Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan limpahan kenikmatan kesehatan baik jasmani maupun rohani
sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas
referat yang berjudul Ketuban Pecah Dini. Penulis mengharapkan saran dan
kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak agar dikesempatan yang akan
datang penulis dapat membuatnya lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar besarnya
kepada dr. Ahmad Khuwailid, Sp.OG serta berbagai pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan refrat ini.
Semoga refrat ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................
Daftar isi............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
LatarBelakang....................................................................................................................
BAB II Pembahasan
1. Definisi...........................................................................................................................
2 Etiologi............................................................................................................................
3. Epidemiologi..................................................................................................................
4.faktor risiko.....................................................................................................................
5. Patofisiologi....................................................................................................................
6. Diagnosis........................................................................................................................
7. Tanda dan Gejala..........................................................................................................
8. Tatalaksana ..................................................................................................................
9. Komplikasi ..................................................................................................................
10.Pencegahan .................................................................................................................
11. Prognosis ...................................................................................................................
BAB III Kesimpulan
Kesimpulan.......................................................................................................................
DaftarPustaka ................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Ketuban Pecah Dini atau premature rupture of the membrane (PROM)
adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang usia kehamilan
sebelum persalinan di mulai (1).
Ketuban Pecah Dini (KPD) atau premature rupture of the membrane
(PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum in partu (2).
Volume cairan ketuban pada setiap minggu gestasi cukup berbeda-beda.
Secara umum volume meningkat 10 ml per minggu pada minggu ke 8 dan
meningkat sampai 60 ml per minggu pada minggu 21, dan kemudian berkurang
secara bertahap hingga minggu ke 33. Dengan demikian volume cairan ketuban
biasanya meningkat dari 50 ml pada minggu 12 menjadi 400 ml pada pertengahan
kehamilan dan 1000 ml pada kehamilan aterm (1).
Cairan
ketuban
berfungsi
sebagai
bantalan
bagi
janin,
yang
Minggu
gestasi
Janin (g)
Plasenta (g)
Cairan
amnion (ml)
Persen
caian
16
100
100
200
50
28
1000
200
1000
45
36
2500
400
900
24
40
3300
500
800
17
disebabkan oleh perdarahan 28%, ketuban pecah dini 20%, eklampsia 12%,
abortus 13%, partus lama 18%, dan penyebab lainnya 2%.
4. Faktor Risiko
Faktor risiko ketuban pecah dini persalinan preterm : 1) kehamilan
multipel : kembar dua (50%) atau kembar tiga (90%); 2) riwayat persalinan
preterm sebelumnya; 3) perdarahan pervaginam; 4) pH vagina di atas 4.5; 5)
kelainan atau kerusakan selaput ketuban; 6.) flora vagina abnormal; 8) kadar CRH
(corticotropin releasing hormone) maternal tinggi misalnya pada stress psikologis
dapat menjadi stimulasi persalinan preterm; 9) Inkompetensi serviks (leher
rahim); 10) Polihidramnion (cairan ketuban berlebih); 11) Riwayat KPD
sebelumya; 12) Trauma; 13) servix tipis / kurang dari 39 mm, Serviks yang
pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23 minggu; 14) infeksi pada kehamilan
seperti bakterial vaginosis.
5. Patofisiologi
Ketuban pecah dini berhubungan dengan kelemahan menyeluruh membran
fetal akibat kontraksi uteri dan peregangan berulang. Membran yang mengalami
ruptur premature ini tampak memiliki defek fokal dibanding kelemahan
menyeluruh. Daerah dekat tempat pecahnya membran yang ditandai dengan
adanya pembengkakan dan kerusakan jaringan kolagen fibrilar pada lapisan
kompakta, fibroblast maupun spongiosa. Daerah ini akan muncul sebelum
ketuban pecah dini dan merupakan daerah breakpoint awal. Patogenesis terjadinya
ketuban pecah dini secara singkat ialah akibat adanya penurunan kandungan
kolagen dalam membran sehingga memicu terjadinya ketuban pecah dini dan
ketuban pecah dini preterm terutama pada pasien risiko tinggi.
6. Diagnosis
untuk
mendiagnosis
KPD
karena
Jika terdapat pooling dan tes nitrazin masih samar dapat dilakukan
pemeriksaan mikroskopis dari cairan yang diambil dari forniks posterior.
Cairan diswab dan dikeringkan diatas gelas objek dan dilihat dengan
mikroskop. Gambaran ferning menandakan cairan amnion
5. Dilakukan juga kultur dari swab untuk chlamydia, gonnorhea, dan
stretococcus group B
Pemeriksaan Lab
1. Tes lakmus
2. Tes pakis
3. Pemeriksaan alpha fetoprotein (AFP), konsentrasinya tinggi didalam
cairan amnion tetapi tidak dicairan semen dan urin
4. Pemeriksaan darah lengkap dan kultur
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban sedikit
(Oligohidramnion atau anhidramnion). Oligohidramnion ditambah dengan hasil
anamnesis dapat membantu diagnosis tetapi bukan untuk menegakkan diagnosis
rupturnya membran fetal. Selain itu dinilai amniotic fluid index (AFI), presentasi
janin, berat janin, dan usia janin.
Jika usia gestasi kurang dari 34 minggu dan tidak ada indikasi ibu dan
janin untuk melakukan pelahiran, ibu tersebut harus diamati ketat dan harus
dipantau frekuensi denyut jantung janin untuk mencari bukti kompresi tali pusat,
khususnya bila persalinan sedang berlangsung juga. Tetapi jika usia gestasi di atas
34 minggu lengkap dan bila persalinan belum mulai setelah pemeriksaan
secukupnya, persalinan diinduksi dengan oksitosin intravena bila tidak ada kontra
indikasi. Kalau induksi gagal segera dilakukan seksio sesarea.
7.
10
11
8. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kehamilan dengan komplikasi ketuban pecah dini perlu
mempertimbangkan morbiditas dan mortalitas immaturitas neonatal yang
berhubungan dengan persalinan dan risiko infeksi terhadap ibu dan janin.
12
9. Komplikasi
Morbiditas ketuban pecah dini menjadi kurang serius bila terjadi pada
kehamilan yang mendekati aterm dibandingkan kehamilan yang lebih awal. Pada
kasus ketuban pecah dini biasanya 80-90% akan mengalami partus dalam kurun
waktu 24 jam.
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan pada ketuban pecah dini
yaitu: 1) ketuban pecah dini merupakan penyebab pentingnya persalinan prematur
dan prematuritas janin; 2) resiko terjadinya ascending infection akan lebih tinggi
jika persalinan dilakukan setelah 24 jam onset; 3) insiden prolaps tali pusat ( cord
prolapse ) akan meningkat bila dijumpai adanya malpresentasi; 4) pengeluaran
cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan dry labour atau
persalinan kering; 5) hipoplasia pulmonal janin sangat mengancam janin,
khususnya pada kasus oligohidramnion.
10. Pencegahan
Pada pasien perokok, diskusikan tentang pengaruh merokok selama
kehamilan usaha untuk menghentikan, motivasi untuk menambah berat badan
yang cukup selama hamil, anjurkan pasangan agar menghentikan koitus pada
trimester akhir.
11. Prognosa
Usia kehamilan
13
14
BAB III
Kesimpulan
Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetrik
berkaitandengan
penyulit
kelahiran
prematur
dan
terjadinya
infeksi
15
DAFTAR PUSTAKA
dalam
Kapita
Selekta
16
: Ny. M
Umur
: 22 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Pekerjaan
: IRT
Pendidikan
: SMA
Nama suami
: Tn.I
Umur
: 29 Tahun
Agama
: Islam
Suku
: Aceh
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pendidikan
: SMK
Alamat
No RM
: 22-09-09
Tanggal masuk
: 23-09-2014
Pukul
: 24.00WIB
Telaah
:Hal ini dialami pasien sejak tanggal 23-09-2014 pukul 21.00 WIB.
Air berbau amis, warna putih jernih, dan tidak dapat ditahan. Os
mengatakan merasa ada yg keluar mengalir dari celana os dan
membasahi semua celana os. Riwayat keluar lendir darah dari
kemaluan (-), riwayat mules-mules (-). BAK (+) normal, BAB (+)
normal. Riwayat keputihan selama kehamilan (-), riwayat demam
kahamilan (-), riwayat terjatuh terbentur di daerah perut (-)pada ,
17
: -
HPHT
: 07 - 01 - 2014
TTP
: 14 - 10 2014
Riwayat persalinan :
1. Perempuan, 2,5 tahun, aterm, 4000gr, SC, dr.Sp.OG
2. Hamil ini
Riwayat KB
:-
Riwayat Operasi
:-
Status present
Sens
: CM
Anemis
: (-/-)
TD
: 120/80 mmHg
Ikterik
: (-/-)
HR
: 94 x/i
Dyspnoe
: (-)
RR
: 20 x/i
Sianosis
: (-)
: 36,60 C
Oedem
: (-)
TB
BB
: 157 cm
: 75 kg
Status Generalisata
Mata
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
18
Status Obstetri
Abdomen
: membesar, asimetris
Palpasi
Leopold I: 4 jari dibawah proc. Xypoideus (35 cm)
Leopold II: Kanan teraba bagian kecil, kiri teraba punggung, teregang ke kiri
Leopold III: Teraba bulat keras, melenting, bagian bawah kepala
Leopold IV: Divergen, 3/5
Gerak janin
: (+)
HIS
: (-)
DJJ
EBW
: 2790 gr
Inspeculo
Inspeksi
berubah menjadi biru. Kesan : nitrazin tes (+) Air Ketuban (+)
VT
ST
19
Hitung eritrosit
Hitung leukosit
Hematokrit
Hitung trombosit
Index eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Hitung jenis leukosit
Eosinofil
Basofil
N.Stab
N. Seg
Limfosit
Monosit
LED
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu
Fungsi Ginjal
Ureum
Kreatinin
4,3
9,500
32,1
282.000
3,9 - 5,6
4,000- 11,000
36-47
150,000-450,000
10*5/l
/l
%
/l
75,2
23,8
31,7
80 96
27 31
30 34
fL
pg
%
1
0
0
72
20
7
55
13
01
2 6
5375
2045
48
0-20
%
%
%
%
%
%
%
: 83
mg/dL
< 140
15
0,46
mg/dl
mg/dl
20-42
0,6-1,1
Diagnosa Sementara
Ketuban Pecah Dini + SG +Prev SC 1x + KDR 36-37 minggu) + PK + AH
Rencana Operasi : SC CITO a/i Ketuban Pecah Dini ( 27-09-2014 pukul 10.00 )
Laporan SC a/i Ketuban Pecah Dini tgl 27-09-2014 Pukul 10.00 WIB
-
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang dengan
baik.
Dilakukan tindakan aseptik dengan larutan betadin dan alkohol 70% pada
dinding abdomen lalu ditutup dengan duck steril kecuali lapangan operasi.
Dibawah spinal anastesi dilakukan insisi pfannenstiel mulai dari kutis,
20
kesan lengkap.
Kedua sudut kiri dan kanan tepi luka insisi dijepit dengan oval klem
Kavum uteri dibersihkan dari sisa sisa selaput ketuban dengan kassa steril
terbuka sampai tidak ada sisa selaput atau plasenta yang tertinggal. Kesan :
bersih.
Dilakukan penjahitan hemostasis figure of eight pada kedua ujung robekan
uterus dengan chromic catgut no.2.0,dinding uterus dijahit lapis demi lapis
jelujur terkunci overhecting. Evaluasi tidak ada perdarahan. Reperitonealisasi
simple / continous
Kedua ujung fascia dijepit dengan kocher, lalu dijahit secara jelujur dengan
vycril no.2/0.
Subkutis dijahit secara simple sutura dengan plain cat gut no.00
Kutis dijahit secara subkutikuler dengan vycril 2/0.
Luka operasi ditutup dengan kasa steril + betadin solusio.
Liang vagina dibersihkan dari sisa sisa darah dengan kapas sublimat hingga
bersih.
- Keadaan umum ibu post operasi : stabil
Instruksi : Awasi vital sign, kontraksi dan tanda tanda perdarahan
Terapi : IVFD RL+oksitosin 10-10-5-5
20gtt/menit
Inj. Cefotaxime
1gr/12jam
Inj. Gentamisin
80mg/8jam
Inj. Ketorolac
30mg/8jam
Inj. Ranitidin
50mg/12jam
Inj. Ditranex
500 mg/8jam
R/ Menunggu hasil darah rutin Post SC.
Follow Up tanggal 28 September 2014 pukul 06.00 WIB
21
Anemis
Ikterik
Dyspnoe
Sianosis
Oedem
: -/: -/:::-
R/ Aff Kateter
Follow Up tanggal 30 September 2014 pukul 06.00 WIB
22