Menurut Gardner dalam bukunya Frame of Mind: The Theory of Multiple Intelligences yang
dikutip oleh Prawiradilaga dan Siregar (2007: 59) kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur:
kecerdasan logis matematis, kecerdasan bahasa/linguistik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetis jasmani, kecerdasan musical, kecerdasan
naturalis.
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini merupakan definisi dari masing-masing kecerdasan tersebut :
Menurut Gardner ada dua fakta penting mengenai kecerdasan logis matematis. Pertama, dalam
diri orang berbakat, proses dari penyelesaian masalah sering berlangsung amat cepat-ilmuwan yang
sukses memikirkan banyak variabel sekaligus dan membuat sejumlah hipotesis yang masing-masing
dievaluasi dan kemudian diterima atau ditolak secara bergantian. Kedua, penyelesaian dari suatu
masalah dapat disusun sebelum penyelesaian itu diutarakan. Sebenarnya, proses penyelesaian
mungkin sama sekali tidak tampak, bahkan bagi orang yang menyelesaikan masalah (Gardner,
2013:43-44).
Menurut Amstrong dalam Salim Haddar kecerdasan logis matematis dapat diwujudkan dalam
bentuk menghitung, membuat kategorisasi atau penggolongan, membuat pemikiran ilmiah dengan
proses ilmiah, membuat analogi dan sebagainya (Haddar, 2010: 60).
Iskandar (2012:54) kecerdasan logis matematis adalah kecerdasan yang memuat kemampuan
seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, kemampuan berpikir menurut aturan logika,
memahami dan menganalisa pola angka-angka serta memecahkan masalah dengan menggunakan
kemampuan berpikir. Kecerdasan logis matematis menurut Salma dan Eveline adalah kecerdasan
yang memuat kemampuan seseorang dalam menggunakan angka dengan baik dan melakukan
penalaran yang benar. Kecerdasan ini juga meliputi pola dan hubungan logis, berpikir logis,
pernyataan dan dalil-dalil, fungsi logika dan kemampuan abstraksi-abstraksi lainnya (Prawiradilaga
dan Siregar, 2007:62-63).
Menurut Saifullah (2004: 30) bahwa kecerdasan logis matematis adalah kemampuan
menggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yang benar. Berdasarkan Campbell (2006:
40) bahwa kecerdasan logis matematis melibatkan banyak komponen yaitu perhitungan secara
matematis, berpikir logis, pemecahan masalah, pertimbangan deduktif dan induktif, dan ketajaman
pola-pola dan hubungan-hubungan.
Jenis-jenis proses yang digunakan dalam pelayanan kecerdasan logis matematis mencakup
kategorisasi, klasifikasi, kesimpulan, generalisasi, penghitungan dan pengujian hipotesis (Amstrong,
2013:6).
Gaya belajar anak dengan kecenderungan kecerdasan logis matematis adalah belajar dengan
angka-angka, belajar dengan menggunakan komputer, belajar dengan membuat hipotesis atau pikiran
terlebih dahulu, belajar melalui kasus dan berusaha mencari jalan keluar (Chatib, 2013:173).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan logis matematis adalah kecerdasan
dimana seseorang dituntut untuk mengoperasi suatu bilangan dengan cepat dan tepat, menghitung
angka-angka yang sangat rumit, dapat menganalisis sebab-akibat terjadinya sesuatu dan mampu
merumuskan masalah yang ada sehingga seseorang yang berkecerdasan logis matematis akan dapat
berpikir sesuai dengan hal-hal yang bersifat rasional.
No. Usia
1. 0-1 tahun
2.
3.
4.
5.
Mengenal benda
Mengenal warna
Mengenal bentuk
1-2 tahun
2-3 tahun
3-4 tahun
4-5 tahun
6.
5-6 tahun
2.1.1Ciri-ciri
Anak dengan
Potensi
Kecerdasan
Logika
Matematika
2.
4.
5.
6.
logikanya.
7.
8.
9.
Cenderung kritis dan tidak mudah menerima sesuatu sebelum bisa diterima dengan akal
pikirannya.
2.1.2 Stimulasi Untuk Mengembangkan Kecerdasan Logis Matematika
Stimulasi untuk mengembangkan kecerdasan logis matematika diantaranya yaitu:
1
Ketika kita mengenalkan angka pada anak jangan hanya sebagai simbol, misalnya kita
mempunyai dua jeruk, sediakan dua buah jeruk. Sehingga anak paham tentang konsep angka
dan bilangan. Lagu juga bisa menjadi media untuk memperkenalkan berbagai tema tentang
angka. Seperti lagu balonku ada lima. Atau kita bisa berkreasi menciptakan lagu sederhana
sendiri sambil memperagakan jari kita sebagai alat untuk menghitung, sehingga secara
perlahan anak mudah menangkap konsep abstrak dalam bilangan.
Setelah anak mengenal bilangan 1 sampai 10, maka bisa dikenalkan bilangan nol.
Memberikan pemahaman konsep bilangan nol pada anak usia dini tidaklah mudah.
Permainan ini dapat dilakukan dengan menghitung magnet yang ditempelkan di kulkas.
Cobalah mengambil satu persatu dan mintalah anak menghitung yang tersisa. Lakukan
berulangkali sehingga magnet di kulkas tidak ada lagi yang melekat. Saat itu dapat
diunjukkan bahwa yang dilihat pada kulkas adalah 0 (nol) magnet.
Saat berada di dapur, kita bisa mengenalkan konsep klasifikasi dan pengelompokan yang
berkaitan dengan konsep logika matematika, misalnya dengan cara anak diminta
mengelompokkan sayuran berdasarkan warna. Mengasah kemampuan berhitung dalam
pengoperasian bilangan sederhana, misalnya ketika tiga buah apel dimakan satu buah maka
sisanya berapa. Bisa juga membuat bentuk-bentuk geometri melalui potongan sayuran.
Sesekali lakukan juga kegiatan membuat kue bersama, selain dapat menambah keakraban dan
kehangatan keluarga, anak-anak juga dapat belajar matematika melalui kegiatan menimbang,
menakar, menghitung waktu. Memasak sambil melihat resep juga melatih keterampilan
membaca dan belajar kosakata. Jangan risaukan keadaan dapur yang akan menjadi kotor dan
berantakan dengan tepung dan barang-barang yang bertebaran, karena seperti slogan sebuah
iklan bahwa berani kotor itu baik. Anak senang dan tanpa sadar mereka telah belajar banyak
hal. Saat dimeja makan pun kita mengajarkan pembagian dengan bertanya pada anak,
misalnya supaya kita sekelurga kebagian semua, puding ini kita potong jadi berapa ya? Lalu
bila puding sudah dipotong-potong, angkat satu bagian dan tanyakan seberapa bagiankah itu?
Hal ini terkait dengan konsep pecahan.
Kita dapat juga memberikan konsep matematika seperti pemahaman kuantitas, seperti berapa
jumlah ikan hias di akuarium. Ketika bersantai di depan rumah, anak diajak menghitung
berapa banyak motor yang lewat dalam 10 menit. Kenalkan juga konsep perbandingan seperti
lebih besar, lebih kecil dan sebagainya, misalnya dengan menanyakan pada anak roti bolu
dengan roti donat mana yang ukurannya lebih besar. Saat kita mengenalkan dan menanyakan
pada anak bahwa mobil bergerak lebih cepat daripada motor, pohon kelapa lebih tinggi dari
pohon jambu, atau tas kakak lebih berat daripada tas adik, sebenarnya hal ini sudah termasuk
mengajarkan anak pada konsep kecepatan, panjang dan berat, sehingga fungsi kecerdasan
matematikanya menjadi aktif.
Untuk kegiatan di luar rumah, ketika kita mengajak anak berbelanja, libatkan ia dalam
transaksi sehingga semakin melatih keterampilan pengoperasian seperti penjumlahan dan
pengurangan. Bisa juga dengan permainan toko-tokoan atau pasar-pasaran dengan temantemannya. Kita juga dapat memberikan anak mainan-mainan yang edukatif seperti balokbalok, tiruan bentuk-bentuk geometri dengan dihubungkan dengan benda-benda disekitar
mereka Ada bentuk-bentuk geometri seperti segitiga, segiempat, lingkaran, persegi panjang
dan lain-lain. Pengenalan bentuk geometri yang baik, akan membuat anak lebih memahami
lingkungannya dengan baik. Saat melihat roda mobil misalnya anak akan tahu kalau
bentuknya lingkaran, meja bentuknya segiempat, atap rumah segitiga dan sebagainya. Kita
juga bisa memberikan game-game dalam komputer yang edukatif yang mampu merangsang
kecerdasan anak.
Permainan-permaianan tradisional pun dapat merangsang dan meningkatkan kecerdasan
matematis logis anak seperti permainan congklak sebagai sarana belajar berhitung dan
bermanfaat melatih kemampuan manipulasi motorik halus terutama melatih kekuatan jari
tangan yang di kemudian hari bermanfaat untuk persiapan menulis. Selama bermain anak
dituntut untuk fokus mengikuti alur permainanyang pada gilirannya akan melatih konsentrasi
dan ketekunan anak yang dibutuhkan saat anak mengikuti pelajaran disekolah.
2.1.3 Ciri-ciri Siswa Dengan Kecerdasan Logika-Matematika.
Ciri-ciri siswa dengan kecerdasan Logika-Matematika di antaranya :
1
Biasanya mempunyai kemampuanyang baik dalam bidang matematika dan systemsistem logika lain yang rumit.
Mereka mengunakan penalaran dan logika serta angka angka dengan baik.
Mereka berfikir secara konseptual dalam kerangka pola pola angka dan mampu
membuat hubungan hubungan antara berbagai ragam informasi yang didapat.
Mereka selalu ada rasa ingin tahu tentang dunia disekeliling mereka dan selalu
menanyakan banyak hal serta mau mengerjakan eksperimentasi.
5
6
Berikan PR dengan porsi lebih baik dari segi kualitas maupun kuantitas soal.
Berikan selalu reward atas keberhasilan siswa dalam pencapaian suatu tahap tertentu.
Tidak ada salahnya Bapak Ibu guru memberikan pengayaan berupa soal-soal setaraf
lomba olimpiade MIPA.