Anda di halaman 1dari 5

1

PANDANGAN HIDUP MUSLIM


Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag.
Orientasi Dunia dan Akhirat
Kalau kita perhatikan, dalam orientasi dunia dan akhirat, umat manusia dapat
dikelompokkan kepada tiga kategori:

Pertama
Kelompok yang menganggap hidup hanya satu kali, yaitu di dunia. Oleh
karenanya harus dinikmati sepuas-puasnya. Tentang kelompok ini Allah SWT
berfirman:








Dan mereka berkata: Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia
saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa. Dan
mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain
hanyalah menduga-duga saja. (Q.S. Al-Jatsiyah 45:24)
Kedua
Kelompok yang memburu dunia dengan meninggalkan akhirat. Namun nasib
mereka malang, dunia yang dikejar tidak dapat, akhirat yang ditinggal hilang. Tepat
sekali Hasan Al-Banna menggambarkan kelompok ini dalam sebuah bait syairnya:

*
Kita tambal dunia kita dengan merobek agma. Agama kita hilang, duniapun
tidak tertolong
Ketiga
Kelompok yang menjadikan dunia ibarat ladang untuk bercocok tanam, sedang
hasilnya akan dipetik nanti di akhirat. Kehidupan di dunia ini tidak lebih ibarat
permainan dan senda gurau sebagaimana yang dinyatakan oleh Allah SWT:

Tiadalah hidup di dunia ini melainkan pemainan dan senda gurau belaka.
Sesungguhnya kampung Akhirat lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka
tidakkah kamu memahaminya? (Q.S. Al-Anam 6:32)

Mereka tidak menyia-nyiakan hidup di dunia karena mereka yakin, untuk


mencapai akhirat haruslah melalui dunia. Mereka berpedoman pada firman Allah SWT:

Dan carilah pada apa-apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagian) untuk kehidupan di akhirat, jangan lupa bagianmu di dunia) Q.S. AlQashash 28:77)

Menuju Keseimbangan Hidup


Dari ketiga kategori umat manusia di atas, tentu saja yang ideal dan sesuai
dengan tuntutan Al-Quran dan Hadits adalah kelompok ketiga yang memiliki orientasi
dunia dan akhirat secara seimbang. Untuk menuju keseimbangan ini, menurut Fathi
Yakan, dalam bukunya Maza Yani Intimai lil Islam, diperlukan pemahaman terhadap
lima hal:
1) Tujuan Hidup;
2) Nilai Dunia dibandingkan Akhirat;
3) Hakikat Kematian;
4) Hakikat Islam; dan
5) Hakikat Jahiliyah.
1)

Tujuan Hidup
Tujuan hidup seorang mukmin adalah ibadah kepada Allah SWT. Segala sesuai yang
dilakukan di atas permukaan bumi ini adalah semata-mata untuk mencari keridhaan
Allah SWT. Dalam hal ini Allah berfirman:

Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah
kepada-Ku (Q.S. Adz-Dzariyat 51:56)
2)

Nilai Dunia dibandingkan Akhirat


Semua kenikmatan hidup yang didapat di dunia belum berarti apa-apa kalau
dibandingkan dengan kenikmatan yang dijanjikan oleh Allah di sorga nanti. Malah dalam
salah satu hadits qudsy dinyatakan oleh Allah SWT bahwa kenikmatan sorga itu sesuatu
yang belum pernah dilihat oleh manusia, belum pernah didengar oleh telinga dan
belum pernah terlintas dalam pikiran. Tentang nilai dunia dibanding akhirat ini Allah
berfirman:

Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di


akhirat? , padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di
akhirat hanyalah sedikit. (Q.S. At-Taubah 9:38)
Begitu pula segala kepedihan dan kesengsaraan hidup di dunia belum apa-apa
kalau dibandingkan dengan kepedihan azab neraka kelak. Bagi seorang mukmin, dunia
itu ibarat penjara. Bagi orang kafir dunia itu ibarat sorga. Kenapa demikian? Karena
betapapun kesenangan hidup di dunia, tak obahnya seperti penjara kalau dibandingkan
dengan kesenangan hidup di sorga nanti. Sebaliknya, bagi orang kafir, betapapun susah
dan menderitanya hidup di dunia, bila dibandingkan dengan siksaan di neraka, jelas
masih sorga bagi mereka. Jadi tidak salah kalau Nabi Muhammad SAW mengatakan:

Dunia adalah penjara bagi orang yang beriman dan sorga bagi orang kafir (H.R.
Muslim)
3)
Hakikat Kematian
Setiap yang bernyawa pasti mati. Tiap-tiap orang sudah ditentukan ajalnya, tidak
bisa dipercepat atau diperlambat sedetikpun. Penyebab kematian boleh bermacmmacam, tapi yang namanyamati itu tetap satu. Tidak seorangpun yang tahu kapan
dia akan meninggal. Di mana dan dalam keadaan bagaimana. Oleh sebab itu
sepantasnyalah setiap pribadi bersiap-siap menghadapinya. Siapkan bekal yang
akan dibawa untuk kampung sejati nanti. Berbuatlah kebajikan sebanyak-banyaknya
seolah-olah engkau akan mati esok hari. Ingatlah firman Allah SWT yang
mengatakan:



(27)2
( 26)2







Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu
yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. (Q.S. Ar-Rahman 55:26-27)

4)
Hakikat Islam
Memahami hakikat Islam artinya memperdalam pengetahuan tentang pokok-pokok
ajaran Islam, hukum-hukum dan petunjuk-petunjuknya sehingga dia dapat mencapai
kebaikan sebagaimana yang dijanjikan oleh Rasulullah SAW:

Barangsiapa yang diinginkan oleh Alah untuk diberi kebaikan, diberinya dia
pemahaman terhadap agama-Nya. (H.R. Bukhari dan Muslim)
5)

Hakikat Jahiliyah

Tantangan-tantangan yang datang dari jahiliyah abad 20 dan sekarang memasuki


abad 21 tambah lama tambah kuat. Oleh sebab itu seorang Muslim haruslah ikut
mempelajari ideologi jahiliyah, sistem jahiliyah, strategi dan metode yang mereka
gunakan untuk melumpuhkan Islam, supaya umat Islam dapat membentengi diri dan
malah mengalahkan para pendukung kejahiliyahan dengan senjata mereka sendiri.
Rasulullah. SAW menyatakan:


Barangsiapa yang mempelajari bahasa suatu kaum, dia akan selamat dari makar
mereka. (H.R. Abu Naim).

Sikap Hidup Muslim


Setelah memahami lima hal di atas, dalam hidup ini, seorang muslim haruslah
memiliki sikap-sikap berikut ini:
1)
Selalu konsisten beramal dalam Islam, karena iman itu bukan hanya
tamani (angan-angan), tetapi sesuatu yang mesti dibuktikan dalam karya nyata.
2)
Selalu memperhatikan kepentingan umat Islam, karena umat Islam itu
seperti satu batang tubuh yang satu sama lain sangat toleran dan solider. Juga
ibarat sebuah bangunan yang saling topang menopang. Kesulitan kaum
muslimin harus dipikirkan oleh umat islam secara bersama-sama. Siapa yang
tidak mementingkan urusan kaum Muslimin bukanlah termasuk golongan
mereka. Rasulullah SAW bersabda:


Siapa yang tidak mementingkan (tidak mau tau) dengan urusan kaum muslimin,
bukanlah dia termasuk golongan mereka. (H.R. Hakim)
3)

Mulia dengan kebenaran dan percaya bahwa pertolongan Allah akan


diberikan kepada orang-orang yang menolong agama-Nya. Seorang mukmin
harus berani menegakkan kebenaran dalam siatuasi macam apapun .
4)
Bertolong-tolongan meningggikan kalimat Allah dengan sesama kaum
muslimin dalam jamaah yang diridhai oleh Allah SWT, karena tugas amar

maruf nahi munkar adalah tugas besar yang tidak mungkin dilaksanakan
seorang dirit anpa bantuan orang lain. Allah SWT berfirman:

Bertolong-tolonganlah kamu dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah


kamu bertolong-tolongan dalam dosa dan permusuhan (Q.S. Al-Maidah 5:2).
Demikianlah, orientasi kehidupan seorang Muslim, mudah-mudahan ada
manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai