2303-2162).
Manurung, F.R., Eri, Y., dan Indra, L. 2015. Pengaruh Pemberian Pakan Berbeda
terhadap Pertumbuhan Belut Sawah (Monopterus albus) yang dipelihara di
Dalam Tong. Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Perdana, B.P. 2013. Kinerja Produksi Belut (Monopterus albus) Pada Media
Budidaya yang Berbeda. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Tacon, A.E.J. 1987. The nutrition and Feeding Formed Fish and Shrimp. A training
Manual Food and Agriculture of United Nation Brazilling, Brazil. 108 hlm.
Zonneveld, N., E. A. Huisman dan j. H. Boon. 1991. Prinsip Prinsip Budidaya Ikan.
Jakarta. Gramedia Pustaka Utama. 318 hlm.

Anda mungkin juga menyukai