Anda di halaman 1dari 32

PENAMAAN DAN KLASIFIKASI

BATUAN BEKU
Penamaan batuan beku kebanyakan
merupakan warisan dari pekerja-pekerja
tambang didasarkan atas komponen mineral
yang dominan dan type lokasinya
Penamaan batuan yang didasarkan atas
felspar, mineral mafik, kwarsa dll, oleh
karenanya harus disadari apabila penaman
tidak bisa tepat sekali

PENAMAAN DAN KLASIFIKASI


BATUAN BEKU
Ahli Petrologi sekarang lebih
memilih menambahkan nama
(tekstur atau mineral) di depan atau
belakang pada nama batuan yang
sudah baku.

Pemahaman batuan meliputi tiga


tahapan:
1. pertama adalah pemahaman di
lapangan (pengamatan megaskopis
batuan dan singkapan secara
keseluruhan)
2. dilanjutkan pemahaman mikroskopis
dan/atau analisa kimia
3. akhirnya baru diambil kesimpulanya.

KLASIFIKASI KIMIAWI
Klasifikasi atas komposisi kimia batuan ini
berguna untuk mendiskusikan tipe magma,
perbandingan seri-seri batuan beku, dan
untuk mempertajam interpretasi megaskopis
maupun mikroskopis
Hal yang perlu dicatat ialah bahwa klasifikasi
kimiawi ini tidak memperhatikan tekstur dan
kandungan mineral, berarti sejarah
pendinginan magma diabaikan

Kandungan Silika Sebagai Dasar


Klasifikasi
Klasifikasi ini didasarkan atas kenyataan
bahwa sebagian besar batuan beku
mengandung silika dan silikat

Analisa kimia dari berbagai macam batuan


beku menunjukkan bahwa kandungan
SiO2 nya berkisar antara 30 - 75 %.
Berdasar kriteria itu batuan beku dibagi
menjadi:

% SiO2

Asam

> 66 %

Intermidiate

52 - 66 %

Basa
Ultrabasa

45 - 52 %
< 45 %

Batuan
volkanik
Riolit, dasit
Andesit,
trakit
Basalt

Batuan
plutonik
Granit,
granodiorit
Diorite,
syenit
Gabro
Peridotit

Tekstur Sebagai Dasar Klasifikasi


Batuan fanerik kasar berarti mendingin secara
perlahan, sementara pembekuan cepat akan
menghasilkan banyak gelas. Tekstur porfiritik berarti
pembekuan lebih sekali

Warna Sebagai Dasar Klasifikasi


Batuan basa akan memberikan warna lebih gelap dan
batuan asam lebih terang.
Perbandingan mineral mafik terhadap mineral mafik
dalam klasifikasi ini disebut Indeks Warna. Dengan
demikian batuan yang kaya mineral felsik akan
mempunyai indeks warna kecil, sedang batuan
basaltik yang umumnya kaya akan mineral mafik
mempunyai indeks warna tinggi.

Warna Sebagai Dasar Klasifikasi


Batuan basa akan memberikan warna
lebih gelap dan batuan asam lebih
terang.
Perbandingan mineral mafik terhadap
mineral mafik dalam klasifikasi ini
disebut Indeks Warna. Dengan
demikian batuan yang kaya mineral
felsik akan mempunyai indeks warna
kecil, sedang batuan basaltik yang
umumnya kaya akan mineral mafik
mempunyai indeks warna tinggi.

Composition of Igneous Rocks

KEJENUHAN SiO2
* Unsaturated Minerals (felspatoit, spinel, MgOlivin, kalsit, korundum, pyrope, perovskite),
batuanya disebut undersaturated rock
* Saturated Minerals (felspar, fayalit, amfibol,
mika, piroksin, tourmalin, spesartit, almandin,
sfene, zircon, apatit , topaz, magnetit, ilmenit),
batuanya disebut saturated rock .

Bila batuan tidak mengandung silika bebas dan


mineral unsaturated disebut oversaturated
rock (mengandung hiperstin).

Klasifikasi Secara Normatif


CIPW
Analisa kimiawi dari berbagai batuan
menunjukkan bahwa batuan beku
mengandung unsur (oksida) utama SiO2,
Al2O3, TiO2, MgO, FeO, MnO, CaO, Na2O,
K2O, P2O5
Kenyataan di lapangan menunjukkan
bahwa sebagian besar batuan beku
bertekstur afanitik atau banyak
mengandung gelas, dengan demikian
menyulitkan penamaan batuan-batuan
tersebut secara mineralogi

Klasifikasi Secara Normatif CIPW


Klasifikasi normatif CIPW ini didasarkan atas
perhitungan dari analisa kimia unsur utama
tersebut dengan asumsi apabila magma
membeku sempurna menjadi mineral semua,
seperti halnya pada batuan beku plutonik yang
bertekstur fanerik
Mineral hasil perhitungan oleh Cross-IddingsPirson-Washington diberi nama mineral
normatif, yaitu: ol, hy, an, ab, Q, or, ap, dsb.
Dengan mineral normatif sebagai acuan, maka
klasifikasi secara mineralogi dapat digunakan.

Basalt

Basalt

B Andesit

Andesit

Dasit

Riolit

SiO2

47.30

48.25

53.20

55.90

57.50

77.80

TiO2

0.56

1.28

0.62

0.98

0.24

0.63

Al2O3

18.40

14.64

14.50

16.50

12.10

14.00

Fe2O3*

10.24

11.02

9.27

7.08

5.38

0.97

MnO

0.22

0.19

0.16

0.08

0.12

0.01

MgO

7.04

8.00

7.80

4.80

5.35

0.42

CaO

11.90

8.03

8.10

1.17

9.45

0.22

Na2O

2.68

3.08

2.51

1.47

2.72

0.07

K2O

0.37

1.68

1.40

7.55

0.07

3.54

P2O5

0.10

0.28

0.56

0.64

0.03

0.12

LOI

1.31

2.87

2.07

4.00

7.16

2.73

100.12

99.32

99.89

100.17

100.12

100.51

TOTAL

4.26

8.49

17.03

62.83

Or

2.19

10.32

8.27

46.80

0.45

22.49

Ab

21.71

28.77

21.24

13.85

26.48

0.68

An

37.09

22.01

24.16

1.70

22.34

0.33

Ne

0.52

C
Di

6.09
17.37

Hy

14.02

10.00

4.50

23.93

11.67
22.63

17.52

8.61

1.25

Ol

14.83

14.89

0.00

Mt

2.99

3.02

3.07

2.72

2.03

Il

1.06

1.85

1.18

1.43

0.36

0.02

Ap

0.23

0.61

1.30

1.40

0.07

0.27

Ru

0.46

Klasifikasi berdasar K2O-SiO2

Klasifikasi berdasar total alkalis vs. silica

Le Bas et al. (1986) J. Petrol., 27, 745-750.

KLASIFIKASI BERDASAR KOMPOSISI


MINERALOGI

Klasifikasi IUGS

(International Union of Geological Sciences)

Albert Streckeisen (1967) mempublikasikan


klasifikasi batuan beku yang diterima oleh
IUGS
Klasifikasi ini mendasarkan prosentase
mineral-mineral kwarsa, plagioklas (sampai
An5), alkali felspar, mineral feromagnesian
dan felspatoid

Batuan
yang
mengandung
kwarsa
umumnya kaya akan silika (granit); apabila
plagioklas dominan mereka kaya akan Ca
(diorit, gabro), mereka yang kaya mineral
mafik tentu kaya akan Mg & Fe (peridotit)

Klasifikasi ini memisahkan batuan faneritik


atau plutonik dan afanitik atau volkanik
Pada dasarnya klasifikasi ini diberi nama
berdasar prosentase mineralogi.

Segitiga atas diwakili oleh kwarsa (Q),


alkali felspar (A) dan Plagioklas (P).
Sedang segitiga yang bawah diwakili
oleh felspatoid (F) yaitu untuk batuanbatuan yang miskin silika

Klasifikasi ini berlaku pada batuan


beku dengan kandungan mafik mineral
kurang dari 90 %, karena kalau lebih
dari itu termasuk batuan ultramafik

(a) The rock must contain a

total of
at least 10% of the minerals below.

Q
Quartzolite

90

90

Renormalize to 100%

Classification
of Phaneritic
Igneous Rocks
Plutonic rocks

Quartz-rich
Granitoid
60

60

Granodiorite

Granite

Alkali Fs.
Quartz Syenite

Alkali Fs.
Syenite

20

20

Quartz
Monzonite

Quartz
Syenite

Syenite

10

(Foid)-bearing
Syenite

35

Monzonite
(Foid)-bearing
Monzonite

Quartz
Monzodiorite
65

Monzodiorite
(Foid)-bearing
Monzodiorite

10

(Foid)-bearing
Alkali Fs. Syenite
(Foid)
Monzosyenite

(Foid)
Monzodiorite

60

60

(Foid)olites

Phaneritic rocks with more than 10% (quartz +


feldspar + feldspathoids). After IUGS.
F

Qtz. Diorite/
Qtz. Gabbro
5 Diorite/Gabbro/

90

Anorthosite

P
10 (Foid)-bearing
Diorite/Gabbro

35

10

(Foid)-bearing
Syenite

90

65

(Foid)-bearing
Monzonite

(Foid)-bearing
Monzodiorite

P
10

10

(Foid)-bearing
Alkali Fs. Syenite
(Foid)
Monzosyenite

(Foid)
Monzodiorite

60

60

(Foid)olites

(Foid)-bearing
Diorite/Gabbro

CARA PLOTTING.

Classification of Gabbroic rocks (After IUGS)

Plagioclase
Anorthosite
90

Olivine
gabbro

Plagioclase-bearing ultramafic rocks

Pyroxene

Olivine

Classification of Aphanitic
Igneous Rocks
60

Volcanic rocks

60

Rhyolite

Dacite

20

20

Trachyte

Latite
35

A
10

(foid)-bearing
Trachyte

Andesite/Basalt
65

(foid)-bearing
Latite

Phonolite

(foid)-bearing
Andesite/Basalt

10

Tephrite

60

60

(Foid)ites

35

A
10

(foid)-bearing
Trachyte

65

(foid)-bearing
Latite

Phonolite

(foid)-bearing
Andesite/Basalt

10

Tephrite

60

60

(Foid)ites

Classification of Pyroclastic rocks

. After Fisher (1966) Earth Sci. Rev., 1, 287-298.

Hypocrystalline texture: plagioclase,


biotite and magnetite are set in glass

Rhyolite: phenocrysts of quartz and


sanidine in a fine-grained to glassy
groundmass

Intersertal texture : patches between


plagioclase are occupied by glass

Anda mungkin juga menyukai