Contoh Kr01-Disipasi Hot Wire
Contoh Kr01-Disipasi Hot Wire
Nama / NPM
Kelompok
: A8
Minggu Percobaan
: 02
Tanggal Percobaan
: 6/3/2014
Tujuan Praktikum
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.
II.
2. Fan
3. Voltmeter dan Amperemeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
P = v i t ......... 1
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
merubah besarnya arus listrik yang mengalir Semakin cepat udara yang mengalir maka
perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan
sebagai :
Rw
Overheat ratio =
Ra
Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan
antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference velocity , U)
setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat
dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat berbentuk persamaan
linear atau persamaan polinomial.
Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur
ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang dihasilkan
oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan
yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.
III.
Cara Kerja
1.
Mengaktifkan Web Cam dengan mengklik icon video pada halaman web r-Lab.
2.
Memberikan aliranudara dengan kecepatan 0 m/s , dengan mengklik pilihan drop down
pada icon atur kecepatan aliran.
3.
Menghidupkan motor pengerak kipas dengan mengklik radio button pada icon
menghidupkan power supply kipas.
4.
Mengukur tegangan dan arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon ukur.
5.
Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s.
IV.
1. Berdasarkan data yang didapat , buatlah grafik yang menggambarkan hubungan Tegangan
V-HW
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
Tegangan (volt)
V.
1.5
V - HW
0.5
0
1
Waktu (sekon)
10
V-HW
2.069
2.069
2.069
2.068
2.068
2.070
2.069
2.071
2.070
2.069
Tegangan (volt)
2.07
2.0695
2.069
V - HW
2.0685
2.068
2.0675
2.067
2.0665
1
Waktu (sekon)
10
V-HW
2.051
2.050
2.052
2.051
2.051
2.052
2.051
2.051
2.051
2.050
Tegangan (volt)
2.0515
2.051
2.0505
V - HW
2.05
2.0495
2.049
1
Waktu (sekon)
10
V-HW
2.044
2.042
2.043
2.043
2.043
2.043
2.043
2.043
2.043
2.043
Tegangan (volt)
2.0435
2.043
2.0425
V - HW
2.042
2.0415
2.041
1
Waktu (sekon)
10
V-HW
2.039
2.039
2.039
2.039
2.038
2.039
2.039
2.039
2.039
2.038
Tegangan (volt)
2.0388
2.0386
2.0384
2.0382
V - HW
2.038
2.0378
2.0376
2.0374
1
Waktu (sekon)
10
V-HW
2.036
2.036
2.036
2.036
2.036
2.036
2.036
2.036
2.035
2.035
Tegangan (volt)
2.0356
2.0354
2.0352
V - HW
2.035
2.0348
2.0346
2.0344
1
Waktu (sekon)
10
Tegangan (volt)
2.1
0 m/s
2.08
70 m/s
2.06
110 m/s
150 m/s
2.04
190 m/s
2.02
230 m/s
2
1.98
1
Waktu (sekon)
10
2. Dengan data dan grafik diatas, dapat dibuat grafik yang menggambarkan hubungan kecepatan
angin dengan tegangan rata-rata:
Kecepatan angin (m/s)
0
70
110
150
190
230
Tegangan (volt)
2.1
2.08
2.06
2.04
Tegangan Rata2
2.02
2
1.98
0
70
110
150
Kecepatan (m/s)
190
230
3. Dari data yang diperoleh, dapat dibuat data mengenai persamaan kecepatan angin sebagai
fungsi dari tegangan hotwire:
Persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire menggunakan metode kuadrat
terkecil, dimana y = a + bx
Y= Tegangan
X= Kecepatan angin
No.
x (m/s)
y (V)
x2 (m2/s2)
y2 (V2)
x.y (m/s . V)
2.112
4.46054
70
2.0692
4900
4.28159
144.844
110
2.051
12100
4.2066
225.61
150
2.043
22500
4.17385
306.45
190
2.0388
36100
4.15671
387.372
230
2.0358
52900
4.14448
468.234
( Jumlah )
750
12.3498
128500
25.4238
1532.51
Maka dapat dicari persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hot wirenya adalah :
4. Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan kawat Hotwire
sebagai pengukur kecepatan angin?
Dengan memperhatikan percobaan dan hasil data yang diperoleh, dapat diambil
kesimpulan bahwa kawat hotwire bisa digunakan untuk mengukur kecepatan angin., tetapi bukan
nilai pasti dari kecepatannya. Hal ini dibuktikan dari persamaan kecepatan angin terhadap
tegangan hotwire. Jika ditelaah lebih lanjut, dapat diketahui bila kecepatan angin meningkat
maka tegangan di hotwire akan berkurang. Penyebabnya adalah angin yang berhembus melalui
hotwire akan merubah resistansi dari hotwire tersebut sehingga arus yang mengalir juga
mengalami perubahan. Apabila kecepatan angin semakin tinggi, maka resistansi kawat akan
membesar dan mempengaruhi arus listrik. Sehingga pada akhirnya dapat kita simpulkan bahwa
kawat hotwire bisa digunakan untuk mengukur kecepatan angin.
5. Berikut ini adalah analisis dari praktikum ini:
A. Analisis Percobaan
Pada percobaan kali ini menggunakan rlab. Perbedaan rlab dengan manual yaitu, jika
praktikum dengan rlab praktikan tidak berhubungan langsung dengan alat-alat praktikum. Saat
praktikum rlab harus dipastikan bahwa internet harus berfungsi dengan baik dan lancar. Tujuan
dari praktikum ini adalah mengetahui hotwire bisa digunakan untuk mengukur kecepatan angin.
Ada kelemahan dan keuntungan apabila praktikum menggunakan rlab. Kelemahannya adalah
praktikan tidak mampu membayangkan keadaan yang sesungguhnya dari alat-alat praktikum dan
hal yang terjadi dalam praktikum. Kelebihannya adalah kemudahan yang ditawarkan kepada
praktikan, sehingga praktikan bisa mengambil data kapanpun dan dimanapun.
Dalam percobaan hot wire ini, ada beberapa variabel yaitu kecepatan angin (0 m/s, 70
m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, 230 m/s). Setelah login dan menyalakan webcam, kita langsung
mengubah kecepatan sesuai data yang diperlukan lalu menyalakan tombol power, lalu dapat data
dan grafik yang dibutuhkan, kemudian menyimpannya ke dalam excel. Pada keadaan kecepatan
angin 0 m/s, tegangan belum dipengaruhi oleh angin. Pada keadaan kecepatan angin tertinggi
yaitu 230 m/s, nilai tegangan berubah menjadi lebih kecil. Aliran angin yang melalui hotwire
mampu menaikkan nilai resistansi sehingga tegangan menjadi lebih kecil.
B. Analisis Hasil
Dalam percobaan kali ini, perbandingan data diperoleh dari 6 variabel kecepatan angin
dan tegangan yang dihasilkan. Selanjutnya, dalam 1 variabel kecepatan misalnya 0 m/s, dilihat
perubahan tegangan dalam selang waktu 10 detik yang dicatat setiap detik. Dari 10 nilai
tegangan yang diperoleh dalam 10 detik tersebut, diambil nilai rata-ratanya sehingga didapat
nilai tegangan rata-rata untuk setiap kecepatan angin. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana
pengaruh waktu terhadap tegangan pada hotwire pada kecepatan angin tertentu dan bagaimana
pengaruh waktu terhadap tegangan rata-ratanya. Kemudian tegangan listrik yang ada di hotwire
menghasilkan energi listrik yang akan didisipasi menjadi energi panas. Energi panas inilah yang
akan digunakan untuk mempertahankan suhu sensor supaya konstan untuk menghitung
kecepatan angin.
Kecepatan angin yang dipakai adalah 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, 230 m/s.
Jika data yang diperoleh diamati, beberapa data tegangan mengalami perubahan walaupun
perubahan yang ditampilkan sangat kecil. Secara umum apabila kita mengambil tegangan ratarata untuk setiap kecepatan angin, maka akan kita dapatkan penurunan tegangan rata-rata seperti
yang ditampilkan oleh grafik berikut.
2.12
2.1
Tegangan (volt)
2.08
2.06
2.04
Tegangan Rata2
2.02
2
1.98
0
70
110
150
190
230
Kecepatan (m/s)
Kemudian dapat dibuat persamaan untuk menentukan kecepatan angin (x) terhadap tegangan
hotwire (y) sebagai berikut :
C. Analisis Grafik
Dari grafik hubungan kecepatan angin dengan rata-rata tegangan diatas, dapat kita ambil
kesimpulan bahwa semakin tinggi kecepatan angin maka semakin kecil pula tegangan yang
diperoleh. Hal ini disebabkan kecepatan angin yang tinggi akan meningkatkan resistansi hotwire
dan tegangan yang ditunjukkan akan semakin kecil.
D. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum disipasi kalor hotwire ini, dapat diketahui kecepatan angin melalui
persamaan yang dibuat melalui hasil pengamatan. Tetapi, adanya kesalahan relatif yang besar
menyebabkan alat ini tidak bisa mengukur kecepatan angin dengan benar. Alat ini hanya bisa
digunakan untuk memperkirakan besar kecilnya kecepatan angin dengan melihat perubahan
tegangan dan arus pada hotwire tersebut. Akhirnya, kecepatan angin berbanding terbalik dengan
tegangan dan berbanding lurus dengan arus.
Referensi
1. Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000.
2. Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition, John
Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
R-lab: http://sitrampil4.ui.ac.id/kr01