Dr. Allis Nurdini, ST, MT dan Ir. Wiwik Dwi Pratiwi, MES, PhD
Kelompok Keahlian Perumahan dan Permukiman,
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung
Seminar Nasional Metodologi Riset dalam Arsitektur. Universitas Udayana. Juni 2010
Pendahuluan
www.ar.itb.ac.id/wdp
Deskripsi
1.
Kuantitatif
Kualitatif
Mixed-methods
Definisi Masalah
Masalah dinyatakan
Masalah merefleksikan
dan
Pengembangan
mengembangkan definisi
Hipotesis
menjelaskan latar
capaian/outcomes dengan
menyusun hubunganhubungan.
2.
Konstruksi
Kombinasi kontrol
rancangan riset
terhadap variabel
mempertahankan kondisi
partisipan.
Tabel 1.
Perbandingan
metode
kuantitatif,
kualitatif dan
mixed-method
konvergensi hasil.
Prosedur
Interview, kuesioner
Rencana digunakan,
pengumpulan
data
partisipan sebagai
pada prosedur
berat, dsb.)
Pemilihan
Pengukuran yang
Pilihan untuk
metodologi untuk
mengkonversi data
kuantitatif menjadi
diperoleh.
sebagai perbandingan.
kualitatif.
4.
analisis data
5.
Cerita dikembangkan
kesimpulan
untuk menjelaskan
seluruhnya dikembangkan
dibutuhkan melalui
lebih lanjut.
penyusunan kategorisasi.
www.ar.itb.ac.id/wdp
www.ar.itb.ac.id/wdp
Teknik yang digunakan adalah dengan metode kuisioner wawancara. Bentuk pertanyaan yang
diajukan dalam kuisioner merupakan pertanyaan tertutup, di mana responden diberikan beberapa
pilihan jawaban yang telah ditentukan sebelumnya.
Kuesioner dirancang untuk dapat mengoleksi data mengenai aspek-aspek pendorong perubahan
yang meliputi kekerabatan dan ikatan sosial yang lebih luas, akses menuju lingkungan hidup dan
pekerjaan, kepemilikan lahan dan status kepemilikan lahan (kepemilikan, sewa dan status lahan)
dan akses kepada fasilitas sosial. Selain itu juga ditanya persepsi responden terhadap perubahan
yang mereka alami. Pengisian kuisioner dilakukan dengan cara tanya jawab.
Teknik
Sampling
Pengumpulan
Data
Tim peneliti juga sempat mengikuti rapat kedinasan lokal, di mana dari isu pembicaraan rapat dapat
diperoleh gambaran umum tentang kecenderungan pengendalian bangunan, hubungan dan peran di
antara lembaga lokal.
Pengumpulan data spasial
Data fisik dan spasial primer dikumpulkan melalui teknik pengamatan langsung terhadap kondisi fisik
spasial di lapangan, dan dari hasil wawancara dengan penduduk yang ada di lokasi pengamatan.
Pemetaan kondisi infrastruktur kawasan, yang meliputi: jalan, drainase, sanitasi, listrik, dan air bersih.
Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data tentang kependudukan, kelembagaan, rencana
rencana pembangunan, dan peraturan menyangkut kelembagaan dan fisik ruang. Jenis informasi
yang dikumpulkan berupa literatur yang sifatnya teoritik serta hasil penelitian, data statistik, laporan
resmi lembaga terkait, dan peta peta. Data tentang subjek tersebut diperoleh pada waktu
pengamatan lapangan dilakukan di lembaga-lembaga yang bersangkutan, dan pada waktu lain sejak
dimulainya pekerjaan studi kasus melalui eksplorasi website serta perpustakaan.
www.ar.itb.ac.id/wdp
Analisis
Data
Sintesis
Analisis
Pengumpulan Data
Kuantitatif
Kualitatif
Spasial
Metoda
Pengumpulan
dan Analisis Data
www.ar.itb.ac.id/wdp
Penyebaran Kuesioner
Mendokumentasi Informasi
dalam Format Diagram dan
Grafis
Analisis Institusional
Analisis Spasial
Pencapaian
Kesimpulan
implikasi kebijakan,
kebijakan pengendalian perkembangan dan pemeliharaan
lingkungan,
kebijakan pemberdayaan kelembagaan pembangunan lokal
dan pemeliharaan permukiman, serta
kebijakan peningkatan partisipasi dan pemberdayaan
komunitas.
www.ar.itb.ac.id/wdp
Sosial-Kependudukan
- Jumlah dan kepadatan
- Migrasi & motivasinya
- Mata pencaharian & pendapatan
- Pendidikan
- Hubungan Kekerabatan
Kelembagaan
- Pembangunan fisik/ rumah:
oMekanisme & prosedur formal
oCara / sumberdaya membangun
setempat
- Struktur dan peran lembaga local
- Cara / sumberdaya membangun
Perubahan
- Jenis & sifat
perubahan
- Faktor pendorong
perubahan
Isu
permasalahanpengendalian
Implikasi
kebijakan di
tingkat lokal
- pemberdayaan
kelembagaan pemb.
& pemeliharaan
-partisipasi dan
pemberdayaan
komunitas
Tabel 2.
Perbandingan mix-method penelitian pasca bencana di Aceh dan di Pangandaran
Deskripsi
1.
Teknik sampling
2.
Pengumpulan data
3.
Analisis data
4.
Pencapaian kesimpulan
Implikasi
perubahan
terhadap
kualitas fisik lingkungan buatan
KESIMPULAN :
PROSPEK PENERAPAN MIXED-METHOD BAGI PENELITIAN
PERUMAHAN PASCA BENCANA
Simpulan
1.
Triangulasi
melalui
penggabungan
beragam
sudut
Complementarity
3.
Pengembangan
Data,
pengambilan
berkembang
dan
data
tidak
dan
terbatas
analisis
dapat
pada
yang
dasar
dan
direncanakan di awal.
4.
Inisiasi
Memungkinkan
untuk
menjadi
Ekspansi pengetahuan
www.ar.itb.ac.id/wdp
REFERENSI
Greene, J.C. (2008). Is Mixed Methods Social Inquiry a Distinctive Methodology, Journal of
Mixed Methods Research, 2, p.7.
Greene, J. C., Caracelli, V. J., & Graham, W. F. (1989). Toward a conceptual framework for
mixed-method evaluation designs. Educational Evaluation and Policy Analysis, 11(3), p.255.
Morse, J.M. (2009). Mixing Qualitative Methods, Qualitative Health Research, 19, p.1523.
Kiessling, T. dan Harvey, M. (2005). Strategic global human resource management research in
the twenty-first century: an endorsement of the mixed-method research methodology, The
International Journal of Human Resource Management, 16:1, p.22.
Pratiwi, W.D. dkk (2009). Pengelolaan Lingkungan dan Transformasi Permukiman Pasca
Tsunami di Jawa Barat Selatan/Pangandaran, Laporan Hibah Penelitian Unggulan, Kelompok
Keahlian Perumahan dan Permukiman dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(LPPM), Institut Teknologi Bandung.
Suparti; Pratiwi, W.D.; Nurdini, A.; Vitriani, A.; dkk (2006). Transformasi Perumahan Pasca
Tsunami di Aceh, Laporan Hibah Kompetisi Penelitian dari UNDP-Habitat bekerjasama dengan
Kelompok Keahlian Perumahan Permukiman, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan
Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung.
www.ar.itb.ac.id/wdp