Askep Gerontik Pwhi Ngaliyan
Askep Gerontik Pwhi Ngaliyan
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lanjut usia (lansia) merupakan kondisi seseorang yang ditandai
dengan kegagalan untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi
fisiologisnya. Lansia merupakan tahapan akhir dari suatu proses dengan
ditandai
adanya
penurunan
kemampuan
untuk
beradaptasi
dengan
diperlukan dalam proses pengubahan gula menjadi energi serta sistesis lemak
(lanywati,2001). Kondisi tersebut akan membuat penderitanya menjadi lemas,
komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi adalah kerusakan pembuluh
darah, jantung, ginjal, saraf dan mata (tapan,2005).
Sesuai hal yang telah diuraikan diatas,
manajemen
asuhan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. DIABETES MELLITUS
A. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit kronik yang kompleks
yang melibatkan kelainan metabolism karbohidrat, protein dan lemak dan
Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel beta secara
langsung, yakni allixan, pyrinuron (rodentisida), streptozotocin (produk
dari sejenis jamur). Bahan toksik lain berasal dari cassava atau singkong
yang merupakan sumber kalori utama kawasan tertentu. Singkong
mengandung glikosida sianogenik yang dapat melepaskan sianida
sehingga memberi efek toksik terhadap jaringan tubuh. Sianida dapat
menyebabkan kerusakan pangkreas yang akhirnya menimbulkan gejala
diabetes mellitus jika disertai dengan kekurangan protein. Karenannya
protein dibutuhkan dalam proses detoksikasi sianida.
d. Nutrisi
Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan dengan
nutrisi, baik sebagai faktor penyebab maupun pengobatan. Nutrisi yang
berlebihan (overnutrition) merupakan faktor risiko pertama yang diketahui
menyebabkan diabetes mellitus. Semakin lama dan berat obesitas akibat
nutrisi yang berlebihan, semakin besar kemungkinan terjangkitnya
Diabetes mellitus.
D. Patofisiologi
Pancreas yang disebut kelenjar ludah perut, adalah kelenjar penghasil
insulin yang terletak di belakang lambung. Di dalamnya terdapat kumpulan
sel yang berbentuk seperti pulau pada peta, karena itu disebut pulau-pulau
Langerhans yang berisi sel beta yang mengeluarkan hormone insulin yang
sangat berperan dalam mengatur kadar glukosa darah. Insulin yang
dikeluarkan oleh sel beta tadi dapat diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, untuk kemudian di dalam sel
glukosa tersebut dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila isulin tidak ada,
maka glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel dengan akibat
kadar glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalams el dengan akibat
kadar glukosa dalam darah meningkat. Keadaan inilah yang terjadi pada
diabetes mellitus tipe 1.
E. Manifestasi klinis
Gejala Diabetes mellitus sangat bervariasi dan baru ditemukan pada saat
pemeriksaan penyaringan untuk penyakit selain diabetes mellitus. Umumnya
adalah rasa haus yang berlebihan (polidipsi), sering kencing terutama pada
malam hari(piliuria), dan sering lapar (polifagia), Berat badan naik, dapat
disertai dengan rasa mual, muntah. Gejala akut (mendadak) pada penderita
diabetes mellitus baru diketahui setelah beberapa bulan atau beberapa tahun
mengidap Diabetes mellitus yang disebut gejala kronik atau menahun yang
disertai dengan tanda-tanda yaitu:
a. Kesemutan dan mati rasa (baal) yang diakibatkan neuropati,
b. kelainan ginekologi seperti keputihan yang diakibatkan adanya jamur
candida, kelainan kulit seperti gatal dan bisul didaerah genital atau lipatan
c.
d.
e.
f.
akibat hiperglikemia,
g. diabetes wanita hamil akan melahirkan bayi yang beratnya lebih dari 4kg.
F. Faktor resiko (Misnadiarly, 2006)
Faktor risiko untuk diabetes tipe 2
Identifikasi faktor risiko sangat
penting
untuk
keberhasilan
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko
tinggi DM. Yaitu kelompok usia dewasa tua (>40 tahun), obesitas, tekanan
darah tinggi, riwayat keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat badan
lahir bayi >4.000 g, riwaya DM pada kehamilan, dan dislipidemia.
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah
sewaktu, kadar gula darah puasa (Tabel 53.1), kemudian dapat diikuti dengan
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) standar. Untuk kelompok resiko tinggi
yang hasil penyaringannya negatif, perlu pemeriksaan penyaring ulang tiap
tahun. Bagi pasien berusia 45 tahun tanpa faktor resiko, pemeriksaan
penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.
Tabel 1. kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik
sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
Bukan Belum
pasti DM
110-199
>200
<90
90-199
>200
<110
110-125
>126
Plasma vena
<90
90-109
>110
Kadar
glukosa
DM
darah <110
DM
sewaktu
Plasma vena
Darah kapiler
Darah kapiler
1.
2.
3.
4.
5.
Berikan glukosa 75 g yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum
dalam waktu 5 menit.
6.
7.
(Mansjoer, 2007)
-
efektif mulai berkurang, tubuh akan mulai memecah simpana lemaknya untuk
menghasilkan energi. Badan keton merupakan produk-sampingan proses
pemecahan lemak ini, dan senyawa-senyawa keton tersebut bertumpuk dalam
darah serta urin.(Price, 2005)
H. Penatalaksanaan
1. Obat obatan Hipoglikemik Oral (OHO)
a. Golongan sulfoniluria
Cara kerja golongan ini adalah merangsang sel beta pancreas untuk
mengeluarkan insulin, golongan ini hanya bekerja bila sel sel beta utuh,
menghalangi pengikatan insulin, mempertinggi kepekaan jaringan
terhadap insulin dan menekan pengeluaranglukagon. Indikasi pemberian
obat golongan sulfoniluria adalah bila berat badan sekitar ideal kurang
lebih 10% dari berat badan ideal , bila kebutuhn insulin kurang dari 40
u/hari, bila tidak ada stress akut, seperti infeksi berat/perasi. (Junadi,
1982)
b. Golongan biguanid
Cara kerja golongan ini tidak merangsang sekresi insulin. Golongan
biguanid dapat menurunkan kadar gula darah menjadi noral dan
istimewanya tidak pernah menyebabkan hipoglikemi. (junadi, 1982)
Efek samping penggunaan obat ini ( metformin) menyebabkan anoreksia,
nausea, nyeri abdomen dan diare. Metformin telah digunakan pada klien
dengan gangguan hati dan ginjal, penyalahgunaan alcohol, kehamilan atau
insufisiensi cardiorespiratory.
c. Alfa glukosidase Inhibitor
Obat ini berguna menghambat kerja insulin alfa glukosidase didalam
saluran cerna hingga dapat menurunkan penyerapan glukosa dan
menurunkan hiperglikemia post prandial. Obat ini bekerja di lumen usus
dan tidak menyebabkan hipoglikemi dan idak berpengaruh pada kadar
insulin. Alfa glukosidase inhibitor dapat menghambat bioavailabilitas
metformin. Jika dibiarkan bersama pada orang normal.
diabetes
militus.
Alcohol
dapat
memperburuk
berhenti
makan
sebelum
4. Olah raga
Dianjurkan latihan jasmani teratur 3-4 kali tiap minggu selama kurang
jam yang sifatnya sesuai CRIPE (Continous Rythmiccal Intensity
Progressive Endurance). Latihan dilakukan terus menerus tanpa berhenti,
otot otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur. Latihan CRIPE
minimal dilakukan selama 3 hari dalam seminggu, sedangkan 2 hari yang
lain dapat digunakan untuk melakukan olah raga kesenangannya. Adanya
kontraksi otot yang teratur akan merangsang peningkatan aliran darah dan
penarikan glukosa ke dalam sel.
Hal yang perlu diingat dalam latihan jasmani adalah jangan memulai
olahraga sebelum makan, memakai sepatu yang pas dan harus didampingi
orang yang tahu mengatasi serangan hipoglikemia. Penderita diabetes
militus yang memulai olahraga tanpa makan akan beresiko terjadinya
stravasi sel dengan cepat dan akan berdampak pada nekrosis sel.
Olahraga lebih dianjurkan pada pagi hari (sebelum jam 06.00) karena
selain udara yang masih bersih juga suasana yang belum ramai sehingga
membantu penderita lebih nyaman dan tidak mengalami stress yang tinggi.
Lebih baik lagi bagi seorang muslim bangun jam 03.30 untuk mendirikan
sholat malam sebagai sarana memperkuat mental dan jiwa serta
menimbulkan rasa optimism untuk hidup lebih berarti dihaddapan Allah
SWT Tuhan Yang Maha Kuasa. Olah raga yang teratur akan memperbaiki
sirkulasi insulin dengan cara meningkatkan dilatasi sel dan pembuluh darah
sehingga membantu masuknya glukosa ke dalam sel.
I. Komplikasi
a. Komplikasi yang bersifat akut
1. Koma hipoglikemia
Koma hipoglikemia terjadi karena pemakaian obat-obat diabetic yang
melebihi dosis yang dianjurkan sehingga terjadi penurunan glukosa
dalam darah. Glukosa yang ada sebagian besar difasilitasi untuk masuk
ke dalam sel.
2. Ketoasidosis
hiperglikemia
yang
berkepangjangan
menyebabkan
makroangiopati
dan
neuropati
DEPRESI
A. PENGERTIAN
Depresi merupakan gangguan emosional yang mempengaruhi
perasaan tidak bahagia, terrekan, seddih merasa tidak berharga,
tidak bersemangat, tidak berarti dan psimis terhadap hidup. Depresi
pada lansia bisa diakibatkan oleh beberapa hal seperti kehidupan
ekonomi yang rendah, ketakutan akan diasingkan dari keluarga,
ketakutan tidak diperdulikan lagi, dan lain sebagainya.
Gejala biologis depresi yang sering muncul pada lansia
biasanya ditandai adanya perubahan pola tidur (penurunan jumlah
waktu tidur ddan sering terbangun dimalam hari), penurunan nafsu
makan dan berat badan, peruahan mood yang sering terjadi dalam
satu hari, kelambanan fisik dan mental, dan lain sebagainya.
B. TANDA DAN GEJALA
Pada umumnya, seseorang yang mengalami depresi dapat
ditandai dengan ciri-ciri berikut ini, yaitu:
bahagia
Pesimis menghadapi masa depan
Memandang dirinya rendah
Mudah merasa bersalah dan berdosa
Mudah mengalah
Enggan bicara
Mudah merasa haru
Gerakan lamban
Mudah tegang
Serba cemas, khawatir, takut
Mudah tersinggung
Tidak ada kepercayaan diri
Untuk menegakkan diagnosa depresi seseorang, maka yang
akan dipakai pedoman adalah ada tidaknya gejala utama dan gejala
penyerta lainnya, lama gejala yang muncul, dan ada tidaknya
episode depresi ulang ( Rusdi Maslim,2001 ).
1. Gejala utama pada derajat ringan, sedang dan berat
a. Efek depresi
b. Kehilangan minat dan kegembiraan
c. Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan
yang mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja
sedikit saja) dan menurunnya aktifitas.
2. Gejala penyerta lainnya
a. Konsentrasi dan perhatian berkurang
b. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
c. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
d. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
e. Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau
bunuh diri
f. Tidur terganggu
g. Nafsu makan berkurang
C. KLASIFIKASI TINGKAT DEPRESI
sedemikan
rupa
sehingga
mengganggu
fungsi
dalam
kehidupannya sehari-hari.
D. PENANGANAN DEPRESI
Pada klien yang mengalami stress, kecemasan dan atau depresi
selain diberikan terapi psikofarmaka juga diberikan beberapa
terapi lain seperti :
1. Psikoterapi suportif
Dengan terapi ini dimaksudkan untuk memberikan
motivasi,
semangat
dan
dorongan
agar
pasien
yang
Lansia
biasanya
memiliki
kecenderungan
akan
seseorang.
GANGGUAN TIDUR
KESEIMBANGAN NUTRISI
JATUH
a. Pengertian
Gangguan keseimbangan merupakan penyebab terbanyak
terjadinya jatuh pada lansia. Jatuh menyebabkan cedera fisik,
disability, hilang kemandirian dan terbatasnya kualitas hidup. Jatuh
merupakan kejadian yang tiba-tiba ataupun disertai dengan faktor
lainnya yang menyebabkan seseorang kehilangan kedaran atau
mendapatkan luka (Darmojo,2004).
Jatuh merupakan suatu kejadian yang menyebabkan subyek
yang sadar menjadi berada di permukaan tanah tanpa disengaja dan
tidak termasuk jatuh akibat pukulan keras, kehilangan kesadaran, atau
kejang. Kejadian jatuh tersebut adalah dari penyebab yang spesifik
pembatasan gerak.
Meninggal dunia/ mati
dan
meningkatkan
reaksi
terhadap
bahaya
c. Modifikasi Lingkungan
1) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panad atau terlalu
dingin untuk menghindari pusing
2) Taruh barang-barang yang memang sering diperlukan
berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
3) Gunakan karpet antislip di kamar mandi/jaga kebersihan
lantai agar tidak licin
4) Penerangan/cahaya memadai
5) Singkirkan barang-barang yang berserakan di lantai yang
biasa untuk melintas.
6) Jaga lantai agar tidak licin
7) Pasang pegangan tangan pada tempat yang diperlukan
misalnya kamar mandi
d. Memperbaiki Kebiasaan Lansia yang Buruk
1) Melakukan perubahan posisi dari posisi duduk atau
jongkok ke posisi berdiri jangan terlalu cepat
2) Jangan mengankat barang yang berat sekaligus
3) Ambil barang dengan cara yang benar dari lanti (dengan
cara jongkok, bukan membungkuk)
4) Hindari olahraga yang berat/berlebihan
e. Alas kaki
1) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar
2) Jangan berjalan hanya dengan kaos kaki karena sulit untuk
menjaga keseimbangan
3) Pakai sepatu antislip (alasnya kasar)
f. Alat Bantu Jalan
8) Letakkan salah satu lutut di depan dan lutut yang lain pada
lantai
4) Jika lansia yang jatuh masih bisa bangun, ambil dua kursi
letakkan salah satu di dekat kepala dan satu lagi di dekat kaki
lansia yang jatuh.
Berikut ini adalah langkah-langkah menolong lansia
yang jatuh.
1) Pastikan lansia yang jatuh mampu bergerak dan melakukan
perintah
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Nama
2. Usia
3. Agama
4. Suku
: Ny. S
: 68 tahun
: Islam
: Jawa, indonesia
5. Jenis kelamin
: Perempuan
6. Nama wisma
: Panti wredha harapan ibu, ngaliyan
7. Pendidikan
: Sekolah dasar
8. Riwayat pekerjaan : Pekerja rumah tangga
9. Status perkawinan : Janda
10. Pengasuh wisma : Ny.khana
B. ALASAN BERADA DI PANTI
Klien mengatakan tidak punya siapa-siapa, tidak mempunyai saudara maupun
anak.Klien mengatakan berada dipanti karena sudah tidak mampu untuk
melakukan pekerjaan rumah tangga.Klien diantar oleh majikannya masuk ke
panti wredha.
C. DIMENSI BIOFISIK
a. Riwayat penyakit (dalam 6 bulan terakhir)
Klien mengatakan tidak pernah sakit dalam beberapa bulan terakhir.Klien
mengatakan terkadang kepala terasa pusing dan sulit untuk tidur di malam
hari. Klien mengatakan mempunyai riwayat penyakit maag sejak masih
muda. Bila penyakit maag dirasa kambuh, klien meminta obat kepada
pengasuh. Pengasuh Panti mengatakan, Ny.S mempunyai riwayat
Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Selain itu klien juga mengatakan
sebelumnya pernah mengalami jatuh di kamar mandi namun klien sudah
lupa kapan tepatnya hal tersebut terjadi.
b. Riwayat penyakit keluarga
meninggal lama. Ibu klien sudah meninggal karena sakit hipertensi. Kedua
saudara kandung klien sudah meninggal sejak klien masih remaja.
c. Riwayat pencegahan penyakit
1. Riwayat monitoring tekanan darah
Klien mengatakan mengecek
tensi
darah
jarang
sekali
Tekanan Darah
9 Juli 2015
140/80 mmHg
27 Juli 2015
110/70 mmHg
13 September 2015
130/80 mmHg
21 September 2015
140/100 mmHg
22 September 2015
140/90 mmHg
2. Riwayat vaksinasi
Klien mengatakan tidak mengingat kapan dia di vaksin apakah pernah
di vaksin apa tidak. Pengasuh panti juga mengatakan jika ada wabah
penyakit baru dilakukan vaksin.
3. Skrining kesehatan yang dilakukan
Pengasuh panti mengatakan kegiatan Posyandu yang diadakan satu
kali dalam sebulan meliputi pengontrolan tekanan darah, gula darah,
dan penimbangan berat badan.
Riwayat berat badan
Tanggal
9 Juli 2015
30 Kg
27 Juli 2015
31 Kg
22 September 2015
30 Kg
IMT =
30 kg
Kurang
< 18,5
Normal
18,5 25,0
Lebih
> 25,0
1,509
= 13,157
Setelah dilakukan perhitungan IMT (indeks mass body) klien didapat
hasil 13,157 yang diinterpretasikan sebagai gizi kurang. Nilai normal dari
IMT ini adalah 18,5-25,0 sedangkan klien memiliki IMT yang kurang dari
nilai normalnya.
e. Masalah kesehatan terkait status gizi
Masalah pada mulut
Klien mengatakan tidak ada masalah yang dirasakan pada mulut.Klien
dapat memakan makanan yang diberikan oleh Panti Wredha dengan
pelan-pelan dan hati-hati karena gigi klien sudah tanggal dan tersisa 4
gigi.Klien mengatakan tidak ada kesulitan menelan dan kerongkongan
tidak terasa sakit ketika makan.
Masalah nutrisi
Klien mengatakan tidak ada masalah pada saat makan. Klien
mengatakan jika makan telat dari waktu biasa makan, penyakit maag
akan kambuh. Ketika maag, perut hingga ulu hati terasa nyeri.Nyeri
terasa seperti tertusuk-tusuk.Klien tidak ada kesulitan saat makan.
Makan selalu dihabiskan dengan porsi yang cukup, klien tidak merasa
mual, tidak pernah muntah dan tidak ada kesulitan menelan.
: Ny.S
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pendidikan
: tidak tamat SD
Tanggal
: 21 September 2015
Umur
: 68 tahun
Gol.Darah
:-
Alamat
Aktivitas
Mandiri
lain
(Skor 1) melakukan mandi (Skor 0) perlu bantuan lebih 1
secara
mandiri
memerlukan
untuk
bagian
bantuan
tertentu
saja
Pakaian
Toletting/
Tolilet
sendiri,
Berpindah
membuka
berpakaian
atau
pakaian, eliminasi
Kontinensia (Skor
1)
bisa
mengontrol (Skor
eliminasi
sebagian
0)
atau
inkontinensia 1
total
baik
Makan
Penilaian
Mandiri total
Kriteria
Mandiri dalam mandi, berpakaian, pergi
ke toilet, berpindah, kontinen, dan
5
4
3
makan
Mandiri pada semua fungsi di atas,
Tergantung ringan
Tergantung sedang
Tergantung berat
fungsi lainnya
Mandiri pada semua fungsi di atas,
kecuali mandi, berpakaian, pergi ke
Tergantung total
Berpakaian
Klien mengatakan dapat menyiapkan hingga memakai pakaian sendiri.
Klien jarang memakai sandal bila didalam ruangan. Klien dapat
memakai sandal dengan mandiri.
Toiletting
Klien mengatakan kegiatan BAK dan BAB dapat dilakukan secara
mandiri. Ketika klien merasa ingin buang air, klien dapat berjalan
sendiri menuju kamar mandi tanpa dibantu. Klien dapat membersihkan
anggota tubuh dengan benar.
Personal higiene
Klien mengatakan karena giginya sudah tanggal dan hanya bersisa 4
buah gigi, klien membersihkan giginya hanya dengan kain bersih.
Klien tidak menyikat gigi dengan sikat dan pasta gigi. Klien
membersihkan giginya setiap setelah mandi.
Mandi
Klien mengatakan dapat melakukan kegiatan mandi secara mandiri.
Klien mandi hanya sehari sekali yaitu pada saat pagi hari. Klien
mengatakan dapat menggosok semua anggota tubuh namun agak
sedikit susah karena otot sudah tidak kuat sewaktu masih muda. Klien
mandi menggunakan sabun dan keramas setiap seminggu sekali
menggunakan shampo.
ITEM DESKRIPSI
Duduk ke berdiri
Berdiri tak tersangga
Duduk tak tersangga
Berdiri ke duduk
Transfer/berpindah
Berdiri dengan mata tertutup
Berdiri dengan kedua kaki rapat
Meraih kedepan dengan lengan terulur
SKOR (0-4)
4
3
4
3
4
4
2
3
9.
10.
11.
12.
maksimal
Mengambil objek dari lantai
Beralih untuk melihat kebelakang
Berbalik 360 derajat
Menempatkan kaki bergantian ke balok
4
3
1
2
13.
(step stool)
Berdiri dengan satu kaki didepan kaki 1
1.
yang lain
14. Berdiri satu kaki
TOTAL
INSTRUKSI UMUM
2
40
berdiri 15 Detik
MERAIH KEDEPAN DENGAN LENGAN LURUS SECARA
PENUH
Instruksi : Angkat tangan kedepan 90 derajat. Julurkan jari-jari
anda dan raih kedepan. (Fisioterapis menepatkan penggaris dan
mintalah meraih sejauh mungkin yang dapat dicapai, saat lengan
mencapai 90 derajat. Jari tidak boleh menyentuh penggaris saat
meraih kedepan. Catatlah jarak yang dapat dicapai, dimungkinkan
Jawaban
X
X
X
V
X
V
X
V
V
V
Jumlah kesalahan
0 - 2 kesalahan
: Baik
2 - 4 kesalahan
: Gangguan ringan
5 - 7 kesalahan
: Gangguan sedang
8 10 kesalahan
: Gangguan berat
Pertanyaan
Jawaban
Apakah pada dasarnya anda puas YA
2.
3.
4.
5.
anda kosong?
Apakah anda sering bosan?
YA
Apakah anda mempunyai semangat YA
6.
setiap waktu?
Apakah anda takut sesuatu akan TIDAK
7.
8.
9.
waktu?
Apakah anda merasa jenuh?
TIDAK
Apakah anda lebih suka tinggal di TIDAK
rumah pada malam hari, daripada
10.
11.
lainnya?
Apakah
12.
13.
saat ini?
Apakah anda merasa penuh berenergi YA
14.
saat ini?
Apakah anda saat ini sudah tidak ada YA
15.
harapan lagi?
Apakah anda berfikir banyak orang YA
anda
berfikir
sangat TIDAK
sering diam atau tidak berbaur dengan teman sepanti karena klien lebih
nyaman diam dibandingkan mengobrol dengan teman sepanti. Jika
mengobrol dan tidak sesuai dengan hatinya, klien akan mudah terpancing
amarahnya.
5. Perubahan Yang Timbul Terkait Status Depresi
Klien terkadang merasa bosan dengan kegiatan dipanti. Klien terkadang
hanya duduk dan merenung memikirkan jaman dulu saat muda. Klien
terkadang hanya di jenguk oleh pak RT yang mengantarnya ke panti dulu.
6. Dampak Yang Timbul Terkait Status Depresi
Klien mengatakan masih mempunyai fikiran tentang masa lalunya seperti,
klien telah berbuat baik kepeda saudaranya akan tetapi saudaranya tidak
mau mengurusinya dan akhirnya klien dititipkan di panti oleh pak RT
ditempat tinggal sebelumnya.
Klien terkadang rindu dan ingin kembali seperti dulu keadaanya saat
masih muda. Klien ingin bertemu dengan saudara yang dulu tinggal
bersamanya akan tetapi tidak bisa.
7. Keadaan Emosi
PENGKAJIAN FOKUS KESEPIAN
PERTANYAAN
JAWABAN
(klien
tidak
menjawab)
Kira-kira berapa kali anda berbicara pada orang lain (teman, Tidak, hanya pak
keluarga, orang lain) dalam 1 minggu yang lalu? Apakah anda yang RT yang biasa
menelepon atau keluarga yang menelepon? (jika ada telepon)
mengunjungi
Jika tidak ada alat komunikasi (telepon):
Minggu lalu berapa kali anda menghabiskan waktu bersama
(klien
tidak
menjawab)
YA
Duduk di tempat
tidur
Apakah belum lama ini terjadi perceraian atau kematian (pasangan, TIDAK
anak, saudara kandung, teman, binatang piaraan)?
(klien
tidak
menjawab)
YA
TIDAK
TIDAK
YA
TIDAK
TIDAK
5 bulan lebih
No
Pertanyaan
Tidak
pernah
(1)
Jarang
(2)
Kadangkadang
Selalu
(4)
(3)
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Nilai Total : 53
Keterangan:
20 34
35 49
: Kesepian Rendah
50 - 64
: Kesepian Sedang
65 - 80
: Kesepian Berat
Dari kuesioner pengkajian kesepian yang diajukan kepada klien,
hasilnya adalah klien mengalami kesepian sedang dengan skor nilai 53.
Klien mengatakan selama di panti tidak ada yang menjenguknya
kecuali ketua RT dan di panti beliau jarang berkomunikasi dengan lansia
lain. Klien enggan mengobrol dengan lansia lain karena perbedaan sifat
sehingga lebih memilih untuk diam. Klien merindukan keluarganya dan
hanya berbicara sekali dalam sehari dengan pengasuh di panti.
a. Anxietas
Klien terlihat bingung dan berfokus pada hal-hal jaman dahulu saat
masih muda dan bekerja dulu. Klien merasa bingung bagaimana cara
untuk bertemu dengan saudaranya yg tidak pernah menjenguknya.
b. Perubahan Perilaku
Klien dalam aktivitas pemenuhan kebutuhannya dapat dilakukan
secara mandi. Hanya klien tidak diperbolehkan untuk pergi-pergi dari
panti sendiri.
c. Mood
Klien mempunyai keadaan mood yang berubah-ubah. Jika klien
merasa moodnya tidak baik misalnya, dibuat omongan maka klien
justru akan membalas omongan tersebut dengan marah-marah. Akan
tetapi jika saat senang klien terkadang mengobrol dengan teman
disamping tempat tidurnya
E. DIMENSI FISIK
1. Luas wisma
Lokasi yang digunakan untuk panti wredha ini memiliki luas tanah
3783 m2 dengan luas bangunan 2303 m2. Bangunan ini terdiri dari 4
bangunan utama. Bangunan tersebut adalah Aula, kantor yayasan, ruag
panti, kamar makan, ruang isolasi, musholla, kamar mandi, gudang,
dapur, ada 2 ruang yaitu ruang melati dan anggrek. Kemudian satu
ruang untuk lansia laki-laki, 1 ruang aula kantor, dan ruang kantor.
2. Keadaan lingkungan didalam wisma
a. Penerangan
Wisma ini menggunakan tegangan listrik 6000 watt untuk semua
kebutuhan yang berhubungan dnegan sumber listrik terutama
penerangan. Dari setiap ruang terdapat 7 lampu biasa dan 2 lampu
darurat. Sedangkan untuk sinar matahari, ruangan tersebut sudah
cukup mendapatkan sinar matahari karena terdapat banyak jendela.
b. Kebersihan dan kerapian
Demi menjaga kebersihan panti ada satu petugas yang bertanggung
jawab untuk mengepel, membersihkan jendela, halaman, ruangan
dan lainnya. Sementara diruangan lansia diajarkan untuk
membersihkan tempat tidur masing-masing (yang tidak bisa
dibantu), dan membuang sampah pada tempat yang disediakan.
Dengan cara ini , kebersihan dan kerapihan tetap terjaga.
c. Pemisahan ruangan antara pria dan wanita
Panti ini memiliki daya tampung 50 orang lansia dimana ruangan
lansia wanita dan pria sudah dibedakan. Dipanti ini terdapat 2
ruangan untuk lansia wanita dan 1 ruangan untuk lansia laki-laki.
Ruangan lansia wanita diantaranya ruang anggrek yang terdiri dari
16 orang lansia dan ruang mawar yang terdiri dari 22 lansia.
Sedangkan untuk ruang lansia laki-laki hanya terddapat satu lansia
laki-laki saja.
d. Sirkulasi udara
Sirkulasi udara yang terdapat diruangan panti tidak begitu panas.
Jika ada lansia yang merasa panas mereka sudah menyediakan
kipas sendiri yang terbuat dari kertas atau diberikan oleh
keluarganya. Namun dari panti juga mnyediakan 2 kipas angin
berdiri. Ruangan ini memiliki 3 pintu yang semuanya biasa terbuka
dan memiliki 28 jendela. Dari 28 jendela ini, 14 diantaranya
dibuka untuk memperlancar sirkulasi udara dan tirai semuanya
dibuka untuk membantu penerangan dari sinar matahari.
e. Keamanan
Keamanan daerah panti sudah tidak begitu dihiraukan. Mereka
percaya bahwa Tuhan lah yang akan melindunginya. Namun
daerah ini sering menjadi jalur alternatif jika jalan utama macet
seperti ketika ada kecelakaan. Mobil bis, tronton dan kendaraan
lainnya melewati daerah ini sehingga sangat ramai sekali. Biasanya
terjadi diwaktu malam hari. Untuk lansianya sendiri jarang dan
diusahakan untuk tidak keluar panti tanpa pengawasan demi
keamanan beliau.
Sementara untuk kondisi didalam panti itu sendiri masih perlu
ditingkatkan lagi karena belum adanya alarm tanda bahaya, alat
pemadam kebakaran (APAR), dan juga pegangan ketika berjalan
untuk menghindari jatuh. Klien mengeluh pernah jatuh karena
kondisi licin dikamar mandi.
f. Sumber air minum
Air yang digunakan di panti ini yaitu dengan sumber air sumur
sendiri (dengan kedalaman 50-100m). Air mengalir langsung dari
sumbernya, dan lokasinya pun jauh dari sumber pencemaran
sehingga aman digunakan untuk mandi, minum, masak dan
sebagainya.
dan
ingin
membantu
petugas
panti
seperti
mengadakan TAK, halaman ini depan atau samping juga bisa jadi
pilihan tempat yang baik sehingga lansia bisa lebih bebas dan
semangat untuk mengikuti instruksi mahasiswa. Misalnya TAK
namun dengan nuansa berkebun untuk menanam tanaman obat.
2. Pembuangan air limbah
Limbah yang ada dari panti ini semuanya dibuang di sungai
terdekat. Hal ini sudah menjadi kebiasaan sejak dulu.
3. Pembuangan sampah
Dalam keseharian lansia di panti ini , mereka sudah diajarkan
untuk membuang sampah ke tempat yang sudah disediakan
dibagian belakang kamar. Selanjutnya sampah yang sudah
terkumpul akan dibuang oleh salah satu petugas yang berjaga ke
tempat pembuangan sampah selanjutnya.
4. Sanitasi
mengaliri aliran air dari dapur menuju ke luar panti, begitu pula
terdapat aliran selokan dari kamar mandi menuju ke luar panti.
5. Sumber pencemaran
Lokasi panti ini terletak jauh dari pabrik dan perusahaan sehingga
tidak ada sumber pencemaran terjadi di daerah ini. Lokasi ini
terletak didaerah perumahan bukan kawasan industri. Hanya saja
terdapat polusi udarakarena banyak yang melintas jalur di depan
panti.
F. DIMENSI SOSIAL
a. Hubungan lansia dengan lansia didalam wisma
Ny. S memiliki hubungan yang kurang baik dengan lansia lainnya. Hal
ini dikarenakan Ny.S tidak menyukai karakter mereka yang terkesan suka
ribut dan bertengkar. Klien juga tidak menyukai lansia di sebelahnya
yang sering BAB di tempat setiap malamnya. Klien biasanya mengajak
mengobrol lansia yang bernama NY.A dan beliau merasa nyaman
meskipun juga terdapat masalah diatara keduanya. Ny.S mengatakan
merasa tidak nyaman dan sendirian di tempat itu.
b. Hubungan lansia dengan lansia diluar wisma
Ny. S mengatakan tidak diperbolehkan untuk pergi keluar wisma ataupun
kembali ke tempatnya dulu. Beliau merasa tidak cocok dengan
lingkungan panti. Menurut beliau tidak ada yang baik kepadanya selain
petugas panti dan ketua RT setempat. Klien juga mengatakan sudah baik
kepada tetangganya namun orang tersebut malah meninggalkan beliau
dan tidak berbuat baik kepadanya sehingga ia sakit hati.
c. Hubungan lansia dengan anggota keluarga
Ny.S mengaku sudah tidak memiliki keluarga lagi. Klien mengatakan
tidak memiliki anak dan suaminya meninggal. Sebelumnya klien bekerja
Makan
3 kali
Porsi
Kesulitan
dihabiskan
Mengunyah
sehari.
dengan
Minum
Pagi 3 gelas ukuran sedang
makanan Tidak
ada
kesulitan
pelan-pelan menelan
menelan
Diet DM dan hipertensi Air putih dan susu di
Klien
makan
dihabiskan,
pernah
pagi hari
selalu Susu
tidak dihabiskan
muntah
kadang
kadang
Klien
mengatakan
tidak
dan
semua
teman-
Pola tidur
untuk
memenuhi
sudah sebulan terakhir saya susah tidur kalau malam hari mbak.
Biasanya kalau tv sudah dimatikan dan semua orang disini sudah tidur
saya masih belum bisa tidur. Hanya bengong, duduk-duduk atau
berbaring saja. Saya tidak tau jam berapa tepatnya bisa tertidur
2. Selama 1 bulan terakhir, berapa lama (dalam menit) Anda
membutuhkan waktu untuk dapat tidur di malam hari?
Wah kula mboten ngertos mbak, nanging suwe. Iso 1-2 jam.
wah saya tidak tau mbak, tapi sih lama. Bisa 1-2 jam
Skor : 3
3. Selama 1 bulan terakhir, pada pukul berapa Anda biasanya bangun
tidur di pagi hari?
Kulo nek tangi esuk pisan mbak. Subuh sampun tangi, siram lanjut
sholat subuh. Sekitar jam 4 esuk mbak.
saya kalau bangun pagi sekali mbak. Subuh sudah bangun untuk
mandi lalu sembahyang subuh. Sekitar jam 4 pagi mbak
4. Selama 1 bulan terakhir, berapa jam Anda dapat tidur nyenyak di
malam hari? (ini mungkin berbeda dengan jumlah waktu yang
dihabiskan saat tidur?
Kula mboten ngertos mbak, mboten kula itung. Nanging saben jam 2
nglilir ping 2-3, mlampah kiyambak ning kamar mandi. Sakwise niku
kadang angel nggo turu meneh. Kinten-kinten sare munk 4 jam.
saya tidak tau mbak tidak menghitung. Tapi setiap jam 2 malam
sering terbangun untuk buang air kecil ke kamar mandi. Saya sering
terbangun 2-3 kali, berjalan sendiri ke kamar mandi. Lalu setelah itu
kadang-kadang sulit untuk tidur lagi. Kira-kira tidur hanya 4 jam
Skor : 3
5. Selama
terakhir,
bulan Tidak
seberapa terjadi
Kurang
atau
sering
anda selama
1 dalam
seminggu
(skor 1)
dalam
waktu
menit
b. Terbangun
seminggu
dalam
(skor 2)
seminggu
(skor 3)
30
di
ingin ke toilet
d. Tidak
dapat
bernapas
3
0
dengan
nyaman
e. Batuk
atau
mendengkur dengan
keras
f.Merasa
sangat
kedinginan
g. Merasa
sangat
kepanasan
h. Mimpi buruk
3
1
i.Merasa nyeri
: .....
Tidak
Kurang
terjadi
selama
1 dalam
bulan
seminggu
terakhir
(skor 1)
atau
seminggu
dalam
(skor 2)
seminggu
(skor 3)
(skor 0)
6. Selama
terakhir,
bulan
seberapa
sering
anda
mendapatkan masalah
agar tetap terjaga saat
berkendara,
makan,
bulan
seberapa
sering
anda
mengkonsumsi
obat
8. Selama
terakhir,
Tidak
Hanya
Agak
Masalah
menjadi
masalah
menjadi
besar (skor
masalah
(skor 0)
3)
(skor 2)
bulan
Skor
seberapa
mengerjakan
sesuatu
Sangat
Cukup
cukup
Sangat
buruk
0)
(skor 3)
1)
(skor 2)
Skor
9. Selama
terakhir,
bulan
bagaimana
anda
secara
umum
Tidak ada Ada
teman
namun
namun
tempat
teman
yang
beda
tidur
sekamar
berbeda
tempat
tidur
10. Apakah
anda
punya
3. Pola eliminasi
Keterangan
Fekal
Urine
Frekuensi
Sehari
biasanya
setelah
makan
malam hari.
Konsistensi
minum
Lembek, cair, kadang -s
agak keras.
Bau
Warna
umumnya
Coklat, kuning, hitam
umumnya
coklat
Gangguan
I. PEMERIKSAAN FISIK
No
Bagian/region
Hasil pemeriksaan
Masalah
keperawatan
muncul
-
1. Kepala
2. Wajah/ muka
3. Mata
(penurunan
visus),
daya
4. Telinga
6. Leher
gigi
Palpasi : tidak ada pembengakakan
Inspeksi : tidak terlihat adanya jaringan -
yang
7. Dada
parut
Palpasi : kelenjar tiroid tidak membesar
Inspeksi : dada simetris, pengembangan sama +/+
Palpasi : fremitus vokal melemah, tidak
ada nyeri tekan
Perkusi : suara resonan dug-dug-dug
Auskultasi : suara trakheobronkhial
8. Jantung
IC
ada
pada Spatium
Sternalis Dextra
Kanan bawah: SIC IV Linea Para
Sternalis Dextra
Kiri atas: SIC II Linea Para Sternalis
Sinistra
Kiri bawah: SIC IV Linea Medio
Clavicularis Sinistra
9. Abdomen
atas
11. Ekstremitas
bawah
2. ANALISA DATA
Tanggal
21/09/15
Data fokus
DS:
- Klien
Dignosa keperawatan
Depresi
berhubungan
mengatakan
merasa
RT yang menjenguknya
Kliien mengatakan merasa
memiliki
harapan,
dan
saja
Klien
memiliki
mengatakan
dendam
masih
kepada
namun menelantarkannya
Klien mengatakan sering
bertemu dengan orang tuanya
sendirian di panti
Klien mengatakan tidak suka
bergaul dengan lansia yang
lainnya
Klien mengatakan tidaksusah
tidur dimalam hari karena
banyak beban pikiran
DO:
sosial
tidak
saat
menceritakan
kisah hidupnya
Klien tampak murung saat
ditinggal sendirian
Klien tidak mengenal teman
lansia
lainnya
dalam
satu
ruangan
Data pengkajian status depresi
21/09/15
DS:
Klien
untuk
memenuhi
Indeks
Kualitas
sedang
(moderate
difficulty level)
21/09/15
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
kebutuhan
tubuh
dari
b.d
gangguan keseimbangan
insulin,
21/09/15
DS: - klien
makanan
aktivitas jasmani
Resiko jatuh b.d kondisi
mengatakan
memiliki
lingkungan
riwayat jatuh sebelumnya
fisiologis
klien
mengatakan
tinggal
sendirian
klien mengatakan mata sebelah
kiri tidak dapat melihat sama
sekali
DO:
- Klien berusia 65 tahun
- Lantai kamar mandi terlihat licin
- Hasil penilaian tes keseimbangan
-
dan
sehingga
menyulitkan
dan
3.
PRIORITAS MASALAH
Dx. keperawatan
1. Resiko
Kesepian
berhubungan
Prioritas
Pembenaran
1. Resiko
Kesepian Kesepian yang dialami klien
berhubungan dengan diakibatkan
dengan
status
psikologis
dan
hubungan
sosial
oleh
depresi.
lansia
adekuat
yang
2. Gangguan
pola
tidur berhubungan
dengan
faktor
lingkungan sekitar
yang panas
berat
3. Ketidakseimbangan
badan
hanya
(underweight)
30kg
dan
kebutuhan
tubuh
muncul
diagnosa
gangguan
kurang
dari
b.d
nutrisi
kebutuhan.
keseimbangan
insulin,
makanan
mengakibatkan
dan
aktivitas
keseimbangan
jasmani
4. Resiko
dan
jatuh
b.d
tidak
meningkatkan
stabil
resiko
kondisi lingkungan
klien
dan fisiologis
dengan
masalahnya
cara
yaitu
depresi.
Dengan
begitu
terselesaikan
penyebabnya
terselesaikan.
jika
sudah
4.
No
1.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa kep.
Tujuan
Kode
Intervensi
Resiko Kesepian
Umum
Khusus
Setelah dilakukan 5. Nilai GDS klien
berhubungan
tindakan
dengan status
keperawatan
psikologis dan
hubungan sosial
diharapkan
berkurang dari
tingkat depresi
kesepian sedang
adekuat
klien menurun.
menjadi kesepian
NIC
5270
Emotional Support
45)
7. Klien bersedia
berkomunikasi dan
berdzikir
mengenal lansia
5. Berikan reinforcement/pujian
lainnya
Spiritual support
6. Kaji kekuatan dan dukungan klien
Socialization Enhancement
10. Bantu klien dalam
mengembangkan hubungan
dengan orang lain
11. Ajak klien untuk berpartisipasi
dalam kegiatan kelompok seperti
senam
12. Berikan reinforcement berupa
pujian ketika klien mampu
Gangguan pola
Setelah dilakukan
tindakan
lingkungan sekitar
yang panas
diharapkan
tingkat
batas normal
kenyamanan
3. Perasaan segar
klien dan
kebutuhan
istirahat
istirahat tidur
dapat terpenuhi
1850
pengasuh
Sleep Enhancement :
1. Jelaskan pada klien tentang
pentingnya kebutuhan tidur
yang adekuat
2. Ciptakan lingkungan yang
nyaman
3. Monitor waktu makan dan
minum dengan waktu tidur
4. Monitor kebutuhan tidur klien
setiap hari dan jam
5. Motivasi klien untuk
membaca al-quran sebelum
tidur untuk meningkatkan
3.
1. Kebutuhan
tindakan
sesuai
kebutuhan tubuh
keperawatan
komposisi diit
b.d gangguan
keseimbangan
diharapkan
insulin, makanan
asupan nutrisi
dan aktivitas
klien dapat
penurunan
jasmani
terpenuhi
badan
nutrisi 1100
dengan
1. Pantau
yang
dimakan
mencegah konstipasi
tanda malnutrisi
2. Anjurkan
terjadi
klien
untuk
meningkatkan protein
berat
3. Monitor
jumlah
nutrisi
dan
kandungan kalori
4. Berikan
dengan
asupan
memadai
informasi
mengenai
kebutuhan nutrisi
5. Kaji kemampuan klien untuk
kebutuhan
5. Makanan yang cukup
dan
diit
kualitas tidur
Nutrition Management
mendapatkan
nutrisi
yang
dibutuhkan
cairan
1160
Setelah dilakukan
kondisi lingkungan
tindakan
dan fisiologis
keperawatan
(aman)
jatuh
diharapkan resiko
jatuh klien dapat
berkurang
1. Lingkungan tempat
2. Gerakan koordinasi
klien dapat kontinyu
3. Klien mengerti serta
paham dengan kejadian
jatuh atau keselamatan
4. Klien mampu
melakukan perilaku
keselamatan pribadi
6490
atau selop
7. Melakukan pengawasan kepada
klien tiap kali melakukan aktivitas
8. Mengajarkan klien latihan senam
untuk menjaga keseimbangan
9. Mengajarkan klien jatuh untuk
meminimalkan resiko cidera
10. Mengajarkan klien tentang bahaya
jatuh
11. Kolaborasi dengan anggota
kesehatan lain tentang hal yang
perlu diperhatikan agar
meminimalisir resiko jatuuh
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No
Diagnosa kep.
Resiko jatuh
Tujuan
Umum
Setelah
b.d kondisi
dilakukan
lingkungan
tindakan
maupun
meningkatkan resiko
kamar mandi
dan fisiologis
keperawatan
kamar mandi
jatuh. (22/9/15)
selama 2x24
tidak licin
jam
(aman)
berkomunikasi
diharapkan
Khusus
1. Lingkungan
Implementasi
Evaluasi formatif
1. Mengidenktifikasi
2. Gerakan
resiko jatuh
koordinasi
klien dapat
klien dapat
berkurang
kontinyu
3. Klien
mengerti
2. Mengindentifikan
serta paham
dengan
kejadian
jatuh (22/9/15)
ke kamar mandi
jatuh atau
keselamatan
alas kaki
4. Klien
mampu
melakukan
perilaku
keselamatan
berjalan
pribadi
3. Menganjurkan klien
(22/9/15)
4. Memberikan
beraktivitas
5. Melakukan latihan
senam bersama-sama
untuk melatih
keseimbangan klien
melakukan latihan
(25/9/15)
6. EVALUASI SUMATIF
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko jatuh b.d kondisi lingkungan dan
EVALUASI SUMATIF
S : klien mengatakan senang melakukan
fisiologis
: Ngaliyan, Semarang
Anggota
Masalah kesehatan
RTL
wisma
Ny.S
dilakukan
Melakukan latihan senam
kondisi lingkungan
dan fisiologis
keseimbangan klien
menjadi instruktur
-
Paraf
BAB IV
PEMBAHASAN
Kemampuan seseorang untuk menunjang mobilitas sehari-hari sangat
tergantung pada keseimbangan. Keseimbangan merupakan kemampuan dalam
mempertahankan suatu posisi atau sikap ketika diam atau bergerak. Tubuh dikatakan
seimbang ketika proyeksi dari pusat gravitasi tubuh jatuh ke dalam base of support
(landasan penunjang) dan resultan gaya yang bekerja sama dengan nol (Andi, 2005).
Lansia yang memiliki keseimbangan yang baik akan mengurangi resiko
terjadinya jatuh. Penurunan kekuatan otot menyebabkan penurunan mobilitas dan
keterbatasan gerak pada lansia karena hal ini bagian dari kemampuan melangkah,
berjalan dan keseimbangan (Kusnanto,dkk 2007). Keseimbangan sangat dibutuhkan
pada lansia. Lansia yang memiliki kebugaran jasmani dituntut untuk tidak memiliki
ketergantungan pada orang lain, sehingga diharapkan lansia masih bisa tetap berdiri
dan berjalan dengan baik tanpa bantuan (Khotimah, 2014).
Latihan fisik merupakan salah satu aktivitas olahraga berupa senam sehat bagi
lansia. Latihan ini membantu lansia untuk menjaga serta membiasakan otot dan sendi
agar tidak kaku dan tetap bergerak, karena dengan demikian secara tidak langsung
akan menjaga otot dan sendi agar tidak mengalami penurunan fungsi yang berdampak
pada penurunan kemampuan dalam menunjang mobilitas lansia. Senam sehat
indonesia termasuk kedalam aerobic low impact (menghindari gerakan loncat-loncat)
dengan intensitas ringan sampai sedang serta mengambil prinsip untuk menenangkan
pikiran serta mengendorkan otot yang dapat membangkitkan energi dasar dan
kemudian menyebarkannya keseluruh tubuh. Senam ini bermanfaat untuk
memperlancar peredaran darah keseluruh tubuh, merangsang keseimbangan kerja
jantung, mengatur keseimbangan daya kedua tangan dan kaki serta menguatkan otototot persendian (Adit,dkk 2015).
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sylvia
Anderson.
2005. Patofisologi
Konsep
Klinis
Proses-Proses
LAMPIRAN
d. Pokok materi
Menurut Australian Government, Department of Health and Ageing
(2011) ada beberapa penanganan jatuh pada lansia antara lain:
1. Tetap tenang
2. Periksa tubuh anda, apakah ada luka atau patah tulang
3. Jika anda terluka/mengalami cedera atau patah tulang maka jangan
bergerak dan tetaplah diam di tempat lalu teriak minta tolong.
Tetap tenang dan jangan panik
4. Jika tidak ada cedera/patah tulang, cari kursi/meja/tempat yang
kokoh di sekitar anda
5. Bergulinglah ke salah satu sisi
7. Dengan posisi berlutut, letakkan lengan pada kursi dan pegang erat
8. Letakkan salah satu lutut di depan dan lutut yang lain pada lantai
e. Rencana pelaksanaan
Mengevaluasi kegiatan
Setelah bersama-sama melakukan demonstrasi, klien diminta untuk
mengulang kembali materi yang telah disamaikan serta mampu
melakukan demonstrasi dengan mandiri.
f. Struktur kegiatan
1. Pokok bahasan
3. Sasaran
: Ny.S
4. Tempat
5. Hari /tanggal
6. Waktu
: 10.00-10.15 wib
7. Setting tempat
Keterangan
: mahasiswa
: Ny.S
: pemateri
8. Pembagian tugas
peserta
dan
fasilitator
(ikut
serta
fasilitator
(ikut
serta
mendemontrasikan)
Aldelya intan
peserta
dan
mendemontrasikan)
Debby agung
g. Strategi pelaksanaan
No Tahapan
1.
Kegiatan penyuluh
Kegiatan peserta
Orientasi (3 -
Mengucapkan
Menjawab salam
menit)
salam
Mendengarkan
Memperkenalkan
serta
diri
memperhatikan
Menjelaskan tujuan
Kontrak waktu
Melakukan
Kerja
(10
menit)
penjelasan
bahaya
jatuh
-
Memberikan
agar
cara
mampu
melakukan
penyelamatan
terhadap
Menyetujui
Ikut berperan aktif
(bertanya
Memberikan
mengenai
media
Diskusi
kontrak
apersepsi
2.
Metode/
diri
dan
menjawab)
Mendengarkan dan Diskusi ,
memperhatikan
demonstr
Ikut
asi,
mendemontrasikan
gambar-
bersama-sama
gambar
Melakukan
demontrasi
3.
Terminasi
(2 menit)
bersama-sama
Mengevaluasi
klien
tentang
pertanyaan
Mengevaluasi
perasaan
setelah
mampu Diskusi
menjawab
kegiatan
-
Klien
klie
dilakukan -
Klien mengutarakan
perasaanya
Klien
mampu
kagiatan
melakukan
Memberikan
demontrasi dengan
reinforment positif
bantuan
Kontrak
Klien
bersedia
selanjutnya
dengan
kontrak
Terminasi, salam
selanjutnya
waktu -
h. Evaluasi
Persiapan
1. Menyiapkan pre planning sebelum pelaksanaan
2. Melakukan kontrak dengan klien
3. Menyiapkan alat dan media
4. Menyiapkan tempat
Proses
1. Kegiatan dilaksanakan hari rabu tanggal 23 september 2015 pkl 10.0010.15 wib
2. Klien memperhatikan materi yang disampaikan
3. Klien kooperatif dalam diskusi
Hasil
1. Klien mampu mengulang kembali materi yang telah disampaikan
Kursi
Gambar-gambar