Abses Mamae
Abses Mamae
Disusun Oleh:
Auliana Putri Wijayanti
H2A011008
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU BEDAH
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Nama : Ny.M
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan Terakhir : SMA
Anamnesis
Keluhan Utama : Pasien mengeluh payudara kiri bengkak dan terasa nyeri
RPS
Sejak 2 minggu yang lalu pasien mengeluh pada payudara kiri terasa
bengkak, panas, nyeri bila ditekan, dan demam. Pasien adalah seorang ibu
yang sedang menyusui. Air susu dapat keluar hanya sedikit.
RPD
Riwayat penyakit serupa : Disangkal
Riwayat Hipertensi : Disangkal
Riwayat DM : Disangkal
PRK
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Suhu
: 36,5o C
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Laju Nafas
: 20 x/menit
BB
: 60 Kg
Tinggi
: 160 cm
Kulit
Mata
Dada
Inspeksi : Tidak simetris, payudara kiri terlihat bengkak
Palpasi : Terdapat nyeri tekan
Auskultasi : Bunyi jantung normal, pernafasan teratur
Abdomen
Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan atau massa, asites (-)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu
infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan
terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi
jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan
pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan
setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih inilah yang
mengisi rongga tersebut.
B. Etiologi
Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum
ditemukan pada kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya
pada saat ibu menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak,
biasanya pada puting susu yang rusak pada masa awal menyusui. Area yang
terinfeksi akan terisi dengan nanah. Infeksi pada payudara tidak berhubungan
dengan menyusui harus dibedakan dengan kanker payudara. Pada kasus yang
langka, wanita muda sampai usia pertengahan yang tidak menyusui mengalami
subareolar abscesses (terjadi dibawah areola, area gelap sekitar puting susu).
Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui bebebrapa cara yaitu
sebagai berikut :
1.
Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril
2.
3.
Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak
2.
3.
C. Gambaran Klinis
Gejala dari abses tergantung pada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi
suatu organ atau syaraf. Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses
payudara diantaranya :
Menurut Sarwono (2009), pada abses payudara memiliki tanda dan gejala yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
D. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika
tidak sedang menyusui, bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara.
E. Patofisiologi
Abses payudara merupakan komplikasi yang terjadi akibat peradangan
payudara kronik. Peradangan payudara atau yang disebut mastitis dapat
disebabkan oleh infeksi bakteri, perembesan sekresi melalui fisura di puting, dan
dermatitis yang mengenai puting. Bakteri yang sering menyebabkan terjadinya
mastitis ini adalah Stafilokokus aureus atau streptokok. Mastitis sering terjadi
pada pascapartum selama awal laktasi jika organisme berhasil masuk dan
mencapai jaringan payudara melalui fisura pada puting. Gejala dan tanda yang
sering ditimbulkan oleh abses payudara adalah tanda-tanda inflamasi pada
payudara (merah, panas jika disentuh, membengkak, dan nyeri tekan), keluar
nanah/pus dari puting, teraba massa, gejala sistemik berupa demam tinggi,
menggigil, malaise, dan timbul limfadenopati pectoralis, axiller, parasternalis, dan
subclavia. Adapun patogenesis dari abses payudara adalah: luka/lesi pada
organisme masuk (organisme ini biasanya dari mulut bayi) puting produksi susu
normal terjadi penyumbatan duktus peradangan terbetuk abses. Penanganan yang
dapat pengeluaran susu terhambat dilakukan untuk mastitis adalah pemanasan
lokal, antipiretik dan analgesik ringan, pengosongan payudara berkala dengan
terus memberikan ASI atau memompa, dan terapi antibiotika oral. Namun jika
sudah terjadi abses, perlu diberikan antibiotik intravena, aspirasi, atau insisi dan
jika perlu drainase. Setiap cairan aspirasi perlu dilakukan pemeriksaan histologik
untuk menyingkirkan keganasan.
F. Anatomi
Payudara (mammae, susu) adalah kalenjar yang terletak di bawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk menutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kalenjar payudara, yang beratnya lebih 200 gram,
saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
1.
2.
3.
1.
Korpus
Korpus alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari
alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan
pembuluh darah
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara.
ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian
beberapa duktulus bergabung
laktiferus)
2.
Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya
a)
Beberapa ibu memiliki puting susu yang rata dan membuat menyusui adalah
hal yang sulit atau tidak mungkin. Untuk memperbaiki hal ini, Hoffmans
exercises dapat dimulai sejak 38 minggu kehamilan.
b)
Oles sedikit pelicin (contoh Vaseline) pada areola. Dua ruas jari atau satu
jari dan jempol diletakkan sepanjang sisi puting susu dan kulit dengan lembut
ditarik dengan arah horizontal. Kemudian, gerakan ini di ulang dengan arah
horizontal, lakukan pada keduanya beebrapa kali. Jika latihan ini dilakukan
beberapa kali per hari, akan membantu mengeluarkan puting susu.
c)
menyusui.
e)
f)
Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses tetapi ASI tetap
harus dikeluarkan
g)
Jaga payudara bersih dengan mencucinya setiap hari dengan sabun ringan
dan air.
h)
j)
Oleskan krim lanolin setiap hari pada puting dan areola untuk mencegah
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta
Hyre, anne.2001. asuhan kebidanan care. jakarta : pusdinakes
Syaipudin, abdul bari.2001. paduan pelayanan kesehatan, Jakarta: yayasan
bina pustaka.