PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mollendorf tahun 1867 memberikan nama Red Migraine untuk jenis nyeri kepala
yang termasuk nyeri kepala vaskuler dan merupakan varian dari migren. Hal ini sesuai
dengan gejala klinisnya yaitu hemicephalgia yang disertai mata merah, muka sesisi merah
dan lakrimasi sebelah mata.1
Masih dihubungkan dengan kemerahan ini, Bing (1910) menyebutkan sebagai
Erythromelalgia of the head.3 Beberapa ahli masih memberikan berbagai nama untuk jenis
cephalgia ini, sampai tahun 1926 Wilfred Harris menyebutnya sebagai Periodic Migrainous
Neuralgia. Nama inipun menggambarkan gejala klinisnya tetapi dari segi lain, yaitu adanya
intensitas nyeri kepala yang hebat, berlangsung dalam waktu yang pendek dan mendekati
gejala neuralgia.1
Untuk mencegah kesalahpahaman dengan nama lain, maka Bicker staff (1959)
mengusulkan nama Harriss Neuralgia. Akhirnya, Kunkle (1952) menyederhanakan nama
ini dan menyesuaikan dengan gejalanya yang timbul secara berkelompok-kelompok dan
bertubi-tubi, menyebutnya sebagai Cluster Headache (cephalgia Klaster).1
Nama ini netral, karena hanya menggambarkan gejalanya yang berkelompok tanpa
menghubungkan dengan etiologi atau mekanismenya, yang memang masih belum diketahui
dengan pasti. Nama terakhir ini diterima secara umum dan internasional, serta diakui oleh Ad
Hoc Committee on Classification of Headache 1962.1
Definisi yang diberikan oleh Committee ini Vaskular Headache, predominantly
unilateral on the same side, usually associated with flushing, sweating, rinorhoe and
increased lacrimation, brief in duration and usually occurring in close packed groups
separated by long remissions.1
Sesuai dengan definisinya, cephalgia klaster ini tergolong dalam jenis migren. Ada
beberapa perbedaan pokok, yang menyebabkan cephalgia ini lebih mudah dikenal karena
sangat khas.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
DEFINISI
Sakit kepala didefinisikan sebagai sakit yang berlokasi di kepala atau leher bagian
belakang. Secara garis besar, sakit kepala dapat dibagi menjadi sakit kepala primer dan
sekunder. Sakit kepala primer adalah sakit kepala yang tidak berhubungan dengan penyebab
atau penyakit lain. Sakit kepala sekunder adalah sakit kepala yang berhubungan dengan
penyakit lain. Berdasarkan klasifikasi Internasional Sakit Kepala Edisi 2 dari IHS
(International Headache Society) yang terbaru tahun 2004, sakit kepala primer terdiri atas
migraine, tension type headache, cluster headache dan trigeminal-autonomic cephalgias dari
primary headaches.2
Cluster headache adalah suatu sindrom idiopatik yang terdiri dari serangan yang jelas
dan berulang dari suatu sakit periorbital unilateral yang mendadak dan parah. 6 Cluster
headache juga dikenal sebagai sakit kepala histamine, yaitu suatu bentuk sakit kepala
neurovascular. Serangan biasanya parah, unilateral dan terletak di daerah periorbital. Rasa
sakit ini terkait dengan lakrimasi ipsilateal, hidung tersumbat, injeksi konjungtiva, miosis,
ptosis dan edema kelopak mata. Sakit kepala berlangsung singkat dan berlangsung beberapa
saat sampai 2 jam. Cluster mengacu pada pengelompokan sakit kepala, biasanya selama
beberapa minggu. Untuk memenuhi kriteria diagnosis, pasien harus memiliki minimal 5
serangan yang terjadi dari 1 setiap hari untuk 8 per hari dan tidak ada penyebab lain untuk
sakit kepala.3
2.2
EPIDEMIOLOGI
Pada sebuah penelitian,ditemukan untuk prevalensi cluster headache masih
kontroversial tetapi salah satu survei menghitung prevalensi sekitar 0,24% pada populasi
umum. Tingkat intensitas nyeri pasien dengan cluster headache pada umumnya, sebagai
salah satu cluster headache terburuk dan mungkin yang paling parah dari gangguan sakit
kepala primer. Paling sering, cluster headache terjadi sekali setiap 24 jam selama 6 sampai
12 minggu pada suatu waktu dengan periode remisi biasanya berlangsung 12 bulan. Khas
3
usia onset untuk pria dan wanita adalah 27 hingga 31 tahun. Namun sakit kepala cluster
merupakan salah satu sindrom sakit kepala yang lebih sering terjadi pada pria dibandingkan
pada wanita. Penelitian menunjukkan rasio laki-laki dan wanita berkisar dari 5.0:1 sampai
6.7:1, tetapi ada bukti lain bahwa kesenjangan mungkin telah berkurang pada tahun 1990 an.
Dua studi terbaru menemukan rasio jenis kelamin yang masih menunjukkan frekuensi lebih
besar pada pria, tetapi hanya 3.5:1 dan 2:1. Beberapa fitur membedakan adanya tanda
serangan. Paling penting adalah adanya gejala otonom sementara.4
Data epidemiologi pada cluster headache hanya sedikit. Dalam sebuah penelitian
bahwa laki-laki berusia 18 tahun, pada tahun 1976 di Swedia ditemukan prevalensi seumur
hidup dari 90 per 100.000 penduduk. Pada tahun 1984 dan 1999, seluruh penduduk Republik
San Marino dilakuan penelitian dalam dua studi yang menggunakan pendekatan metodologi
yang sama. Dalam survey pertama, ditemukan tingkat prevalensi 69 per 100.000 (128 per
100.000 pada laki-laki dan 9 per 100.000 pada wanita), pada survei kedua, 3 angka prevalensi
diperkirakan adalah 56 per 100.000 (115,3 per 100.000 pada laki-laki). Dalam penelitian
epidemiologi ekstensif yang dilakukan pada populasi daerah kecil di Norwegia (studi Vaga),
tingkat prevalensi diperkirakan adalah 326 per 100.000 (558 per 100.000 pada laki-laki dan
106 per 100.000 pada wanita) sangat tinggi dibandingkan populasi di San Marino.4
2.3
ETIOLOGI
Beberapa pemicu cluster headache meliputi:
1
2
3
4
5
6
2.4
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari cluster headache tidak diketahui dengan jelas. Ada beberapa
Hemodinamik
Dilatasi vaskular mungkin memiliki peranan, tetapi studi tentang peredaran darah masih
belum pasti. Aliran darah ekstrakranial (hipertermia dan peningkatan aliran darah arteri
temporal) meningkat tetapi tidak menimbulkan rasa sakit. Perubahan vaskular merupakan
5
6
penyebabnya.
Serotonin
Tidak khas seperti pada migrain, tetapi kadang-kadang terdapat perubahan.
Histamin
Meskipun penyebabnya kurang mendukung, cluster headache mungkin dipicu oleh sedikit
perubahan histamin. Antihistamin tidak menghilangkan cluster headache.
Mast sel
Peningkatan jumlah mast sel dapat ditemukan pada area kulit yang sakit pada beberapa
penderita, tetapi hal ini tidak dapat menjadi penjelasan.3
2.5
Episodik
Dalam tipe ini, cluster headache terjadi setiap hari selama satu minggu sampai satu
tahun diikuti oleh remisi tanpa nyeri yang berlangsung beberapa minggu sampai
beberapa tahun sebelum berkembangnya periode cluster selanjutnya.
Kronik
Dalam tipe ini, cluster headache terjadi setiap hari selama lebih dari satu tahun
dengan tidak ada remisi atau dengan periode tanpa nyeri berlangsung kurang dari dua
minggu.
Sekitar 10 sampai 20 % orang dengan cluster headache mempunyai tipe kronik.
Cluster headache kronik dapat berkembang setelah suatu periode serangan episodik atau
dapat berkembang secara spontan tanpa di dahului oleh riwayat sakit kepala sebelumnya.
Beberapa orang mengalami fase episodik dan kronik secara bergantian.
Para peneliti memusatkan pada mekanisme yang berbeda untuk menjelaskan karakter
utama dari cluster headache. Mungkin terdapat riwayat keluarga dengan cluster headache
pada penderita, yang berarti ada kemungkinan faktor genetik yang terlibat. Beberapa faktor
dapat bersama-sama menyebabkan cluster headache.4
2.6
muncul seperti pada migraine. Periodisitas adalah karakteristik yang paling mencolok.
Biasanya, pasien mengalami 1-2 kali periode cluster per tahun, yang masing-masing
berlangsung 2-3 bulan.
1
2
3
4
5
6
7
arteri carotid)
Periodesitas (keteraturan sirkadian di 47%)
Remisi (panjang interval bebas gejala terjadi pada beberapa pasien. Rata-rata selama 2
2.7
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisik biasanya normal kecuali untuk lakrimasi dan
injeksi
konjungtiva yang mungkin terjadi. Ptosis juga bisa dilihat. Pada penelitian, hasilnya konsisten
dengan fitur ipsilateral otonom parasimpatis yang ditandai oleh aktivasi tengkorak dan
hipofungsi simpatis. Munculnya kelainan lain menunjukkan etiologi lain untuk sakit kepala.
1
2
Parasimpatis overactivity.
Kelumpuhan ocular simpatis sindrom Horner ringan (misalnya, ptosis, miosis,
3
4
5
6
7
8
anhidrosis).
Bradikardia.
Pucat.
Sakit kulit kepala dan wajah.
Kelembutan krotid ipsilateral (pada beberapa pasien).
Pasien sering dalam kesulitan yang parah.
Pasien dapat menurunkan kepala dan menekan pada daerah yang sakit, kadang-kadang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Neuroimaging.
Computed tomography (CT).
Magnetic Resonance Imaging / angiografi (MRI / MRA).
2 Elektroencephalography (jarang diperlukan).4
2.9
DIAGNOSIS
Cluster headache mempunyai ciri khas tipe nyeri dan pola serangan. Suatu diagnosis
tergantung kepada gambaran dari serangan, termasuk nyeri, lokasi dan keparahan sakit
kepala, dan gejala-gejala lainnya yang terkait. Frekuensi dan lama waktu terjadinya sakit
kepala merupakan faktor yang penting.
Keterlibatan fenomena otonom yang jelas sangat penting pada cluster headache.
Tanda-tanda tersebut diantaranya adalah rinorea dan hidung tersumbat ipsilateral, lakrimasi,
hiperemi pada konjungtiva, diaforesis pada wajah, edema pada palpebra dan sindrom Horner
parsial atau komplit, takikardia juga sering ditemukan.
Pemeriksaan neurologis dapat membantu untuk mendeteksi tanda-tanda dari cluster
headache. Terkadang pupil terlihat lebih kecil atau palpebra terjatuh bahkan diantara
serangan.
Diadaptasi IHS Criteria for the General Diagnosis of Cluster Headache*
Unilateral
Lacrimation
Facial sweating
Miosis
Eyelid edema
Conjunctival injection
Ptosis
* Tidak ada bukti dari gangguan sakit kepala sekunder. Sakit kepala cluster episodik terjadi
untuk <1 tahun dan sakit kepala kronis terjadi selama> 1 tahun.5
2.10
DIAGNOSIS BANDING
1. Migren
2. Tension-type headache
3. Muscle contraction headache8
2.11.
TERAPI
Tidak ada terapi untuk menyembuhkan cluster headache. Tujuan dari pengobatan
adalah membantu menurunkan keparahan nyeri dan memperpendek jangka waktu serangan.
Obat-obat yang digunakan untuk cluster headache dapat dibagi menjadi obat-obat
simptomatik dan profilaksis. Obat-obat simptomatik bertujuan untuk menghentikan atau
mengurangi rasa nyeri setelah terjadi serangan cluster headache, sedangkan obat-obat
profilaksis digunakan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas eksaserbasi sakit kepala.6
Karena sakit kepala tipe ini meningkat dengan cepat, pengobatan simptomatik harus
mempunyai sifat bekerja dengan cepat dan dapat diberikan segera, biasanya menggunakan
injeksi atau inhaler daripada tablet per oral.6
1. Pengobatan non farmakologi
a) Pengaturan pola hidup
Jadwal tidur yang teratur
Pola makan yang teratur
Hindari makanan pencetus nyeri yang sudah di ketahui
Olahraga secara teratur
b) Meminimalisasi stressor emosional
Hindari situasi yang penuh tekanan
Meditasi
Rekreasi
c) Menghindari faktor-faktor lingkungan
Bau menusuk
Daerah ribut9
2. Pengobatan farmakologi
a. Terapi simptomatik
Inhalasi oksigen
Dihidroergomin 0,5-1,5 mg
Sumatriptan injeksi 6 mg
Zolmitriptan 5 mg atau 10 mg / oral
Anastesi lokal 1 ml lidocain intranasal 4%
Indomestasin ( rectal supposituria )
Opioid
Ergotamine aerosol
Gabapentin atau topiramat
Methoxyflurane (rapid acting analgesic)9
b. Terapi profilaxis
Pada jenis episodik terapi profilaksis harus di mulai secepatnya dan di berikan
tiap hari selama serangan. Pada tipe kronik di berikan terus menerus.
Verapamil (pilihan pertama) 120-160 mg selain itu bisa juga
Nimodipin 240 mg/hari atau Nifedipin 40-120 mg/hari
Steroid 50-75 mg/hari. (tidak boleh diberikan dalam waktu yang lama
2.12.
PROGNOSIS
1
Cluster headache tipe episodik dapat berubah menjadi tipe kronik pada 4
sampai13 % penderita.
Remisi spontan dan bertahan lama terjadi pada 12 % penderita, terutama pada
cluster headache tipe episodik.
Onset lanjut dari gangguan ini teruama pada pria dengan riwayat cluster headache
tipe episodik mempunyai prognosa lebih buruk.3
10
2.13.
ALGORITME
Riwayat penyakit lengkap, tingkat pendidikan pasien dan keinginan untuk sembuh.
Diagnosis banding
Mengukur keparahan penyakit
Pengaruh terhadap aktivitas seharihari (kuisioner MIDAS atau HIT).
Frekuensi dan durasi serangan.
Tingat keparahan penyakit.
Gejala diluar sakit kepala.
Riwayat penyakit pasien dan preferensinya.
Rujuk
11
BAB III
KESIMPULAN
Cluster headache adalah suatu sindrom idiopatik yang terdiri dari serangan yang jelas
dan berulang dari suatu sakit periorbital unilateral yang mendadak dan parah. Cluster
headache juga dikenal sebagai sakit kepala histamine, yaitu bentuk sakit kepala
neurovascular. Serangan biasanya parah, unilateral dan biasanya terletak di daerah periorbital.
Cluster headache sering sekali dipicu oleh rokok dan alkohol, dan lebih sering terjadi pada
laki-laki.
Patofisiologi dari cluster headache tidak diketahui dengan jelas. Ada beberapa
mekanisme yang mungkin dapat menjelaskannya, antara lain hemodinamik, saraf trigeminal,
sistem saraf autonomik, ritme sirkadian, serotonin, histamin dan mast sel.
Berdasarkan jangka waktu periode cluster dan periode remisi, International
Headache Society telah mengklasifikasikan cluster headache menjadi dua tipe, yaitu (i) tipe
episodik, suatu bentuk cluster headache yang terjadi setiap hari selama satu minggu sampai
satu tahun diikuti oleh remisi tanpa nyeri yang berlangsung beberapa minggu sampai
beberapa tahun sebelum berkembangnya periode cluster selanjutnya, (ii) tipe kronik, suatu
bentuk cluster headache terjadi setiap hari selama lebih dari satu tahun dengan tidak ada
remisi atau dengan periode tanpa nyeri berlangsung kurang dari dua minggu.
Gejala klinis yang dapat ditemukan pada cluster headache adalah sakit pada daerah
periorbital dengan onset mendadak, unilateral wajah dengan durasi 10 menit sampai 3 jam
per episode, lakrimasi atau injeksi konjungtiva, hidung tersumbat, edema kelopak mata
ipsilateral, miosis atau ptosis ipsilateral, keringat pada dahi dan wajah ipsilateral, letih atau
lemas.
12
DAFTAR PUSTAKA
1
2
Kusumoputro, S., dkk, Nyeri Kepala Menahun. Universitas Indonesia Press. Jakarta
Dr. Hasan Sjahrir Sp S. 2004. Mekanisme terjadinya nyeri kepala primer dan prospek
pengobatannya. Abailable from : URL : http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/123456789/
2010.
Cluster
Headaches.
Available
from
URL
oktober 2015
MIPCA. 2004. Cluster Headache Algorithm. Available from : URL : www.mipca.org.uk.
13