Askep Hernia Nukleus Pulposus
Askep Hernia Nukleus Pulposus
Pengertian
Diskus Intervertebralis adalah lempengan kartilago
yang membentuk sebuah bantalan diantara tubuh vertebra.
Material yang keras dan fibrosa ini digabungkan dalam satu
kapsul. Bantalan seperti bola dibagian tengah diskus
disebut nukleus pulposus. HNP merupakan rupturnya nukleus
pulposus. (Brunner & Suddarth, 2002)
Patofisiologi
Protrusi atau ruptur nukleus pulposus biasanya
didahului dengan perubahan degeneratif yang terjadi pada
proses penuaan. Kehilangan protein polisakarida dalam
diskus
menurunkan
kandungan
air
nukleus
pulposus.
Perkembangan pecahan yang menyebar di anulus melemahkan
pertahanan pada herniasi nukleus. Setela trauma *jatuh,
kecelakaan, dan stress minor berulang seperti mengangkat)
kartilago dapat cedera.
Pada kebanyakan
pasien, gejala
trauma segera
bersifat khas dan singkat, dan gejala ini disebabkan oleh
cedera pada diskus yang tidak terlihat selama beberapa
bulan maupun tahun. Kemudian pada degenerasi pada diskus,
kapsulnya mendorong ke arah medula spinalis atau mungkin
ruptur dan memungkinkan nukleus pulposus terdorong terhadap
sakus dural atau terhadap saraf spinal saat muncul dari
kolumna spinal.
Manifestasi Klinis
Nyeri dapat terjadi pada bagian spinal manapun seperti
servikal, torakal (jarang) atau lumbal. Manifestasi klinis
bergantung pada lokasi, kecepatan perkembangan (akut atau
kronik) dan pengaruh pada struktur disekitarnya. Nyeri
punggung bawah yang berat, kronik dan berulang (kambuh).
Pemeriksaan Diagnostik
1. RO Spinal : Memperlihatkan perubahan degeneratif pada
tulang belakang
2. M R I : untuk melokalisasi protrusi diskus
sekalipun terutama untuk penyakit spinal lumbal.
3. CT
Scan
dan
Mielogram
jika
gejala
patologiknya tidak terlihat pada M R I
klinis
kecil
dan
Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf
mengurangi nyeri dan mengubah defisit neurologik.
untuk
Macam :
a. Disektomi : Mengangkat fragmen herniasi
keluar dari diskus intervertebral
atau
yang
Pengkajian
1. Anamnesa
Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang,
kesehatan dahulu, Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat
2. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian terhadap masalah pasien terdiri dari awitan,
lokasi dan penyebaran nyeri, parestesia, keterbatasan
gerak
dan
keterbatasan
fungsi
leher,
bahu
dan
ekstremitas atas. Pengkajian pada daerah spinal servikal
meliputi palpasi yang bertujuan untuk mengkaji tonus
otot dan kekakuannya.
3. Pemeriksaan Penunjang
mengenai
Intervensi
1. Nyeri b.d kompresi saraf, spasme otot
a. Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, faktor
pencetus / yang memperberat. Tetapkan skala 0 10
b. Pertahankan tirah baring, posisi semi fowler dengan
tulang spinal, pinggang dan lutut dalam keadaan
fleksi, posisi telentang
c. Gunakan
posisi
logroll
(papan)
selama
melakukan
perubahan
selama
fase
akut
sesuai
dengan
dalam
melakukan
aktivitas
ambulasi
penggunaan
alat
penolong
seperti
f. Kolaborasi : analgetik
4. Kurang pengetahuan
kondisi, prognosis
b.d
kurangnya
informasi
mengenai
dan prognosis
dan
DAFTAR PUSTAKA
1. Smeltzer, Suzane C,
Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Brunner & Suddarth edisi 8 Vol 3, Jakarta :
EGC, 2002
2. Doengoes, ME, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien, Edisi 2, Jakarta : EGC, 2000.
3. Tucker,Susan Martin,Standar Perawatan Pasien edisi 5,
Jakarta : EGC, 1998.
4. Long, Barbara C, Perawatan Medikal Bedah, Bandung :
Yayasan
Ikatan
Alumni
Pendidikan
Keperawatan
Pajajaran, 1996.
5. Priguna Sidharta,
Sakit Neuromuskuloskeletal dalam
Praktek, Jakarta : Dian Rakyat, 1996.
6. Chusid, IG,
Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi
Fungsional, Yogyakarta : Gajahmada University Press,
1993.
Pathways
Proses degeneratif
Trauma
Stress Okupasi
HNP
Perubahan sensasi
Nyeri