Anda di halaman 1dari 52

Islami Tentang Cinta | Motivasi Islami Penyejuk Hati

Islami Tentang Cinta


Cintailah tetanggamu seperti mencintai dirimu sendiri; tapi pilihlan (baik-baik)
tetanggamu itu
Kita tidak akan tahu rasa cinta kedua orangtua kita (terhadap kita), sampai kita menjadi
orang tua
Hal yang paling penting dilakukan di dunia ini adalah mendapatkan makanan, minuman
dan seseorang yang mencintaimu
Cinta melihat melalui Teleskop, sedang "cemburu", melihat melalui mikroskop
Setelah meneliti orang yang dicintai dan orang yang tidak dicintai, kami menemukan
orang yang dicintai jarang sekali mencoba menipu orang lain
Lebih baik keliru mencintai daripada tidak pernah sama sekali merasakan cinta
Ketika kau duduk dengan seorang gadis cantik selama dua jam, kau merasa itu cuma
semenit. Tapi ketika kau duduk di atas perapian (kompor), kau merasa itu dua jam.
Itulah yang dinamakan hukum relativitas
Ribuan lilin bisa dinyalakan dengan satu lilin, dan hidup lilin tidak akan pendek.
Kebahagiaan tidak akan berkurang meski setiap saat dibagi-bagi
Kebencian tidak akan berhenti dengan kebencian lagi; hanya dengan cinta; ini adalah
aturan yang abadi
Cinta tidak akan pernah diketahui kedalamannya sampai (merasakan) jam-jam

perpisahan

Motivasi Islam

Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa, karena Allah
Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan kemampuan kita. Jika kita tidak
merasa mampu berarti kita belum benar-benar mengoptimalkan potensi kita. (Anonim)
Deburan ombak yang tiada henti menjadi tanda zikirnya pada sang
Pencipta.Bagaimana dengan kita ? (Anonim)
Gerhana matahari lebih baik dari gerhana nurani. Gerhana bulan masih lebih baik dari
gerhana akal pikiran. Sedangkan gerhana nafsu adalah keselamatan bagimu (Anonim)
Cintailah kekasihmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan
bencilah musuhmu sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu. (Ali bin Abi
Thalib)
Rasulullah bersabda : Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka baginya
seperti pahala yang melakukannya (HR. Muslim)
hati yang bersih akan peka terhadap pengetahuan, apa pun yang dilihat, didengar,
dirasakan jadi samudera pengetahuan yang membuatnya semakin bijak, arif dan pas
saat menyikapi hidup ini
tidak mungkin semua orang akan menyukai kita walau kita berbuat baik semaksimal
barangkali. tidak usah aneh dan kecewa, terus saja berbuat yang paling baik, sebab
itulah yang kembali pada kita.
keberanian buat mengatakan tidak tahu untuk yang tidak diketahuinya jauh akan lebih
menenangkan dan dihormati dari pada senantiasa pingin terlihat serba tahu atau sok

tahu
konflik umumnya terjadi sebab saya benar dan kamu salah, berilah peluang hati
menyebutkan kita benar dan diapun bisa jadi benar, insya allah akan gampang mencari
solusi.
orang yang sangat mulia di antara manusia adalah orang yang sangat banyak
mengingat mati dan sangat siap menghadapinya dengan bekal amal shalih.
yang penting untuk pimpinan bukan hanya memaksa anggotanya menaati pada
perintahnya, namun buat memahami apa yang paling baik yang mesti dikerjakannya
dengan penuh kesadaran.
sikap emosional adalah ciri belum terampil mengendalikan diri. bagaimana barangkali
bisa mengendalikan orang lain dengan baik, bila diri sendiri kurang teratasi.
komentar spontan kita barangkali sebatas satu patah kata, namun dapat melukai hati
dan menyebabkan kebencian mendalam, oleh sebab itu waspadalah walau sebatas
sepatah kata.
hati manusia berubah-ubah, saat ini marah barangkali besok lusa telah reda apalagi
barangkali lebih sayang pada kita, oleh sebab itu janganlah mendendam atau benci
ber-kepanjangan.

Inilah koleksi kata-kata motivasi cinta islami : "Dan diantara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah." (AlBaqarah: 165) "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (ikutilah Muhammad
saw.), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." (Ali Imran: 31) Tali iman yang
paling kuat adalah cinta karena Allah dan benci karena Allah. (HR. At Tirmidzi) "Cinta itu adalah
perasaan yang mesti ada pada tiap-tiap diri manusia, ia laksana setetes embun yang turun dari
langit, bersih dan suci. Cuma tanahnyalah yang berlain-lainan menerimanya. Jika ia jatuh ke
tanah yang tandus, tumbuhlah oleh karena embun itu kedurjanaan, kedustaan, penipu, langkah
serong dan lain-lain perkara yang tercela. Tetapi jika ia jatuh kepada tanah yang subur, di sana
akan tumbuh kesuciaan hati, keikhlasan, setia budi pekerti yang tinggi dan lain-lain perangai
yang terpuji." (Hamka) "Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan.
Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan
melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat." (Hamka) "Tanda cinta kepada Allah
adalah banyak mengingat (menyebut) Nya, karena tidaklah engkau menyukai sesuatu kecuali
engkau akan banyak mengingatnya." (Ar Rabi bin Anas, Jami al ulum wal Hikam, Ibnu Rajab)
"Aku tertawa (heran) kepada orang yang mengejar-ngejar (cinta) dunia padahal kematian terus
mengincarnya, dan kepada orang yang melalaikan kematian padahal maut tak pernah lalai
terhadapnya, dan kepada orang yang tertawa lebar sepenuh mulutnya padahal tidak tahu
apakah Tuhannya ridha atau murka terhadapnya." (Salman al Farisi, Az Zuhd, Imam Ahmad)
"Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan
tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka
nasehat susah untuk memasukinya." (Malik bin Dinar, Hilyatul Auliyaa) "Cintailah kekasihmu
sekedarnya saja, siapa tahu nanti akan jadi musuhmu. Dan bencilah musuhmu sekedarnya
saja, siapa tahu nanti akan jadi kekasihmu." (Ali bin Abi Thalib) "Engkau berbuat durhaka
kepada Allah, padahal engkau mengaku cinta kepada-Nya? Sungguh aneh keadaan seperti ini.
Andai kecintaanmu itu tulus, tentu engkau akan taat kepada-Nya. Karena sesungguhnya, orang
yang mencintai itu tentu selalu taat kepada yang ia cintai." (Aidh Al-Qorni) Kata Kata Mutiara
Motivasi Cinta Islami "Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta
jangan pedulikan orang-orang yang bodoh." (QS. Al Quran, 7:199) dan hendaklah mereka
memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan
Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. An Nuur, 24:22) " dan jika kamu maafkan
dan kamu santuni serta ampuni (mereka), maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang." (QS. At Taghaabun, 64:14) Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan,
sungguh yang demikian itu termasuk perbuatan yang mulia. (Quran 42:43) menahan
amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. (QS. Ali Imraan, 3:134) Tidaklah sedekah
itu akan mengurangi harta, dan tidaklah seseorang yang memaafkan kezhaliman orang lain
kecuali Allah akan menambahkan baginya kemuliaan dan ia tidak akan dirugikan. (HR Ahmad
No 6908) Barangsiapa memaafkan kesalahan orang lain maka Allah akan memaafkan
kesalahannya pada hari kiamat. (HR Ahmad No 7122) Keutamaan yang paling utama
adalah kamu menyambung orang yang telah memutusmu, kamu memberi orang yang tidak
pernah memberimu dan mememaafkan orang yang mencelamu. (HR Ahmad No 15065)
Siapa yang tidak mengasihi, maka ia tidak akan dikasihi. Dan siapa yang tidak mau
memaafkan, maka ia tidak akan dimaafkan (diampuni). (HR Ahmad No 18447) Kata Kata

Mutiara Motivasi Cinta Islami "Maafkan diri sendiri. Jangan menyesali kesalahan. Maaf itu
mengobati hati dan mendamaikan diri." "Hidup penuh maaf adalah jalan bagi kelapangan dan
kedamaian jiwa" "Doaku hari ini: Tuhan, maafkan aku jika sering mengeluh. Bimbinglah aku
untuk selalu bisa bersyukur atas rahmatMu." "Hal yang paling sulit adalah mengalahkan diri
sendiri. Tapi itu bisa kamu mulai dengan memaafkan diri sendiri." "Jadilah orang yg
pemaaf,justru jangan pernah menjadi orang yg selalu di maafkan" "Kita harus saling
memaafkan dan kemudian melupakan apa yang telah kita maafkan" Kata Kata Mutiara Motivasi
Cinta Islami "Tegas akan diri sendiri, buang pikiran negatif dan lakukan yang baik. Kegelisahan
hanya milik mereka yang putus asa.!!" "Terkadang, yg diinginkan sebenarnya tak dibutuhkan,
sedangkan yg dibutuhkan tak bisa dimiliki. Tapi Tuhan, tahu apa yg terbaik." "Sahabat bukan
tentang siapa yg telah lama kamu kenal, tapi tentang siapa yg menghampiri hidupmu dan tak
pernah meninggalkanmu." "Sesulit apapun masalah yang kita hadapi, ia harus diselesaikan,
bukan dihindari." "Ketika kamu berharap yg terbaik tapi kamu hanya mendapat yg biasa,
bersyukurlah km bukan yg terburuk." "Jangan buang waktumu dengan melakukan hal yg tidak
perlu. Berfokuslah pada hal yg menjadikan dirimu tumbuh menjadi lebih baik." "Jangan
menyerah atas hal yg kamu anggap benar meskipun terlihat mustahil. Selama ada kemauan,
Tuhan kan berikan jalan."
Copy and WIN : http://bit.ly/copynwin

Arti Cinta Dalam Islam

Mungkin definisi cinta hanya dapat kita rasakan. Ibnul


Qayyim pun juga pernah mengatakan bahwa :
Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas, bahkan
bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan
menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya
adalah adanya cinta itu sendiri.
Pada hakekatnya Cinta itu adalah sebuah amalan hati yang
akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cinta tersebut
sesuai dengan apa yang diridhai Allah SWT, maka ia akan menjadi
ibadah. Dan apabila sebaliknya, jika cinta itu tidak sesuai dengan
ridha Allah SWT maka akan menjadi perbuatan maksiat (seperti
yang terjadi pada zaman sekarang ini). Berarti jelas bahwa cinta
adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan
menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah yaitu
kesyirikan.
Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta kepada Allah, cinta
kepada Rasulullah, cinta kepada Agama, cinta kepada aqidah,
juga cinta kepada sesama makhluk, sebagaimana Allah
menjadikan perasaan cinta antara suami istri sebagai sebagian
tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah SWT:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir (QS. ArRuum: 21).

Cinta Menurut Al Quran :


1. CINTA MAWADDAH adalah jenis cinta mengebu-gebu,
membara dan nggemesi. Orang yang memiliki cinta jenis
mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu
ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya,
dan hampir tak bisa berfikir lain.
2. CINTA RAHMAH adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang,
lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang
memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang
dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting
adalah kebahagiaan sang kekasih walaupun ia harus menderita.
Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu
memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah
adalah cinta antara orang yang bertalian darah, terutama cinta
orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam
al Quran , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni
orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri,
yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata
rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana
psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut
rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan
darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim ertinya
menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta
mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir
batin-dunia akhirat.

3. CINTA MAIL adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat


membara, sehingga menyedut seluruh perhatian hingga hal-hal
lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al
Quran disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika
sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail),
cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4. CINTA SYAGHAF adalah cinta yang sangat mendalam, alami,


orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis
syaghaf (qad syaghafaha hubba) boleh jadi seperti orang gila,
lupa diri dan hampir-hampir tak menyedari apa yang dilakukan. Al
Quran menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan
bagaimana cintanya Zulaikha, isteri pembesar Mesir kepada
bujangnya, Yusuf.
5. CINTA RAFAH yaitu rasa kasih yang dalam hingga
mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada
anak sehingga tidak sanggup membangunkannya untuk sholat,
membelanya meskipun salah. Al Quran menyebut istilah ini
ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan
orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini hukuman
bagi penzina (Q/24:2).
6. CINTA SHOBWAH yaitu cinta buta, cinta yang mendorong
kelakuan yang menyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Quran
menyebut istilah ini ketika mengisahkan bagaimana Nabi Yusuf
berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari
menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak,
lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh,

wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al


jahilin (Q/12:33).
7. CINTA SYAUQ (RINDU), istilah ini bukan dari Al Quran tetapi
dari hadis yang menafsirkan Al Quran. Dalam surat Al `Ankabut
ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti
waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan
dalam doa matsur dari hadis riwayat Ahmad : wa asaluka
ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqaika, aku
mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan
nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al
Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al
Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada
sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang
apinya berada di dalam hati sang pecinta, (hurqat al mahabbah
wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi).
8. CINTA KULFAH yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran
mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang
tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar
sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut Al Quran
ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang
kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa
wus`aha (Q/2:286).

Cinta Sejati Menurut Islam :


1.
2.
3.
4.

Tidak rela yang dicintai menderita


Rela berkorban apapun demi yang dicintai
Memenuhi segala keinginan dari yang dicintai
Tidak pernah memaksakan kehendak kepada yang dicintai

5. Berlaku sepanjang masa. Cinta tersebut hanya ada antara


Khalik dan Makhluk, cinta antara makhluk harus ditambah syaratsyarat berikut:
a. Cintanya tersebut karena Allah S.W T.
b. Harus memenuhi segala aturan yang dibuat oleh Allah SWT.
c. Sex bukanlah cinta dan cinta bukanlah sex, tetapi sex adalah
bunga-bunga dari cinta dan hanya ada dalam pernikahan dan
hanya dengan yang dinikahi
d. Cinta bukan uang atau harta atau duniawi, tetapi cinta
membutuhkan uang, harta dan duniawi.
Begitu indahnya cinta Islam, cinta untuk Allah, cinta untuk
Rasulullah, cinta untuk orang yang melahirkan kita, cinta untuk
orang tua kita, cinta untuk sahabat kita, cinta untuk orang di
sekitar kita, cinta untuk orang yang akan mendampingi kita
nantinya, dan tentunya cinta untuk semua makhluk-makhlukNya.

Namun pada zaman sekarang dan situasi kondisi saat ini, cinta
yang lahir cenderung penuh dengan hawa nafsu, nafsu yang
menggebu-gebu dan menyimpang dari norma-norma agama dan
apa yang telah diperintahkan Allah SWT, serta menyimpang dari
sebuah tujuan murni cinta itu yang sebenarnya. Setiap saat,
setiap hari kita terutama pada kalangan muda bahakan anakanak pun dibuai dengan lagu-lagu cinta, dibuat terlena dengan
tontonan kisah cinta (sinetron, film) yang menghanyutkan kita ke
dalam dunia khayal yang merugikan. Bahkan sekarang ini banyak
orang yang menyalahartikan makna dan arti dari apa cinta itu

sebenarnya, sehingga mereka terdorong melewati batas


pergaulan dan tatasusila seorang mukmin.
Maka daripada itu, renungkanlah sejenak kawan hakikat sebuah
kehidupan kita di dunia ini. Rasullulah SAW bersabda:
Tidak sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga
ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai diri sendiri.
Juga sabda Rasulullah, Barang siapa ingin mendapatkan
manisnya iman, maka hendaklah ia mencintai orang lain
karena Allah. (HR Hakim dari Abu Hurairah).
Ingatlah kawan kita di dunia ini hanyalah mampir minum
sebentar. Lihatlah matahari yang biasa menerangi alam
semesta ini, seterang-terangnya dan sepanas-panasnya
diasaat waktunya tiba, dia juga akan menghilang dan
pulang kembali ke peraduannya, begitu juga dengan apa
yang kita miliki di dunia ini, bahkan diri kita sendiri, jika
saatnya tiba, kita juga akan sama dengan matahari itu.

2.1 Cinta Terhadap Sang Pencipta (hablun min Allah)


Sebagai manifestasi dari kesadaran sebagai makhluk Allah, manusia berusaha
untuk selalu mengadakan hubungan baik dengan Allah, berupa hubungan ritual
(ibadah) dengan-Nya. Dalam sistim ritus ini, seseorang pemeluk agama merasa
yakin bahwa dengan selalu mengadakan hubungan baik dengan Tuhan, maka
hidupnya akan baik. Dengan kata lain, bahagia tidaknya hidup seseorang adalah
tergantung kepada hubungan baik tidaknya terhadap Allah.

Cinta kepada Allah adalah cinta makhluk atau hamba kepada Khalik (Penciptanya),
dengan jalan mengakui tanpa ragu akan kebesaran-Nya, dan mematuhi secara
konsekwen segala titah-Nya. Apa yang diperintahkan-Nya dilaksanakan, dan apaapa yang dilarang-Nya dihindari. Cinta terhadap Allah ini tidak bisa terlepas dari
yang disebut sebagai akhlak, keimanan, dan tauhid.
2.2 Cinta Terhadap Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup, yang berupa alam sekitar, baik berupa udara, air, tumbuhtumbuhan, hewan, dan lain-lain merupakan prasarana kehidupan yang harus tetap
terpelihara keserasiannya. Maka segala yang dapat merusak lingkungan harus
dicegah, karena dapat berakibat kehidupan yang tidak bersih, tidak tertib, dan tidak
aman. Itulah sebabnya Islam melarang, bahkan mengutuk orang-orang yang
melakukan kegiatan yang dapat merusak lingkungan.
Islam mengajarkan ummatnya agar mengasihi semua binatang dan melarang
ummatnya untuk menyiksa binatang. Karena binatang adalah juga makhluk ciptaan
Allah. Tidak membunuh mereka untuk kesenangan, dan tentu saja tidak boleh
melukai dan menyiksa mereka. Bahkan sebagai salah satu sumber makanan, kita
juga harus menghormati mereka dengan berdoa, dengan tidak membunuh mereka
lebih dari yang kita makan.
Islam dalam ajarannya mengatakan, bahwa manusia merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari alam semesta yang saling dukung-mendukung dengan seluruh
bagian alam itu, dan karena individu-individu manusia merupakan bagian yang tak
terpisahkan dan secara laras bekerja sama dengan seluruh alam semesta ini, maka
tidak boleh ada ketidakserasian antara mereka satu sama lain.
2.3 Cinta Terhadap Sesama Manusia (hablun min annas)
Dalam ajaran Islam, cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas dari rasa
cintanya terhadap penciptanya. Karena dalam ajaran Islam, cinta terhadap Tuhan
yaitu terhadap Allah SWT, juga berarti cinta terhadap sesama manusia sebagai
ciptaan-Nya. Karena hal ini berkaitan dengan yang namanya akhlak.
Rasa cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas dari kemanusiaan. Pandangan
Islam menyatakan, bahwa kemanusiaan itu merupakan satu kesatuan, berbedabeda bagiannya untuk membentuk satu masyarakat, berjenis-jenis dalam
keserasian, dan berlainan pendapat untuk saling melengkapi satu sama lain dalam
mencapai tujuan, supaya dengan begitu ia cocok pula untuk saling melengkapi
dengan alam, untuk membentuk wujud yang satu pula. Sebagaimana Allah
berfirman, yang artinya: Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu
sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu
sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu sekalian saling
mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling mulia di antara kamu sekalian
di sisi Allah ialah orang-orang yang paling takwa di antara kamu sekalian.

Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( Q.S. Al-Hujurat: 13).
Pada prinsipnya, cinta terhadap sesama manusia adalah dengan tolong-menolong,
kenal mengenal (saling mengenal) dan keserasian. Menurut pandangan Islam, rasa
cinta terhadap sesama manusia bisa diwujudkan, salah satunya dengan keadilan
dan persamaan derajat di antara manusia.
1.
Cinta Antara Laki-Laki dan Perempuan Dalam Sudut Pandang Islam
Cinta antara muda-mudi di dalam Islam adalah cinta yang dilandasi rasa ketaqwaan
terhadap Allah SWT, dengan mentaati perintah-perintahNya dan menjauhi laranganlaranganNya, dan disertai akhlak yang baik. Cinta harus disertai akhlak yang baik,
dikarenakan hubungan cinta muda-mudi sangat dekat dengan perbuatan zina.
Tanpa akhlak yang baik akan sulit menghindari zina. Dalam Islam, perzinahan
adalah salah satu dosa yang sangat besar karena bukan hanya merusak akhlak
orang yang melakukannya saja tetapi juga orang lain. Allah brfirman dalam AlQuran: Dan janganlah kamu sekalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu
adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.(Q.S. Al-Isra, 17: 32).
Cinta (love) yang tidak dilandasi rasa ketaqwaan kepada Allah, akan memunculkan
cinta buta. Sebagaimana yang sering dikatakan orang Love is blind (cinta adalah
buta). Adapun yang membuat cinta itu buta adalah jika kita mencintai seseorang
karena hal-hal yang duniawi, karena harta, tahta/kedudukan/jabatan,
ketampanan/kecantikan dan yang sejenisnya. Cinta macam ini hanya bisa bertahan
jika penyebabnya masih ada. Jika seseorang mencintai dikarenakan
ketampanan/kecantikannya, maka, bagaimanakah jika orang tersebut tidak lagi
tampan/cantik?
Sebaliknya, cinta itu tidak buta, alias melek (melihat), jika dilandasi iman dan rasa
taqwa kepada Allah SWT. Oleh karena itu, jika kita ingin memiliki cinta yang murni,
tulus, dan abadi dari seseorang, tentu kita memerlukan penyebab yang
membuatnya demikian. Dalam suatu hadits dikatakan, bahwa seseorang laki-laki
menikahi seorang perempuan itu karena empat hal, yaitu: (1) karena
kecantikannya, (2) karena kekayaannya, (3) karena keturunannya, dan (4) karena
ketaqwaannya. Maka ambillah yang keempat, yaitu karena ketaqwaannya, karena,
itu akan menjamin hidupnya.
Jika hadits di atas dikaitkan dengan cinta, maka, jika kamu ingin mencari cinta yang
abadi, cintailah seseorang dikarenakan keimanannya.
Ada sebuah pepatah lama dalam bahasa Inggris yang berkaitan dengan cinta, yaitu:
You can buy sex but you cannot buy love, you can buy food but you cannot buy
appetite, you can buy a house but you can by a home. Yang artinya: Anda dapat
membeli sex tetapi anda tidak dapat membeli cinta, anda dapat membeli makanan
tetapi anda tidak dapat membeli selera, anda dapat membeli sebuah rumah tetapi
anda tidak dapat membeli ketentraman dalam keluarga. Ini dapat diartikan bahwa

cinta tidak dapat dibeli karena cinta sebenarnya datang dari Tuhan.
Bahkan jika kamu adalah orang terkaya di dunia, kamu tidak bisa membeli cinta.
Sebagai contoh, jika kamu memberikan seseorang banyak hadiah-hadiah yang
mahal, maka, apakah orang tersebut akan mencintai kamu? Tidak. Orang tersebut
hanya mencintai hadiahmu dan kekayaanmu saja. Kamu dapat membeli makanan
apa saja yang bisa kamu beli, akan tetapi makanan yang paling enak sekalipun
akan terasa tidak enak jika kamu tidak punya selera makan.
Rumah adalah tempat di mana hatimu berada. Tempat membesarkan
keluargamu, tempat di mana orang-orang yang kamu cintai berada, tempat di mana
kamu bisa benar-benar beristirahat, untuk mengistirahatkan badan dan jiwamu,
tempat di mana kamu untuk sementara lepas dari dunia yang kejam. Rumah tidak
bisa disebut rumah jika kamu tidak bisa menemukan ketenangan, kedamaian, dan
keamanan di dalamnya.
Banyak orang yang mengatakan bahwa cerita percintaan Romeo dan Juliet adalah
salah satu contoh cinta sejati. Akan tetapi, kalau kita meneliti dan menganalisa
lebih jauh ke dalam cerita ini, maka kita akan melihat bahwa cerita ini bukanlah
cerita tentang cinta sejati.
Pada klimaks cerita tersebut diceritakan bahwa ketika Romeo mendengar Juliet
telah meninggal dunia, maka Romeo pun berniat untuk melakukan bunuh diri
karena dia tidak mau ditinggalkan oleh Juliet. Perbuatan bunuh diri adalah
perbuatan yang sangat terkutuk dalam Islam, dan merupakan dosa yang sangat
besar. Pada saat seseorang bunuh diri maka telah dicabut imannya oleh Tuhan, dan
mati dalam keadaan tidak ada iman, alias mati kafir. Ketika setelah Romeo
melakukan bunuh diri di hadapan mayat Juliet, barulah dia menyadari bahwa
Juliet hanya berpura-pura mati, tetapi itu sudah terlambat, racun sudah mulai
membunuhnya. Julietpun melakukan bunuh diri karena dia tidak mau ditinggalkan
oleh Romeo.
Romeo dan Juliet sama-sama melakukan bunuh diri karena tidak mau ditinggalkan
oleh pasangannya. Ini berarti bahwa mereka hanya mencintai tubuh pasangannya
saja, mereka tidak mencintai jiwa pasangannya. Mereka tidak sadar bahwa hidup di
dunia ini hanyalah sementara saja. Tubuh mereka akan rusak dimakan usia, dan
akhirnya mati. Jika dipandang dari sudut Islam, maka mereka telah melakukan
suatu dosa besar yaitu melakukan bunuh diri. Jika percintaan mereka adalah cinta
sejati, maka seharusnya mereka berjanji atau bersumpah di hadapan mayat
pasangannya untuk berusaha mendamaikan pertengkaran keluarga mereka,
penyebab terhalangnya cinta kasih mereka.
Banyak orang yang terjebak antara arti cinta dan nafsu. Mereka terutama mudamudi banyak yang tidak bisa membedakan antara cinta dan nafsu. Mereka
menganggap bahwa dengan melakukan hubungan seksual berarti mereka telah

mencintai seseorang. Nafsu, dalam hal ini nafsu syahwat, adalah suatu kebutuhan
biologis yang dipunyai oleh setiap manusia. Semua jenis nafsu adalah sesuatu hal
yang bersifat duniawi, sedangkan cinta adalah sesuatu yang datang dari hati nurani
yang paling dalam.
1.

Kesimpulan

Cinta sejati adalah rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk hati yang terdalam
untuk rela berkorban, tanpa mengharapkan imbalan apapun, dan dari siapapun
kecuali imbalan yang datang dan diridhoi oleh Allah. Cinta juga merupakan suatu
identitas dan asas iman, karena kita mencintai sesuatu atau seseorang karena Allah
mencintainya.
Cinta sejati bukanlah mengenai hal-hal yang bersifat duniawi semata. Cinta sejati
berasal dari hati nurani, dan cinta sejati haruslah tulus dan ikhlas. Cinta yang
berasal dari hati nurani akan selalu ada walaupun salah satu pihak tidak cantik lagi,
tidak tampan lagi, tidak seksi lagi dan tidak kaya lagi.
Dalam hubungan seks bebas atau pergaulan bebas, para pelakunya sama sekali
tidak menghargai cinta. Mereka secara sadar atau tidak sadar menganggap, bahwa
cinta adalah suatu hal yang sia-sia, karena yang mereka cari hanyalah kepuasan
sesaat saja dan mereka tidak peduli dengan akibat-akibat dan dosa-dosa yang akan
timbul karena perbuatan mereka itu. Mereka tidak peduli akan azab-azab dan
cobaan-cobaan yang akan ditimpakan oleh Allah akibat dari perbuatan dosa-dosa
yg dia lakukan dalam kehidupannya, baik di dunianya maupun di akhiratynya.
Hubungan seks hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang telah terikat tali
pernikahan. Karena salah satu tujuan dari pernikahan adalah sebagai penyaluran
nafsu syahwat dengan cara yang diridhoi Allah. Penyaluran nafsu syahwat yang
tidak sesuai dengan sunnah Rosulullah, yakni penyaluran nafsu yang menyimpang
dari ajaran Allah (aturan-aturan Allah), maka akan mendatangkan azab dan cobaacobaan yang bertubi-tubi dari Allah.
Dari semua ini bisa disimpulkan, bahwa cinta antara laki-laki dan perempuan dalam
Islam adalah suatu hubungan yang didasarkan oleh rasa kasih sayang yang timbul
dari hati nurani yang tulus dan ikhlas, dan bukan berdasarkan pada hal-hal yang
bersifat duniawi. Yang terpenting dalam membina hubungan ini adalah dengan
menggunakan akhlak yang baik, ketaqwaan, dan rasa keimanan terhadap Allah
SWT.
Diposkan oleh muhammadnurhadi di 04.54 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Jumat, 23 Desember 2011

CINTA SEJATI DALAM ISLAM


Cinta Sejati Dalam Islam

Makna Cinta Sejati terus dicari dan digali. Manusia


dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan
membicarakannya. Sebenarnya, apa Cinta Sejati itu,
dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?
Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang
diusik oleh mitos Cinta Sejati, dan dibuai oleh impian
Cinta Suci.
Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model
apa yang selama ini menghiasi hati kita?
Seorang peneliti dari Researchers at National
Autonomous University of Mexico mengungkapkan
hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya,
sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik
jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi
karena kandungan zat kimia di otak yang
mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergilagila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan
lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, maka
cinta akan sirna, dan yang tersisa hanya dorongan
seks dan bukan cinta yang murni lagi.
Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh
cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran
komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon
dopamin, endorfin, feromon, oxytocin,
neuropinephrine yang membuat seseorang merasa
bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi

seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai


tanggung jawab dan dinamika kehidupan, efek
hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang.
(sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45
WIB).
Lalu bagaimanakah nasib cinta yang selama ini anda
dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib
cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan
sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.
Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan
indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi
menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya?
Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya
cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya
mencintai pasangan anda?
Bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan
atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin
anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan
tertampan, telah luntur.
Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena
ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini,
kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.
Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang
yang berkedudukan tinggi dan terpandang di
masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi
berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan
anda.
Bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada
seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda,
ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda.
Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta
anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak,

membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong,


peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di
rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda
masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan
saat ini?
Para ulama sejarah mengisahkan, pada suatu hari
Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu anhu
bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia
melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik
nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa
diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan
menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar
radhiallahu anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman
radhiallahu anhu mabok kepayang karenanya, tak
kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al
Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu anhu sering
kali merangkaikan bait-bait syair, untuk
mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara
bait-bait syair yang pernah ia rangkai:
Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang
negeri Samawah
Apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang
wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan
menghuni batinku.
Kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun
bertemu.
Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampaisampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu anhu
merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau

mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri


Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila
Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan
perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah
kepada Abdurrahman radhiallahu anhu. Dan
subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin
berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila
termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian
Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan
Khalifah Umar radhiallahu anhu, maka Laila yang
telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan
kepada Abdurrahman radhiallahu anhu.
Bisa dibayangkan, betapa girangnya Abdurrahman,
pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar
kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu
anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istriistrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan
perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang
lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada
Aisyah istri Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
yang merupakan saudari kandungnya.
Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata:
Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya,
yang bagaikan biji delima?
Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara
Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan
bibirnya memble (jatuh, sehingga giginya selalu
nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan
bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istriistrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap
ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang
Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa

menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap


suaminya ini kepada Aisyah radhiallahu anha.
Mendapat pengaduan Laila ini, maka Aisyahpun
segera menegur saudaranya dengan berkata:

.
Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila
dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau
membencinya dan berlebihan dalam membencinya.
Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku
adil kepadanya atau engkau mengembalikannya
kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya
demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun
memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh
Damaskus oleh Ibnu Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal
oleh Al Mizzi 16/559)
Apakah anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib
yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda
mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh
Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu anhu?(1)
Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewantiwanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan
ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan
yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau
dibanding rumput sendiri.
Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini
bisa terjadi?
Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam berikut ini:
.
Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia
keluar dari rumahnya, maka setan akan

mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang


bukan mahramnya). (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini
dengan berkata:

Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).
Tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang
dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga
untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda,
sehingga anda hanyut oleh badai asmara (cinta).
Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka
mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli,
sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta (Love
is blind). Dalam pepatah arab dinyatakan:

Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.
Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua
telah halal, yaitu telah diikat dengan tali pernikahan,
maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik
arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata
anda, setan malah berusaha membendung badai
asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat
itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda
seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari
bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya
sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta
benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suamiistri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau
kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan
telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga
untuk memisahkan antara anda berdua dengan
perceraian:

102 .
Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut
(nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka
dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang
(suami) dari istrinya. (Qs. Al Baqarah: 102)
Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus
bersikap?
Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar
sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir
asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur, dan
anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janjijanji palsu.
Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian
adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk
mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya
harus menambatkan tali cinta saya?
Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam:
.
Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat
alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya,
kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya
engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya
engkau akan bahagia dan beruntung. (Muttafaqun
alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:

.

.
Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah
engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka
terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi
kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.

(Riwayat At Tirmizy dan lainnya)


Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan
akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak
akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula
luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun
ajal telah menjemput.

67 .

Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai
pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi
sebagian yang lain kecuali orang-orang yang
bertaqwa. (Qs. Az Zukhruf: 67)
Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta
akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda
mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi
dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam
kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah
anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia
dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta
dan bahkan telah menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
:


.

Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang,
niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: 1. Bila
Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain
dari keduanya, 2. ia mencintai seseorang, tidaklah ia
mencintainya kecuali karena Allah, dan 3. ia benci
untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah
menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila
hendak diceburkan ke dalam kobaran api.
(Muttafaqun alaih)
Hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq

yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan


abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari,
dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.
Yahya bin Muaz berkata: Cinta karena Allah tidak
akan bertambah hanya karena orang yang engkau
cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan
berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu. Yang
demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi
karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia,
sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak
bertambah, maka cinta andapun tidak akan
bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang
anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut
berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena
materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan,
akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia.
Inilah cinta suci yang abadi.
Setelah anda membaca tulisan sederhana ini,
perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda
suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati?
Diposkan oleh muhammadnurhadi di 23.54 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

CINTA SEJATI MENURUT


PANDANGAN ISLAM
CINTA SEJATI MENURUT PANDANGAN
ISLAM
Kata pujangga, cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi,
namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi

pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh cinta


dapat mengubah pahi menjadi manis, debu beralih emas,
keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara
menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan
menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi,
menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati, dan
meniupkan kehidupan padanya membuat budak menjadi
pemimpin. Inilah dahsyatnya sebuah cinta. (Jalaludin Rumi).
Namun, hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat
membuat orang sehat menjadi sakit, orang normal menjadi
gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika
cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang
tidak dilandasi kepada Allah Swt. Itulah para pecinta dunia,
harta, dan wanita. Dia lupa akan cinta Allah, cinta yang
begitu agung, cinta yang murni, cinta yang mulia, dan cinta
yang suci, karena bermuara dari Sang Pemilik Cinta Abadi,
Dialah Allah Rabbul Izzati.
Cinta Allah adalah cinta yang tak pernah bertepi. Jika kita
sudah mendapatkan cinta-Nya, dan manisnya bercinta
dengan Allah, maka tak ada lagi keluhan, tak ada lagi tubuh
lesu, dan tak ada lagi tatapan kuyu. Yang ada adalaah
tatapaan optimis menghadapi segala cobaan dan rintangan
dalaam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan
melangkah menggapai cita-cita tertinggi, yakni syahid fii
sabilillah.
Tak jarang orang mengaku mencintai Allah Swt., dan sering
orang mengatakan mencintai Rasulullah Saw., tapi
bagaimana mungkin semua itu diterima Allah tanpa adanya
bukti yang diberikan, sebagaimana seorang arjuna yang

mengembara, menyebrangi lautan luas, dan mendaki


puncaak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta
Srikandi, sang wanita pujaan hatinya. Bagaimana mungkin
menggapai cinta menggapai cinta Allah, tapi dalam
pikirannya selalu dibayang-bayangi oleh wanita atau pria
yang dicintai. Tak mungkin dalam satu hati dipenuhi oleh dua
cinta. Salah satunya pasti menolak, kecuali cinta yang
dilandasi oleh cinta kepada-Nya semata, Allah Azza wa Jalla.
Di saat Allah menguji cintanya dengan memisahkannya dari
apa yang membuat dia lalai dalam mengingat Allah
memisahkan seorang gadis dengan calon suaminya, tak
jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di saat
seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang
suamipun tak punya semangat dalam hidup. Di saat harta
yang dimilikinya hangus terbakar, banyak orang hijrah ke
rumah sakit jiwa, semua ini adalah bentuk ujian dari Allah,
karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta hamba-Nya
kepada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang
pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran
cintanya pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang
dicurahkan-Nya. Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan
cinta semu dari seorang makhluk terhadap Kholiknya.
Padahal, semuanya sudah diatur oleh Allah, rezeki, kematian,
pasangan hidup, serta langkah kita, itu semuanya sudah ada
suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk
menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan
oleh cinta dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta
dengan segala cara, dan enggan menolong orang yang
papah. Padahal nasib di akhirat nanti adalah ditentukan oleh
diri kita sendiri ketika hidup di dunia. Bersungguh-sungguh
mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika

cinta kepada selain Allah, melibihi cinta kepada Allah,


merupakan salah satu penyebab doa tak terijabah.
Sekarang, marilah kita bermuhasabah sejenak. Muhasabah
dulu, ya? ...........................................
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang
hamba yang merintih menengadah (berdo'a) kepada Allah di
malam hari, namun ketika siang hari muncul, diapun
melakukan maksiat?, Bagaimana mungkin doa seorang gadis
yang ingin mendapatkan seorang laki-laki yang sholeh
terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah?,
Bagaimana mungkin doa seorang hamba yang
mendambakan rumah tangga sakinah, sedang dirinya masih
diliputi oleh keegoisan sebagai pemimmpin rumah tangga?,
Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak
yang sholeh dan sholehah, sementara dirinya disibukkan
bekerja di luar rumah sehingga pendidikan anak terabaikan
dan kasih sayang tak tercurahkan?, Bagaimana mungkin
keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat terwujud,
sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi teladan yang
baik?,
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan diatas, hanya diri Anda
sendirilah yang bisa menjawabnya.
Banyak orang mengaku cinta kepada Allah hendak menguji
cintanya itu, namun sering gagal membuktikan cintanya
kepada Sang Kholiq, karena disebabkan oleh secuil musibah
yang ditimpakan kepadanya. yakinlah yaa Ukhti wa Akhi,
bahwa kesenangan dan kesusahan adalah bentuk kasih
sayang dan cinta Allah kepada hamba-Nya yang beriman
Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah
(pendidikan) terhadap ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa

kita sebagai makhluk adalah bersifat lemah, kita tidak bisa


berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini, tinggal bagi
kita membuktikan, dan berjuang keras untuk memperlihatkan
cinta kita kepada Allah, agar kita terhindar dari cinta palsu.
Allah tidak akan menyia-nyiakan hamba-Nya yang benarbenar berkorban hanya untuk Allah, Untuk membuktikan
cinta kepada Allah, ada beberapa hal yang perlu kita
persiapkan, antara lain adalah :
1. Landasi diri kita ini dengan iman yang kuat
Memiliki pribadi yang memiliki iman yang kuat yang tidak
bisa ditandingi oleh kekuatan lain selain iman kepada-Nya.
Sebagai seseorang yang punya agama, yakin kepada Allah
dan Rasul-Nya, maka kita wajib hukumnya senantiasa
memperkuat iman kita kepada Allah. Jadi tidak hanya asal di
KTP tertulis beragama Islam. Sebagai hamba Allah yang
menginginkan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat, yang
pastinya kita mendambakan jannatullah (surga Allah) di
akhirat kelak, maka kita wajib memiliki iman yang kuat
kepada Allah. Iman kita berfungsi untuk menggapai cinta
Allah, ridho Allah, yang berujung kepada janatullah. Itulah
sebabnya kita wajib dan harus berusaha senantiasa
mewajibkan diri untuk memperkuat iman kita kepada Allah.
Semoga kita semua termasuk ke dalam hamba-hambaNya
yang senantiasa berada dalam ketetapan naungan atmosfer
Iman dan Islam-Nya yang teduh. Amien.
2. Ikhlas dalam beramal
There are some meaning of ikhlas. Wallahu alam bis
showab. Ikhlas yng dimaksud dalam hal ini adalah ikhlas
dalam beramal. Untuk apa??, untuk menggapai cinta Allah
tadi. Pokoknya, amal baik apapun, kalau dilaksanakan

dengan ikhlas, semata-mata karena Allah, just because of


Allah,, insya Allah,, ke depannya terbaik. Untuk itu marilah
kita belajar untuk ikhlas dalam beramal.
3. Siapkan kebaikan internal dan eksternal pada diri kita
Kebaikan internal yaitu berupaya keras untuk melaksanakan
ibadah wajib dan sunnah. For example "qiyamul lail (sholat
malam), shaum (puasa) sunnah seperti apa yang sudah
diajarkan Rasulullah ". Selain itu kebaikan internal lainnya
yaitu tilawah (membaca) Al-Quranul kariim, sebagai Nuurun
Qolbu wa Hayyatan Thoyyibah (Penerang hati dan
Penghidupan yang baik), serta haus akan ilmu,, tholibbul
ilmu naafii'atun fid dunya wal akhiroh, amien. (menuntut
ilmu yang berguna bagi dunia dan akhirat). Sedangan
kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita lakukan
kepada Allah, dengan ke-istiqomahan mengaplikasikan
(menerapkan) nya dalam setiap langkah di bumi Allaah ini,
dan di setiap tarikan nafas di sepanjang kehidupan ini.
Dengan itu, insya Allah kita akan menggapai cinta dan
keridhoan Allah Swt.
Wallahu aalam bis showab
Diposkan oleh muhammadnurhadi di 23.03 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

ARTI CINTA DAN CINTA SEJATI


MENURUT ISLAM: CINTA DAN
CINTA SEJATI ANTARA PRIA
DAN WANITA DALAM ISLAM.
ARTI CINTA DAN CINTA SEJATI MENURUT ISLAM:
CINTA DAN CINTA SEJATI ANTARA PRIA DAN WANITA DALAM
ISLAM.
1. Pendahuluan
Seperti yang kita semua telah ketahui, bahwa manusia dan
kehidupan manusia tidak bisa lepas dari apa yang disebut
dengan cinta kasih (love). Banyak penyair, pencipta lagu,
ahli-ahli filsafat, dan ahli-ahli agama yang mencoba
mendefinisikan apa arti sebenarnya dari cinta kasih itu. Apa
arti cinta sebenarnya, cinta kasih sesama manusia dari sudut
pandang Islam. Terutama dalam kaitannya pada cinta kasih
antara laki-laki dan perempuan.
Banyak orang berkata: I love you (Aku cinta padamu), akan
tetapi, sebenarnya mereka hanya berkata bahwa aku cinta
wajahmu yang cantik jelita, aku cinta uangmu, fasilitasmu,
dan yang sejenisnya. Apakah ini cinta?
Kita sering mendengar atau menyaksikan dalam kehidupan
nyata, di televisi a,tau di film-film, bahwa seseorang jatuh
cinta setelah melihat kecantikan atau ketampanan orang lain.
Apakah benar ada hubungan antara cinta dan keindahan?
Banyak orang mengatakan, bahwa cerita percintaan antara
Romeo dan Juliet adalah salah satu contoh dari cinta sejati

(true love), benarkah demikian?


Kita melihat atau mendengar, banyak perempuan yang hamil
di luar nikah dan bahkan pada usia yang masih bisa dibilang
sangat muda. Mereka telah melakukan hubungan suami istri
di luar nikah, dan mereka bilang bahwa mereka
melakukannya demi cinta. Apakah benar yang mereka
katakan itu adalah cinta?
Bagaimanakah pandangan Islam terhadap cinta? Benarkah
dalam ajaran agama Islam, bahwa semua jenis cinta
merupakan sebuah ungkapan cinta terhadap Sang Pencipta?
Benarkah hubungan muda-mudi masa kini telah jauh
menyimpang dari ajaran Islam?
1. Cinta (love) dalam ajaran Islam
Cinta (love) secara bahasa adalah suka sekali dan senang
sekali. Cinta secara istilah ialah rasa kasih sayang yang
muncul dari lubuk hati yang terdalam untuk rela berkorban,
tanpa mengharap imbalan apapun, dan dari siapapun kecuali
imbalan yang datang dan diridhoi Allah.
Dalam Islam, kasih sayang adalah identitas dan asas iman.
Hal itu merupakan bukti pengaruh agama terhadap hati
nurani, seperti halnya ia juga merupakan kesaksian jiwa
manusia yang menurut term (istilah) Islam belum akan diakui
beragama bila ia tidak memiliki perasaan kasih sayang.
Allah berfirman: Katakanlah: Jika bapa-bapa (para pembesar
dan nenek moyang), anak-anak, saudara-saudara, isteriisteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya,
dan tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai

daripada mencintai Allah dan Rasulnya, maka tunggulah


sampai Allah mendatangkan keputusan (azab/siksaan)-Nya,
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik.( Al-Quran Surat At-Taubat, 9: 24)
2.1 Cinta Terhadap Sang Pencipta (hablun min Allah)
Sebagai manifestasi dari kesadaran sebagai makhluk Allah,
manusia berusaha untuk selalu mengadakan hubungan baik
dengan Allah, berupa hubungan ritual (ibadah) dengan-Nya.
Dalam sistim ritus ini, seseorang pemeluk agama merasa
yakin bahwa dengan selalu mengadakan hubungan baik
dengan Tuhan, maka hidupnya akan baik. Dengan kata lain,
bahagia tidaknya hidup seseorang adalah tergantung kepada
hubungan baik tidaknya terhadap Allah.
Cinta kepada Allah adalah cinta makhluk atau hamba kepada
Khalik (Penciptanya), dengan jalan mengakui tanpa ragu akan
kebesaran-Nya, dan mematuhi secara konsekwen segala
titah-Nya. Apa yang diperintahkan-Nya dilaksanakan, dan
apa-apa yang dilarang-Nya dihindari. Cinta terhadap Allah ini
tidak bisa terlepas dari yang disebut sebagai akhlak,
keimanan, dan tauhid.
2.2 Cinta Terhadap Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup, yang berupa alam sekitar, baik berupa
udara, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan lain-lain
merupakan prasarana kehidupan yang harus tetap
terpelihara keserasiannya. Maka segala yang dapat merusak
lingkungan harus dicegah, karena dapat berakibat kehidupan
yang tidak bersih, tidak tertib, dan tidak aman. Itulah
sebabnya Islam melarang, bahkan mengutuk orang-orang
yang melakukan kegiatan yang dapat merusak lingkungan.

Islam mengajarkan ummatnya agar mengasihi semua


binatang dan melarang ummatnya untuk menyiksa binatang.
Karena binatang adalah juga makhluk ciptaan Allah. Tidak
membunuh mereka untuk kesenangan, dan tentu saja tidak
boleh melukai dan menyiksa mereka. Bahkan sebagai salah
satu sumber makanan, kita juga harus menghormati mereka
dengan berdoa, dengan tidak membunuh mereka lebih dari
yang kita makan.
Islam dalam ajarannya mengatakan, bahwa manusia
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari alam semesta
yang saling dukung-mendukung dengan seluruh bagian alam
itu, dan karena individu-individu manusia merupakan bagian
yang tak terpisahkan dan secara laras bekerja sama dengan
seluruh alam semesta ini, maka tidak boleh ada
ketidakserasian antara mereka satu sama lain.
2.3 Cinta Terhadap Sesama Manusia (hablun min annas)
Dalam ajaran Islam, cinta terhadap sesama manusia tidak
bisa lepas dari rasa cintanya terhadap penciptanya. Karena
dalam ajaran Islam, cinta terhadap Tuhan yaitu terhadap
Allah SWT, juga berarti cinta terhadap sesama manusia
sebagai ciptaan-Nya. Karena hal ini berkaitan dengan yang
namanya akhlak.
Rasa cinta terhadap sesama manusia tidak bisa lepas dari
kemanusiaan. Pandangan Islam menyatakan, bahwa
kemanusiaan itu merupakan satu kesatuan, berbeda-beda
bagiannya untuk membentuk satu masyarakat, berjenis-jenis
dalam keserasian, dan berlainan pendapat untuk saling
melengkapi satu sama lain dalam mencapai tujuan, supaya

dengan begitu ia cocok pula untuk saling melengkapi dengan


alam, untuk membentuk wujud yang satu pula. Sebagaimana
Allah berfirman, yang artinya: Wahai manusia,
sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu
sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
sekalian saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang
paling mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah ialah orangorang yang paling takwa di antara kamu sekalian.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
( Q.S. Al-Hujurat: 13).
Pada prinsipnya, cinta terhadap sesama manusia adalah
dengan tolong-menolong, kenal mengenal (saling mengenal)
dan keserasian. Menurut pandangan Islam, rasa cinta
terhadap sesama manusia bisa diwujudkan, salah satunya
dengan keadilan dan persamaan derajat di antara manusia.
1. Cinta Antara Laki-Laki dan Perempuan Dalam Sudut
Pandang Islam
Cinta antara muda-mudi di dalam Islam adalah cinta yang
dilandasi rasa ketaqwaan terhadap Allah SWT, dengan
mentaati perintah-perintahNya dan menjauhi laranganlaranganNya, dan disertai akhlak yang baik. Cinta harus
disertai akhlak yang baik, dikarenakan hubungan cinta mudamudi sangat dekat dengan perbuatan zina. Tanpa akhlak
yang baik akan sulit menghindari zina. Dalam Islam,
perzinahan adalah salah satu dosa yang sangat besar karena
bukan hanya merusak akhlak orang yang melakukannya saja
tetapi juga orang lain. Allah brfirman dalam Al-Quran: Dan
janganlah kamu sekalian mendekati zina, sesungguhnya zina
itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang

buruk.(Q.S. Al-Isra, 17: 32).


Cinta (love) yang tidak dilandasi rasa ketaqwaan kepada
Allah, akan memunculkan cinta buta. Sebagaimana yang
sering dikatakan orang Love is blind (cinta adalah buta).
Adapun yang membuat cinta itu buta adalah jika kita
mencintai seseorang karena hal-hal yang duniawi, karena
harta, tahta/kedudukan/jabatan, ketampanan/kecantikan dan
yang sejenisnya. Cinta macam ini hanya bisa bertahan jika
penyebabnya masih ada. Jika seseorang mencintai
dikarenakan ketampanan/kecantikannya, maka,
bagaimanakah jika orang tersebut tidak lagi tampan/cantik?
Sebaliknya, cinta itu tidak buta, alias melek (melihat), jika
dilandasi iman dan rasa taqwa kepada Allah SWT. Oleh
karena itu, jika kita ingin memiliki cinta yang murni, tulus,
dan abadi dari seseorang, tentu kita memerlukan penyebab
yang membuatnya demikian. Dalam suatu hadits dikatakan,
bahwa seseorang laki-laki menikahi seorang perempuan itu
karena empat hal, yaitu: (1) karena kecantikannya, (2) karena
kekayaannya, (3) karena keturunannya, dan (4) karena
ketaqwaannya. Maka ambillah yang keempat, yaitu karena
ketaqwaannya, karena, itu akan menjamin hidupnya.
Jika hadits di atas dikaitkan dengan cinta, maka, jika kamu
ingin mencari cinta yang abadi, cintailah seseorang
dikarenakan keimanannya.
Ada sebuah pepatah lama dalam bahasa Inggris yang
berkaitan dengan cinta, yaitu: You can buy sex but you
cannot buy love, you can buy food but you cannot buy
appetite, you can buy a house but you can by a home.
Yang artinya: Anda dapat membeli sex tetapi anda tidak

dapat membeli cinta, anda dapat membeli makanan tetapi


anda tidak dapat membeli selera, anda dapat membeli
sebuah rumah tetapi anda tidak dapat membeli ketentraman
dalam keluarga. Ini dapat diartikan bahwa cinta tidak dapat
dibeli karena cinta sebenarnya datang dari Tuhan.
Bahkan jika kamu adalah orang terkaya di dunia, kamu tidak
bisa membeli cinta. Sebagai contoh, jika kamu memberikan
seseorang banyak hadiah-hadiah yang mahal, maka, apakah
orang tersebut akan mencintai kamu? Tidak. Orang tersebut
hanya mencintai hadiahmu dan kekayaanmu saja. Kamu
dapat membeli makanan apa saja yang bisa kamu beli, akan
tetapi makanan yang paling enak sekalipun akan terasa tidak
enak jika kamu tidak punya selera makan.
Rumah adalah tempat di mana hatimu berada. Tempat
membesarkan keluargamu, tempat di mana orang-orang
yang kamu cintai berada, tempat di mana kamu bisa benarbenar beristirahat, untuk mengistirahatkan badan dan
jiwamu, tempat di mana kamu untuk sementara lepas dari
dunia yang kejam. Rumah tidak bisa disebut rumah jika
kamu tidak bisa menemukan ketenangan, kedamaian, dan
keamanan di dalamnya.
Banyak orang yang mengatakan bahwa cerita percintaan
Romeo dan Juliet adalah salah satu contoh cinta sejati. Akan
tetapi, kalau kita meneliti dan menganalisa lebih jauh ke
dalam cerita ini, maka kita akan melihat bahwa cerita ini
bukanlah cerita tentang cinta sejati.
Pada klimaks cerita tersebut diceritakan bahwa ketika Romeo
mendengar Juliet telah meninggal dunia, maka Romeo pun
berniat untuk melakukan bunuh diri karena dia tidak mau

ditinggalkan oleh Juliet. Perbuatan bunuh diri adalah


perbuatan yang sangat terkutuk dalam Islam, dan merupakan
dosa yang sangat besar. Pada saat seseorang bunuh diri
maka telah dicabut imannya oleh Tuhan, dan mati dalam
keadaan tidak ada iman, alias mati kafir. Ketika setelah
Romeo melakukan bunuh diri di hadapan mayat Juliet,
barulah dia menyadari bahwa Juliet hanya berpura-pura mati,
tetapi itu sudah terlambat, racun sudah mulai
membunuhnya. Julietpun melakukan bunuh diri karena dia
tidak mau ditinggalkan oleh Romeo.
Romeo dan Juliet sama-sama melakukan bunuh diri karena
tidak mau ditinggalkan oleh pasangannya. Ini berarti bahwa
mereka hanya mencintai tubuh pasangannya saja, mereka
tidak mencintai jiwa pasangannya. Mereka tidak sadar bahwa
hidup di dunia ini hanyalah sementara saja. Tubuh mereka
akan rusak dimakan usia, dan akhirnya mati. Jika dipandang
dari sudut Islam, maka mereka telah melakukan suatu dosa
besar yaitu melakukan bunuh diri. Jika percintaan mereka
adalah cinta sejati, maka seharusnya mereka berjanji atau
bersumpah di hadapan mayat pasangannya untuk berusaha
mendamaikan pertengkaran keluarga mereka, penyebab
terhalangnya cinta kasih mereka.
Banyak orang yang terjebak antara arti cinta dan nafsu.
Mereka terutama muda-mudi banyak yang tidak bisa
membedakan antara cinta dan nafsu. Mereka menganggap
bahwa dengan melakukan hubungan seksual berarti mereka
telah mencintai seseorang. Nafsu, dalam hal ini nafsu
syahwat, adalah suatu kebutuhan biologis yang dipunyai oleh
setiap manusia. Semua jenis nafsu adalah sesuatu hal yang

bersifat duniawi, sedangkan cinta adalah sesuatu yang


datang dari hati nurani yang paling dalam.
1.

Kesimpulan

Cinta sejati adalah rasa kasih sayang yang muncul dari lubuk
hati yang terdalam untuk rela berkorban, tanpa
mengharapkan imbalan apapun, dan dari siapapun kecuali
imbalan yang datang dan diridhoi oleh Allah. Cinta juga
merupakan suatu identitas dan asas iman, karena kita
mencintai sesuatu atau seseorang karena Allah
mencintainya.
Cinta sejati bukanlah mengenai hal-hal yang bersifat duniawi
semata. Cinta sejati berasal dari hati nurani, dan cinta sejati
haruslah tulus dan ikhlas. Cinta yang berasal dari hati nurani
akan selalu ada walaupun salah satu pihak tidak cantik lagi,
tidak tampan lagi, tidak seksi lagi dan tidak kaya lagi.
Dalam hubungan seks bebas atau pergaulan bebas, para
pelakunya sama sekali tidak menghargai cinta. Mereka
secara sadar atau tidak sadar menganggap, bahwa cinta
adalah suatu hal yang sia-sia, karena yang mereka cari
hanyalah kepuasan sesaat saja dan mereka tidak peduli
dengan akibat-akibat dan dosa-dosa yang akan timbul karena
perbuatan mereka itu. Mereka tidak peduli akan azab-azab
dan cobaan-cobaan yang akan ditimpakan oleh Allah akibat
dari perbuatan dosa-dosa yg dia lakukan dalam
kehidupannya, baik di dunianya maupun di akhiratynya.
Hubungan seks hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang
telah terikat tali pernikahan. Karena salah satu tujuan dari
pernikahan adalah sebagai penyaluran nafsu syahwat dengan
cara yang diridhoi Allah. Penyaluran nafsu syahwat yang

tidak sesuai dengan sunnah Rosulullah, yakni penyaluran


nafsu yang menyimpang dari ajaran Allah (aturan-aturan
Allah), maka akan mendatangkan azab dan cobaa-cobaan
yang bertubi-tubi dari Allah.
Dari semua ini bisa disimpulkan, bahwa cinta antara laki-laki
dan perempuan dalam Islam adalah suatu hubungan yang
didasarkan oleh rasa kasih sayang yang timbul dari hati
nurani yang tulus dan ikhlas, dan bukan berdasarkan pada
hal-hal yang bersifat duniawi. Yang terpenting dalam
membina hubungan ini adalah dengan menggunakan akhlak
yang baik, ketaqwaan, dan rasa keimanan terhadap Allah
SWT.
Diposkan oleh muhammadnurhadi di 22.54 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Kamis, 10 November 2011

SEGALA SESUATU DI BAWAH


KENDALI ALLAH SWT
IMPIAN MANUSIA DAN KEDAHSYATAN ALLAH
Ingin melejit................................
Melesat...................................
Menembus bumi ...............
Terbang menguasai angkasa ............
Mendobrak segala kekurangan yang ada pada dirinya,
Namun..................................
Setiap manusia punya sifat keterbatasan .....................
Meski ingin taklukkan gunung .................
Ingin tundukkan jin, syetan, iblis ...........

Bahkan menaklukkan seluruh makhluk di luar


angkasa ..............
Manusia tetap manusia ...................
Punya rasa ............
Punya hati .................
Tapi ........................
Sering tak kontrol diri...............
Pandai bercermin ...............
Tapii hanya untuk kemolekan tubuh yng pasti akan
mati .............
Bukan peduli untuk kesucin hati .......................
Hidup terbelenggu.................
Tapi sulit untuk sadarkan diri...............
Kekuatan jiwa dan semangat yang besar ingin mendobrak
and mendobrak........
Kesombongan yang semakin menguat...
Raga penuh rasa.... otot kawat tulang besi
kulit tembaga... jari-jarii gunting ... bahkan merasa kebal dari
peluru kendali...
Mereka lupa bahwa segalanya ada pada genggaman Allah ....
...............
Penghancuran alam jagad raya seisinya hanyalah oleh
Allah....
Manusia hanyalah diberi kekuatan oleh Allah ,,,,,,,,,,,
Tidak ada daya dan keuatan pada setiap diri manusia ....
Kecuali atas berkat pemberian pertolongan dari Allah SWT...
Manusia tak akan pernah sanggup ..............
Dan tak akan pernah mampu menjebol qodar Allah.
Allah telah memberikan rambu-rambu dalam kehidupan.........
Pilihan hidup yang wajib dan harus dipilih oleh
manusia ..........
Pilih baik,,,,,,,,,,,,, atau pilih yang buruk ...............

Pilih jalan yang lurus ..... atau pilih jalan yang sesat ......
Pilih taati aturan .... atau pilih melanggar aturan ....
Pilih jalan yang diridhoi oleh Allah ... ataukah .....
Ataukah pilih jalan yang menyebabkab dirinya diseret ke
neraka Allah.....
Bebas memilih..................wajib, dan harus
memilih ..... .............
Ingin jadi perusak alam jagat raya sekalipun ...................
Allah Maha Hidup ................ dan Maha Kekal ................
Allah Maha Melihat ............. Maha Mendengar .........
Maha Pengasih dan Penyayang ................
Allah Maha Sadis di atas segala orang yg berbuat sadis ....
dan segala kekejaman .....
Maha Kejam di atas`segala kekejaman orang-orang yang
kejam dan terkejam.
Maha Pemberi Penyakit kepada siapapun yang suka
menyakitkan
Allah Maha Membuat Konyol kepada mereka yang suka
berbuat konyol ....
Bahkan dg mudahnya mensikat habis dg kematian seketika
yang mengerikan ....
Maha Memberikan Kepedihan dan Penderitaan kpd mereka yg
durhaka kepadaNya
Maha Memberikan Kesengsaraan dlm kehidupan....
kpd mereka yg menentang perintah2Nya dan mereka yg
selalu membangkang.....
Allah Maha Memberikan ujian dan cobaan yang berat dalam
hidup ....
kepada mereka yang bergelimang dalam perbuatan dosa dan
kema'siyatan
Allah Maha Mulia, Maha Perkasa,
Maha Kuat, Super kuat diatas segala kekuatan yang dahsyat

Allah Maha Pengampun kepada mereka yang mohon


ampunan ...
Allah Maha Pemberi Petunjuk kepada mereka yang mohon
petunjuk
Allah memberi kemudahan2 kepada mereka yang taat
kepadaNya ...
Allah memberikan kebahagiaan lahir dan batin
kpd mereka yang benar2 bertaqwa kepadaNya
Dia lah Allah....., ... Maha Penguasa di hari pembalasan.
Ya Allah, Iyyaka na'budu wa iyyaaka nasta'in.
Laa ilaha illa anta.

By
Muhammad Nurhadi
SMPN 1
Wanareja - Cilacap
Diposkan oleh muhammadnurhadi di 02.03 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

CINTA DALAM ISLAM


"Cinta adalah kejujuran dan kepasrahan yang total. Cinta
mengarus lembut,
mesra, sangat dalam dan sekaligus intelek. Cinta ibarat mata
air abadi
yang senantiasa mengalirkan kesegaran bagi jiwa-jiwa
dahaga."
Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk mencintai Allah
lebih dari mencintai
makhluk dan segala ciptaan-Nya.

Bagaimana menyikapi cinta pada seseorang yang tumbuh


dari lubuk hati?
Apakah cinta itu adalah karunia sehingga boleh dinikmati dan
disyukuri
ataukah berupa godaan sehingga harus dibelenggu?
Bagaimana sebenarnya
Islam menuntun umatnya dalam mengapresiasi cinta? Tak
mudah rasanya
menemukan jawaban dari kontroversi cinta ini.
Islam mengajarkan bahwa seluruh energi cinta manusia
seyogyanya digiring
mengarah pada Sang Khalik, sehingga cinta kepada-Nya jauh
melebihi cinta
pada sesama makhluk. Justru, cinta pada sesama makhluk
dicurahkan semata-mata
karena mencintai-Nya. Dasarnya adalah firman Allah SWT
dalam QS Al Baqarah
ayat 165, "Dan di antara manusia ada orang-orang yang
menyembah tandingantandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana
mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya
kepada Allah."
Jadi Allah SWT telah menyampaikan pesan gamblang
mengenai perbedaan dan
garis pemisah antara orang-orang yang beriman dengan
yang tidak beriman

melalui indikator perasaan cintanya. Orang yang beriman


akan memberikan
porsi, intensitas, dan kedalaman cintanya yang jauh lebih
besar pada
Allah. Sedangkan orang yang tidak beriman akan
memberikannya justru kepada
selain Allah, yaitu pada makhluk, harta, atau kekuasaan.
Islam menyajikan pelajaran yang berharga tentang
manajemen cinta; tentang
bagaimana manusia seharusnya menyusun skala prioritas
cintanya. Urutan
tertinggi perasaan cinta adalah kepada Allah SWT, kemudian
kepada
Rasul-Nya (QS 33: 71). Cinta pada sesama makhluk diurutkan
sesuai dengan
firman-Nya (QS 4: 36), yaitu kedua orang ibu-bapa, karibkerabat (yang
mahram), anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga
yang dekat dan
tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba
sahaya. Sedangkan
harta, tempat tinggal, dan kekuasaan juga mendapat porsi
untuk dicintai
pada tataran yang lebih rendah (QS 9: 24). Subhanallah!
Perasaan cinta adalah abstrak. Namun perasaan cinta bisa
diwujudkan
sebagai perilaku yang tampak oleh mata. Di antara tandatanda cinta
seseorang kepada Allah SWT adalah banyak bermunajat,
sholat sunnah,

membaca Al Qur'an dan berdzikir karena dia ingin selalu


bercengkerama dan
mencurahkan semua perasaan hanya kepada-Nya. Bila Sang
Khaliq memanggilnya
melalui suara adzan maka dia bersegera menuju ke tempat
sholat agar bisa
berjumpa dengan-Nya. Bahkan bila malam tiba, dia ikhlas
bangun tidur untuk
berduaan (ber-khalwat) dengan Rabb kekasihnya melalui
shalat tahajjud.
Betapa indahnya jalinan cinta itu!
Tidak hanya itu. Apa yang difirmankan oleh Sang Khaliq
senantiasa
didengar, dibenarkan, tidak dibantah, dan ditaatinya. Kali ini
saya baru
mengerti mengapa iman itu diartikan sebagai mentaati
segala perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya. Seluruh ayat-Nya
dianggap sebagai
sesuatu yang luar biasa sehingga seseorang yang mencintaiNya merasa
sanggup berkorban dengan jiwa, raga, dan harta benda demi
membela
agama-Nya.
Totalitas rasa cinta kepada Allah SWT juga merasuk hingga
sekujur roh dan
tubuhnya. Dia selalu mengharapkan rahmat, ampunan, dan
ridha-Nya pada
setiap tindak-tanduk dan tutur katanya. Rasa takut atau
cemas selalu

timbul kalau-kalau Dia menjauhinya, bahkan hatinya merana


tatkala
membayangkan azab Rabb-nya akibat kealpaannya. Yang
lebih dahsyat lagi,
qalbunya selalu bergetar manakala mendengar nama-Nya
disebut. Singkatnya,
hatinya tenang bila selalu mengingat-Nya. Benar-benar
sebuah cinta yang
sempurna... Puji syukur ya Allah, saya menjadi lebih paham
sekarang! Cinta
memang anugerah yang terindah dari Maha Pencipta. Tapi
banyak manusia
keliru menafsirkan dan menggunakannya. Islam tidak
menghendaki cinta
dikekang, namun Islam juga tidak ingin cinta diumbar
mengikuti hawa nafsu
seperti kasus sahabat saya tadi.
Jika saja dia mencintai Allah SWT melebihi rasa sayang pada
kekasihnya.
Bila saja pujaan hatinya itu adalah sosok mukmin yang
diridhai oleh-Nya.
Dan andai saja gelora cintanya itu diungkapkan dengan
mengikuti
syariat-Nya yaitu bersegera membentuk keluarga sakinah,
mawaddah, penuh
rahmah dan amanah... Ah, betapa bahagianya dia di dunia
dan akhirat...
Alangkah indahnya Islam! Di dalamnya ada syariat yang
mengatur bagaimana
seharusnya manusia mengelola perasaan cintanya, sehingga

menghasilkan
cinta yang lebih dalam, lebih murni, dan lebih abadi. Cinta
seperti ini
diilustrasikan dalam sebuah syair karya Ibnu Hasym, seorang
ulama
sekaligus pujangga dan ahli hukum dari Andalusia Spanyol
dalam bukunya
Kalung Burung Merpati (Thauqul Hamamah), "Cinta itu
bagaikan pohon,
akarnya menghujam ke tanah dan pucuknya banyak buah."
Wallahua'lam
bish-showab.
Diposkan oleh muhammadnurhadi di 01.47 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

CINTA DALAM ISLAM


Kata pujangga, cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun
getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus
mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit
menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi
sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan
menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi,
menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan
kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah
dasyatnya cinta (Jalaluddin Rumi).

Namun hati-hati juga dengan cinta, karena cinta juga dapat membuat
orang sehat menjadi sakit, orang gemuk menjadi kurus, orang normal
menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika

cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi
kepada Allah. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan
cinta Allah, cinta yang begitu agung, cinta yang murni.
Cinta Allah cinta yang tak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cintaNya, dan manisnya bercinta dengan Allah, tak ada lagi keluhan, tak ada
lagi tubuh lesu, tak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis
menghadapi segala cobaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang
kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni
syahid di jalan-Nya.
Tak jarang orang mengaku mencintai Allah, dan sering orang
mengatakan mencitai Rasulullah, tapi bagaimana mungkin semua itu
diterima Allah tanpa ada bukti yang diberikan, sebagaimana seorang
arjuna yang mengembara, menyebarangi lautan yang luas, dan mendaki
puncak gunung yang tinggi demi mendapatkan cinta seorang wanita.
Bagaimana mungkin menggapai cinta Allah, tapi dalam pikirannya
selalu dibayang-bayangi oleh wanita/pria yang dicintai. Tak mungkin
dalam satu hati dipenuhi oleh dua cinta. Salah satunya pasti menolak,
kecuali cinta yang dilandasi oleh cinta pada-Nya.
Di saat Allah menguji cintanya, dengan memisahkanya dari apa yang
membuat dia lalai dalam mengingat Allah, sering orang tak bisa
menerimanya. Di saat Allah memisahkan seorang gadis dari calon
suaminya, tak jarang gadis itu langsung lemah dan terbaring sakit. Di
saat seorang suami yang istrinya dipanggil menghadap Ilahi, sang suami
pun tak punya gairah dalam hidup. Di saat harta yang dimiliki hangus
terbakar, banyak orang yang hijrah kerumah sakit jiwa, semua ini adalah
bentuk ujian dari Allah, karena Allah ingin melihat seberapa dalam cinta

hamba-Nya pada-Nya. Allah menginginkan bukti, namun sering orang


pun tak berdaya membuktikannya, justru sering berguguran cintanya
pada Allah, disaat Allah menarik secuil nikmat yang dicurahkan-Nya.
Itu semua adalah bentuk cinta palsu, dan cinta semu dari seorang
makhluk terhadap Khaliknya. Padahal semuanya sudah diatur oleh
Allah, rezki, maut, jodoh, dan langkah kita, itu semuanya sudah ada
suratannya dari Allah, tinggal bagi kita mengupayakan untuk
menjemputnya. Amat merugi manusia yang hanya dilelahkan oleh cinta
dunia, mengejar cinta makhluk, memburu harta dengan segala cara, dan
enggan menolong orang yang papah. Padahal nasib di akhirat nanti
adalah ditentukan oleh dirinya ketika hidup didunia, Bersungguhsungguh mencintai Allah, ataukah terlena oleh dunia yang fana ini. Jika
cinta kepada selain Allah, melebihi cinta pada Allah, merupakan salah
satu penyebab doa tak terijabah.
Bagaimana mungkin Allah mengabulkan permintaan seorang hamba
yang merintih menengadah kepada Allah di malam hari, namun ketika
siang muncul, dia pun melakukan maksiat.
Bagaimana mungkin doa seorang gadis ingin mendapatkan seorang
laki-laki sholeh terkabulkan, sedang dirinya sendiri belum sholehah.
Bagaimana mungkin doa seorang hamba yang mendambakan rumah
tangga sakinah, sedang dirinya masih diliputi oleh keegoisan sebagai
pemimpin rumah tangga..
Bagaimana mungkin seorang ibu mendambakan anak-anak yang sholeh,
sementara dirinya disibukkan bekerja di luar rumah sehingga

pendidikan anak terabaikan, dan kasih sayang tak dicurahkan.


Bagaimana mungkin keinginan akan bangsa yang bermartabat dapat
terwujud, sedangkan diri pribadi belum bisa menjadi contoh teladan
Banyak orang mengaku cinta pada Allah dan Allah hendak menguji
cintanya itu. Namun sering orang gagal membuktikan cintanya pada
sang Khaliq, karena disebabkan secuil musibah yang ditimpakan
padanya. Yakinlah wahai saudaraku kesenangan dan kesusahan adalah
bentuk kasih sayang dan cinta Allah kepada hambanya yang beriman
Dengan kesusahan, Allah hendak memberikan tarbiyah terhadap
ruhiyah kita, agar kita sadar bahwa kita sebagai makhluk adalah bersifat
lemah, kita tidak bisa berbuat apa-apa kecuali atas izin-Nya. Saat ini
tinggal bagi kita membuktikan, dan berjuang keras untuk
memperlihatkan cinta kita pada Allah, agar kita terhindar dari cinta
palsu.
Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan hambanya yang betul-betul
berkorban untuk Allah Untuk membuktikan cinta kita pada Allah, ada
beberapa hal yang perlu kita persiapkan yaitu:
1) Iman yang kuat
2) Ikhlas dalam beramal
3) Mempersiapkan kebaikan Internal dan eksternal. kebaikan internal
yaitu berupaya keras untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunah.
Seperti qiyamulail, shaum sunnah, bacaan Al-quran dan haus akan

ilmu. Sedangkan kebaikan eksternal adalah buah dari ibadah yang kita
lakukan pada Allah, dengan keistiqamahan mengaplikasikannya dalam
setiap langkah, dan tarikan nafas disepanjang hidup ini. Dengan
demikian InsyaAllah kita akan menggapai cinta dan keridhaan-Nya.

Anda mungkin juga menyukai