Anda di halaman 1dari 5

1.

Visum et repertum
a. Definisi
Keterangan tertulis yang dibuat oleh seorang dokter dalam kapasitas
sebagai ahli atas permintaan resmi dari penegak hokum yang berwenang
tentang apa yang dilihat dan ditemukan pada objek yang diperiksa dengan
mengingat sumpah atau janji ketika menerima jabatan atau profesi.
b. Landasan hukum
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Pasal 133
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa
yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau
ahli lainnya.
(2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas
untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan
bedah mayat.
Pasal 120
(1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang
ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.
(2) AhIi tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji di muka
penyidik bahwa ia akan memberi keterangan menurut pengetahuannya
yang sebaik-baiknya kecuali bila disebabkan karena harkat serta martabat,
pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat
menolak untuk memberikan keterangan yang diminta.
Pasal 179
(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran
kehakirnan atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan
ahli demi keadilan.
(2) Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka
yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka
mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang

sebaik-baiknya dan yang sebenarnya menurut pengetahuan dalam bidang


keahliannya.
Pasal 184
(1) Alat bukti yang sah ialah:
a.keterangan saksi;
b.keterangan ahli;
c.surat;
d.petunjuk;
e.keterangan terdakwa.
Pasal 187
Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas
sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah:
c.surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat
berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan
yang diminta secara resmi dan padanya;
c. Prosedur Visum et Repertum
Tata cara permintaan visum et repertum sesuai peraturan perundangundangan adalah diminta oleh penyidik melalui surat keterangan tertulis
dari kepolisian kepada instansi rumah sakit, dijelaskan pemeriksaan untuk
apa, diantar langsung oleh penyidik.

Alur permohonan :
Korban dating kekepolisian

Tidak
Permintaan
disarankan
diajukan
mengajukan
kepada dokter
permintaan
VeR
ahlipemerintah
tentang suatu
sipil/ ahli

Permohonan harus
tertulis
Korban adalah barang bukti
maka permohonan surat
VeR harus diserahkan
sendiri oleh petugas
kepolisian bersama korban,
tersangka/barang bukti

d. Syarat Visum et Repertum


-Ada permintaan secara resmi oleh penyidik
- Dibuat secara tertulis
-Ada permintaan dari penegak hukum
-Menggunakan bahasa Indonesia
-Penulisan angka diganti dalam bentuk kalimat
-Ditulis sesuai dengan keadaan yang ada
-Tidak bertentangan dengan teori kedokteran yang telah diuji
e. Peranan dan fungsi
Secara umum : mengungkapkan tindak pidana menjadi terang
Secara khusus :
-Sebagai alat bukti yang sah dalam peradilan (KUHAP pasal 184)
-Sebagai pengganti barang bukti, karena yang diperiksa akan mengalami
perubahan secara alamiah (manusia dapat mengalami sembuh/
pembusukan kemudian dikubur tidak mungkin dibawa kepersidangan
-Mencari sebab akibat yang ditimbulkan oleh tindak pidana tersebut.
f. Format visum et repertum
Ada lima bagian tetap visum et repertum yaitu:
-Projustica
Terletak dibagian atas, menjelaskan bahwa visum et repertum dibuat
untuk tujuan peradilan tidak membutuhkan materai sebagai alat bukti
didepan siding pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum.
-Pendahuluan

Pada bagian ini memuat : identitas peminta, identitas dokter yang


melakukan pemeriksaan, idenditas korban yang diperiksa, alasan
dimintakan visum et repertum, kapan dilakukan pemeriksaan, dimana
dilakukan pemeriksaan
-Pemberitaan (hasil pemeriksaan)
Diisi fakta-fakta yang ditemukan sendiri oleh dokter pembuat VeR
-Kesimpulan
Diisi hasil intepretasi yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dari fakta yang ditemukan sendiri oleh dokter pembuat VeR,
dikaitkan dengan maksud dan tujuan dimintakannya VeR.
-Penutup
Berisikan demikianlah visum et repertum ini saya buat dengan
sesungguhnya berdasarkan keilmuan saya dan mengingat sumpah
sesuai dengan kitab undang-undang acara pidana

2. Etika pemeriksaan korban perkosaan


- Hal utama dilakukan sebelum pemeriksaan adalah meminta
-

persetujuan pasien (informed consent)


Informasi tentang pemeriksaan harus diberikan sebelum pemeriksaan
dimulai dan antara lain mencakup tujuan pemeriksaan kepentingan
untuk mengungkapkan kasus, prosedur, teknik pemeriksaan, tindakan

pengambilan sampel atau barang bukti.


Pada saat pemeriksaan dokter harus didampingi perawat yang sama

jenis kelaminnya dengan korban (biasanya wanita/ bidan)


Dilakukan secara menyeluruh, prosedur legal, sistematis, dan
menyeluruh terhadap semua bagian tubuh tidak hanya bagian-bagian

tertentu saja.
Lakukan sedini mungkin setelah kejadian, jangan biarkan menunggu
terlalu lama hal ini penting untuk mencegah rusak atau berubah atau

hilangnya barang bukti yang terdapat ditubuh korban.


Melakukan identifikasi

- Menentukan tanda-tanda persetubuhan


- Menentukan tanda-tanda kekerasan
- Menentukan pantas tidaknya korban dikawini
- Catat dan dokumentasikan semua temuan termasuk temuan negative.
3. Al islam kemuhammadiyahan
QS Al furqon :68
dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang tidak lain adalah allah
dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan allah kecuali dengan alasan yag
benar dan tidak berzina.
QS Al isra 32
janganlah kamu mendekati zina , suatu perbuatan yang keji dan jalan yang
buruk.
Dalam hukum islam zina akan dikenakan hukum rajam hukumannya adalah
sebagai berikut:
1. Jika pelakunya sudah menikah melakukannya secara sukarela (tidak
dipaksa , tidak diperkosa) mereka dicambuk 100x kemudian dirajam
(dikubur hidup-hidup sampai leher) kemudian ditaruh batu-batu
disekitarnya dan setiap orang berhak untuk mnamparinya.
2. Jika pelakunya belum menikah maka mereka didera (dicambuk) 100x

kemudian diasingkan selama 1 tahun.

Anda mungkin juga menyukai