Anda di halaman 1dari 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan tidak
ketinggalan pula perkembangan dibidang kefarmasian, maka dari itu kita sebagai
ahli madya farmasi dituntut mempunyai kemampuan yang memadai dan harus siap
menghadapi dunia luar yang semakin maju dan kompeten, sehingga harus dapat
memahami dan menerapkan semua ilmu yang diperoleh untuk dimanfaatkan &
digunakan serta dikembangkan dalam kehidupan sehari-hari, yang nantinya dapat
digunakan dalam menghadapi dunia kerja.
Untuk itu dengan adanya pelajaran dan praktikum farmakologi ini, diharapkan
mahasiswa dapat menjadi ahli madya farmasi yang memiliki kemampuan yang dapat
bermanfaat untuk dunia kefarmasian. Dalam praktikum ini, mahasiswa mengadakan
percobaan tentang efek anestesi terhadap Fenobarbital, Kloralhidrat, Diazepam
pada hewan uji, tetapi kelompok kami hanya melaporkan efek anastesi terhadap
Kloralhidrat dan Kloralhidrat + Diazepam. Hewan uji yang digunakan adalah mencit
Jantan DDY yang bobot rata-ratanya 20 gram. Hewan uji diberikan perlakuan
berbeda yaitu dengan memberikan obat yang berlainan pada masing-masing mencit
secara per-oral. Tujuannya adalah untuk membandingkan perlakuan mana yang
memberikan efek anestesi paling cepat.
Anestesi adalah keadaan depresi umum beberapa Sistem Saraf Pusat (SSP)
reversible di mana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga mirip
seperti pingsan. Obat yang dapat menimbulkan anestesi disebut anestetik. Tujuan
pemberian anestetik dengan maksud mencapai keadaan pingsan, merintangi
rangsangan nyeri (analgesia), memblokir reaksi reflex terhadap manipulasi
pembedahan, serta menimbulkan pelemasan otot.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah perbandingan dari waktu mulai tidur (onset) & lama tidur (durasi)
dari pemberian Kloralhidrat dan kombinasi antara Kloralhidrat ditambah
Diazepam di setiap kelompok?
2. Apakah Kloralhidrat dan kombinasi Klorahidrat dengan Diazepam dapat
memberikan efek hipnotik?

1.3 Tujuan Praktikum

Tujuan Umum :
Mempraktikkan dan mengamati pengaruh efek anestetik Kloralhidrat dan

kombinasi Klorahidrat dengan Diazepam terhadap hewan percobaan mencit.


Tujuan Khusus :
Membandingkan onset dan durasi tidur Kloralhidrat dan kombinasi

Kloralhidrat dengan Diazepam.


Dapat memberikan obat secara oral kepada hewan coba

1.4 Manfaat Praktikum


Memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh cara pemberian kloralhidrat
dan kombinasi kloralhidrat dengan diazepam terhadap efek anestesi dengan hewan
percobaan mencit betina putih. Disamping itu penulisan ini diharapkan akan dapat
memberikan manfaat bagi :
Bagi Penulis
a. Dapat mengetahui obat-obat yang efektif dalam penggunaan anestetik
b. Mampu memberikan obat secara oral pada hewan coba mencit dengan
menggunakan jarum suntik yang ujungnya tumpul (sonde) untuk oral.

Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan tentang cara yang efektif dalam penggunaan anestesi.

Bagi Akademik
Memberikan masukan masukan untuk kefektifan dalam pemberian anestesi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Anestetik
2

Anestetik adalah hilangnya sensasi nyeri (rasa sakit) yang disertai maupun
tidak disertai hilangnya kesadaran. Diperkenalkan oleh Oliver W. Holmes pada tahun
1846. Pada umumnya anestetik terdiri dari anestetik local dan umum.
Anestetik umum dapat memberikan efek analgesia yaitu hilangnya sensasi
nyeri, atau efek anastesia

yaitu analgesia yang disertai hilangnya kesadaran.

Sedangkan anestetik lokal hanya dapat menimbulkan efek analgesia. Anastetik


umum bekerja di susunan saraf pusat sedangkan anastetik lokal bekerja langsung
pada serabut saraf di perifer. Anestetik umum bekerja di susunan saraf pusat. Efek
yang ditimbulkan tergantung dari dosis mulai dari sedasi (tenang-mengantuk),
hipnotis (menidurkan), anestesi (hilang kesadaran), koma, dan mati.
Anestetik yang pertama dikenal adalah gas N 2O yang disintesis pada tahun
1776. Bebrapa tahun kemudian ditemukan dietil eter yang juga berbentuk gas, tetapi
baru pada pertengahan abang ke-19 keuda zat ini digunakan pada manusia.
Kloroform adalah anastetik berikutnya, yang diperkenalkan oleh Sir James Simpson,
tetapi zat ini ternyata hepatotoksik, dapat menimbulkan aritmia jantung dan depresi
napas, sehingga sebaiknya tidak dipakai lagi.
Pada penggunaan anestesi terdapat beberapa tahap yang perlu diperhatikan,
yaitu :

Tahap analgesia pada tahap ini rasa nyeri hilang dan terasa nyaman.
Tahap eksitasi pada tahap ini akan menyebabkan kesadaran hilang dan
menimbulkan kegelisahan, batuk, muntah, ketawa, nafas tidak teratur,kejang

bahkan dapat menimbulkan kematian.


Tahap anestesia pada tahap ini pernafasan teratur, cepat seperti dalam keadaan

tidur, pada REM pernafasan dada dan perut kemudian menjadi pernafasan perut.
Tahap kelumpuhan sumsum tulang pada tahap ini perut melemah, kolaps
pembuluh darah dan dapat menghentikan detak jantung yang kemudian
menyebabkan kematian.

Kloralhidrat (C2H3Cl3O2)
Kloralidrat

: mengandung tidak kurang dari 99,55 dan tidak lebih dari 102,5%
C2H3Cl3O2

Pemerian

: Hablur transparan, tidak meleleh basah, tidak berwarna, bau


tajam dan khas, rasa kaostik dan agak pahit, melebur pada suhu
lebih kurang 55 dan perlahan - lahan menguap.

Farmakokinetik : Absorpsinya cepat adan hampir lengkap. Waktu paruh: 8 jam.


Metabolisme: cepat (dalam beberapa menit ) terutama di hati,
pertama-tama diuraikan menjadi triklorasetaldehid, kemudian
dengan reduksi trikloratenol; asam trikorasetat terbentuk karena
oksidasi tidak mempunyaiefek.
Efek samping

: Potensiasi penghambatan neurotransmisi oleh GABA di sinaps


semua saraf otak, dan blokade dari pelepasan muatan istrik.

Indikasi

: Hipnotik sedativ, sebagai praanestesi medikasi, untuk mengobati


gejala putus obat dengan morfin, alkohol, dan barbiturat

Diazepam (C16H13ClN2O)
Diazepam

: mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari


101,0% C16H13ClN2O dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan .

Pemerian

: serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak berbau atau hampir
tidak berbau, rasa, mula-mula tidak mempunyai rasa, kemudian
pahit.

Farmakokinetik

: t : Diazepam 20-40 jam, DMDZ 40-100 jam. Tergantung pada


variasi subyek. t meningkat pada mereka yang lanjut usia dan
bayi neonatus serta penderita gangguan liver. Perbedaan jenis
kelamin juga harus dipertimbangkan.
Volume Distribusi :Diazepam dan DMDZ 0,3-0,5 mL/menit/Kg.
Juga meningkat pada mereka yang lanjut usia.

Efek samping

: mengantuk, amnesia, ketergantungan, gangguan penglihatan,


hipotensi, agranulositosis, reaksi alergi

Indikasi

: nyeri ringan sampai sedang, nyeri kolik, nyeri pasca bedah

Prosedur pemberian
Oral (pada pemberian kloralhidrat).

Mencit diangkat dengan memegangnya pada ujung ekornya dengan tangan

Meletakkan mencit pada alas kawat, biarkan mencit memegang kawat dengan
kaki depannya

Dengan tangan kiri, kulit tengkuknya dijepit diantara jari telunjuk dan ibu jari

Pindahkan ekornya dari tangan kanan ke tangan kiri diantara jari manis dan jari
kelingking

Melakukan pemberian oral (kloralhidrat) diawali memasukkan ujung sonde ke


dalam mulut

Kemudian secara perlahan dimasukkan melalui dinding mulut atas sampai ke


esophagus

Dorong piston sonde hingga cairan obat masuk seluruhnya.

Oral (pada pemberian kombinasi kloralhidrat dengan diazepam).

Mencit diangkat dengan memegangnya pada ujung ekornya dengan tangan

Meletakkan mencit pada alas kawat, biarkan mencit memegang kawat dengan
kaki depannya

Dengan tangan kiri, kulit tengkuknya dijepit diantara jari telunjuk dan ibu jari

Pindahkan ekornya dari tangan kanan ke tangan kiri diantara jari manis dan jari
kelingking

Melakukan pemberian oral (kloralhidrat+diazepam) diawali memasukkan ujung


sonde ke dalam mulut

Kemudian secara perlahan dimasukkan melalui dinding mulut atas sampai ke


esophagus

Dorong piston sonde hingga cairan obat masuk seluruhnya.

Hewan Coba
Pada percobaan ini digunakan mencit putih DDY. Mencit digunakan sebagai
hewan coba antara lain karena mencit memiliki respons fisiologis yang hampir sama
dengan manusia, selain itu mencit memiliki karakteristik yang mudah ditangani.
Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Clasis

: Mammalia

Ordo

: Rodentia

Familia

: Muridae

Sub familia : Murinae


Genus

: Mus

Spesies

: Mus musculus

Hewan coba memiliki sifat seperti berikut: mudah ditangani, bersifat penakut,
fotofobik, cenderung berkumpul sesamanya, kecenderungan untuk bersembunyi,
lebih aktif pada malam hari, dan kehadiran manusia akan menghambat mencit.
Cara memperlakukan mencit adalah mencit diangkat dengan memegang
ujung ekornya dengan tangan kanan, lalu biarkan mencit menjangkau kawat
kandang dengan kaki depannya. Dengan tangan kiri, kulit tengkuknya dijepit
diantara telunjuk dan ibu jari lalu pindahkan ekornya dari tangan kanan ke antara jari
manis dan jari kelingking tangan kiri, sehingga mencit cukup erat dipegang.
Pemberian obat kini dapat dimulai.
Adapun cara pemberian per-oral, bentuk sediaannya harus dalam bentuk
suspensi, larutan, atau emulsi. Cara pemberian ini membutuhkan pertolongan jarum
suntik yang ujungnya tumpul (bentuk bola). Ujung ini dimasukkan ke dalam mulut,
kemudian perlahan-lahan dimasukkan melalui tepi langit-langit ke belakang sampai
esofagus.
Karakteristik

Mencit (Mus musculus)


6

1. Pubertas

35 hari

2. Masa beranak

Sepanjang tahun

3. Hamil

19-20 hari

4. Jumlah sekali lahir

4-12 (biasanya 6-8)

5. Lama hidup

2-3 tahun

6. Masa laktasi

21 hari

7. Frek. kelahiran/tahun

8. Suhu tubuh

37,9-39,2oC

9. Kecepatan respirasi

136-216/menit

10. Tekanan darah

147/106 S/D

11. Volume darah

7,5% BB

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Rancangan
1. Akan dilakukan uji efek anestesi Kloralhidrat dan kombinasi antara kloralhidrat
2.
3.
4.
5.
6.
7.

dengan Diazepam
Cara pemberian oral
Dosis Kloralhidrat untuk manusia yaitu 2.500 mg
Dosis Diazepam untuk manusia yaitu 100 mg
Dosis Kloralhidrat untuk mencit yaitu 6,5 mg/20 g
Dosis Diazepam untuk mencit yaitu 0,26 mg/20 g
Setiap kelompok praktikum memberi perlakuan yang sama, dosis Kloralhidrat
dan kombinasi antara Kloralhidrat dengan Diazepam disesuaikan dengan berat

mencit
8. Evaluasi data dihitung dengan membandingkan onset dan kalau mungkin durasi

3.2 Tempat dan Waktu


1. Tempat pengambilan data percobaan dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta II
2. Tempat pengambilan data percobaan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 27
September 2012 pukul 11.00-14.00 WIB
3.3 Prosedur Kerja
1.
2.
3.
4.
5.

Semua mencit dipuasakan mulai jam 17.00 (16 jam)


Dengan menggunakan kandang bulat, ambil mencit untuk tiap meja
Beri nomor mencit, kemudian timbanglah
Semua volume direncanakan 0.3 ml/20 g BB mencit
Hitung, ukur dosis dan berikan per oral masing-masing Klorahidrat dan

kombinasi antara Kloralhidrat dengan Diazepam


6. Tempatkan masing-masing mencit dalam wadah pengamatan
7. Amati hal-hal yang dapat teramati
8. Isilah tabel yang tersedia dengan data yang didapat, gabung dengan kelompok
lain
9. Hitung rata-rata onset dan durasi tidur
3.4 Alat dan Bahan
a.Alat
8

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

timbangan mencit
spuit injeksi dan jarum (1ml), kapas
beaker glass, vial, gelas ukur
spidol
stop watch
wadah tempat pengamatan uji anestika.
Tissue

b. Bahan
1. Kloralhidrat : 189 mg/9 ml
2. Diazepam : 10 mg/11.5 ml
3. Mencit putih DDY dengan bobot rata-rata 20 gram.
3.5 Perhitungan
Sediaan

:1. Kloralhidrat 2500 mg

: 189 mg/9 ml

Perhitungan sediaan yang akan diambil dilakukan menggunakan langkahlangkah sebagai berikut:

Mencit kelompok 1
Mencit kelompok 2
Mencit kelompok 3

= 27,20 g
= 25,50 g
= 20,82 g

Kloralhidrat 2,5
Mencit kelompok 1
Dosis mencit

= 2500 mg x 0,0026 = 6,5 mg / 20g BB


=

27,20
x 6,50=8,84 mg
20

Dosis yang dibutuhkan

8,84

Volume yang disuntikan

8,84
x 9=0,42ml
189

mg

Mencit Kelompok 2
Dosis mencit

= 2500 mg x 0,0026 = 6,5 mg / 20gBB

Dosis yang di butuhkan

Volume yang disuntikan =

= 6,5 mg x

25,5 g
20 g

= 8,2875 mg

8,2875mg
189 mg x 9 ml = 0,39 ml

Mencit Kelompok 3
Dosis mencit

= 2500 mg x 0,0026 = 6,5 mg / 20gBB

Dosis yang dibutuhkan

Volume yang disuntikan =

Sediaan

= 6,5 mg x

6,76 mg
189 mg

20,82 g
20

= 6,76 mg

x 9 ml = 0,32 ml

: 2. Kloralhidrat 2,5 g + Diazepam 0,1 g : 189 mg/9 ml + 10mg/11,5 ml

Perhitungan sediaan yang akan diambil dilakukan menggunakan langkahlangkah sebagai berikut:
10

Mencit kelompok 1
Mencit kelompok 2
Mencit kelompok 3

= 26,20 g
= 22,50 g
= 28,15 g

11

Kloralhidrat 2,5 + Diazepam 0,1


Kloralhidrat
Mencit kelompok 1
Dosis mencit

= 2500 mg x 0,0026 = 6,5 mg / 20g BB


=

26,20
x 6,50=8,51 mg
20

Dosis yang dibutuhkan

8,51

Volume yang disuntikan

8,51
x 9=0,40 ml
189

mg

Mencit Kelompok 2
Dosis mencit

= 2500 mg x 0,0026 = 6,5 mg / 20gBB


= 6,5 mg x

Dosis yang dibutuhkan

Volume yang disuntikan =

22,5 g
20 g

= 7,3125 mg

= 7,3125 mg

7,3125 mg
189 mg x 9 ml = 0,348 ml ~ 0,35 ml

Mencit Kelompok 3
Dosis mencit

= 2500 mg x 0,0026 = 6,5 mg / 20gBB


= 6,5 mg x

Dosis yang dibutuhkan

Volume yang disuntikan =

28,15 g
20

= 9,14 mg

= 9,14 mg
9,14 mg
189 mg

x 9 ml = 0,43 ml

12

Diazepam
Mencit kelompok 1
Dosis mencit

= 2500 mg x 0,0026 = 6,5 mg / 20g BB


=

26,20
x 0,26=0,34 mg
20

Dosis yang dibutuhkan

0,34

Volume yang disuntikan

0,34
x 11,5=0,39 ml
10

mg

Mencit kelompok 2
Dosis mencit

= 2500 mg x 0,0026 = 6,5 mg / 20g BB


=

22,50
x 0,26=0,2925 mg
20

Dosis yang dibutuhkan

0,2925

Volume yang disuntikan

0,2925
x 11,5=0,336 ml
10

mg

~ 0,34 ml

Mencit kelompok 3
Dosis mencit

= 2500 mg x 0,0026 = 6,5 mg / 20g BB


=

28,15
x 0,26=0,36 mg
20

Dosis yang dibutuhkan

0,36

Volume yang disuntikan

0,36
x 11,5=0,42 ml
10

mg

13

3.6 Definisi Operasional

Mulai tidur: Selesai disuntik, mencit ditelentangkan di tengah bejana, di atas

kapas, dipanasi lampu, tidak mampu tengkurap


Bangun: Mencit tengkurap sendiri dan bergerak meninggalkan pusat bejana
Onset: Waktu jarum suntik dicabut waktu mulai tidur (menit)
Durasi: Waktu mulai tidur waktu bangun (menit)

14

3.7 Cara Analisis


Cara analisis yang digunakan adalah dengan mengamati dan menganalisa
perbandingan onset dan durasi dari dari masing-masing mencit yang telah diberikan
obat secara per-oral antara lain kloralhidrat dan kombinasi antara kloralhidrat dengan
diazepam.

15

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Hasil Penelitian Kelompok 3
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data dalam :
No.
menci

Perlakuan

Waktu

Onset

Berat

Obat

(g)

(ml)

Oral

Tidur

()

Aver

bangun

()

aver

21,7

32,33

12.30

19
>5

11
198,

jam

67

I+

F0,6

24,82

0,3

12.06

K2,5

20,82

0,32

12.06

12.11

05

+I

F0,6+D0,1

27,16

12.07

12.44

37

+II

K2,5+D0,1

28,15

12.08

12.14

06

0,4
0,41
0,4
0,42

Durasi

Waktu

> 17.30
10

16.40

266

Keterangan
Tidak tidur

173,
67

Hasil penelitian Kloralhidrat


Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data dalam :
No.
menci

Perlakuan

t
II

Waktu

Onset

Berat

Obat

(gr)

(ml)

Oral

Tidur

()

27,2

0,42

12.02

12.13

11

-- I

25,5

0,39

11.56

12.04

81

20,82

0,32

12.06

12.11

05

Hasil penelitian Kloralhidrat + Diazepam


16

Aver

32,33

Durasi

Waktu
bangun

()

12.27

14

14.54

170

12.30

19

Aver

11

Keterangan

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh data dalam :


No.
menci

Perlakuan

(gr)

(ml)

Oral

Tidur

()

0,79

12.04

12.10

06

11.59

12.16

18

K+D

26,2

-- III

K+D

22,5

K+D

Onset

Obat

I-

+ II

Waktu

Berat

28,15

0,35
0,34
0,4
0,42

12.08

12.14

06

Waktu

Aver

10

Durasi

bangun

()

14.45

155

14.16

120

aver

173,6
7

16.40

266

DIAGRAM 1
Perbandingan Onset pada Kloralhidrat

90
80
70
60
50

Kloral 1

40

Kloral 2

30

Kloral 3

20
10
0
Kloral 1

Kloral 2

17

Kloral 3

Keterangan

DIAGRAM 2
Perbandingan Onset pada Kloralhidrat + Diazepam

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

K2.5 + D0.1 (1)


K2.5 + D0.1 (2)
K2.5 + D0.1 (3)

K2.5 + D0.1 (1)

K2.5 + D0.1 (2)

K2.5 + D0.1 (3)

DIAGRAM 3
Perbandingan Durasi pada Kloralhidrat

180
160
140
120
100

Kloral 1

80

Kloral 2
Kloral 3

60
40
20
0
Kloral 1

Kloral 2

18

Kloral 3

Diagram 4
Perbandingan Durasi pada Kloralhidrat + Diazepam

300
250
200
150
100
50
0

K2.5 + D0.1 (1)


K2.5 + D0.1 (2)
K2.5 + D0.1 (3)

4.2 Pembahasan
Praktek kali ini membandingkan onset dan durasi dari mencit yang diberikan
perlakuan kloralhidrat dan kombinasi kloralhidrat dengan diazepam yang dilakukan
pada 1 ekor mencit secara oral.
Pada tabel di atas, perlakuan Kloralhidrat dan kombinasi kloralhidat dengan
diazepam pada hewan uji coba terlihat cukup efektif untuk membuat mencit tertidur
terbukti dari percobaan 3 ekor mencit, tiga diantaranya tertidur. Sehingga dalam
kasus ini diperoleh onset rata-rata 32,33 menit pada Kloralhidrat dan 10 menit pada
kombinasi Kloralhidrat dengan Diazepam. Sedangkan durasi rata-rata 11 menit pada
Kloralhidrat dan 173,67 menit pada kombinasi Kloralhidrat dengan Diazepam.
Tetapi dari kedua perlakuan ini, yang paling efektif adalah pada kloralhidrat
dikombinasi dengan diazepam dengan onset 10 menit dan durasi 173,67 menit.

19

Bab V
Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan sebagai
berikut
1. Pengaruh efek anestesi pada pemberian kloralhidrat memberikan efek
anestesi yang baik pada mencit dimana ketiga mencit dapat tertidur, dengan
rata-rata waktu Onset = 32,33 menit dan rata-rata waktu Durasi = 11
menit
2. Pengaruh efek anestesi pada pemberian kombinasi kloralhidrat dengan
diazepam memberikan efek anestesi yang baik pada mencit dimana ketiga
mencit dapat tertidur, dengan rata-rata waktu Onset = 10 menit dan ratarata waktu Durasi = 173,67 menit
3. Cara pemberian anestesi pun berpengaruh terhadap kecepatan efek yang
ditimbulkannya.
5.2 Saran
1. Untuk mendapatkan efek anestesi paling efektif sebaiknya mencit diberikan
kloralhidrat yang dikombinasi dengan diazepam, karena durasi yang diperoleh
dari kombinasi kloralhidrat dengan diazepam memiliki durasi yang lebih lama
dibandingkan dengan mencit yang hanya diberikan kloralhidrat.
2. Ketika mengambil sediaan menggunakan sonde, sebaiknya harus lebih teliti,
jangan sampai dosis kurang atau lebih dan pastikan sudah tidak ada
gelembung dalam sonde.
3. Sebelum mengambil Diazepam, sebaiknya diaduk terlebih dahulu, karena
sediaan Diazepam berupa suspensi.

20

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim, Farmakope Indonesia edisi III. 1979. Jakarta : Departemen Kesehatan


Republik Indonesia.
2. Anonim, Famakope Indonesia edisi IV. 1995. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indoesia.
3. Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. Obat Obat Penting edisi VI. 2006. Jakarta :
PT Elex Media Komputindo.
4. Handoko, T, Suharto, B. Farmakologi dan Terapi edisi IV. 1995. Jakarta : Bag
Farmakologi FKUI Jakarta.
5. Pengantar Praktikum Farmakologi
6. Farmakologi dan Toksikologi

21

22

Anda mungkin juga menyukai