Anda di halaman 1dari 11

Fungsi Agama bagi Kehidupan

11/04/2010Tinggalkan KomentarGo to comments

Ada beberapa alasan tentang mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia,
antara lain adalah :

Karena
Karena
Karena
Karena
kala duka.

agama
agama
agama
agama

merupakan sumber moral


merupakan petunjuk kebenaran
merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di kala suka, maupun di

Manusia sejak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan lemah dan tidak berdaya, serta tidak
mengetahui apa-apa sebagaimana firman Allah dalam Q. S. al-Nahl (16) : 78
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak tahu apa-apa. Dia menjadikan
untukmu pendengaran, penglihatan dan hati, tetapi sedikit di antara mereka yang mensyukurinya.
Dalam keadaan yang demikian itu, manusia senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam godaan
dan rayuan, baik dari dalam, maupun dari luar dirinya. Godaan dan rayuan daridalam diri manusia
dibagi menjadi dua bagian, yaitu

Godaan dan rayuan yang berysaha menarik manusia ke dalam lingkungan kebaikan, yang
menurut istilah Al-Gazali dalam bukunya ihya ulumuddin disebut dengan malak Al-hidayah yaitu
kekuatan-kekuatan yang berusaha menarik manusia kepada hidayah ataukebaikan.
Godaan dan rayuan yang berusaha memperdayakan manusia kepada kejahatan,yang
menurut istilah Al-Gazali dinamakan malak al-ghiwayah, yakni kekuatan-kekuatan yang berusaha
menarik manusia kepada kejahatan
Disinilah letak fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu membimbing manusia kejalan yang
baik dan menghindarkan manusia dari kejahatan atau kemungkaran.
Fungsi Agama Kepada Manusia
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya.
Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi
sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:
- Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi
penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam
dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan
sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya
bahawa dunia adalah ciptaan Allah SWTdan setiap manusia harus menaati Allah SWT
-Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab
oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat menarik dan
untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan
ini.

- Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.


Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem
agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku,
pandangan dunia dan nilai yang sama.
Memainkan fungsi kawanan sosial.
Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri
sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini
dikatakan agama memainkan fungsi kawanan sosial
Fungsi Sosial Agama
Secara sosiologis, pengaruh agama bisa dilihat dari dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif
atau pengaruh yang menyatukan (integrative factor) dan pengaruh yang bersifat negatif atau
pengaruh yang bersifat destruktif dan memecah-belah (desintegrative factor).
Pembahasan tentang fungsi agama disini akan dibatasi pada dua hal yaitu agama sebagai faktor
integratif dan sekaligus disintegratif bagi masyarakat.
Fungsi Integratif Agama
Peranan sosial agama sebagai faktor integratif bagi masyarakat berarti peran agama dalam
menciptakan suatu ikatan bersama, baik diantara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun
dalam kewajiban-kewajiban sosial yang membantu mempersatukan mereka. Hal ini dikarenakan
nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompokkelompok keagamaan sehingga agama menjamin adanya konsensus dalam masyarakat.
Fungsi Disintegratif Agama.
Meskipun agama memiliki peranan sebagai kekuatan yang mempersatukan, mengikat, dan
memelihara eksistensi suatu masyarakat, pada saat yang sama agama juga dapat memainkan
peranan sebagai kekuatan yang mencerai-beraikan, memecah-belah bahkan menghancurkan
eksistensi suatu masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari begitu kuatnya agama dalam
mengikat kelompok pemeluknya sendiri sehingga seringkali mengabaikan bahkan menyalahkan
eksistensi pemeluk agama lain
Tujuan Agama
Salah satu tujuan agama adalah membentuk jiwa nya ber-budipekerti dengan adab yang
sempurna baik dengan tuhan-nya maupun lingkungan masyarakat.semua agama sudah sangat
sempurna dikarnakan dapat menuntun umat-nya bersikap dengan baik dan benar serta
dibenarkan. keburukan cara ber-sikap dan penyampaian si pemeluk agama dikarnakan
ketidakpahaman tujuan daripada agama-nya. memburukan serta membandingkan agama satu
dengan yang lain adalah cerminan kebodohan si pemeluk agama
Beberapa tujuan agama yaitu :

Menegakan kepercayaan manusia hanya kepada Allah,Tuhan Yang Maha Esa (tahuit).
Mengatur kehidupan manusia di dunia,agar kehidupan teratur dengan baik, sehingga
dapat mencapai kesejahterahan hidup, lahir dan batin, dunia dan akhirat.
Menjunjung tinggi dan melaksanakan peribadatan hanya kepada Allah.

Menyempurnakan akhlak manusia.


Menurut para peletak dasar ilmu sosial seperti Max Weber, Erich Fromm, dan Peter L Berger,
agama merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Bagi umumnya
agamawan, agama merupakan aspek yang paling besar pengaruhnya bahkan sampai pada aspek
yang terdalam (seperti kalbu, ruang batin) dalam kehidupan kemanusiaan.
Masalahnya, di balik keyakinan para agamawan ini, mengintai kepentingan para politisi. Mereka
yang mabuk kekuasaan akan melihat dengan jeli dan tidak akan menyia-nyiakan sisi potensial dari
agama ini. Maka, tak ayal agama kemudian dijadikan sebagai komoditas yang sangat potensial
untuk merebut kekuasaan.
Yang lebih sial lagi, di antara elite agama (terutama Islam dan Kristen yang ekspansionis), banyak
di antaranya yang berambisi ingin mendakwahkan atau menebarkan misi (baca, mengekspansi)
seluas-luasnya keyakinan agama yang dipeluknya. Dan, para elite agama ini pun tentunya sangat
jeli dan tidak akan menyia-nyiakan peran signifikan dari negara sebagaimana yang dikatakan
Hobbes di atas. Maka, kloplah, politisasi agama menjadi proyek kerja sama antara politisi yang
mabuk kekuasaan dengan para elite agama yang juga mabuk ekspansi keyakinan.
Namun, perlu dicatat, dalam proyek kerja sama ini tentunya para politisi jauh lebih lihai
dibandingkan elite agama. Dengan retorikanya yang memabukkan, mereka tampil (seolah-olah)
menjadi elite yang sangat relijius yang mengupayakan penyebaran dakwah (misi agama) melalui
jalur politik. Padahal sangat jelas, yang terjadi sebenarnya adalah politisasi agama.
Di tangan penguasa atau politisi yang ambisius, agama yang lahir untuk membimbing ke jalan
yang benar disalahfungsikan menjadi alat legitimasi kekuasaan; agama yang mestinya bisa
mempersatukan umat malah dijadikan alat untuk mengkotak-kotakkan umat, atau bahkan
dijadikan dalil untuk memvonis pihak-pihak yang tidak sejalan sebagai kafir, sesat, dan tuduhan
jahat lainnya.
Menurut saya, disfungsi atau penyalahgunaan fungsi agama inilah yang seyogianya diperhatikan
oleh segenap ulama, baik yang ada di organisasi-organisasi Islam semacam MUI. Ulama harus
mempu mengembalikan fungsi agama karena Agama bukan benda yang harus dimiliki, melainkan
nilai yang melekat dalam hati.
Mengapa kita sering takut kehilangan agama, karena agama kita miliki, bukan kita internalisasi
dalam hati. Agama tidak berfungsi karena lepas dari ruang batinnya yang hakiki, yakni hati
(kalbu). Itulah sebab, mengapa Rasulullah SAW pernah menegaskan bahwa segala tingkah laku
manusia merupakan pantulan hatinya. Bila hati sudah rusak, rusak pula kehidupan manusia. Hati
yang rusak adalah yang lepas dari agama. Dengan kata lain, hanya agama yang diletakkan di
relung hati yang bisa diobjektifikasi, memancarkan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari.
Sayangnya, kita lebih suka meletakkan agama di arena yang lain: di panggung atau di kibaran
bendera, bukan di relung hati
Fungsi pertama agama, ialah mendefinisikan siapakah saya dan siapakah Tuhan, serta
bagaimanakah saya berhubung dengan Tuhan itu. Bagi Muslim, dimensi ini dinamakan sebagai
hablun minaLlah dan ia merupakah skop manusia meneliti dan mengkaji kesahihan
kepercayaannya dalam menghuraikan persoalan diri dan Tuhan yang saya sebutkan tadi.
Perbincangan tentang fungsi pertama ini berkisar tentang Ketuhanan, Kenabian, Kesahihan Risalah
dan sebagainya.

Kategori pertama ini, adalah daerah yang tidak terlibat di dalam dialog antara agama. Pluralisma
agama yang disebut beberapa kali oleh satu dua penceramah, TIDAK bermaksud menyamaratakan
semua agama dalam konteks ini. Mana mungkin penyama rataan dibuat sedangkan sesiapa sahaja
tahu bahawa asas agama malah sejarahnya begitu berbeza. Tidak mungkin semua agama itu
sama!
Manakala fungsi kedua bagi agama ialah mendefinisikan siapakah saya dalam konteks
interpersonal iaitu bagaimanakah saya berhubung dengan manusia. Bagi pembaca Muslim,
kategori ini saya rujukkan ia sebagai hablun minannaas.
Ketika Allah SWT menurunkan ayat al-Quran yang memerintahkan manusia agar saling kenal
mengenal (Al-Hujurat 49: 13), perbezaan yang berlaku di antara manusia bukan sahaja meliputi
perbezaan kaum, malah agama dan kepercayaan. Fenomena berbilang agama adalah seiring
dengan perkembangan manusia yang berbilang bangsa itu semenjak sekian lama.
Maka manusia dituntut agar belajar untuk menjadikan perbedaan itu sebagai medan kenal
mengenal, dan bukannya gelanggang krisis dan perbalahan.
Untuk seorang manusia berkenalan dan seterusnya bekerjasama di antara satu sama lain, mereka
memerlukan beberapa perkara yang boleh dikongsi bersama untuk menghasilkan persefahaman.
Maka di sinilah, dialog antara agama (Interfaith Dialogue) mengambil tempat. Dialog antara
agama bertujuan untuk menerokai beberapa persamaan yang ada di antara agama. Dan
persamaan itu banyak ditemui di peringkat etika dan nilai.

http://abdain.wordpress.com/2010/04/11/fungsi-agama-bagi-kehidupan/

Peran Agama Islam dalam Kehidupan


March 12, 2010 by helmidadang

Atheis adalah suatu paham atau aliran yang tidak mepercayai adanya agama bahkan Tuhan.Di era
maju seperti ini banyak orang yang berpaham seperti itu di dalam masyarakat, mereka adalah
orang yang tidak mengetahui arti hidup dan terus bertanya kemana manusia pergi setelah mati,
jika mereka mau ikut berjihad dalam agama Allah yaitu agama Islam mereka pasti dapat
menemukan jawaban atas pertanyaan tersebut. Itu lah salah satu peran agama Islam dalam
kehidupan.
Ilmu dan teknologi semakin maju namun tak ada yang mampu menjawab hal sepele seperti di
atas. Hanya Agama Islam yang mampu menerangkan secara terperinci apa, bagaimana dan
kemana manusia setelah mati dan untuk apa manusia hidup. Islam adalah jawaban semua
pertanyaan tentang kehidupan, karena Islam berisi informasi-informasi yang berasal dari pencipta
makhluk hidup dan Islam bersifat realistis dan bersifat teguh atau tidak berubah-ubah.

Pada dasarnya agama Islam bertujuan untuk mengesakan Tuhan dan menjadikan manusia sebagai
mahluk yang beradab dan berbudi luhur, islam menyuruh manusia untuk mendirikan salat, karena
dengan salat kita dapat berintaksi, dalam surat al-Dhariyah : 56 Allah SWT berfirman bahwa
manusia hidup adalah sebuah utang yang harus dibayar dengan satu jalan, yaitu ibadah, selain itu
agama islam memerintahkan bagi kaum muslim untuk menutup aurotnya karena semata-mata
untuk mengangkat derajat manusia. Allah SWT berfirman kepada umatnya pada surat al-Baqarah,
2:152 , al-Ahzaab, 33:42, al-Ahzaab, 33:35, al-Araaf, 7:205 yang intinya agar manusia selalu
menyembah dan mengingat Allah SWT.
Islam sebagai penuntun umatnya pada jalan yang benar. Hal ini sesuai dengan QS al-Fatihah, 1:67, karena jika umat manusia masuk dalam agama islam dan mempelajarinya maka akan
menjadikan manusia berkualitas dari sisi spriritual, intelektual, dan moral sehingga tercipta
perdamaian global. Manusia akan terbebas dari kemusyrikan, Allah SWT berfirman dalam surat alNisaa, 4:48 yang berisi Sesungguhnya Allah SWT tdak akan mengampuni dasa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa
yang mempersekutukan Allah SWT, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
Keempat adalah sebagai rambu-rambu atau peraturan dalam hidup. Hal ini seperti lalu lintas
dengan polisi dan perangkatnya, jika pengendara tidak mematuhi peratuan lalu lintas maka akan
banyak tabarakan yang dapat merengut nyawa manusia. Begitu juga agama islam yang mengatur
kehidupan manusia yang bertujuan untuk kebaikan mereka sendiri. Contohnya adalah agama kita
mengharamkan manusia untuk mengonsumsi daging babi, mungkin bagi beberapa orang hal
tersebut terlalu mengada-ada namun dari penelitian ternyata di daging babi banyak bakteri yang
dapat menimbukan penyakit jika dikonsumsi. Dari Abi Tsalabah Al Khusyani Jurtsum bin Nasyir
radhiallahuanhu, dari Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam dia berkata : Sesungguhnya Allah
taala telah menetapkan kewajiban-kewajiban, maka janganlah kalian mengabaikannya, dan telah
menetapkan batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya, Dia telah mengharamkan segala
sesuatu, maka janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai kasih sayang
buat kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari tentangnya.
Di Al-Quran dijelaskan bahwa manusia hidup di dunia untuk akhirat, dengan kata lain agama
Islam dengan Al-Quran sebagai kitab sucinya memerintahkan untuk jangan mudah putus asa
dalam menghadapi segala hal dan terus bekerja keras karena segala perbuatan kita tak luput dari
penglihatan Allah SWT, namun jika hasil dari kerja keras tersebut tidak sesuai dengan yang kita
harapkan mungkin Allah SWT mempunyai rencana yang lebih indah dari yang kita rencanakan,
sehingga Islam berperan sebagai peningkat etos kerja dalam kehidupan.

Peranan lain dari agama Islam dalam kehidupan adalah mengendalikan dan mengarahkan
penggunaan teknologi untuk kepentingan manusia. Masih teringat di kepala kita seranga Israel ke
Palestina dengan teknologi super canggihnya sehingga lebih dari seribu rakyat sipil yang tak
bersalah tewas, hal ini akan berbeda jika suatu negara menggunakan dasar islam untuk
menjalankan pemerintahan, mereka tidak akan menggunakan teknologi kususnya persenjataan
untuk menjajah kaum atau negara lainnya namun mereka akan menggunakan teknologi tersebut
untuk melindungi rakyat misalnya memanfaatkan uranium untuk tenaga listrik. Manusia adalah
khalifahNya dimuka bumi ini, jadi sudah seharusnya manusia memakmurkan bumi dan
membangun tamadun yang sesuai dengan keinginan Allah SWT (al-Qasas:5 dan al-Nur:55). Dalam
firman Allah SWT dalam surat al-Hujarat, 49: 9 yang intinya Allah SWT menyukai kedamaian,
namun bila ada golongan berbuat aniaya kita diwajibkan memeranginya agar kembali dijalan Allah
SWT selanjutnya kita harus mendamaikan kedua belah pihak secara adil.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Islam berperan penting dalam kehidupan manusia. Peran
Islam dalam kehidupan adalah Islam sebagai kumpulan informasi-informasi yang berasal dari
Allah SWT, bertujuan untuk mengesakan Tuhan dan menjadikan manusia sebagai mahluk yang
beradab dan berbudi luhur, sebagai penuntun umatnya pada jalan yang benar, sebagai ramburambu atau peraturan dalam hidup, berperan sebagai peningkat etos kerja dalam kehidupan, dan
mengendalikan dan mengarahkan penggunaan teknologi untuk kepentingan manusia.

http://helmidadang.wordpress.com/2010/03/12/peran-agama-islam-dalamkehidupan/

Agama Islam, Fungsi, dan Ruang Lingkupnya

Agama
Agama adalah sistem atau prinsip kepercayaan kepada Tuhan, atau juga disebut
dengan namaDewa atau nama lainnya dengan ajaran kebhaktian dan kewajibankewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).

Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta gama yang berarti


tradisi. Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang
berasal dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
mengikat kembali. Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya
kepada Tuhan.

Beberapa pendapat
Dalam bahasa Sansekerta
1.

Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti tradisi.

2.

Agama itu kata bahasa Sansekerta (yaitu bahasa agama Brahma pertama
yang berkitabVeda) ialah peraturan menurut konsep Veda (Dr. Muhammad
Ghalib).

Manusia berkeyakinan bahwa dalam dunia ini ada sesuatu yang memiliki kekuatan
yang maha dahsyat yang mengatur segala segala sesuatunya. Baik yang buruk
ataupun yang baik. Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri
kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu : menerima segala kepastian
yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan. Serta, menaati
segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan
Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan
manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah
manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka, suatu paham atau ajaran yang
mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Agama Islam
Agama Islam adalah agama Allah, dari Allah dan milik Allah. Diamanatkan kepada
umat pengikut utusan Allah. Jadi, sejak jaman Nabi Adam, Musa, dan Isa agama Allah
adalah Islam, meskipun sekarang agama Yahudi diklaim sebagai agama yang dibawa
oleh Musa begitu juga dengan ajaran Kristen, diklaim sebagai ajaran yang dibawa
oleh Isa. Padahal sebenarnya ajaran yang dibawa oleh Musa dan Isa untuk masalah
akidah adalah sama, sama-sama mengesakan Allah, hanya berbeda dalam hal syara
yang lain. Jadi, makna Islam dapat dipersempit lagi sebagai agama yang
diamanatkan kepada umat pengikut Rasulullah, Muhammad SAW.
Agama, dalam hal ini adalah Islam ( )(berasal dari kata-kata:

1.

salam ( )(yang berarti damai dan aman

2.

salamah ( )berarti selamat

3.

istilah islaam ( )(sendiri berarti penyerahan diri secara mutlak kepada


Allah SWT untuk memperoleh ridho-Nya dengan mematuhi perintah dan
larangan-Nya.

Agama Islam terdiri atas akidah dan syariat:


1.

akidah atau kepercayaan (ilmunya)

2.

syariat peribadatan

3.

syariat akhlak (moral) dan muamalah

Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan dibenarkan serta diakui oleh Allah
SWT, dalam firmannya:
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan
diterima (agama itu) daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang
rugi. (QS. Ali Imran; 85)
Tidak sah keislaman seseorang kecuali sempurna dua hekekat yang penting:
1.

mengenal Allah dan tidak mempersekutukannya

2.

patuh kepad perintah dan larangan Allah

yang perlu dicatat oleh seluruh manusia dan terutama kaum yang memandang Islam
sebagai agama yang penuh akan kekerasan, bahwa sebenarnya Islam adalah agama
yang datang dengan penuh kedamaian bukan disamapaikan dengan pedang tapi
dengan perkataan yang lembut. Bahkan Islam sendiri menghargai dan melindungi
mereka yang tidak mau mengikuti ajaran Islam selama mereka tidak mengganggu
dan memantik permusuhan dengan Islam.
Ruang Lingkup Islam
Secara garis besar ruang lingkup Islam terbagi atas tiga bagian yaitu:
1. Hubungan manusia dengan penciptanya (Allah SWT)
Firman Allah:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku (QS. Az Zariyat: 56)

Firman Allah:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595],
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
Itulah agama yang lurus. (QS. Al Bayyinah: 5)
2. Hubungan manusia dengan manusia
Agama Islam memiliki konsep-konsep dasar mengenai kekeluargaan,
kemasyarakatan, kenegaraan, perekonomian dan lain-lain. Konsep dasar tersebut
memberikan gamabaran tentang ajaran yang berkenaan dengan: hubungan manusia
dengan manusia atau disebut pula sebagai ajaran kemasyarakatan. Seluruh konsep
kemasyaraktan yang ada bertumpu pada satu nilai, yaitu saling menolong antara
sesama manusia.
dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya. (QS. Al Maidah: 2)
Manusia diciptakan Allah terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka hidup
berkelompok berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Mereka saling membutuhkan dan
saling mengisi sehingga manusia juga disebut makhluk sosial, manusia selalu
berhubungan satu sama lain. Demikian pula keragaman daerah asal.
Tidak pada tempatnya andai kata diantara mereka saling membanggakan diri. Sebab
kelebihan suatu kaum bukan terletak pada kekuatannya, kedudukan sosialnya,
warna kulit, kecantikan/ketempanan atau jenis kelamin. Tapi Allah menilai manusia
dari takwanya.
1.

3. Hubungan manusia dengan makhluk lainnya/lingkungannya

Seluruh benda-benda yang diciptakan oleh Allah yang ada di alam ini mengandung
manfaat bagi manusia. Alam raya ini berwujud tidak terjadi begitu saja, akan tetapi
diciptak oleh Allah dengan sengaja dan dengan hak.
Tidakkah kamu perhatikan, bahwa Sesungguhnya Allah telah menciptakan langit
dan bumi dengan hak? (QS. Ibrahim; 19)

Manusia dikaruniai akal (sebagai salah satu kelebihannya), ia juga sebagai khalifah
di muka bumi, namun demikian manusia tetap harus terikat dan tunduk pada hukum
Allah. Alam diciptakan oleh Allah dan diperuntukkan bagi kepentingan manusia.
Fungsi Agama
a. Sebagai Pembimbing Dalam Hidup
Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya yang mencakup segala
unsure pengalaman pendidikan dan keyakinan yang didapatnya sejak kecil. Apabila
dalam pertumbuhan seseorang terbentuk suatu kepribadian yang harmonis, di mana
segala unsur pokoknya terdiri dari pengalaman yang menentramkan jiwa maka
dalam menghadapi dorongan baik yang bersifat biologis ataupun rohani dan sosial
akan mampu menghadapi dengan tenang.
b. Penolong Dalam Kesukaran
Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah imannya) akan menghadapi
cobaan/kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan cenderung menyesali hidup
dengan berlebihan dan menyalahkan semua orang. Beda halnya dengan orang yang
beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan menerima setiap cobaan
dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya
merupakan ujian dari tuhan (Allah) yang harus dihadapi dengan kesabaran karena
Allah memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. Selain
itu, barang siapa yang mampu menghadapi ujian dengan sabar akan ditingkatkan
kualitas manusia itu.
c. Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya
apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan
kehilangan harta kekayaannya yang akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang
yang miskin apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri
hidup.
Lain halnya dengan orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan
gelisah memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu
merupakan titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak
yatim piatu. Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha berkehendak, tidak
mungkin gelisah. Begitu juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya

akan selalu tentram karena setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan
ketetapan Allah dan yang membedakan derajat manusia dimata Allah bukanlah
hartanya melainkan keimanan dan ketakwaannya.
d. Pengendali Moral
Setiap manusia yang beragama yang beriman akan menjalankan setiap ajaran
agamanya. Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat sangat diperhatikan dan di
junjung tinggi dalam Islam. Pelajaran moral dalam Islam sangatlah tinggi, dalam
Islam diajarkan untuk menghormati orang lain, akan tetapi sama sekali tidak
diperintah untuk meminta dihormati.
Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah. Dalam AlQuran ada ayat yang berbunyi: dan jangan kau ucapkan kepada kedua (orang
tuamu) uf!! Tidak ada ayat yang memerintahkan kepada manusia (orang tua)
untuk minta dihormati kepada anak.
Selain itu Islam juga mengatur semua hal yang berkaitan dengan moral, mulai dari
berpakaian, berperilaku, bertutur kata hubungan manusia dengan manusia lain
(hablum minannas/hubungan sosial). Termasuk di dalamnya harus jujur, jika seorang
berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh kecil
peraturan Islam yang berkaitan dengan moral. Masih banyak lagi aturan Islam yang
berkaitan dengan tatanan perilaku moral yang baik, namun tidak dapat sepenuhnya
dituliskan disini.
Sumber:
Basyarahil, Aziz Salim. 1996. Masalah-Masalah Agama. Jakarta: Gema Insani.
Departemen Agama RI. 1990/1991. Islam dan Ilmu Jiwa.
www.muslim.or.id
www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai