Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kurnia Dwi Permata Sari

NPM : 1314111030
Tugas Mata Kuliah Bahan Aktif

Pemanfaatan Bahan Aktif dari Ekstrak Binahong (Anredera cordifolia)


untuk Pengendalian Penyakit Ikan

Gb.1 Tanaman Binahong

Taksonomi
Kingdom

: Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)


Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio

: Magnoliophyta (berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Subkelas

: Hamamelidae

Ordo

: Caryophyllales

Familia

: Basellaceae

Genus

: Anredera

Species

: Anredera Cordifolia (Tenore) Steenis

Binahong (Anredera cordifolia) merupakan jenis tanaman obat (famili Basellaceae) yang
berasal dari China. Tanaman hias sekaligus tanaman obat ini tumbuh menjalar, dengan
panjang dapat mencapai 5 m, akar berbentuk rimpang, dengan batang silindris, saling

membelit, berwarna kemerahan, serta bagian dalam solid. Pada umur 3 tahun, akar rimpang
tersebut akan membentuk semacam umbi yang melekat di ketiak daun dengan bentuk tak
beraturan dan bertekstur kasar, yang dapat dimanfaatkan sebagai obat.

Gb.2 Bagian Tanaman Binahong

Seluruh bagian tanaman menjalar ini dapat berkhasiat untuk menjadi obat, mulai dari akar,
batang dan daunnya. Bagian tanaman yang dapat digunakan berasal dari akar, batang, daun,
dan bunga maupun umbi yang menempel pada ketiak daun. Zat yang terkandung dalam
tanaman ini adalah :
a. Flavanoid

: mengandung senyawa fenol yang mempunyai sifat

efektif untuk menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan jamur.


Senyawa-senyawa flavanoid ini umumnya bersifat sebagai antioksidan.
b. Saponin
: pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan
hemolisis sel darah merah.
c. Alkaloid
: Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri.
Mekanisme kerjanya adalah dengan cara mengganggu komponen
penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel
tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel bakteri
tersebut
d. Terpenoid
: mengandung anti bakteri dan anti jamur
e. Minyak atsiri : sebagai antibakteri
f. Tanin
: memiliki aktivitas bakteri

(Mufid,2010)

Pembuatan ekstrak binahong

Dilakukan pengeringan daun binahong, kemudian daun yang sudah kering dihaluskan
menjadi serbuk (simplisia). Ekstraksi dilakukan secara maserasi dengan cara melarutkan
serbuk tersebut (simplisia) sebanyak 50 gram ke dalam 500 ml etanol 96% lalu ditutup
dengan alumunium foil dan dibiarkan selama 2 hari sambil sesekali diaduk. Setelah 2 hari,
sampel yang direndam tersebut disaring dengan kapas sehingga diperoleh filtrat dan ampas.
Filtrat dievaporasi dengan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental daun
binahong. Kemudian dilanjutkan pemekatan ekstrak dengan penangas air (water bath)
(Anasta, dkk)
Ekstrak air akar binahong (dilakukan dengan cara direbus) dengan dosis 50 mg/ml memiliki daya
hambat terhadap bakteri Gram-positif (B.pumilus,B.subtilis dan S.aureus) serta bakteri Gramnegatif (Enterobacter cloacae, E.coli, Klebsiella pneumonia, Serratia marcescens, dan
Enterobacter aerogenes) pada dosis 60 mg/ml, tetapi tidak pada bakteri B.sereus.

Teknik pengaplikasian binahong ini dapat dilakukan dengan cara oral (mencampur dengan
pakan) maupun dengan pemberian ekstrak daun binahong dalam lingkungan sekitar
budidaya.Penambahan ekstrak daun binahong dalam larutan hidrogen peroksida dapat
berperan dalam melindungi dan mempertahankan daya tahan hidup telur ikan lele Dumbo
serta mengurangi tingkat kereaktifan radikal bebas.
Hal tersebut dapat terjadi karena adanya interaksi antara senyawa aktif pada daun binahong
yang berpotensi sebagai antioksidan dengan radikal bebas yang dihasilkan oleh adanya
pencemar. Radikal bebas yang hasilkan oleh hidrogen peroksida akan bereaksi dengan atom
yang berasal dari pelepasan atom H oleh gugus OH dari 8-Glucopyranosyl-4,5,7tryhydroxyflavone yang merupakan golongan flavonoid. Hal tersebut dapat terjadi karena
ikatan O dan H pada gugus OH memiliki energi disosiasi paling kecil, sehingga atom H pada
gugus tersebut mudah terlepas sehingga dan akan membentuk air (H2O). Sedangkan yang
kehilangan atom hidrogen beresonansi menuju ke kestabilan reaksi, namun dengan adanya
cincin benzene (C6O6), maka radikal tersebut akan terperangkap pada cincin tersebut dengan
mengalami resonansi secara terus menerus di dalam cincin, sehingga kereaktifan dari radikal
bebas tersebut dapat berkura

Dosis sebanyak 2 gram, dianggap efektif dalam mengurangi tingkat kereaktifan radikal.
Pemberian antioksidan yang berlebih juga dapat mengakibatkan telur ikan mengalami
keracunan atau kematian.(Ningsih, dkk)

DAFTAR PUSTAKA
Anasta, Prita Yulianti., Mohammad Basyuni., Indra Lesmana
(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=131282&val=4108)
Mufid, Khunaifi. 2010. Skripsi Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera
Cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus dan Pseudomonas
Aeruginosa. Malang : Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim.
Ningsih, Nur Fitria Lestari., Drs. Unggul P. Juswono, M. Sc., dr. Kusharto, M.Pd
(http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=191804&val=6490&title=Pengaruh%20Ekstrak%20Daun%20Binahong
%20(Anredera%20cordifolia)%20Terhadap%20Respon%20Potensial%20Membran
%20Sel%20Telur%20Ikan%20Lele%20Dumbo%20(Clarias%20gariepinus)%20Dalam
%20Air%20Tercemar%20Senyawa%20Hidrogen%20Peroksida)
http://eprints.ung.ac.id/4293/3/2013-2-84204-441409015-bab2-19022014114203.pdf

Anda mungkin juga menyukai