BAB II
LANDASAN TEORI
Hardness Test
1. Strength (kekuatan)
Kekuatan merupakan kemampuan dari suatu material untuk
menahan beban tanpa mengalami kepatahan.
2. Stiffness (kekakuan)
Stiffness merupakan suatu sifat kekakuan pada material. Sifat
kekakuan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari material
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
specifics stiffness
3. Elasticity ( elastisitas)
Elastisitas adalah kemampuan material untuk menyerap tekanan
dan memantulkannya ke arah lain serta mampu kembali ke bentuk
semula sebelum menerima tekanan tersebut
4. Plasticity (sifat plastik)
Plastis merupakan suatu keadaan dimana sebuah benda mengalami
pertambahan panjang tetapi benda tersebut tidak bisa untuk kembali ke
bentuk semula.
5. Ductility (daktilitas)
Merupakan kemampuan benda untuk dibentuk tanpa mengalami
kepatahan atau deformasi lainnya.
6. Toughness (ketahanan)
Sifat toughness adalah sifat suatu material yang tidak akan patah
atau retak ketika mengalami hentakan secara tiba-tiba. Ketahanan dari
sebuah material berada dibawah kurva tegangan-regangan. Pada
bagian tegangan menunjukkan kesimbangan dengan kekuatan tekan,
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
area F ( L)dL
Integral ini adalah merupakan energi yang diperlukan untuk
mematahankan suatu benda. Ketahanan merupakan ukuran dari energi
yang dapat diterima oleh suatu benda sebelum mengalami kepatahan.
Berikut ini adalah kurva Toughness
Hardness Test
7. Creep (melar)
Beberapa bagian dari mesin dan struktur dapat berdeformasi
secara kontinu dan perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama
apabila dibebani secara tetap. Deformasi macam ini yang tergantung
pada waktu dinamakan melar (creep). Melar terjadi pada temperatur
rendah juga, tetapi yang sangat menyolok terjadi pada temperature
dekat pada titik cair. Kalau kekuatan lelah yang akan dikemukakan
kemudian dibandingkan dengan kekuatan melar, kekuatan elah rendah
pada temperatur yang rendah sedangkan pada temperatur lebih tinggi
(sekitar 650K untuk baja ) kekuatan melar lebih rendah. Oleh karena
itu pada perencanaan suatu komponen untuk temperatur rendah perlu
didasarkan atas kekuatan lelah sedangkan pada temperatur lebih tinggi
perlu didasarkan atas kekuatan melar, karena pengaruh waktu
pembenanan adalah besar.
Kekuatan melar :
Secara spesifik tingkatan tekanan dinamakan sebagai batas mulur,
mulur akan menjadi mudah dan dapat diabaikan dalam jangka panjang
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
Et
Stress
8. Hardness (kekerasan)
Kekerasan (hardness) merupakan kemampuan dari suatu bahan/
material terhadap gaya tekan/ goresan/ pengikisan.
Pengujian kekerasan adalah satu dari sekian banyak pengujian yang
dipakai, karena dapat dilaksanakan pada benda uji yang kecil tanpa
kesukaran mengenai spesifikasi. Pengujian paling banyak dipakai ialah
dengan menekankan penekan tertentu kepada benda uji dengan beban
tertentu dan dengan mengukur ukuran bekas penekanan yang terbentuk
di atasnya, cara ini dinamakan cara kekerasan penekanan.
(Sumber:repository.binus.ac.id/content/D0472/D047226156.doc)
http://id.wikipedia.org/wiki/Sifat_fisik
http://id.wikipedia.org/wiki/Sifat_kimia
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
B. Penentuan Kekerasan
Kekerasan adalah suatu sifat dari bahan logam yang sangat penting karena banyak
sifat lain dari bahan logam yang berhubungan dengan kekerasan. Kekerasan ini
adalah suatu kemampuan dari bahan untuk menahan deformasi plastik yang terjadi
atau perbedaan dari bahan terhadap bentuk tetap. Kekerasan berhubungan dengan
kekuatan, oleh karena itu dalam hal kekerasan suatu bahan dengan angka-angka
sudah menggambarkan kekuatan tersebut.
Kemampuan suatu logam akan meningkat apabila kekerasan semakin meningkat,
sementara kekerasan itu sendiri dipengaruhi oleh media pendingin.
b) Cara dinamik
Dilakukan dengan jalan menjatuhkan bola baja ke permukaan logam
dimana tinggi pantulan bola menyatakan energi pantulan sebagai ukuran.
Kekerasan cara ini disebut Share shereskop.
c) Cara penekanan
Merupakan cara umum dari pengujian kekerasan logam yang termasuk
cara ini adalah cara Brinell, Vickers, dan cara Rockwell.
1) Cara brinnel
Yaitu dengan cara menekankan bola baja pada logam, dengan
suatu bahan tertentu, pada waktu baja ditekankan pada permukaan
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
logam, maka akan tampak bekas penekanan berupa sebagian dari bola
baja. Kesan yang dihasilkan diukur di setidaknya dua diameter biasanya di sudut kanan satu sama lain dan hasil tersebut rata-rata
Sebuah grafik kemudian digunakan untuk mengkonversi pengukuran
diameter rata-rata ke nomor kekerasan Brinell. Test forces range from
500 to 3000 kgf. Uji kekuatan berkisar 500-3000 kgf.
HB
2P
D D d
2
Dimana:
HB
= Kekerasan Brinell
= Beban
Hardness Test
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.hardnesstesters.com/Applic
ations/index.aspx
2) Cara Vickerss
Yaitu menggunakan intan sebagai pengganti bola baja, dengan demikian
untuk bahan-bahan material karbon rendah atau keras yang akan
diuji dengan tidak ada penyimpangan seperti halnya cara Brinell, sudut yang
dibentuk oleh dua bidang dari piramida pada bekas penekanan,
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
yaitu:
d2
A
. . . . . . . . .. . . . . (cm)
2Sin68 o
Harga kekerasan adalah : 1,854 P/d2 . . . . . . . . . (Kg/mm2)
Dimana:
P = Beban (Kg)
d = Panjang rata-rata dari baris yang menghubungkan sudut-sudut
d1 d 2
2
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=
http://en.wikipedia.org/wiki/Vickers_hardness_test
3) Cara Rockwell
Prinsip kekerasan logam didasarkan pada dalamnya atau
dangkalnya bekas penekanan kerucut atau bola baja yang masuk pada
logam dengan < bentuk tertentu. Kerucut intan dan bola baja yang
sering digunakan adalah dengan diameter = 1/6, 1/8, , dan inchi.
Makin keras suatu logam yang akan dijui maka semakin dangkal
masuknya bola baja atau kerucut baja. Begitu pula sebaliknya, karena
pengukuran dalamnya penekanan terbatas pada kemampuan alat dan
mengingat segi-segi praktis lainnya. Maka dibuat segi dari skala yang
disebut skala A, B, dan C.
Skala A
Digunakan pada pengukuran kekerasan logam yang sangat
keras dengan menggunakan kerucut intan dengan beban 60 Kg.
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
Skala B
Digunakan pada pengukuran kekerasan logam agak lunak
dengan menggunakan bola baja berukuran 1/16 inchi dengan
beban 100 Kg.
Skala C
Digunakan pada pengukuran kekerasan logam yaitu yang
telah dikeraskan dengan menggunakan kerucut intan dengan
penekanan 150 Kg.
http://www.google.co.id/images?um=1&hl=id&biw=1366&bih=607&tbm=isch&sa=
X&ei=ORhTeSGFIPEcJSfyOkB&ved=0CC8QBSgA&q=pengujian+rockwell
&spell=1
sumber:http://www.scribd.com/doc/51579733/HARDNESS-TEST)
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
C. Macam-Macam Pengerasan
a. Pengerasan Permukaan
1. Karburasi
Dalam cara ini, besi dipanaskan di pada suhu kritis dalam lingkungan yang
mengandung karbon, baik dalam bentuk padat, cair ataupun gas. Beberapa
bagian dari cara kaburasi yaitu kaburasi padat,kaburasi cair dan karburasi gas.
Beberapa bagian dari karburasi yaitu: karburasi padat, karburasi cair, dan
karburasi gas.
2. Karbonitriding
Adalah suatu proses pengerasan permukaan dimana baja dipanaskan di
atas suhu kritis di dalam lingkungan gas dimana terjadi penyerapan karbon
dan nitrogen. Keuntungan karbonitiding adalah kemampuan pengerasan
lapisan luar meningkat bila ditambahkannitrogen sehingga dapat diamfaatkan
baja yang relative murah ketebalan lapisan yangtahan antara 0,80 sampai 0,75
mm.
3. Cyaniding
Adalah proses pengerasan dimana terjadi absorbsi karbon dan nitrogen
untuk memperoleh specimen yang keras pada baja kadar karbon rendah yang
memang sulit dikeraskan. Proses ini tidak sembarang dilakukan, penggunaan
closedpot dan hood ventilasi sangat diperlukan untuk proses cyaniding karena uap
sianida yang terbentuk sangat beracun.
4. Nitriding
Adalah proses pengerasan permukaan yang dipanaskan sampai temperatur
510C dalam lingkungan gas ammonia selama beberapa waktu. Metode
pengerasan kasus inimenguntungkan karena fakta bahwa kasus sulit diperoleh
dari pada karburasi. Banyak bagian-bagian mesin seperti silinder barrel and gear dapat
dikerjakan dengan cara ini.Proses ini melibatkan theexposing dari bagian untuk gas amonia
atau bahannitrogen lainnya selama 20 sampai 100 jam pada 950 F. The inwhich
kontainer pekerjaan dan gas amoniak dibawa dalam kontak harus kedap udara dan
mampu mempertahankan suhu sirkulasi andeven.
http://www.scribd.com/doc/52597545/laporan-heat-treatment-lengkap-abynk
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
b. Pengerasan induksi
Penggunaan arus listrik untuk pencairan logam, pengerasan dan perlakuan
panas lainnya. Arus bolak-balik berfrekuensi tinggi berasal dari pembangkit,
konventer merkuri, osilator spark atau asilator tabung. Frekueni pada umumnya
tidak melebihi 500.000 Hz untuk benda yang tipis digunakan frekuensi tingg,
sedangkan untuk benda-benda berukuran sedang atau tebal digunakan frekuensi
rendah.
c. Pengerasan nyala
Dasar pengerasan nyala adalah sama dengan pengerasan induksi yaitu
pemanasan yang cepat disusul dengan pencelupan permukaan, tebal lapisan yang
mengeras tergantung pada kemampuan pengerasan bahan. Karena selama proses
penerasan tidak ada penambahan unsur-unsur lainnya. Pemanasan dilakukan
dengan nyala oksiasilaen yang dibiarkan memanasi permukaan logam sampai
mencapai suhu kritis.
Pada alat dipanaskan aliran air pendingin sehingga seera setelah suhu yang
diinginkan tercapai , permukan langsung disemprot dengan ai. Bila dikendalikan
dengan baik, bagian dalam tidak berpengaruh. Tebal lapisan yang keras
tergantung pada waktu pemanasan pada suhu nyala.
d.
Pengerasan endapan
Pengerasan endapan hanya dapat diterapkan pada paduan dimana daya larut
suatu komponen berkurang dengan menurunnya suhu. Paduan dipanaskan
beberapa lama sehingga terbentuk paduan yang homogen kemudian didinginkan
dengan cepat sampai suhu ruang.
Paduan masih berupa larutan padat yang lewat jenuh, suatu keadaan tidak stabil,
Al2Cu akanmulai mengendap bila dibiarkan pada suhu ruang. Proses ini disebut
proses pengerasan sepuh alamiah.
Partikel yang mengendap dari larutan padat terbentuk pada batas butir dan bidang
geser, menghasilkan hambatan sehingga pergeseran atau slip antar partikel/kristal
berkurang. Kekerasan akan berkurang dan bertambah dengan semakin
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
kekurangan
kekurangan
Hardness Test
kekurangan
Ketelitian kurang.
http://www.scribd.com/doc/51579733/HARDNESS-TEST
http://www.scribd.com/doc/50186047/Metode-Pengujian-Kekerasan-MakalahPengetahuan-Bahan-Febri-Irawan-05091002006
D2 d 2
2 2
1
D D 2 d 2
2
d
D
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
Luas permukaan bidang penekanan :
A 2ry
D 1
D
2 2
D
D
2
d2
d2
HB
P
A
D
D D2 d 2
2
2P
D D D 2 d 2
Bidang alas ABCD dari intan yang berbentuk bujur sangkar diperoleh dari :
AB BC AC cos45o
1
AC
2
2
1
d
2
2
O' x
1
AB
2
1 1
2d
2 2
1
d 2
4
Ox'
Ox
sin 68O
C
O
68O
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
1
d 2
2
sin 68O
Luas bidang penekanan :
BOC
1
Ox BC
2
1 1
1
d 2 d 2
2
2 4
O
sin 68
1 2
d
8 O
sin 68
maka :
1 2
d
d2
A 4 BOC 4 8 O
sin 68 1,854
HV
P
A
P
d
1,854
1,854P
d2
http://www.scribd.com/doc/51579733/HARDNESS-TEST
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
Hardness Test
krom
(chromium), vanadium,
cobalt
molybdenum,
wolfram
dan tungsten.
(sumber:www.ramuantahanlama.com/tag/meningkatkan-kekerasan-mr-p)
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
http://www.google.co.id/images?hl=id&q=chrom&um=1&ie=UTF8&source=og&sa=N&tab=wi&biw=1366&bih=607
2. Mangan (Mn)
Mangan adalah sebuah unsur yang dapat menambah kekuatan dan
elastisitas, kekerasan dan keuletan suatu material. Mangan merupakan
sebuah unsur paduan dalam tabel periodik yang memiliki lambang Mn dan
nomor atom 25. Mangan termasuk unsur terbesar yang terkandung dalam
kerak bumi. Bijih mangan utama adalah pirolusit dan psilomelan, yang
mempunyai komposisi oksida dan terbentuk dalam cebakan sedimenter dan
residu. Mangan mempunyai warna abu-abu besi dengan kilap metalik
sampai submetalik. Mangan dapat menambah kekuatan dan elastisitas,
kekerasan dan keuletan suatu material.
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
3. Silikon (Si)
Silikon adalah suatu usur paduan adalah suatu unsur kimia dalam tabel
periodik yang memiliki lambang Si dan nomor atom 14. Merupakan unsur
terbanyak kedua di bumi. Senyawa yang dibentuk bersifat paramagneti.
Silikon hampir 25.7% mengikut berat. Biasanya dalam bentuk silikon
dioksida (silika) dan silikat. Silikon dalam bentuk mineral dikenal pula
sebagai zat kersik.Silikon juga merupakan sebuah unsur paduan yang dapat
menambah kekuatan, ketahanan, terhadap asam pada suhu tinggi dan
ketahanan listrik. Silikon tak berbau, tak berwarna, tahan air, tahan kimia,
tahan oksidasi, stabil pada suhu tinggi, dan bukan konduktor listrik. Dia
memiliki banyak kegunaan, seperti pelumas, lem, serat optic, penyegel,
gasket.
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
4. Nickel (Ni)
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki
simbol Ni dan nomor atom 28.Nickel adalah suatu unsur yang dapat
meningkatkan sifat mekanis keuletan, kemampukerasan dan mengurangi sifat
magnit, tahanan asam.Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan
murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan
logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan
nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang
banyak diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak),
ornamen-ornamen rumah dan gedung, serta komponen industri.
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
http://www.google.co.id/imglanding?q=gambar+wolfram&um=1&hl=id&sa=X&tb
m=isch&tbnid=bTXBsMJszRii8M:&imgrefurl=http://www.criticalmetals.com/tungst
en.html&imgurl=http://www.criticalmetals.com/images/tungsten.jpg&w=640&h=54
5&ei=mLahTdPpDc-5caynoYQC&zoom=1&iact=hc&oei=mLahTdPpDc-
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
5caynoYQC&page=1&tbnh=156&tbnw=183&start=0&ndsp=18&ved=1t:429,r:2,s
:0&biw=1366&bih=607
6. Phospor (P)
Fosfor ialah suatu zat yang dapat berpendar karena mengalami fosforesens
(pendaran yang terjadi walaupun sumber pengeksitasinya telah disingkirkan)
.Fosfor sangat berpengaruh dalam kekerasan sehingga harus dijaga seminimal
mungkin dengan batas hingga 40 %. Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam
transisi atau senyawa tanah langka seperti zink sulfida (ZnS) yang ditambah
tembaga atau perak, dan zink silikat (Zn2SiO4)yang dicampur dengan mangan.
Kegunaan fosfor yang paling umum ialah pada ragaan tabung sinar katoda (CRT)
dan lampu pendar.
7. Sulfur (S)
Sulfur adalah unsur sebuah paduan dalam tabel periodik yang memiliki
lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak
berbau dan multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat
kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau
sebagai mineral- mineral sulfide dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk
kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino. Sulfur bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatkan sifat mekanik. Penggunaan komersilnya terutama
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
dalam fertilizer namun tidak jarang juga sulfur ada dalam bubuk mesiu, korek
api, insektisida dan fungisida.
8. Vanadium (V)
Vanadium adalah salah satu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang V dan nomor atom 23. Salah satu senyawa yang mengandung vanadium
antara lain vanadium pentaoksida (V2O5).
digunakan untuk poros dan bagian mesin yang membutuhkan kekuatan tarikdan
regangan.
(Sumber:http://www.scribd.com/doc/51579783/unsur-paduan)
http://id.wikipedia.org/wiki/Phosphor
http://id.wikipedia.org/wiki/Vanadium
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
Sifat unsur paduan berbeda dengan logam murni, dimana peningkatan kekerasan
dan keuletan disebabkan adanya atom-atom penyusun yang menghambat terjadinya
dislokasi kristal sewaktu deformasi plastis. Hambatan ini terjadi karena adanya
dislokasi yang tidak bergerak bebas melalui unsur-unsur paduan.
Unsur paduan pada baja sangat berpengaruh terhadap nilai kekerasan,keuletan serta
kelelahan suatu baja Unsur Utama penyusun baja adalah Carbon (C), Karbon
merupakan unsur 'pengeras utama' pada baja. Jika kadar Carbon ditingkatkan maka
akan meningkatkan kekuatannya akan tetapi nilai impact baja tersebut akan menurun.
Ada 3 jenis pembagian baja : Baja Construksi (kandungan Karbon antara 0,1-0,6%),
baja karbon perkakas (0,5-1,4%), baja Case hardening (0,005- 0,25%).
Mangan juga sangat berperan dalam meningkatkan kekuatan dan kekerasan suatu
logam baja, menurunkan laju pendinginan sehingga mampu meningkatkan mampu
keras baja dan kekuatan terhadap tahanan abrasi. Hal ini dikarenakan mampu
mengikat belerang yang mampu memperkecil terbentuknya sulfida besi yang bisa
menyebabkab abrasi (HOT-Shortness) dapat diminimalkan. Mangan banyak dipakai
untuk kontruksi rel kereta api. Silikon mampu menaikkan kekerasan dan elastisitas
akan tetapi menurunkan kekutan tarik dan keuletan dari baja (baja pegas dan material
tahan asap di perusahaan petro kimia banyak menggunakan jenis baja ini).Cromium
(Cr) didalam Baja cromium ini dapat digunakan untuk meningkatkan mampu las dan
mampu panas baja. Kekuatan tarik, ketangguhan serta ketahanan terhadap abrasi juga
bisa meningkat. Bisa juga meningkatkan Harden Ability material jika mencapai
kandungan 50%. Nikel (Ni) nikel sangat penting untuk kekuatan dan ketangguhan
dalam baja dengan cara mempengaaruhi proses tranformasi fasanya. Jika Ni banyak
maka austenit akan stabil hingga mencapai temperatur kamar. Molibden (Mo)
Meningkatkan kadar kekerasan,ketangguhan, keuletan,ketahanan baja terhadap
temperatur yang tinggi. Mo juga bisa menurunkan temper embritment.
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
4. Unsur paduan
Sifat unsur paduan berbeda dengan logam murni, dimana peningkatan kekerasan
dan keuletan disebabkan adanya atom-atom penyusun yang menghambat
terjadinya dislokasi kristal sewaktu deformasi plastis. Hambatan ini terjadi karena
adanya dislokasi yang tidak bergerak bebas melalui unsur-unsur paduan.
5. Kandungan kadar karbon
Semakin tinggi kandungan karbon yang dimiliki oleh suatu material, maka tingkat
kekerasannya akan semakin tinggi.
(Sumber:http://www.scribd.com/doc/51579733/HARDNESS-TEST)
J. Kekerasan Meyer
Pm
P
R2
4
d 2
Kekerasan Meyer mempunyai satuan Kg/mm2, kekerasan kurang peka terhadap
bahan yang diterapkan dibanding kekerasan Brinell. Untuk bahan-bahan yang
mengalami pekerjaan dingin kekerasan Meyer pada dasarnya tetap, sedangkan
kekerasan Brinell akan mengecil bila beban bertambah. Karena lekukan yang terjadi
mengakibatkan kekerasan renggang.
(Sumber:www.scribd.com/doc/30683837/uji-kekerasan)
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
K. Jominy Test
Bagi setiap jenis baja mendapat hubungan langsung dan konsistensi antara
kekerasan dan laju pendinginan. Akan tetapi hubungan ini tidak linear selain itu
landasan teori untuk analisa kuantatif cukup rumit. Karena menyangkut variable
seperti: unsur paduan ketidak murnian, suhu austenit. Untunglah bahwa ada pengujian
stendart yang singkat yang memungkinkan ahli teknik memperkirakan kekerasan.
Pada penggunaan tertentu dan membandingkan kekerasan antar berbagai jenis baja.
Percoban uji ini adalah percobaan jominy dimana batang bulat dengan ukuran tertentu
dipanaskan pada daerah austenit dan disemprot ujungnya dengan air yang mempunyai
kecepatan aliran dan tekanan tertentu nilai kekerasan sepanjang gradien lauju
pendinginan diukur dengan pengukuran kekerasan Rockwell dan hasilnya digabarkan
sebagai kurva kemampukerasan.
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
Gambar 2.18
(Sumber:gesafalugongesa.wordpress.com/.../hardenability-and-jominy-test/)
L. Jenis-Jenis Karburasi
1. Karburasi padat
Yaitu sebuah proses karburasi dimana dilakukan dilingkungan yang mengandung
karbon yang padat. Proses ini bertujuan untuk menambahkan kandungan karbon
pada permukaan sehingga permukaan baja mudah untuk dikeraskan dengan proses
hardening.
Peningkatan kekerasn dipermukaan baja dengan kadar karbon rendah dapat dicapai
dengan proses karburasi padat, karburasi padat ini merupakan suatu proses
karburasi dimana bahan yang akan diuji dimasukkan kedalam kotak persegi yang
telah tertutup rapat dan ruangannya didisi dengan sebuah kayu. Prosesnya mungkin
bisa memakan waktu yang cukup lama untuk menghasilkan lapisan dengan tebal
0,75-4mm..
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
2. Karburasi cair
Karburasi cair merupakan karburasi dimana baja dipanaskan diatas suhu kritisnya
dalam lapisan luar. Kulit luarnya memiliki kadar karbon yang lebih tinggi dan
nitrogen yang rendah dan dapt membentuk lapisan setebal 0,64 mm..
3. Karburasi gas
Karburasi gas ini merupakan suatu proses karburasi yang menggunakan gas alam
atau hidrokarbon atau propan(karbit). Digunakan untuk bagian-bagian kecil yang
dapat dicelupkan langsung setelah pemanasan.
http://www.scribd.com/doc/51579822/ACCHardness-Test
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
Hardness Test
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
(Sumber:http://www.scribd.com/doc/51579763/kurva-kekerasan)
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik
Hardness Test
Hubungan antara kekerasan dengan temperatur adalah makin tinggi suhu pemanasan
maka bahan akan semakin lunak karena suhu yang tinggi tersebut menyebabkan jarak
molekul akan semakin merenggang, sehingga daya ikat berkurang, dengan semakin
rendahnya daya ikat antar molekul, maka bahan tersebut akan semakin ulet dan lunak.
Begitupun sebaliknya, temperatur yang rendah mnyebabkan terbentuknya fasa
martensit yang mempengaruhi sifat bahan dimana semakin keras dan getas.
(Sumber:http://www.scribd.com/doc/51579773/kurva-kekerasan)
Arby Manan
Laboratorium metalurgi fisik