PENDAHULUAN
A.
Hal
tersebut
berdasarkan
kriteria
dasar
diantaranya
kondisi
Keterangan
Pertumbuhan Ekonomi (%)
Penduduk Miskin (%)
Tingkat Pengangguran Terbuka
(%)
Jumlah Penduduk pertengahan
tahun (jiwa)
2010
6,53
19,5**)
0,87
2011
6,67
18,13
2,70
2012*)
6,73
17,07
1,16
540.881
542.127
543.391
Kabupaten Pacitan.
kenyataan di lapangan, sehingga banyak warga miskin yang belum terdata. Padahal
pemerintah pusat hanya mempercayakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Adanya UPTPK, diharapkan ke depan jumlah warga miskin akan berkurang.
Semua warga miskin di Pacitan, dipersilakan datang ke Kantor UPTPK jika ada
masalah apapun. Nantinya petugas UPTPK yang akan mengurusnya jika masalah
yang diadukan terkait Satker lainnya. Misalnya minta bantuan biaya sekolah, bisa
datang ke UPTPK. Petugas UPTPK yang akan menghubungkan dengan Dinas
Pendidikan. Inilah contoh bentuk pelayanan terpadu. Oleh karena itu, dibutuhkan
sebuah regulasi yang mengatur bagaimana UPTPK Kabupaten Pacitan dapat segera
diwujudkan sehingga pelayanan, penanganan, dan penangulangan kemiskinan dapat
berjalan efektif dan tepat sasaran. Oleh karena hal tersebut tim kami melakukan
Kajian Penanganan Kemiskinan di Kabupaten Pacitan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dalam kegiatan pengkajian
ini dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
2.
C.
Tujuan Pengkajian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, kegiatan pengkajian ini bertujuan
untuk:
1.
2.
Kabupaten Pacitan;
Merumuskan draft
Raperda untuk
mendorong
terwujudnya
UPTPK
Kabupaten Pacitan.
D.
MANFAAT PENGKAJIAN
Hasil Pengkajian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengambil kebijakan,
khususnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Masalah Kemiskinan
Kemiskinan dan keterbelakangan merupakan fenomena sosial yang menjadi
atribut negara-negara dunia ketiga. Fenomena ini juga merupakan kebalikan dari
kondisi yang dialami oleh negara-negara maju yang memiliki atribut sebagai
model. Untuk memahami definisi dan asal mula kemiskinan dan keterbelakangan,
kita dapat melakukan kajian dengan cara :
1.
2.
oleh
para
pakar
yang
terkumpul
dalam
ontology
2.
3.
memahami
lebih
jauh
persoalan
kemiskinan
ada
baiknya
2.
3.
Deserving poor adalah kaum miskin yang mau peduli dengan harapan
orang-orang
non-miskin,
bersih,
bertanggungjawab,
mau
menerima
2.
Pelayanan esensial atas konsumsi kolektif yang disediakan oleh dan untuk
komunitas pada umumnya (air minum sehat, sanitasi, tenaga listrik,
angkutan umum, dan fasilitas kesehatan dan pendidikan).
3.
4.
5.
Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan lokasi dan standar kebutuhan hidup.
Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan batas miskin dari besarnya rupiah yang
dibelanjakan per kapita sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan
digunakan patokan 2.100 kalori per hari. Adapun pengeluaran kebutuhan minimum
bukan makanan meliputi pengeluaran untuk perumahan, sandang, serta aneka
barang dan jasa. Selama periode 1976 sampai 1993, telah terjadi peningkatan batas
garis kemiskinan, yang disesuaikan dengan kenaikan harga barang-barang yang
dikonsumsi oleh masyarakat. Batas garis kemiskinan ini dibedakan antara daerah
perkotaan dan pedesaan.
Garis kemiskinan lain yang paling dikenal adalah garis kemiskinan Sajogyo,
yang dalam studi selama bertahun-tahun menggunakan suatu garis kemiskinan yang
didasarkan atas harga beras. Sajogyo mendefinisikan batas garis kemiskinan sebagai
LA Pengkajian Penanganan Kemiskinan Di Kabupaten Pacitan
tingkat konsumsi per kapita setahun yang sama dengan beras. Dengan menerapkan
garis kemiskinan ini kedalam data SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional)
dari tahun 1976 sampai dengan 1987, akan diperoleh persentasi penduduk yang
hidup di bawah kemiskinan (dalam Kuncoro, 1997: 116).
Kemiskinan bersifat multidimensional, dalam arti berkaitan dengan aspek
sosial, ekonomi, budaya, politik dan aspek lainnya (Sumodiningrat, 1989: 26).
Sedangkan Kartasasmita (1997: 234) mengatakan bahwa kemiskinan merupakan
masalah
dalam
pembangunan
yang
ditandai
dengan
pengangguran
dan
Baswir, (1997:
23),
Sumodiningrat,
(1998:
90).
Secara
Kemiskinan
relatif
adalah
kemiskinan
yang
dilihat
berdasarkan
2.
menurut ukuran yang dipakai secara umum. Hal ini sejalan dengan apa yang
dikatakan Baswir (1997: 21) bahwa ia miskin karena faktor budaya seperti
malas, tidak disiplin, boros dan lain-lainnya.
3.
C.
mengkaji
pemberdayaan,
sebagianbesar
literatur
mengakui
tangga
membentuk
pemerintahan
dan
ekonomi
dalam
bentuk
adalah
meningkatkan
kemampuan
dan
meningkatkan
kemandirian masyarakat. Konsep partisipasi yang aktif dan kreatif atau seperti
yang dikemukakan oleh Paul dalam Cohen sebagai berikut:
Participation refers to an active process whereby beneficiaries influence
the direction and excution of development projects rather than merely
receive a share of project benefits.
Definisi di atas memandang keterlibatan masyarakat mulai dari tahap
pembuatan keputusan, penerapan keputusan, penikmatan hasil evaluasi (Cohen &
LA Pengkajian Penanganan Kemiskinan Di Kabupaten Pacitan
Uphoff, 1980: 215-223). Partisipasi mendukung masyarakat untuk mulai sadar akan
situasi dan masalah yang dihadapinya, serta berupaya untuk mencari jalan keluar
yang dapat dipakai demi mengatasi masalahnya. Partisipasi juga membantu
masyarakat miskin untuk melihat realitas sosial ekonomi dan proses desentralisasi
yang dilakukan dengan memperkuat Delivery system (sistem distribusi) di tingkat
bawah.
Soetrisno (1995: 74) menyatakan bahwa ada dua definisi partisipasi yang
beredar di masyarakat yaitu: Definisi pertama partisipasi rakyat dalam
pembangunan sebagai dukungan rakyat terhadap rencana proyek pembangunan
yang dirancang dan ditentukan tujuannya oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnya
partisipasi masyarakat dalam definisi inipun disamakan dengan kemauan rakyat
untuk ikut menanggung biaya pembangunan baik berupa uang maupun tenaga
dalam melaksanakan proyek pembangunan pemerintah. Dipandang dari sudut
sosiologis definisi ini tidak dapat dikatakan sebagai partisipasi rakyat dalam
pembangunan melainkan mobilisasi rakyat dalam pembangunan. Definisi kedua
partisipasi dalam pembangunan merupakan kerjasama yang erat antara perencana
dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan
hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi rakyat
dalam pembangunan tidak hanya diukur dengan kemauan rakyat untuk menanggung
biaya pembangunan tetapi juga dengan ada tidaknya hak rakyat untuk ikut
menentukan arah dan tujuan proyek yang dibangun diwilayah mereka serta ada
tidaknya kemauan rakyat untuk secara mandiri melestarikan hasil proyek itu.
Sementara itu para ahli yang berpendapat bahwa partisipasi dikonsepsikan
secara baru sebagai suatu insentif moral yang mengijinkan kaum miskin yang tidak
berdaya untuk merundingkan insentif-insentif material baru bagi diri mereka dan
sebagai suatu terobosan yang memperbolehkan masyarakat grassroot berhasil
mendapatkan jalan menuju bidang-bidang makro pembuatan keputusan. Dengan
demikian, partisipasi merupakan aspek terpenting dalam upaya memberdayakan
masyarakat baik secara individu maupun kelompok.
development).
Pembangunan
manusia
merupakan
proses
suatu unit sosial secara keseluruhan meningkat, semua anggotanya dapat menikmati
bersama-sama. Dalam kasus ini, pemberian daya kepada lapisan miskin secara tidak
langsung juga akan meningkatkan daya si pemberi, yaitu si penguasa. Dengan
menggunakan kajian teori yang ditawarkan oleh Sarah Cook dan Steve ini, maka
perubahan yang akan dihasilkan merupakan suatu perubahan yang bersifat
terencana karena input yang akan digunakan dalam perubahan telah diantisipasi
sejak dini sehingga out put yang akan dihasilkan mampu berdaya guna secara
optimal.
Upaya pemberdayaan dapat juga dilakukan melalui 3 (tiga) jurusan
(Kartasasmita, 1995: 4) yaitu:
1.
2.
3.
pernyataan Schumacher yang kurang berbau politik dan lebih menekankan pada
halhal sebagai berikut:
Economic development can succed only if it is carried forward as a broad
popular movement reconstruction with the primary emphasis on the full
utilization of the drive, enthusiasm, intelligence and labour power of every
one (Schumacher, 1973: 132).
Dengan demikian pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep
pembangunan ekonomi dan politik yang merangkum berbagai nilai sosial. Konsep
ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni bersifat people centered,
participatory, empowering, and sustainable (Berpusat pada rakyat, partisipatoris,
memberdayakan dan berkelanjutan) (Chambers, 1983: 290).
Konsep ini lebih luas dari hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar
(basic needs) atau menyediakan mekanisme untuk mencegah proses pemiskinan
lebih lanjut (safety net). Alternatif konsep pertumbuhan ini oleh Friedmann (1992:
68) disebut sebagai alternative development (pembangunan alternatif) yang
menghendaki inclusive democracy, appropriate economic growth, gender equality
and intergenarational equity (demokrasi inklusif, pertumbuhan ekonomi yang
memadai, kesetaraan gender dan persamaan antara generasi). Konsep ini tidak
mempertentangkan pertumbuhan dengan pemerataan, karena, keduanya tidak harus
diasumsikan sebagai incompatible and anthithetical (tidak cocok dan antitetis).
Konsep ini mencoba melepaskan diri dari perangkap Zero sum game dan tradeoff (prinsip pilih salah satu). Ia bertitik tolak dari pandangan bahwa dengan
pemerataan tercipta landasan yang lebih luas untuk pertumbuhan serta akan
menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan. Oleh karena itu seperti dikatakan oleh
Kirdar dan Silk (dalam Kartasasmita, 1996: 90), the right kinds of growth
(pertumbuhan yang benar), yakni bukan pertumbuhan vertikal yang menghasilkan
trickle-down seperti yang terbukti tidak berhasil, tetapi yang bersifat horisontal
(horizontal
flows),
yakni
broadly
based,
employment
intensive,
and
D.
mengatasi
dampak
krisis
ekonomi
pemerintah
Indonesia
program pengentasan
masyarakat luas dan keluarga miskin itu sendiri. Keunggulan program Gerdu Taskin
ini adalah keterpaduan tujuan dan sasaran untuk menanggulangi sebab-sebab
terjadinya kemiskinan, sehingga kondisi kesejahteraan penduduk target program
yang lebih baik dapat dicapai. Tujuan dan sasaran ini ditindak lanjuti dengan
berbagai perangkat dan strategi, seperti kebijaksanaan, peraturan-peraturan dan
produk hukum lainnya, program, proyek, dan kegiatan yang mempunyai dampak
langsung terhadap perubahan positif pada faktor-faktor penyebab kemiskinan
tersebut di atas. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia.
Atas dasar hal tersebut, maka prinsip dasar yang di terapkan dalam Gerdu Taskin
secara nasional, meliputi:
1.
2.
3.
memenuhi
kebutuhan
pokoknya,
menumbuhkan
wawasan,
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Pengkajian
Kegiatan pengkajian Penanganan Kemiskinan Di Kabupaten Pacitan
Tahun Anggaran 2013 ini merupakan pengkajian kualitatif yang bersifat deskriptif
dan didukung dengan data/informasi baik kuantitatif maupun kualitatif.
B.
C.
Subjek Pengkajian
Subjek pengkajian Penanganan Kemiskinan Di Kabupaten Pacitan meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
D.
Observasi
Penggunaan metode ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan,
ruang peralatan, para pelaku dan juga aktivitas sosial yang sedang
berlangsung dan yang berhubungan dengan penanganan kemiskinan di
Kabupaten Pacitan dan untuk membuat pemetaan masyarakat miskin.
Dalam observasi ini dibutuhkan data-data untuk mendukung
pengkajian tentang penanganan kemiskinan di Kabupaten Pacitan. Berikut
data yang dibutuhkan tersebut:
No
Dinas
Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan 1. Perda kaitannya dengan orang miskin (rumah,
kesehatan, pangan, pendidikan, dan pekerjaan)
2. Profil bantuan kesehatan, pendidikan, pangan,
berapa banyak
3. Pengelolaan Bos dan Bosda
Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan 1. Perda kaitannya dengan orang miskin (rumah,
kesehatan, pangan, pendidikan, dan pekerjaan)
2. Profil bantuan kesehatan, pendidikan, pangan,
berapa banyak
3. Pengelolaan lansia di pacitan
4. Pengelolaan jamkesmas untuk orang miskin
Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan
1. Perda kaitannya dengan orang miskin (rumah,
Kebersihan Kabupaten Pacitan
kesehatan, pangan, pendidikan, dan pekerjaan)
2. Rencana tata ruang dan wilayah terkait dengan
kemiskinan
3. Profil orang miskin (dewasa, anak, dan lansia)
dimana mereka berada
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
1. Perda kaitannya dengan orang miskin (rumah,
Transmigrasi Kabupaten Pacitan
kesehatan, pangan, pendidikan, dan pekerjaan)
2. Pengelolaan lansia di pacitan
3. Pengeoalaan raskin
4. Pengelolaan jamkesmas unt orang miskin
5. Pengelolaan Pelatihan kerja untuk orang miskin
6. Profil APBD - Realisasi APBD untuk orang miskin
6
7
10
11
Dinas Kependudukan dan Pencatatan 1. Profil orang miskin (dewasa, anak, dan lansia)
Sipil Kabupaten Pacitan
dimana mereka berada
2. Pengelolaan lansia di pacitan
3. Pengelolaan raskin
4. Pengelolan jamkesmas unt orang miskin
Dinas Koperasi, Perindustrian dan
1. Pengelolaan Pelatihan kerja untuk orang miskin
Perdagangan Kabupaten Pacitan
2. Perda kaitannya dengan orang miskin (rumah,
kesehatan, pangan, pendidikan, dan pekerjaan)
Badan Perencanaan Pembangunan
1. Perda kaitannya dengan orang miskin (rumah,
Daerah Kabupaten Pacitan
kesehatan, pangan, pendidikan, dan pekerjaan)
2. Rencana tata ruang dan wilayah terkait dengan
kemiskinan
3. Profil orang miskin (dewasa, anak, dan lansia)
dimana mereka berada
4. Profil APBD - Realisasi APBD untuk orang miskin
2012, dan rencana 2013 bagaimana?
Badan Pemberdayaan Masyarakat
1. Perda kaitannya dengan orang miskin (rumah,
dan Pemerintahan Desa Kabupaten
kesehatan, pangan, pendidikan, dan pekerjaan)
Pacitan
2. Rencana tata ruang dan wilayah terkait dengan
kemiskinan
3. Profil orang miskin (dewasa, anak, dan lansia)
dimana mereka berada
4. Profil bantuan kesehatan, pendidikan, pangan,
berapa banyak
5. Pengelolaan lansia di pacitan
6. Pengelolaan raskin
7. Pengelolaan Pelatihan kerja untuk orang miskin
Badan Keluarga Berencana dan
1. Perda kaitannya dengan orang miskin (rumah,
Pemberdayaan Perempuan
kesehatan, pangan, pendidikan, dan pekerjaan)
Kabupaten Pacitan
2. Profil orang miskin (dewasa, anak, dan lansia)
dimana mereka berada
3. Pengelolaan jamkesmas untuk orang miskin
Bagian Administrasi Perekonomian
Sekretariat Daerah Kabupaten
Pacitan
Bagian Administrasi Kesejahteraan
Rakyat Sekretariat Daerah
Kabupaten Pacitan
12
2.
Wawancara Mendalam
Wawancara dimaksudkan untuk memperoleh data/informasi yang
lebih lengkap mengenai penanganan kemiskinan di Kabupaten Pacitan.
Melalui wawancara mendalam, diperoleh gambaran tentang perkembangan
masyarakat miskin, layanan penunjang, dan aspek-aspek sosio-kultural
lainnya. Pemaparan life history ini lebih tepat ditetapkan pada keluarga
sebagai unit analisisnya. Oleh karenanya, penyusunan life history harus
terlebih dahulu menunjuk. Teknik ini juga untuk mengkonfirmasikan tentang
data yang diperoleh dari obsevasi. Berikut daftar pertanyaan untuk
wwawancara stake holder di Kabupaten Pacitan :
1. Arah strategi penanggulangan kemiskinan?
2. Perumusan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan
yang diprakarsai pemerintah?
3. Perumusan rencana aksi penanggulangan kemiskinan?
4. Proporsi anggaran penanggulangan kemiskinan?
5. Trend prosentase anggaran penanggulangan kemiskinan?
3.
Wawancara Terstruktur
Teknik wawancara terstruktur digunakan untuk mencermati apresiasi
masyarakat sebagai salah satu enabling factors digunakan untuk merekam
pelayanan bantuan kemiskinan dan apresiasi masyarakat terhadapnya.
4.
melakukan
pengecekan
kebenaran
atas
data/informasi
yang
telah
Studi Dokumen
Pengumpulan data/informasi melalui studi dokumen dilakukan
dengan menyimak dan mengkaji dokumen yang berkaitan dengan
penanganan kemiskinan, sebagai bahan untuk melengkapi data/informasi
pengkajian.
E.
Validitas Data
Uji keabsahan data/informasi dilakukan melalui trianggulasi sumber, baik
responden/informan, kondisi lapangan, peserta diskusi kelompok terarah (FGD)
maupun data/informasi eksisting yang terkait.
F.
Analisis Interaktif
Teknik analisis
hal
yang
menonjol.
Dengan
melakukan
reduksi
peneliti
dapat
mengecek
apakah
ada
data/informasi
penarikan
kesimpulan
pengkajian
mengenai
penanganan
Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan analisis yang digunakan untuk melihat
faktor internal yang terdiri atas kekuatan (Strengths) dan kelemahan
(Weaknesses)
serta
faktor
eksternal
yang
terdiri
atas
peluang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
LA Pengkajian Penanganan Kemiskinan Di Kabupaten Pacitan
A.
b.
Kemiskinan.
Instruksi Presiden RI no. 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang
Berkeadilan,
Pembangunan
Pro-Rakyat,
Keadilan
untuk
Semuadan
c.
d.
e.
f.
g.
Kabupaten Pacitan.
Keputusan Bupati Pacitan No. 188.45/19.A/408.21/2012 tentang Tim
Koordinasi dan Sekretariat Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten
h.
Pacitan
Keputusan Bupati Pacitan nomor 188.45/239.A/KPTS/408.21/2012 Tentang
Tim Teknis Penyusun dan Pelaksana Program GRINDULU MAPAN
Kabupaten Pacitan tahun 2012
B.
Aspek
Penghasilan
Kesehatan
Pendidikan
Ekonomi
Perumahan
Indikator Operasional
Penghasilan kepala keluarga kurang dari Rp 600.000,- (enam ratus ribu
rupiah) per bulan atau petani dengan luas lahan kurang dari 0,5 Ha
Tidak memiliki tabungan uang atau barang yang mudah dijual senilai Rp
500.000,- (lima ratus ribu rupiah), seperti sepeda motor (kredit/non
kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya
Tidak mampu membayar biaya pengobatan (rawat jalan) di Puskesmas
dan jaringan lainnya
Hanya mampu makan 1 (satu) atau 2 (dua) kali sehari
Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam/ikan laut 1 (satu) kali dalam
seminggu
Sumber air minum dari sumur/mata air yang tidak terlindungi /sungai/air
hujan
Tidak memiliki fasilitas buang air besar (BAB) atau bergabung dengan
tetangga
Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga adalah tidak sekolah/tidak
tamat SD/hanya SD
Satu tahun hanya mampu membeli satu pasang pakaian baru per jiwa
Bahan bakar untuk memasak sehari hari adalah kayu
bakar/arang/minyak tanah
Luas lantai rumah/bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per
anggota keluarga
Lantai rumah/bangunan tempat tinggal dari tanah
Dinding rumah/bangunan tempat tinggal dari bamboo/kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa plester
Penerangan rumah tidak menggunakan listrik
Tabel 4. Indikator Keluarga Miskin Kabupaten Pacitan
KECAMATAN
STATUS
KESEJAHTERAAN
1
STATUS
KESEJAHTERAAN
2
STATUS
KESEJAHTERAAN
3
JUMLAH
DONOROJO
886
1.215
1.439
3.540
PUNUNG
641
758
782
2.181
PRINGKUKU
424
741
1.004
2.169
PACITAN
311
463
957
1.731
KEBONAGUNG
510
780
1.122
2.412
ARJOSARI
1.313
1.110
1.121
3.544
NAWANGAN
2.404
2.221
1.848
6.473
BANDAR
3.259
2.019
1.143
6.421
TEGALOMBO
3.311
2.994
2.472
8.777
10
TULAKAN
2.586
2.683
2.875
8.144
NGADIROJO
707
1.054
1.408
3.169
10
SUDIMORO
982
1.102
969
3.053
17.334
17.140
17.140
51.614
JUMLAH
Tabel 5. Data Keluarga Miskin Kabupaten Pacitan Per Kecamatan Tahun 2011
C.
Prosentase
2008
21,17 %
2009
19,01%
2010
19,50%
2011
18,13%
2012
17,00%
Sumber : BPS Kab. Pacitan
D.
Nama Kegiatan
Keluaran
6
7
8
9
10
11
12
Bedah Rumah
Nama Kegiatan
Biaya Operasional
Bergulir
Fasilitas Pengembangan
usaha kawasan
minapolitan
fasilitas Pengembangan
UMKM
Pelatihan Industri
Kerajinan Batu Alam
Keluaran
Jumlah KUMKM yang menerima dana bergulir
Terlaksananya bintek pengolahan hasil laut
Terlaksananya kegiatan pelatihan kerajinan di
kab Pacitan dan terlaksananya orientasi
pengrajin ke luar daerah
Terlaksananya pelatihan bagi industri kerajinan
batu alam dan terlaksananya pengadaan
bantuan sarana bagi industri kerajinan batu
alam
Terlaksananya pelatihan bagi industri kerajinan
keripik dan terlaksananya pengadaan bantuan
sarana produksi bagi industri
Pengembangan Bagi
Industri Makanan Ringan
Pengembangan Industri
Berbahan Baku Sumber
Daya Alam
Pengembangan Industri
Berbasis One Village
One Product (OVOP)
10
Pengembangan
Kompetensi Inti Industri
Daerah
11
Pengembangan Industri
Gula Kelapa Organik
12
Pengembangan industri
meubelair kabupaten
pacitan
13
Pengembangan industri
konveksi kabupaten
pacitan
Pelatihan wirausaha dan
fasilitas bagi industri
kerajinan bambu
14
15
16
17
18
19
20
Peningkatan
keterampilan
Masyarakat/Industri kecil
Menengah (IKM) di
lingkungan industri
rokok
Pembinaan dan fasilitasi
pedagang industri hasil
tembakau/rokok
Pembinaan bagi
pengrajin industri kecil
batik (sharring app)
21
22
Nama Kegiatan
Volume
Jumlah Satuan
Keluaran
Lokasi
Kegiatan
24
Meringankan biaya
1
pt
puskesmas
pelayanan kesehatan
24
Meringankan biaya
2.
Jampersal
1
pt
puskesmas
pelayanan kesehatan
24
Meringankan biaya
3.
Jamkesda
1
pt
puskesmas
pelayanan kesehatan
Tercukupinya kebutuhan
Pemberian MPMP-ASI bagi balita gakin
4.
5
ton
ASI
6-24 bln
Tabel. Program Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Pacitan Dari SKPD Dinas
Kesehatan Kabupaten Pacitan
1.
Jamkesmas
Nama Kegiatan
Keluaran
Volume
1.
2.
3.
4.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Jumlah
Satuan
KUBE
Tertanggulanginya
keterpencilan
Terbangunnya Rumah
Layak Huni
120
Orang
50
Orang
Terwujudnya usaha
penyandang cacat
50
Kambing
Fasilitasi
Manajemen Usaha
bagi keluarga
miskin
Komunitas Adat
Terpencil (KAT)
Monitoring,
Evaluasi dan
pelaporan Data
Rumah Tidak
Layak Huni
Pendayagunaan
bagi keluarga
penyandang cacat
dan Eks. Trauma
Pendidikan dan
Pelatihan
keterampilan
pencari kerja
Terciptanya usaha
keluarga miskin
10
Orang
Perluasan lapangan
kerja dan
pengurangan
pengangguran
Berkurangnya
pengangguran
72
Orang
Pengerahan dan
fasilitasi
perpindahan serta
penempatan
Transmigrasi
Rehab Sarana
Rumah Tidak
Layak Huni
Terpenuhinya kebutuhan
SDM
25
KK
Terwujudnya rumah
yang layak huni
300
KK
Sarana dan
prasarana
lingkungan
Usaha Ekonomi
Produktif KUBE
penduduk miskin
Terwujudnya lingkungan
yang sehat dan bersih
Unit
Terwujudnya usaha,
pendapatan penduduk
miskin meningkat
31
Kelompok
12.
Pengembangan dan
peningkatan
perluasan
kesempatan kerja
Terlaksanya penanganan
tenaga kerja
pengangguran dan
setengah pengangguran
pedesaan
104
OB
NAMA
KEGIATAN
Bantuan Siswa
Miskin SD
KELUARAN VOLUME
Membantu
meringankan
biaya
pendidikan
siswa miskin
SD
8188
SATUAN
LOKASI
Siswa
miskin SD
Siswa miskin
SD N/S
SeKabupaten
Pacitan (12
Kecamatan)
Bantuan Siswa
Miskin SMP
Bantuan Siswa
miskin
SMA/SMK
BOS SLTA
Membantu
meringankan
biaya
pendidikan
siswa miskin
SMP
Membantu
meringankan
biaya
pendidikan
siwa miskin
SMA/SMK
3402
1100,1181
Siswa
siswa miskin
miskin SMP SMP N/S
SeKabupaten
Pacitan
Siswa
miskin
SMA/SMK
12 lembaga
SMA/SMK
di kabupaten
Pacitan
1067
Siswa
12 lembaga
Membantu
miskin
SMA/SMK
meringankan
SMA/SMK di kabupaten
biaya
Pacitan
pendidikan
siswa miskin
SMA/SMK
Tabel 10. Program Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Pacitan dari SKPD
Dinas Pendidikan Kabupaten Pacitan
Unruk menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Pacitan, Dinas
Pendidikan Kabupaten Pacitan melaksanakan program BOS SLTA dan bantuan
siswa miskin untuk siswa SD, SMP maupun SMA/SMK di wilayah Kabupaten
Pacitan yang bersumber dari APBN maupun APBD. Program bantuan siswa
miskin mencakup warga miskin yang ada di Kabupaten Pacitan.
Nama Kegiatan
GRINDULU
MAPAN
Program Nasional
Pemberdayaan
Keluaran
Meningkatnya
keberdayaan
RTSM
Meningkatnya
keberdayaan
Volume
Jumlah
67 RTSM
11 Kec, 146
Desa
Satuan
KK
kec, desa
4
5
Masyarakat
( PNPM-MP )
Bantuan
Keuangan Desa
masyarakat
perdesaan
Meningkatnya
sarana dan
prasarana desa
Fasilitasi
Pembentukan
BUMDes
Penyediaan
Makanan
Tambahan Anak
Sekolah ( PMTAS )
Alokasi Dana
Desa '-PRWM
Terbentuknya
BUMDes
36
Kec, Desa
( Pembuatan jalan
desa dan Rumah
Hijau )
BUMDes
Meningkatnya
Asupan Gizi
Peserta didik
sekolah dasar
12 Kec, 12 SD
SD Terpencil
9 Kec, 40 Desa
Meningkatnya
12 Kec, 538
Kec, unit
Keberdayaan
Unit
Masyarakat
Desa ( RTM )
Tabel 11. Program Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Pacitan Dari SKPD
Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Pemerintahan Desa Kabupaten Pacitan
Unruk menanggulangi kemiskinan di Kabupaten Pacitan, Badan
Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Pacitan melaksanakan program-program
yang bertujuan meningkatkan keberdayaan masyarakat desa khususnya warga
miskin menjadi lebih sejahtera, meliputi seluruh wilayah Kabupaten Pacitan.
NAMA KEGIATAN
APP
VOLUME
JUMLAH SATUAN
Bantuan sarana produksi
2
paket
Pembinaan
80
orang
KELUARAN
Domba
Kambing lokal
Ayam Buras
Itik
42
2
36
13
paket
paket
paket
paket
15
paket
Bidang Pertanian
Tabel 12. Program Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Pacitan Dari SKPD
Dinas Tanaman Pangan Dan Peternakan Kabupaten Pacitan
Untuk menanggulangi kemiskinan diperlukan ketahanan pangan yang
cukup, oleh sebab itu SKPD Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten
Pacitan membuat program untuk ketahanan pangan dan pemberdayaan terhadap
masyarakat berupa bantuan dan pembinaan tentang tanaman pangan dan hewan
ternak di beberapa kecamatan di Kabupaten Pacitan.
Nama Kegiatan
Keluaran
Volume
Jumlah
1.395
kunjungan
Pasien Miskin yang
mendapatkan layanan di
Rumah Sakit
Jaminan Kesehatan Masyarakat
Pemegang Kartu Jamkesmas 5,008
kunjungan
(Jamkesmas)
dapat mengakses layanan
kesehatan
Tabel 13. Program Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Pacitan Dari SKPD
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pacitan
Satuan
Nama Kegiatan
Bantuan Raskin
Bantuan Raskinda
Volume
Jumlah Satuan
1.395 RTM
1.615 RTM
Tabel 14. Program Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Pacitan Dari SKPD Bagian
Administrasi Perekonomian Setda Kabupaten Pacitan
SKPD Perekonomian Kabupaten Pacitan melaksanakan program bantuan beras
untuk warga miskin Raskin yang disuplai dari APBN dan Raskinda yang disuplai dari
APBD diperuntukkan warga miskin di seluruh wilayah Kabupaten Pacitan
4
5
6
Kegiatan
2
Optimalisasi Sarana
Pembudidayaan Ikan Air
Tawar
Pengembangan Budidaya
Mina Padi
Keluaran
3
tersedianya sarana dan
prasarana budidaya ikan
-sarana budidaya
-pakan ikan
-mesin pembuat pakan
ikan
Tersedianya :
Jumlah
Satuan
1 paket
600 kg
1 unit
-benih lele
-pakan ikan
-sarana budidaya
tersedianya :
35.000 ekor
3.300 pakan
60 unit
24.000
300
9
2
Pengembangan Prasarana
Budidaya Ikan Air Tawar
(DAK)
Magang Pembenihan Nila Best jumlah pembudidayaan
yang ikut magang
Pengembang Budidaya Ikan
Tersedianya
Nila
-benih ikan nila
-pakan
ekor
kg
kg
paket
5 orang
63.750 ekor
4.140 kg
Peningkatan Aplikasi
Teknologi Penangkapan Ikan
-sarana budidaya
terlaksananya peningkatan
aplikasi teknologi
penangkapan ikan
terbangunnya jalur labuh
perahu, jalan, jembatan,
tempat perbaikan jaring,
sarana air bersih, listrik,
lampu navigasi
35 unit
135 orang
12 paket
10
11
12
13
14
15
Pengembangan Sarana
Perikanan Tangkap (DAK)
-Pengadaan Jaring insang
monofilamen
-pengadaan jaring insang
melenium
-pengadaan jaring insang
nylon
-pengadaan pancing rawai
Pelatihan pembudidaya ikan
dan nelayan
Peningkatan Mutu Hasil
Perikanan
Pengadaan Sarana Pengolahan
dan Pemasaran (DAK)
-pembangunan los pasar ikan
Kec.Bandar
-pembangunan los pasar ikan
Kec. Kebonagung
4 paket
30 orang
60 orang
2 paket
30 orang
12 lokasi
2 paket
16
17
18
19
terlaksananya penebaran
benih ikan di perairan
umum
-benih nila
-benih bawal
-benih udang vanname
tersalurnya :
500.000 ekor
5.000 ekor
400.000 ekor
30.000
3.000
10
40
425
ekor
kg
paket
orang
kg
tersedianya sarana
budidaya rumput laut
Terbangunnya akses jalan
masuk ke wilayah sentra
budidaya ikan
9 paket
3 paket
3 paket
tersalurkannya BLM
21
tersalurkannya BLM
20 kelompok
22
23
SKPD
Kelautan
dan
Perikanan
Kabupaten
Pacitan
juga
Analisis SWOT
OPPORTUNITIES
WEAKNESSES
Kabupaten
Pacitan Masih ada daerah yang
mempunyai
potensi
terpencil
kekayaan
alam
yang SDM warga pacitan masih
melimpah
kurang
Sokongan dana pengentasan
kemiskinan cukup banyak
STRATEGI SO
STRATEGI WO
STRATEGI ST
STRATEGI WT
F.
Hasil Analisis
Hasil analisis tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Pacitan, diantaranya:
1. Dengan adanya program penanggulangan kemiskinan maka angka kemiskinan
Kabupaten Pacitan turun dari 18,13% pada tahun 2011 menjadi 17% pada tahun
2012.
2. Belum adanya pembinaan mental dan psikologis bagi warga miskin yang bertujuan
untuk mendapatkan mentalitas yang sehat dan kuat dalam menghadapi masa depan.
Jika mental sehat dicapai, maka individu memiliki integrasi, penyesuaian dan
identifikasi positif terhadap orang lain. Dalam hal ini, individu belajar menerima
tanggung jawab, menjadi mandiri dan mencapai integrasi tingkah laku.
3. Di Kabupaten Pacitan sudah ada program GRINDULU MAPAN yang telah
dilaksanakan, akan tetapi kurang maksimal karena hanya menurunkan angka
kemiskinan menjadi 17%. Untuk memaksimalkan program penanganan kemiskinan
yang telah dilaksanakan, diperlukan suatu lembaga yang berfungsi sebagai
pelaksana program GRINDULU MAPAN maupun program penanganan kemiskinan
lainnya, yaitu Lembaga Pelayanan Terpadu Percepatan Pennggulangan Kemiskinan
(LPTPPK) Kabupaten Pacitan.
4. Belum adanya lembaga yang memberikan pelayanan secara langsung di tiap-tiap
kecamatan maupun desa berkaitan dengan program pengentasan kemiskinan.
5. Kurang meratanya program penanganan kemiskinan di tiap-tiap kecamatan,
program penanganan kemiskinan belum maksimal sampai ke pelosok desa.
a) Lembaga Pelayanan Terpadu Percepatan Pennggulangan Kemiskinan
(LPTPPK)
Kemiskinan merupakan permasalahan yang mendesak dan memerlukan
langkah-langkah penanganan dan pendekatan secara sistemik terpadu dan
menyeluruh dalam rangka mengurangi beban dan memenuhi hak-hak dasar warga
Negara secara layak. Selama ini pelayanan kemiskinan bersifat parsial hal ini sangat
sulit untuk menyatukan persepsi dalam hal penanggulangan kemiskinan karena data
kemiskinan tidak terintegrasi sehingga data antar satker di pemda dengan BPS
sering tidak sama dan tidak sinkron , disamping itu pelayanan kemiskinan secara
parsial akan memperpanjang birokrasi, dengan terbentukknya LPTPPK maka
seluruh layanan mengenai kemiskinan akan dilayani secara sistemik di satu tempat
(one stop service). Lembaga Pelayanan Terpadu Percepatan Pennggulangan
Kemiskinan
SEKSI
Penanggulangan
Kemiskinan
Berbasis
Pendidikan
SEKSI
Penanggulangan
Kemiskinan
Berbasis
Kesehatan
SEKSI
Penanggulangan
Kemiskinan
Berbasis Sosial
Dan Ekonomi
SEKSI
Penanggulangan
Kemiskinan
Berbasis Sarana
Dan Prasarana
SEKSI
Data Pelaporan
Dan
Pengaduan
Masyarakat
DES
A
DES
A
KEC
Bantuan
Kesehatan
DES
A
KEC
LPTPP
Kesehata KPendidika
n
Database
LPTPPK
Sarana
Sosial
Dan
Dan
Prasaran
Ekonomi
Bantuan Sarana
a
Prasarana
Pelaporan Dan
Pengaduan
LA Pengkajian Penanganan Kemiskinan
Pacitan
LSM Di Kabupaten
Masyarakat
PNPM
Organisasi
Masyarakat
SKPD
DES
A
DES
A
KEC
Dana BOS
Bantuan Siswa Miskin
Beasiswa Siswa
Miskin
Bursa Kerja
BPS
Membawa
Masyarakat
Perabot Lengkap
Cek Database
Induk
ADA
TIDAK ADA
DIDATA
Rekomendasi
KONTAK
LAPANGAN
REKOMENDASI
TIDAK
YA
TIDAK
YA
Kartu Miskin
SKPD / LPTPPK
Verifikasi Lapangan:
LPTPPK, KECAMATAN,
DESA
TIDAK
YA
dan
pelaksanaan
analisis
pelayanan,
penanganan,
dan
bidang
pelayanan,
penanganan,
dan
penanggulangan kemiskinan.
6. Perumusan
kebijakan
teknis
penanggulangan kemiskinan.
7. Pengkoordinasian terhadap pelayanan, penanganan, dan penanggulangan
kemiskinan dengan SKPD terkait.
8. Penanganan penyelesaian pengaduan masyarakat sesuai bidang tugas.
9. Pengkajian,
penghimpunan,
dan
pembaharuan
(updating)
database
1)
2)
3)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tersebut di atas, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Secara umum, dilihat dari beberapa program penanggulangan kemiskinan
yang dilaksanakan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pacitan
sudah mencakup beberapa hal, yaitu: kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial
serta penambahan sarana prasarana melalui program GRINDULU MAPAN,
2.
Kabupaten Pacitan.
Perlu pembentukan Lembaga/Unit Pelayanan Terpadu Percepatan Pennggulangan
Kemiskinan sebagai pelaksana program GRINDULU MAPAN dan program
penanggulangan kemiskinana lainnya dengan didasari Peraturan Bupati tentang
3.
4.
5.
ditangani.
Diperlukan program penanggulangan kemiskinan menurut tingkatannya secara
terpadu dan berkesinambungan serta pengawasan/monitoring yang teratur:
a. Keluarga Miskin
b. Keluarga Hampir Miskin
c. Keluarga Rentan Miskin
Program penanggulangan kemiskinan dibuat klaster-klaster supaya lebih terfokus
dalam pelaksanaan program kemiskinan, yaitu :
a. Seksi Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pendidikan.
Seksi ini fokus pada penanggulangan kemiskinan di bidang pendidikan
formal maupun non formal, misalnya melaksanakan program BOS, bantuan
siswa miskin, beasiswa terhadap warga miskin dan lainnya
kelautan
dan
perikanan,
pembinaan/pelatihan
pertanian,
7.
8.
9.
penanggulangan kemiskinan
Meningkatkan peranserta masyarakat terhadap penanggulangan kemiskinan.
Memberikan pembinaan mental dan psikologis untuk warga miskin yang
bertujuan untuk mendapatkan mentalitas yang sehat dan kuat dalam menghadapi
masa depan.
10. Penanganan kemiskinan bidang pendidikan hanya sebatas pemberian beasiswa
untuk siswa miskin. Bantuan pendidikan selain berupa uang, sebaiknya para siswa
miskin diberi bekal kemampuan untuk hidup (lifeskill) supaya setelah selesai
sekolah bisa meningkatkan kesejahteraan hidup individu maupun keluarganya.
LA Pengkajian Penanganan Kemiskinan Di Kabupaten Pacitan
DAFTAR PUSTAKA
Baswir, Revrisond (1997), Agenda Ekonomi Kerakyatan pustaka Pelajar, Yokyakarta.
Bayo, Ala (1981), Kemiskinan dan strategi memerangi Kemiskinan, Liberty, Yokyakarta.
Blanchard, Ken, John P. Carlos, Alan Randolph((2001), Three Keys to Empowerment:
Release the Power within People for Ashtonishing Results, Berret-Koehler
Publishers, Inc, San Francisco.
Chambers, Robert (1983), Rural Development : Putting the last First, Longman, London.
Cohen, John M. dan Normat T. Uphoff (1980), Participations Place in Rural
Development: seeking Clarity trough Specificity dalam World Development.
Dewanta, Awan Setya dkk(1995), Kemiskinan dan Kesenjangan di Indonesia, Aditya
Media, Yogyakarta.
Freire, Paulo (1970), A Pedagogy of the Oppressed, Pengguin, London Friedmann, John
(1992), Empowerment: The Politics of Alternative Development, Blacwell Book,
Cambridge Mass.
Geertz, Hildred(1985), Keluarga Jawa, Jakarta, grafiti press
Gibson, James L(1993), Organisasi dan Manajemen, Jakarta, Erlangga
Kartasasmita, Ginanjar (1995), Pemberdayaan Masyarakat: Sebuah Tinjauan
Administrasi, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Dalam Ilmu Administrasi
Pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, Malang, 27 Mei 1995.
Kompas, 2000, Jakarta Riuh Rendah Belanja dan Keruwetan Ekonomi. 14 November.
Hlm. 33.
LA Pengkajian Penanganan Kemiskinan Di Kabupaten Pacitan