Anda di halaman 1dari 3

1.

SISTEM LARUTAN
Larutan disebut juga dengan campuran homogen. Dalam larutan, zat terlarut dicampur
dengan zat pelarut.umumnya, zat terlarut jumlahnya sedikit sehingga disebut fase
terdispersi, sedangkan pelarut jumlahnya banyak sehingga disebut fase pendispersi.
Biasanya zat terlarut tersebar secara merata dalam komponen zat pelarut, larutan ini
dapat disebut sebagai dispersi molekuler artinya setiap molekul zat terlarut tersebar secara
merata dalam media fase pendispersi Zat terdispersi pada sistem larutan tidaka dapat
disaring dengan kertas saring apapun. Contoh Sistem Larutan : Larutan gula, Larutan
garam, Larutan alkohol, Spirtus, Larutan Cuka, Air Laut, Udara Bersih, Air teh, dan Larutan
gas dalam udara.
Ciri-ciri larutan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Besar partikel <10-7 cm
2. Partikel dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
3. Larutan sejati tidak dapat disaring dengan kertas saring atau perkamen.
4. Larutan sejati sangat stabil artinya tidak dapat terkoagulasi.
5. Termasuk campuran yang sangat homogen.

SISTEM SUSPENSI
Suspensi atau disebut juga suspensi kasar merupakan campuran heterogen antara fase
terdispersi dalam medium pendispersi. Secara umum, terdispersi adalah padatan,
sedangkan medium pendispersinya adalah air. Dalam sistem suspensi dapat dibedakan
antara zat terdispersi dan medium pendispersi. Fase terdispersi dalam bentuk padatan
dengan ukuran besar akan terlihat tersebar dalam medium air. Karena ukuran zat
terdispersi besar, fase air tidak mampu lagi menahannya. Oleh karena itu, zat terdispersi
akan mengendap. Ukuran zat terdispersi dalam suspensi lebih dari 10-5 cm. dengan
penyaringan biasa, zat terdispersi dapat disaring. Jadi suspensi adalah dispersi adatan
dengan bentuk fisik heterogen.
Contoh suspensi : Air Keruh, Campuran Air dengan Pasir, Campuran Kopi dengan Air, dan
Campuran Minyak dengan Air.
Suspensi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Suspensi mempunyai ukuran partikel > 10-5 cm.
Suspensi dapat dilihat dengan mikroskop.Suspensi dapat disaring dengan kertas saring.
Suspensi bersifat labil artinya tidak tahan lama.
Suspensi mudah mengalami koagulasi.
Suspensi termasuk campuran heterogen.
SISTEM KOLOID
Sistem koloid adalah campuran hampir homogen antara fase terdispersi dan fase
pendispersi. Campuran ini hampir homogen, artinya campuran dua zat hampir menyatu dan
sulit dibedakan. Fase terdispersinya bukan dalam bentuk molekuler (bukan setiap molekul
tersebar). Akan tetapi, gabungan dari beberapa molekul. Jika diambil contoh zat terdispersi
padatan dalam fase pendispersi air, sistem koloid merupakan dispersi padatan (gabungan
dari molekul) yang tersebar dalam medium pendispersi. Hanya saja partikel padatan yang
terdispersi ini kecil sehingga tidak bisa dibedakan mana fase terdispersi dan mana fase
pendispersi. Contoh sistem koloid : Sabun, Susu, Santan, Agar-Agar, Selai, Mentega, dan
Mayonaise.

Ciri-ciri sistem koloid sebagai berikut:


Sistem koloid mempunyai ukuran partikel 10-7 10-5 cm.
Partikelnya dapat dilihat dengan mikroskop ultra.
Partikel koloid tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, tetapi dapat disaring
menggunakan kertas perkamen.
Koloid tahan lama.
Koloid akan terakugulasi apabila ditambah larutan.
Koloid mempunyai sifat elektrolit.Koloid termasuk campuran homogen.

1.

2.

3.
4.
5.
6.

TABEL PERBANDINGAN SISTEM LARUTAN


Larutan
Koloid
Suspensi
(Dispersi Molekuler)
(Dispersi Koloid)
(Dispersi Kasar)
Bersifat Homogen, yaitu 1.
Secara
makroskopis1. Bersifat Heterogen
tak
dapat
dibedakan bersifat homogen, tetapi2. Salah satu atau semua
walaupun
menggunakan heterogen
jika
diamati dimensi partikelnya lebih
mikroskop ultra
dengan mikroskop ultra
besar dari 100 nm
Semua
partikel 2. Partikel berdimensi antara3. Dua fasa
berdimensi (panjang, lebar, 1 nm sampai 100 nm
4. Tidak stabil
atau tebal) kurang dari 1 3. Dua fasa
5. Dapat disaring
mm
4. Pada umumnya stabil
6. Contoh: air sungai yang
Satu fasa
5.
Tidak dapat disaring, keruh,
campuran
air
Stabil
kecuali dengan penyaringan dengan pasir, campuran
Tidak dapat disaring
ultra
kopi dengan air, dan
Contoh: larutan gula, 6.
Contoh: sabun, susu, campuran minyak dengan
larutan garam, spiritus, santan, jeli, selai, mentega, air.
alkohol 70%, larutan cuka, dan mayones.
air laut, udara yang bersih,
dan bensin.

Efek Tyndall adalah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid.
Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek Tyndall ditemukan
oleh John Tyndall (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris.
Pada tahun 1869, Tyndall menemukan bahwa apabila suatu berkas cahaya dilewatkan pada
sistem koloid maka berkas cahaya tadi akan tampak. Tetapi apabila berkas cahaya yang sama
dilewatkan pada dilewatkan pada larutan sejati, berkas cahaya tadi tidak akan tampak. Oleh
karena itu sifat itu disebut efek tyndall.[1]
HUKUM HENRY. Hukum tersebut menyatakan bahwa pada sebuah bejana yang
berisi air dan udara, bila tekanan udara ditingkatkan maka akan terjadi pelarutan
udara kedalam zat cair tersebut proporsi seiring dengan peningkatan tekanan
udara. Saat tekanan dalam bejana tersebut sudah cukup tinggi, apabila tekanan
udara dikurangi secara perlahan-lahan, maka gas yang terlarut akan dibebaskan
secara perlahan kembali ke udara tanpa membentuk gelembung udara (suhu
konstan). Berarti semakin dalam penyelam menyelam, maka tekanan hidrostatisnya

akan lebih besar dan akan menyebabkan volumenya gas nitrogen yang
terakumulasi semakin besar juga .

HUKUM BOYLE. Hukum tersebut menyatakan bahwa semakin tinggi tekanan


udara, maka kepadatan molekul udara akan semakin padat pada volume yang sama
(volume konstan).Berarti semakin dalam penyelam menyelam maka kepadatan gas
nitogen juga semakin padat juga pada volume yang konstan :).
Sifat koligatif larutan ialah sifat yang hanya bergantung pada jumlah partikel yang
terlarut di dalam suatu larutan. Sifat non koligatif larutan ialah sifat yang hanya
bergantung kepada jenis zat terlarut dan pelarutnya. Sebuah properti fisik dari
solusi yang hanya bergantung pada jumlah (konsentrasi) partikel zat terlarut hadir
dalam jumlah tertentu pelarut dan bukan pada identitas kimianya.
Uap bertekanan menurunkan
Menambahkan zat terlarut nonvolatile untuk pelarut menurunkan tekanan uap
larutan yang dihasilkan di bawah bahwa dari pelarut murni pada suhu yang sama.
Elevasi titik didih
Menambahkan zat terlarut nonvolatile untuk pelarut menimbulkan titik didih larutan
yang dihasilkan di atas bahwa dari pelarut murni.
Pembekuan-titik depresi
tekanan osmotik
Membran sel memiliki sifat semipermeabel dan selektif permeabel.
Semipermeabel artinya mudah dilewati oleh molekul air. Selektif permeabel
memiliki arti bahwa membran hanya dapat dilewati oleh ion dan molekul polar
tertentu. Molekul fosfolipid terdiri atas molekul fosfat dan molekul lemak. Molekul
fosfat bersifat hidrofilik (dapat mengikat air), sedangkan molekul lemak bersifat
hidrofobik (tidak mengikat air).
2. Osmosis
Osmosis adalah peristiwa perpindahan molekul air (pelarut) melalui membran
semipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi rendah ke larutan yang
berkonsentrasi tinggi. Peristiwa osmosis ini terjadi pada sel. Peristiwa tersebut
bergantung pada perbandingan konsentrasi larutan didalam dan diluar sel. Jika
konsentrasi larutan diluar sel lebih rendah daripada larutan di dalam sel, berarti sel
berada dalam larutan hipotenik. Konsentrasi larutan diluar sel lebih tinggi dari pada
larutan didalam sel, berarti sel berada dalam larutan hipertonik.
Pergerakan air kedalam sel ini dinamakan endosmosis, pergerakan air keluar sel
tersebut dinamakan eksosmosis. Eksomosis pada tumbuhan menyebabkan
plasmolisis, sedangkan eksosmosis pada sel darah menyebabkan krenasi.
reaksi redoks adalah reaksi yang mengalami reaksi oksidasi dan reduksi. reaksi
non redoks adalah reaksi yang tidak mengalami oksidasi dan reduksi. sedangkan
reaksi autoredoks adalah reaksi redoks yang oksidator dan reduktor atau produk
oksidasi dan produk reduksi adalah atom yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai