Anda di halaman 1dari 5

Halaman TP

Paraf

:
:

5.1

5. Inventarisasi, Pencatatan dan Penatausahaan Serta Penilaian Aset Tetap Peralatan


dan Mesin Pada Balai Wilayah Sungai Sumatera III Belum Tepat

Kondisi
Dalam upaya mewujudkan tertib administrasi dan tertib pengelolaan Barang Milik
Negara, dan sesuai amanat Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2007 tentang Tim
Penertiban Barang Milik Negara, Menteri Keuangan telah menetapkan Pedoman
Pelaksanaan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.06/2009 tentang
Pedoman Pelaksanaan Inventarisasi, Penilaian dan Pelaporan Dalam Rangka Penertiban
Barang Milik Negara. Dalam pedoman tersebut dijelaskan bahwa inventarisasi adalah
kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan BMN,
sedangkan penilaian adalah proses kegiatan yang dilakukan oleh penilai untuk
memberikan suatu opini nilai atas suatu obyek penilaian pada saat tertentu dalam rangka
pengelolaan BMN.
Neraca Laporan Keuangan Balai Wilayah Sungai Sumatera III Per 30 Juni 2012
menyajikan nilai aset tetap sebagai berikut :
Tabel 1. Neraca Balai Wilayah Sungai Sumatera III Per 30 Juni 2012
Nama Akun Aset Tetap

Nilai

Tanah

Rp60.777.018.300,00

Peralatan dan Mesin

Rp12.553.018.972,00

Gedung dan Bangunan


Jalan, Irigasi dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya

Rp5.789.256.310,00
Rp767.620.219.138,00
Rp19.586.356.000,00

Konstruksi Dalam Pengerjaan


Jumlah Aset Tetap

Rp120.274.500,00
Rp866.446.143.220,00

Balai Wilayah Sungai Sumatera III sudah melakukan Inventarisasi dan Penilaian (IP)
Barang Milik Negara (BMN), dengan hasil sebagai berikut:
a. Berita Acara IP Nomor BA-09/WKN.03/KNL.03/2010 Tanggal 1 Maret 2010. Hasil
IP terhadap peralatan dan mesin menunjukkan koreksi pengurangan sebesar
Rp3.616.745.216,00 dan mutasi tambah sebesar Rp47.850.000,00 dari saldo awal
Rp10.078.561.716,00 menjadi Rp6.509.666.500,00.
b. Berita Acara IP Nomor BA-009/WKN.03/KNL.03/2010 Tanggal 30 Desember 2011.
Hasil IP terhadap peralatan dan mesin menunjukkan tidak ada koreksi dan mutasi.
c. Berita Acara IP Nomor BA-05/WKN.03/KNL.03/2012 Tanggal 29 Oktober 2012.
Hasil IP terhadap peralatan dan mesin menunjukkan koreksi kurang sebesar
Rp587.390.510,00 dari saldo awal Rp1.243.020.510,00 menjadi Rp655.630.000,00.
Hasil pemeriksaan atas pencatatan dan penatausahaan serta penilaian kembali yang
dilakukan oleh Balai Wilayah Sungai Sumatera III diketahui hal-hal sebagai berikut:

Halaman TP
Paraf

a.

:
:

5.2

Terdapat Aset Peralatan dan Mesin belum di Inventarisasi dan Penilaian.


Hasil pemeriksaan lebih lanjut terhadap back up data SIMAK BMN dimana Aset
Tetap Peralatan dan Mesin yang diperoleh s.d tahun 2004 sebesar Rp21.968.000,00
hanya dibukukan dengan kode transaksi TRN 100 (Saldo Awal) dan tidak pernah
dibukukan dengan TRN 205 (Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset). Artinya Aset Tetap
Peralatan dan Mesin sebesar Rp21.968.000,00 belum dilakukan penilaian oleh Tim
Penilai. Aset Tetap Peralatan dan Mesin Tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Peralatan dan Mesin Belum IP
Nama Barang
3020103002-Pick Up
3020103002-Pick Up
3020103002-Pick Up
3020103002-Pick Up
3020103002-Pick Up
3020103002-Pick Up

NUP
3
4
5
6
7
8

Tahun
Perolehan

Nilai Aset

100-Saldo Awal

1978

6,125,000.00

100-Saldo Awal

1978

5,923,000.00

100-Saldo Awal

1980

2,480,000.00

100-Saldo Awal

1980

2,480,000.00

100-Saldo Awal

1980

2,480,000.00

100-Saldo Awal

1980

2,480,000.00

Jenis Transaksi

Jumlah

b.

21,968,000.00

Pencatatan Nilai Aset Peralatan dan Mesin Belum Dicatat dengan Tepat
Hasil uji petik terhadap input data IP dari back up data SIMAK BMN diketahui
bahwa nilai aset dan NUP yang dimasukkan dalam aplikasi SIMAK BMN tidak
sesuai dengan Laporan Hasil IP, dengan rincian dapat dilihat dalam Lampiran 1.

c. Kendaraan Dinas Operasional Tidak Memiliki Bukti Kepemilikan Yang Sah


Hasil pemeriksaan terhadap back up data SIMAK BMN dan konfirmasi dengan pihak
satker diketahui bahwa terdapat 24 kendaraan dinas operasional yang tidak
mempunyai bukti kepemilikan yang sah berupa BPKB, seperti dapat dilihat dalam
Lampiran 2.

Kriteria
Hal tersebut tidak sesuai dengan:

1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2004, Pasal 44 yang menyatakan bahwa Pengguna
Barang dan/atau Kuasa Pengguna Barang wajib mengelola dan menatausahakan
barang milik negara yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah:
1) Pasal 6 menyatakan bahwa Pengguna BMN diantaranya berwenang dan
bertanggungjawab untuk melakukan pencatatan dan inventarisasi BMN yang
berada dalam penguasaannya.

Halaman TP
Paraf

:
:

5.3

2) Pasal 7 ayat 2 antara lain menyatakan:Kuasa Pengguna Barang Milik Negara


berwenang dan bertanggungjawab: c) melakukan pencatatan dan inventarisasi
barang milik negara yang berada dalam penguasaannya: e) mengamankan barang
milik negara yang berada dalam penguasaannya; h) melakukan pengawasan dan
pengendalian atas penggunaan barang milik negara yang ada dalam
penguasaannya.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi


Pemerintahan,
1) Pernyataan 04 tentang CaLK, Paragraf 09 yang menyatakan bahwa Catatan atas
Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh
pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun
manajemen entitas pelaporan. Laporan Keuangan mungkin mengandung
informasi yang dapat mempunyai potensi kesalahpahaman di antara pembacanya.
Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman, atas sajian laporan
keuangan harus dibuat Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi
untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan.
2) Pernyataaan 07 tentang Aset Tetap
(1) Paragraf 15: Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan
dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan handal. Untuk dapat diakui
sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut: (a) Berwujud; (b)
Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan; (c) Biaya
perolehan aset dapat diukur secara andal; (d) Tidak dimaksudkan untuk dijual
dalam operasi normal entitas; dan (e) Diperoleh atau dibangun dengan
maksud untuk digunakan
(2) Paragraf 80 antara lain menyatakan laporan keuangan harus mengungkapkan
untuk masing-masing jenis aset tetap antara lain Rekonsiliasi jumlah tercatat
pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: (1) Penambahan; (2)
Pelepasan; (3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai, jika ada; (4)
Mutasi aset tetap lainnya.
(3) Paragraf 82: Jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, halhal berikut harus diungkapkan: (a) Dasar peraturan untuk menilai kembali
aset tetap; (b) Tanggal efektif penilaian kembali; (c) Jika ada, nama penilai
independen; (d) Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan
biaya pengganti; (e) Nilai tercatat setiap jenis aset tetap.

4. Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan


1) Nomor 01, tentang Penyusunan Neraca Awal Pemerintah Pusat, pada Bab VI Aset
Tetap antara lain menyatakan bahwa nilai tanah yang dicantumkan dalam neraca
awal adalah nilai wajar pada tanggal neraca awal. Nilai wajar yang dimaksud
adalah harga perolehan jika tanah tersebut dibeli setahun atau kurang dari tanggal
neraca awal.
2) Nomor 09, tentang Akuntansi Aset Tetap, antara lain menyatakan bahwa:
(1) Dalam hal tanah belum ada bukti kepemilikan yang sah, namun dikuasai
dan/atau digunakan oleh pemerintah, maka tanah tersebut tetap harus dicatat

Halaman TP
Paraf

:
:

5.4

dan disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, serta
diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
(2) Dalam hal tanah dimiliki oleh pemerintah, namun dikuasai dan/atau
digunakan oleh pihak lain, maka tanah tersebut tetap harus dicatat dan
disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah, serta diungkapkan
secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan, bahwa tanah tersebut
dikuasai atau digunakan oleh pihak lain.
(3) Dalam hal tanah dimiliki oleh suatu entitas pemerintah, namun dikuasai
dan/atau digunakan oleh entitas pemerintah yang lain, maka tanah tersebut
dicatat dan disajikan pada neraca entitas pemerintah yang mempunyai bukti
kepemilikan, serta diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Entitas pemerintah yang menguasai dan/atau menggunakan tanah
cukup mengungkapkan tanah tersebut secara memadai dalam Catatan atas
Laporan Keuangan.
(4) Aset tanah yang masih dalam sengketa atau proses pengadilan: belum
memiliki kepemilikan yang sah, digunakan oleh pihak lain, kepemilikan
ganda baik yang dikuasai oleh pemerintah atau pihak lain, maka harus
disajikan sebagai aset tetap tanah pada neraca pemerintah dan diungkapkan
secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
(5) Menetapkan langkah-langkah penyelesaian permasalahan dalam rangka
pengamanan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaan
Kementerian/Lembaga
5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK.06/2007 tentang Penatausahaan
Barang Milik Negara Pasal 12 Ayat (1) menyatakan bahwa Pencatatan atas BMN
dilakukan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan BMN, termasuk
tetapi tidak terbatas pada penetapan status penggunaan BMN, pemanfaatan BMN,
penghapusan BMN, pemindahtanganan BMN dan inventarisasi BMN.
Akibat
Hal tersebut mengakibatkan:
a. Pencatatan Aset Peralatan dan Mesin BWSS III belum Tepat
b. Aset negara kurang terjamin keamanannya dan berpotensi menjadi sengketa dimasa
yang akan datang.

Sebab
Hal tersebut terjadi karena :
a.

Petugas Simak BMN kurang optimal dalam melakukan inventarisasi dan pencatatan
BMN.

b.

Penanggung Jawab UAKPA/B kurang berkoordinasi dengan Tim KPKNL dan


kurang cermat dalam melakukan pengendalian atas pelaksanaan inventarisasi dan
pencatatan BMN.

Halaman TP
Paraf

c.

:
:

5.5

Para petugas akuntansi BMN lalai dalam menatausahakan dokumen-dokumen


kepemilikan aset tetap peralatan dan mesin.

Komentar instansi
(terlampir)

Anda mungkin juga menyukai