Disusun Oleh :
Keyko Yogi W
3.41.13.5.13
Kolifah
3.41.13.5.14
Maryam Shodiq
3.41.13.5.15
Mutiara P
3.41.13.5.16
AK 2 F
diperjanjikan
dalam penerbitan
efek
bahwa
pemegang
efek
adalah
1. Surat-surat berharga itu harus dapat segera dijual kembali dengan harga yang berlaku
pada tanggal penjualannya. Surat-surat berharga yang memenuhi syarat ini adalah
surat-surat berharga yang terdaftar dalam bursa saham.
2. Penjualan surat berharga dimaksutkan untuk memenuhi kebutuhan uang.
Surat-surat berharga yang memenuhi sayarat diatas mungkin dimiliki dalam waktu yang
sangat singkat atau mungkin jjuga agak lama. Tetapi karena surat berharga tersebut
merupakan sumber uang yag segera maka didalam neraca dikelompokkan dalam aset lancar.
Hal ini sesuai dengan PSAK NO 13 yang menyatakan bahwa investasi lancar harus
dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar, sedang investasi yang dilakukan untuktujuan
melindungi, mempermudah, atau mempertahankan bisnis disebut investasi jangka panjang,
yang akan dikelompokkan kedalam aktiva jangka panjang.
Pengaturan akuntansi dan pelaporan investasi obligasi ( efek Utang) dan saham (efek
Ekuitas) diatur dalam PSAK No. 50. Menurut PSAK tersebut perusahaan harus
mengklasifikasikan investasi saham ke dalam salah satu dari tiga kelompok berikut ini :
1. Dimiliki hingga jatuh tempo ( Held to Maturity)
Efek ekuitas yang dibeli dan dimiliki sampai jatuh tempo harus diklasifikasikan dalam
kelompok dimiliki hingga jatuh tempo
2. Diperdagangkan ( Trading)
Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus
diklasifikasikan ke dalam kelompok diperdagangkan. Investasi ini dilakukan
dengantujuan untuk mecari laba dari perbedaan harga jangka pendek
3. Tersedia untuk dijual (available for sale)
Efek yang tidak diklasifikasikan ke dalam dua kelompok tersebut harus
dilasifikasikan ke dalam kelompok tersedia untuk dijual
Selanjutnya dalam PSAK No. 50 Paraf 19 dinyatakan bahwa investasi dalam surat
berharga yang masuk kelompok diperdagangkan harus dicantumkan sebagai aktiba lancar
dalam neraca, sedangkan investasi yang masuk dalam kelompok dimiliki hingga jatuh
tempo dan tersedia untuk dijual dapat disajikan dalam kelompok aktiva lancar atau tidak
lancar bedaraskan keputusan manajemen. Khusus untuk obligasi yang akan segera jatuh
tempo, harus diklompokan dalam aktiva lancar.
Tujuan investasi jangka pendek adalah :
3
Juli
31
Agustus
9
Jumlah
100
Perhitungan bunga : 100/360 X 12 % X Rp 50.000.000 = Rp 1.643.836
Jadi jumlah yang harus dibayar adalah Rp 50.850.000 + Rp 1.643.836 = Rp52.493.836
Jurnal pembelian obligasi
Tanggal Nama Akun dan Ketarangan
2006 9 Surat berharga-obligasi PT Bahana Ventura
Agus
Piutang bunga obligasi
Kas
(Pembelian obligasi 100 lembar PT Bahana Ventura)
Debit
Rp 50.850.000
Rp 1.643.836
Kredit
Rp 52.493.836
Debit
Rp 3.024.658
Kredit
Rp 1.643.836
Rp 1.380.822
Penjualan Obligasi
Harga jual obligasi
Harga kurs 105% X Rp 50.000.000
Biaya penjualan
Harga jual obligasi
Tanggal terakhir terima bunga
: 1 November
Tanggal penjualan obligasi
: 1 Desember
Pendapatan bunga berjalan dari tanggal 1 Nov-1Des : 1 bulan
1/12 X 12% X Rp 50.000.000 =
Jumlah yang harus diterima
Laba / rugi penjualan obligasi
Harga jual
Harga perolehan
Laba penjualan obligasi
Rp 52.500.000
(Rp
300.000)
Rp 52.500.000
Rp
500.000
Rp 52.700.000
Rp 52.200.000
(Rp 50.850.000)
Rp 1.350.000
Debit
Rp 52.700.000
Kredit
6
5
Des
Rp 50.850.000
Rp
500.000
Rp 1.350.000
Saham
Misal, pada tanggal 1 Maret 2013, PT Rifa memperoleh 4.000 lembar dari 50.000
lembar saham biasa yang beredar PT Rafi seharga Rp.4.050 ditambah biaya komisi sebesar
Rp.150.000. Pada tanggal 8 Juli, Dividen tunai sebesar Rp.1.750 per lembar dan Dividen
saham 2% diterima. Pada tannggal 7 Desember, 1.000 lembar saham dijual seharga RP.5.250
dikurangi biaya komisi Rp.55.000
Pembelian saham dicatat dalam rekening surat berharga dengan jumlah sebesar harga
perolehan yaitu harga kurs ditambah biaya-biaya pembelian. Jurnal yang dibuat adalah :
Investasi saham PT Rafi
Rp.16.200.000
Biaya komisi
Rp.
Kas
150.000
Rp. 16.350.000
Perhitungan :
Harga saham (4.000lb x Rp.4.050 x 100%) ..................................................Rp.16.200.000
Biaya komisi...................................................................................................Rp.
150.000
Rp.7.324.000
Pendapatan Dividen
Rp. 7.000.000
Dividen saham
RP. 324.000
Perhitungan :
Rp.1.750 x 4.000 = Rp.7.000.000
2% (Rp.16.200.000) = Rp.324.000
Kas
Rp.5.195.000
Biaya komisi
Rp.
55.000
Rp.4.050.000
Rp.1.200.000
6
Perhitungan :
Harga jual saham (1.000lb x Rp.5.250)..........................................................Rp.5.250.000
Biaya perolehan saham (1.000lb x Rp.4.050) ...............................................Rp.4.050.000
Laba penjualan saham ............................................................................RP.1.200.000
Penilaian Surat Berharga
Dalam hubungannya dengan penilaian surat surat berharga, PSAK No. 13 menyebutkan
yaitu :
Investasi yang dklasifikasikan sebagai aktiva lancer harus dicatat dalam neraca pada
nilai terendah antara biaya dan nilai pasar.
Biaya ( Cost) dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata rata tertimbang, atau LIFO.
Nilai pasar dapat ditentukan berdasarkan portofoio agregat, dalam total atau menurut
kategori investasi ataupada dasarnya investasi individual yang ditetapkan secara
konsiten
Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam
pasar yang aktif.
Dengan demikian jelas bahwa berdasarkan SAK, investasi jangka pendek dalam surat
berharga harus dinilai sebesar yang lebih rendah antara harga perolehan atau harga pasar,
yang dapat dilakukan secara keseluruhan (agregat) atau menurut tiap-tiap elemen surat
berharga (individual).
Apabila harga pasar surat berharga yang dimiliki ternyata lebih rendah dari harga
perolehannya dengan selisih yang cukup berarti, dan nyata bahwa penurunan tersebut tidak
bersifat sementara, maka surat berharga yang diantumkan dalam kelompok aktiva lancar
tidak boleh melebihi harga pasarnya.
Dalam keadaan ini akan diakui adanya kerugian yang belum direalisasi. Jumlah kerugian
yang diakui adalah sebesar selisih antara harga perolehan dengan harga pasar pada tanggal
neraca. Pencatatan kerugian yang diakui dilakukan denga mendebit rekening rugi penurunan
nilai surat berharga dan kreditnya cadangan penurunan nilai surat berharga.
Rugi ini termasuk dalam kelompok rugi diluar usaha dalam laporan Laba Rugi, sedang
adangan penurunan nilai surat berharga akan dicantumkan dalam neraca mengurangi
rekening surat berharga. Apabila terjadi penjualan surat berharga yang sudah diturunkan
7
nilainya, maka laba atau rugi penjualan dihitung dnegnan membandingkan harga jual dengan
harga perolehan yang baru (sesudah dikurangi cadangan).
Yang lebih rendah antara harga perolehan atau harga pasar
Apabila harga pasar surat-surat berharga yang dimiliki ternyata lebih rendah dari harga
perolehannya dengan selisih yang cukup berarti dan nyata bahwa penurunan tersebut tidak
bersifat sementara, maka surat berharga yang dicantumkan dalam kelompok aktiva lancara
dalam neraca tidak boleh melebihi harga pasarnya. Disini akan diakui adanya kerugian yang
belum terjadi. Jumlah kerugian yang diakui adalah sebesar selisih dari harga perolehan
dengan harga pasarnya pada tanggal neraca. Pencatatn kerugian yang diakui dilakukan
dengan mendebit rekening rugi penurunan nilai surat berharga dan kreditnya cadangan
penurunan nilai surat berharga.
Rugi penurunan nilai surat berharga termasuk kelompok rugi diluar usaha dalam laporan
laba rugi sedang cadangan penurunan nilai surat berharga akan dicantumkan didalam neraca
mengurangi rekening surat berharga. Apabila terjadi penjualan surat berharga yang sudah
diturunkan nilainya, maka laba atau rugi penjualan dihitung dnegnan membandingkan harga
jual dengan harga perolehan yang baru (sesudah dikurangi cadangan). Cara yang lebih rendah
antara harga perolehan atau harga pasar dapat diterapkan kepada surat-surat berharga dengan
dua cara :
1. Diterapkan pada jumlah keseluruhan surat-surat berharga.
2. Diterapkan pada masing-masing elemen surat berharga
Sebagai contoh, misalnya diketahui data investasi surat berharga milik PT Rafi tanggal 31
Desember 2010
Yang Lebih Rendah antara
Keterangan
Obligasi PT Rere
Saham PT Rani
Saham PT Rinnai
Jumlah
Harga Perolehan
Rp. 50.000.000
Rp. 99.000.000
Rp. 80.000.000
Rp.229.000.000
Harga Pasar
Rp. 55.000.000
Rp. 90.000.000
Rp.75.000.000
Rp.220.000.000
Jika diterapkan dengan cara pertama yaitu kepada jumlah keseluruhan surat-surat
berharga maka dibandingkan antara Harga Perolehan dengan Harga Pasar ternyata lebih
8
rendah Harga Pasar daripada Harga Perolehan, sehingga surat berharga dalam neraca akan
nampak sebesar Rp.220.000.000. Dan akan tampak kerugian sebesar Rp.229.000.000
Rp.220.000.000 = Rp.9.000.000, dicatat dengan jurnal pada tanggal 31 Desember 2010.
Rugi penurunan nilai surat berharga
Rp.9.000.000
Rp.9.000.000
Jika diterapkan dengan cara kedua yaitu kepada masing-masing elemen surat berharga
maka perbandingannya dilakukan satu per satu. Misal PT Rere Harga Perolehannya sebesar
Rp.50.000.000 dan lebih rendah dari Harga Pasarnya Rp.55.000.000. maka yang digunakan
adalah Rp.50.000.000. Investasi yang lain juga dibandingkan seperti itu dan menggunakan
jumlah yang lebih rendah. Maka jumlah yang lebih rendah masing-masing elemen yaitu :
Rp.50.000.000 + Rp.90.000.000 + Rp.75.000.000 = Rp.215.000.000. Dan akan tampak
kerugian sebesar Rp.229.000.000 Rp.215.000.000 = Rp.14.000.000
Apabila surat berharga diatas dijual pada tahun tersebut dengan harga bersih
Rp.250.000.000 maka akan memperoleh laba penjualan :
Harga jual
Rp.250.000.000
Harga perolehan
Rp.229.000.000
Rp. 9.000.000
Rp.220.000.000
Rp. 30.000.000
Dan apabila pada tahun 2011 dijual tidak sekaligus , maka akan timbul masalah
menghitung penurunan nilai untuk tiap jenis surat berharga , terutama bila perhitungannya
untuk keseluruhan jumlah surat berharga. Karena penjualantidak dilakukan sekaligus maka
Rekening Cadangan juga akan disesuaikan pada akhir periode.
Misal, bulan April 2011 PT Rani menjual saham 500 lembar dengan harga
Rp.250.000/lembar. Kurs 91 dan biaya penjualan sebesar Rp. 150.000
Harga kurs = 91% x 500lb x Rp.250.000
= Rp.113.750.000
Biaya penjualan
= Rp.
150.000
9
= Rp.113.360.000
Harga perolehan
= Rp. 99.000.000
= RP. 14.600.000
Rp.113.360.000
Surat berharga Saham PT Rani
Rp.99.000.000
Rp.14.600.000
Apabila surat berharga sudah diturunkan nilainya sampai pada jumlah harga pasarnya
maka penyesuaian-penyesuaian berikutnya hanya dibuat selama perubahanharga tersebut
masih dibawah harga pokoknya. Bila harganya naik sampai diatas harga pokoknya maka
penyesuaian yang dibuat maksimum akan berhenti sesudah rekening cadangan penurunan
nilai menunjukkan saldo nol. Dan bahwa lower of cost or market untuk penilaian surat-surat
berharga hrus diterapkan kepada jumlah keseluruhan surat-surat berharga.
Rp. 350.000.000
Rp. 220.000.000
10