Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan las ini.
Laporan Praktik Permesinan ini, disusun sebagai bukti bahwa saya telah
memenuhi
bahwa
saya telah
mengerjakan
JOB
yang
Dan
diberikan
sebagai
tanda
oleh
guru
yang telah membantu dalam praktek sehingga laporan ini dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya.
Akhirnya penulis sadar bahwa laporan ini belumlah sempurna dan tidak luput
dari sebuah kesalahan, dan sedikit banyak nya dari saya sebagai penyusun utama
meminta kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan Laporan
Praktik Pemesinan ini terimakasih.
Penyusun
Goodman Pane
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................
Daftar isi.............................................................................................
Bab I....................................................................................................
Pendahuluan.................................................................................
Bab II
Mesin las....................
Bab III.........................
14
Elektroda...........................................
14
18
15
Bab IV.................................
18
18
21
22
Bab V..................................................................................................
26
Pembahasan..................................................................................
26
26
Bab VI.................................................................................................
30
30
Bab VII...............................................................................................
31
Penutup.........................................................................................
31
7.2 Kesimpulan...........................................................................
31
DAFTAR PUSTAKA .
32
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dengan semakin berkembangnya teknologi industri saat ini, kita tidak bisa
mengesampingkan pentingnya penggunaan logam sebagai komponen utama
produksi suatu barang, mulai dari kebutuhan yang paling sederhana seperti alatalat rumah tangga hingga konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. Hal ini
menyebabkan pemakaian bahan-bahan logam seperti besi cor, baja, aluminium
dan lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga dapat dikatakan tanpa
pemanfaatan logam, kemajuan peradaban manuasia tidak mungkin
terjadi.Dengan kemampuan akalnya, manusia mampu memanfaatkan logam
sebagai alat bantu kehidupannya yang sangat vital. Berbagai macam konstruksi
mesin, bangunan dan lainnya dapat tercipta dengan adanya logam. Logam
tersebut menimbulkan kebutuhan akan teknologi perakitan atau penyambungan.
Salah satu teknologi penyambungan tersebut adalah dengan pengelasan.
1.1 Tujuan Praktek
Tujuan dari dilakukannya praktek selama ini adalah :
Agar mahasiswa mengetahui bagaimana cara pengoperasian
mesin,proses kerja mesin,dan benda-benda apa saja yang bisa dikerjakan
dan dihasilkan oleh mesin tersebut.
Selain itu agar mahasiswa setelah lulus dari universitas pancasila,
peserta didik mempunyai ketrampilan serta dapat bersaing di dunia industri
dengan bakat ketrampilan yang diperolehnya sewaktu di universitas
pancasila.
1.2 Tujuan Laporan
Tujuan dari ditulisnya laporan ini adalah sebagai bahan referensi dalam
melakukan kegiatn praktek dengan menggunakan las listrik. Selain itu juga
sebagai media informasi untuk mengetahui lebih dalam tentang las listrik
BAB II
MESIN LAS
2.1
Pengertian las
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi
satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai
akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum
atom atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu
bebas bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.
Dapat didefinisikan bahwa las adalah menyambung dua atau lebih komponen.
Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tidak terpisah dari proses
manufaktur. Proses manufaktur lainnya yang terkenal adalah antara lain proses
pengecoran
(metal
casting),
pembentukan
(Metal
Forming),
permesinan
Kedua jenis las listrik tersebut adalah yang paling banyak digunakan untuk
menyambung bagian-bagian dari logam diaman untuk menyambung dua bidang
logam dengan cara las lumer dipergunakan bahan tambahan yang dinamakan
elektroda las,sedangkan las tekan hanya berdasarkan panas yang didapat dari
pengaliran arus listrik.
2.2
Las listrik
Mesin las digunakan untuk membagi tengangan untuk mendapat busur
nyala yang memberikan panas untuk mencairkan logam-logam yang di las,
mesin las memperoleh tenaga yang digerakkan oleh:
a. Aliran listrik dari gardu induk dimana arus listrik dari gardu mempunyai
tegangan tinggi yang belum dapat digunakan sebagai arus listrik sehingga arus
tersebut dirubah menjadi arus searah melalui transformator.
b. Motor listrik,motor bensin atau motor disel yang memutar poros generator
las,berdasarkan arus yang bekerja pada mesin las, mesin las dibedakan
menjadi dua,yaitu mesin las dengan arus bolak-balik atau AC dan mesin las
dengan arus searah atau DC.
las
arus
arus
bolak
balik
memperoleh
busur
nyala
dari
transformator,dimana dalam pesawat las ini arus dari jaring-jaring listrik A.C
dirubah menjadi arus bolak balik D.C oleh transformator yang sesuai dengan
arus yang digunakan untuk mengelas,sehingga mesin las ini disebut juga
mesin las transformator.
- Keuntungan transformator A.C :
a. Dapat menghasilkan rigi-rigi las yang baik dan dapat menghindarkan
timbulnya keropos karena mempunyai nyala busur yang kecil.
b. Pengawasan, perawatan dan perlengkapan mesin las lebih murah.
- Kerugian transformator A.C :
a. Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda.
b. Tidak dapat dipergunakan untuk mengelas semua jenis logam
6
3. Pengkutuban Langsung
Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang Pada terminal negatif
dan kabel massa pada terminal positif. Pengkutuban langsung sering disebut
sebegai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif. (DC-).
4. Pengkutuban terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif
dan kabel massa dipasang pada terminal negative. Pengkutuban terbalik
sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)
1. Pengaruh pengkutuban pada hasil las.
Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pangelasan tergantung pada
- Jenis bahan dasar yang akan dilas.
- Jenis elektroda yang dipergunakan.
Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya.
Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal
sedangkan Pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya. Pada arus
bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.
2. Tegangan dan arus listrik pada mesin las .
Volt adalah suatu satuan tegangan listrik yang dapat diukur dengan
suatu alat Voltmeter. Tegangan diantara elektroda dan bahan dasar
menggerakkan elektron - elektron melintasi busur.
3 Ampere adalah jumlah arus listrik yang mengalir yang dapat diukur
dengan Amperemeter. Lengkung listrik yang panjang akan menurunkan
arus dan menaikkan tegangan.
elektroda.
3. kabel massa.
Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.
4. kabel tenaga.
Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau
jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini biasanya terdapat pada pesawat
las AC atau AC DC
5. Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang
elektroda.Pemegang elektroda terdiri dari mulutpenjepit dan pegangan yang
dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas,
bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel digantungkan pada
gantungan dari bahan fiber atau kayu.
6. Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur
Ias dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.Berhatihatilah membersihkan terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan
memercik ke mata atau bagian lainnya.
7. Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
Membersihkan benda kerja yang akan dilas.
Membersihkan terak Ias yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu
las.
8. Klem massa
Klem massa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda
kerja.Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang
baik seperti Tembag aagar arus listrik dapatmengalir dengan baik,klem massa
ini dilengkapi dengan pegas yang kuat. Yang dapat menjepit benda kerja
.Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem
massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat,
cat minyak.
9. Tang Penjepit
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan bendakerja
yang masih panas.
6. Perlengkapan Keselamatan Kerja
1. Helm Las
2. Sarung Tangan (Welding Gloves)
3. Apron lengkap
4. Sepatu Las
5. Masker las
10
a. Teknik Pengelasan
1. Proses Penyulutan
Setelah arus dijalankan, elekteroda didekatkan pada lokasi jalur sambungan
disentuhkan sebentar dan diangkat kembali pada jarak yang pendek (garis
tengah elektroda).
Untuk memperoleh busur yang baik di perlukan pangaturan arur (ampere) yang
tepat sesuai dengan type dan ukuran elektroda, Menyalahkan busurd apat dilakukan
dengan 2 (dua) cara yakni :
Gambar : 1
Gambar : 2
11
Untuk elektroda diameter 3,25 mm, jarak ujung elektroda dengan permukaan
bahandasar 3,25 mm.Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan :
Jika busur nyala terjadi, tahan sehingga jarak ujung elektroda ke logam
induk besarnya sama dengan diameter dari penampang elektroda dan geser
posisinyake sisi logam induk.
12
c. Pendinginan
Lamanya pendinginandalam suatu daerah temperaturtertentu dari suatu siklus
termal lassangat mempengaruhi kwalitassambungan. Karena itu banyak sekali
usaha-usaha pendekatanuntuk menentukan lamanya waktupendinginan tersebut.
Pendekatanini biasanya dinyatakan dalambentuk rumus empiris ataunomograf atau
tabel seperti yangterlihat dalam tabel dibawah ini.Struktur mikro dan sifatmekanik
dari daerah HAZsebagian besar tergantung pada lamanya pendinginan dari
temperatur 800oC samapi 500oC.
Sedangkan
retak
dingin,
dimana
hidrogen
memegang
peranan
penting,
13
BAB III
ELEKTRODA LAS
3.1
Pengertian Elektroda
Bagian terpenting dalam las busur listrik adalah elektroda las. Jenis
elektroda yang dipergunakan kan menentukan hasil pengelasn sehingga sangat
penting untuk mengetahui sifat dan jenis dari masing-masing elektroda sebagai
dasar pemilihan elektroda yang tepat. Macam-macam jenis elektroda sangat
banyak. Berdasarkan selaput pelindungnya elektroda dibedakan menjadi dua
macam yaitu elektroda polos dan elektroda terbungkus.
Elektroda terbungkus terdiri dari bagian inti dan zat pelindung atau fluks. Selaput
yang ada pada elektroda jika terbakar kan menghasilkan CO 2 yang berfungsi
untuk melindungi cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja dari udara
luar.
Tipe elektroda yang digunakan dalam penelitian ini adalah RD 260 (D 4313).
Untuk kode yang diberikan pada tipe elektroda tersebut diatas yaitu huruf D
yang diikuti oleh empat angka dibelakangnya.
14
15
Artinya:Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2 atau 42
kg/mm2Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi Jenis selaput elektroda
Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC
yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak
Kalium memudahkan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda
dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan
teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama
mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan
mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain daripada
bawah tangan atau datar pada las sudut.
17
serbuk
pengelasan.Umumnya
besi
selaput
untuk
elektroda
meningkatkan
akan
lebih
tebal
efisiensi
dengan
BAB IV
LAS ASETILIN
4.1 Las Asetilin
Pengelasan dengan gas dilakukan dengan membakar bahan bakar gas yang
dicampur dengan oksigen (O 2) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu tinggi
(3000o) yang mampu mencairkan logam induk dan logam pengisinya. Jenis bahan
bakar gas yang digunakan asetilen, propan atau hidrogen, sehingga cara
pengelasan ini dinamakan las oksi-asetilen atau dikenal dengan nama las karbit.
Nyala asetilen diperoleh dari nyala gas campuran oksigen dan asetilen yang
digunakan untuk memanaskan logam sampai mencapai titik cair logam induk.
Pengelasan dapat dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.
Oksigen diperoleh dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara.
Oksigen komersil umumnya berasal dari proses pencairan udara dimana oksigen
dipisahkan dari nitrogen. Oksigen ini disimpan dalam silinder baja pada tekanan 14
18
MPa. Gas asetilen (C2H2) dihasilkan dari reaksi kalsium karbida dengan air.
Gelembung-gelembung gas naik dan endapan yang terjadi adalah kapur tohor.
Reaksi yang terjadi dalam tabung asetilen adalah :
CaC2
+ 2H2O
kalsium
karbida
air tohor
Ca(OH)2
Kapur
+ C2H2
gas
asetilen
Bila dihitung ternyata 1 kg CaC 2 menghasilkan kurang lebih 300 liter asetilen.
Sifat dari asetilen (C2H2) yang merupakan gas bahan bakar adalah tidak berwarna,
tidak beracun, berbau, lebih ringan dari udara, cenderung untuk memisahkan diri bila
terjadi kenaikan tekanan dan suhu (di atas 1,5 bar dan 350 C), dapat larut dalam
massa berpori (aseton).
Karbida kalsium keras, mirip batu, berwarna kelabu dan terbentuk sebagai
hasil reaksi antara kalsium dan batu bara dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini
kemudian digerus, dipilih dan disimpan dalam drum baja yang tertutup rapat. Gas
asetilen dapat diperoleh dari generator asetilen yang menghasilkan gas asetilen
dengan mencampurkan karbid dengan air atau kini dapat dibeli dalam tabungtabung gas siap pakai. Agar aman tekanan gas asetilen dalam tabung tidak boleh
melebihi 100 Kpa, dan disimpan tercampur dengan aseton. Tabung asetilen diisi
dengan bahan pengisi berpori yang jenuh dengan aseton, kemudian diisi dengan
gas asetilen. Tabung jenis ini mampu menampung gas asetilen bertekanan sampai
1,7 MPa.
Prisip dari pengelasan ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan mengatur
besarnya gas asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan dengan nyala
api maka akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan oksigen harus
diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit demi sedikit.
Apabila gas asetilen saja yang dihidupkan maka nyala apinya berupa nyala biasa
dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilennya terlalu sedikit yang diputar,
maka las tidak akan menyala.
19
Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari sebuah silinder asetilen tidak
boleh lebih besar dari 20% (seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan
(silinder asetilen haruslah selalu tegak lurus).
Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah bergantung
pada perbandingan antara gas oksigen dan gas asetilennya. Ada tiga macam nyala
api dalam las oksi-asetilen :
a. Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang digunakan maka di antara
kerucut dalam dan kerucut luar akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru.
Di antara kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat kerucut
antara yang berwarna keputih-putihan, yang panjangnya ditentukan oleh
jumlah kelebihan asetilen. Hal ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi
pada logam cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam monel,
nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam bahan pengerasan
permukaan non-ferous.
b. Nyala netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan asetilen sekitar satu.
Nyala terdiri atas kerucut dalam yang berwarna putih bersinar dan kerucut
luar yang berwarna biru bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal
dari udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC tercapai pada
ujung nyala kerucut.
c. Nyala oksigen lebih (nyala oksidasi)
Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk menghasilkan nyala
netral maka nyala api menjadi pendek dan warna kerucut dalam berubah
menjadi ungu. Nyala ini akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau
dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi ini harus
digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan dan perunggu namun tidak
dianjurkan untuk pengelasan lainnya.
20
Karena sifatnya yang dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen
berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan untuk mengelas
baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam kira-kira 3000 0 C dan di tengah kerucut luar
kira-kira 2500 C.
dengan
sudut
antara
30-40
derajat
dengan
benda
arah
mendatar
sehingga
cairan
las
cenderung
mengalir
21
drajat.
Posisi pengelasan diatas kepala(overhead)
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibnadingan dengan
posisi lainnya dimana benda kerja berada diatas kepala dan pengelasan
dilakuakan dibawahnya.Pada pengelasan posisi ini sudut brender dimiringkan
10 derajat dari garis vertical sedangakan kawat pengisi berada dibelakangnya
terhadap arah
4.3
sebidang (butt), lewatan (lap), tegak (T), sudut, dan sisi, seperti yang diperlihatkan
pada gambar dibawah ini:
1) Sambungan Sebidang
Sambungan sebidang dipakai terutama untuk menyambung ujung-ujung plat datar
dengan ketebalan yang sama atau hampir sarna. Keuntungan utama jenis
sambungan ini ialah menghilangkan eksentrisitas yang timbul pada sambungan
lewatan tunggal seperti gambar Bila digunakan bersama dengan las tumpul
penetrasi sempurna (full penetration groove weld), sambungan sebidang
menghasilkan ukuran sambungan minimum dan biasanya lebih estetis dari pada
sambungan bersusun. Kerugian utamanya ialah ujung yang akan disambung
biasanya harus disiapkan secara khusus (diratakan atau dimiringkan) dan
dipertemukan secara hati-hati sebelum dilas. Hanya sedikit penyesuaian dapat
dilakukan, dan potongan yang akan disambung harus diperinci dan dibuat secara
teliti. Akibatnya, kebanyakan sambungan sebidang dibuat di bengkel yang dapat
mengontrol proses pengelasan dengan akurat.
2) Sambungan Lewatan
23
Sambungan lewatan pada Gambar diatas merupakan jenis yang paling umum.
Sambungan ini mempunyai dua keuntungan utama:
Mudah disesuaikan.
Potongan yang akan disambung tidak memerlukan ketepatan dalam
pembuatannya bila dibanding dengan jenis sambungan lain. Potongan tersebut
dapat digeser untuk mengakomodasi kesalahan kecil dalam pembuatan atau
untuk penyesuaian panjang.
Mudah disambung.
Tepi potongan yang akan disambung tidak memerlukan persiapan khusus dan
biasanya dipotong dengan nyala (api) atau geseran.
Sambungan lewatan menggunakan las sudut sehingga sesuai baik untuk di
bengkel maupun di lapangan. Potongan yang akan disambung dalam banyak hal
hanya dijepit (diklem) tanpa menggunakan alat pemegang khusus. Kadangkadang potongan-potongan diletakkan ke posisinya dengan beberapa baut
pemasangan yang dapat ditinggalkan atau dibuka kembali setelah dilas.
Keuntungan lain sambungan lewatan adalah mudah digunakan untuk
menyambung plat yang tebalnya berlainan.
3) Sambungan Tegak
Jenis sambungan ini dipakai untuk membuat penampang bentukan (built-up)
seperti profil T, profil 1, gelagar plat (plat girder), pengaku tumpuan atau penguat
samping (bearing stiffener), penggantung, konsol (bracket).
Umumnya potongan yang disambung membentuk sudut tegak lurus seperti pada
Gambar diatas Jenis sambungan ini terutama bermanfaat dalam pembuatan
penampang yang dibentuk dari plat datar yang disambung dengan las sudut
maupun las tumpul.
4) Sambungan Sudut
Sambungan sudut dipakai terutama untuk membuat penampang berbentuk boks
24
segi empat seperti yang digunakan untuk kolom dan balok yang memikul momen
puntir yang besar.
5) Sambungan Sisi
Sambungan sisi umumnya tidak struktural tetapi paling sering dipakai untuk
menjaga agar dua atau lebih plat tetap pada bidang tertentu atau untuk
mempertahankan kesejajaran (alignment) awal.
Seperti yang dapat disimpulkan dari pembahasan di muka, variasi dan kombinasi
kelima jenis sambungan las dasar sebenarriya sangat banyak. Karena biasanya
terdapat lebih dari satu cara untuk menyambung sebuah batang struktural dengan
lainnya, perencana harus dapat memilih sambungan (atau kombinasi sambungan)
terbaik dalam setiap persoalan.
dan
alat
ini
dapat
digunakan
untuk
pemotongan
maupun
penyambungan.
25
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Jawaban Pertanyaan
Dalam tugas saat praktikum proses produksi, mahasiswa di tugaskan untuk
mengelas 2 potongan besi hingga menjadi 1 bagian dengan menggunakan
las listrik.
Langkah kerja:
1. Batang-batang besi sepanjang 20 cm sebanyak 10 batang besi.
2. Sebelum mengelas potongan besi perlu memakai kedok las untuk
melindungi mata terhadap sinar dan percikan api serta logam panas.
Selain itu perlu juga mengenakan sarung tangan dan pakaian yang
sesuai untuk melindungi kulit.
3. Setelah itu genggam tang elektroda pada tangan kanan, sedangkan
tangan kiri memegang kedok las.
4. Kemudian letakkan tang elektroda di depan anda dan gerakkan
mendekati anda.
26
5. Untuk menyalakan busur las, ada 2 cara yaitu cara goresan dan cara
hentakan.
6. Besi plat di las dengan menggabungkan setiap 2 batang besi sehingga
besi plat berjumlah 5 batang.
7. Cara mengelas dengan membuat talinya terlebih dahulu dan dengan
las vertikal, kemudian sambungan tersebut di las hingga menjadi satu.
Pertanyaan
1. Sebutkan metode/cara pengelasan dalam mengelas suatu benda
kerja?
Jawab:
a. Cara pengelasan dalam mengelas suatu benda:
Genggam tang elektroda pada tangan kanan, bagi yang
hubungan
polaritas
terbaik
(D.C.R.P)
BAB VI
JURNAL PRAKTIKUM
I.
II.
Alat :
1 Mesin las
Bahan :
1 Besi
2 Elektroda
3 Tang
4 Gergaji besi
5 Kacamata Las
III.
Cara Kerja
1. Potong besi sesuai ukuran
2. Hidupkan mesin las
3. Hidupkan pada arus AC
4. Sambungkan arus massa pada besi
5. Las besi sesuai keinginan
IV.
Kesimpulan
29
BAB VII
PENUTUP
7.1
Kesimpulan
Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan dari
penyusunan laporan ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
Penulis dapat mengetahui macam-macam las,teknik pengelasan,jenis-jenis
nyala api,dan hal-hal yang berkaitan dengan las listrik.
Secara umum ada banyak pengertian tentang pengleasan, namun hanya 2
pengertian saja yang di anggap menarik:
1. Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam, dimana logam
menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan.
2. Pengelasan adalah merupakan ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh
gaya tarik-menarik antar atom-atom logam.
Agar pengelasan dapat dilakukan dengan baik maka kedua permukaan
logam tersebut perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida.
Secara umum pengelasan dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Pengelasan dingin
2. Pengelasan panas
7.2
saran
Bagi pembaca setelah membaca laporan praktek ini semoga dapat
berguna ,karena suatu saat nanti kita akan memperaktekannya sehingga kita
harus mempelajari tentang las.
30
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/30100374/laporan-permesinnan
LAPORAN PENDAHULUAN
MESIN LAS
31
Disusun Oleh
Nama
: Goodman Pane
NPM
: 4312215127
I.
II.
Teori Singkat.
Las ( Welding) adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan
jalan mencairkannya melalui pemanasan.
Untuk berhasilnya penyambungan diperlukan beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi yaitu :
1. Bahwa benda padat tersebut dapat cair/lebur oleh panas.
2. Bahwa antara benda-benda padat yang disambung tersebut terdapat
kesesuaiaan sifat lasnya sehingga tidak melemahkan atau menggagalkan
sambungan tersebut.
3. bahwa cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan
penyambungannya.
Jadi untuk benda padat yang tidak dapat mencair oleh panas seperti misalnya
mika, asbes, kayu, dll, tidak akan dapat dilas. penyambungannya hanya dapat
dilaksanakan dengan rekatan, baut, ulir dan cara-cara lain selain las.
Adapun sumber - sumber panas untuk pengelasan dihasilkan dari proses-proses
dibawah ini. suhuu yang dihasilkan berkisar dari yang paling rendah hingga yang
tinggi sekali ( dari beberapa ratus derajad celcius hingga puluhan ribu derajad
celsius
).
1) Bahan bakar minyak, untuk menghasilkan panas beberapa ratus
derajad celcius untuk pengelasan benda padat dengan titik lebur
rendah, seperti timah, plastik dll.
2) Campuran
Zat
asam
dengan
gas
pembakar
seperti
4) Busur nyala listrik (arc). Panas yang dihasilkan dari busur nyala listrik
ini sangat tinggi ( jauh diatas titik lebur baja) sehingga dapat
mencairkan baja dalam sekejap. sumber panas ini ynag paling
populer dipergunakan untuk pengelasan berbagai jenis baja, paduan
baja, dan metal non ferus.
5) Tahanan Listrik. Dapat menghasilkan panas yang cukup tinggi
sehingga degan mudah dapat mencairkan baja.
6) Industri Listrik.
7) Busur nyala listrik dan gas pelindung. sumber panas ini dipakai
dalam pengelasan paduan baja yang peka terhadap proses oksidasi.
Itulah sebabnya gas
mendapatkan
pengelasan
hasil
yang
optimal,
seperti
TIG,MIG,plasma arc,dll.
8) Sinar infra merah.
9) Reaksi kimia eksotermis.
10)ledakan bahan mesiu (cad, explosion). Menghasilkan suhu yang
sangat tinggi sehingga dapat mencairkan baja dan metal lainnya
hanya dalam sekejap.
11) Getaran ultrasonic.
12)Pemboman dengan electron.
13)Sinar laser.
Proses Pengelasan
Proses pengelasan berkaitan dengan lempengan baja yang dibuat dari kristal
besi dan karbon sesuai struktur mikronya, dengan bentuk dan arah tertentu. Lalu
sebagian dari lempengan logam tersebut dipanaskan hingga meleleh. Kalau tepi
lempengan logam itu disatukan, terbentuklah sambungan. Umumnya, pada proses
pengelasan juga ditambahkan dengan bahan penyambung seperti kawat atau
batang las. Kalau campuran tersebut sudah dingin, molekul kawat las yang semula
merupakan bagian lain kini menyatu.
Proses pengelasan tidak sama dengan menyolder dimana untuk menyolder
bahan dasar tidak meleleh. Sambungan terjadi dengan melelehkan logam lunak
misalnya timah, yang meresap ke pori-pori di permukaan bahan yang akan
34
Jenis-jenis Pengelasan
Terdapat berbagai jenis pengelasan yang digunakan dalam proses penyatuan
logam. Dalam beberapa literatur, terdapat hingga 40 bahkan 200 metoda
pengelasan. Berikut ini dijelaskan beberapa metode pengelasan yang dikenal
Las Karbit
Las Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang
menggunakan gas karbit (gas aseteline=C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya
adalah membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan O2 sehingga
menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam
pengisi.
Las Listrik
Pada Las Listrik, panas yang diperoleh untuk proses pelelehan diperoleh dari
perbedaan tegangan antara ujung tangkai las dengan benda yang akan di las. Kalau
elektroda las cukup dekat dengan benda yang akan dikerjakan itu, akan terjadi
loncatan bunga api permanen yang berasal dari arus listrik. Selama melakukan las
listrik, tetesan elektroda lempengan logam berdiameter tertentu, berjatuhan menjadi
kumpulan cairan logam.
Salah satu metode modern dari las listrik adalah las plasma . Plasma adalah gas
panas yang suhunya sedemikian tinggi sehingga elektron luar molekul-molekul gas
terpisahkan dan membentuk ion. Elektroda untuk las plasma dibuat dari bahan yang
kuat, misalnya wolfram
35
Arus listrik mengionisasi gas plasma sehingga terjadi arus tunggal. Sewaktu
terbentuk cairan panas, kawat las bisa ditambahkan.
Las Plasma sangat stabil. Cara ini bisa dijalankan secara automatis, antara lain
karena hasil pengelasan tidak terpengaruh oleh panjang arus. Karena las plasma
sangat cepat, ia bisa digunakan ntuk mamasang lapisan anti karat dan anti aus pada
konstruksi baja.
Las Listrik merupakan dasar dari banyak proses las dengan aplikasi khusus. Salah
satu yang paling terkenal adamah las MIG/MAG ( Metal Inert Gas/ Metal Active
Gas). Bedanya dengan las listrik biasa ialah, dari ujung tangkai las juga keluar aliran
gas. Dapat beripa gas karbondioksida yang disebut las CO2, tetapi dapat juga argon
atau campuran beberapa gas. Aliran gas itu melindungi cairan yang meleleh dari
udara sekitarnya. Udara mengandung oksigen yang pada suhi sekitar 1800 derajat
Celcius dapat membuat karat.
Las Gesekan
Pada las gesekan, panas timbul sebagai akibat gesekan kedua bagian logam yang
akan disambung dengan berputar dalam kecepatan tinggi . Panas hasil gesekan
tersebut akan melelehkan logam, dan kalau diberikan sedikit tekanan, maka akan
terjadi sambungan. Setelah logam mulai meleleh, koefisien gesekan akan turun dan
pertambahan panas akan berhenti, sehingga bahan tidak mungkin kepanasan.
Untuk mengelas pipa ledeng besar dengan las gesekan, diperlukan las gesekan
radikal. Kedua bagian pipa harus sedikit terpisah sewaktu cincin logam yang
mengelilinginya diputar. Pada saat tertentu, cincin yang berputar itu ditekan. Panas
hasil gesekan itu akan melelehkan cincin bagian dalam serta ujung kedua pipa.
Proses pengelasan selesai.
Las gesekan umumnya digunakan dalam industri mobil, untuk menyambung las,
komponen bak persneling dan kolom kemudi. Dengan metode las gesek ini akan
lebih mudah untuk menyambung bahan-bahan yang sulit dilas dengan proses biasa.
36
Las Eksplosi
Las eksplosi digunakan untuk memasang lapisan anti karat pada logam biasa.
Metodanya dapat digambarkan sebagai berikut. Apabila dua lempengan A dan B
akan di las. Kedua lempengan ditumpuk, dan di luar A diletakkan selapis bahan
peledak yang disulut. Lempengan A akan ditekan keras pada B dan keuda
lempengan akan meleleh pada tempat kontak. Setelah beberapa seratus detik
37
gelombang kejut ledakan itu hilang, bahan akan mendingin dan bagian A dan B
sudah melekat.
Las Laser
Dalam proses las laser, digunakan sinar laser dikarenakan laser bersifat
mengumpulkan energy dalam satu titik. Umumnya digunakan untuk mengelas
komponen yang mengandung peralatan-peralatan sensitif terhadap panas. Seperti
kotak pacu jantung yang didalamnya terdapat komponen-komponen elektronika.
Keuntungannya, panas hanya terkumpul pada tempat yang kecil. Untuk pekerjaan
seperti itu dipakai laser bahan padat seperti neodymuim-YAG-laser. Bahan yang
lebih tebal tidak dapat disambung dengan laser seperti itu .
Namun disebut-sebut laser CO2 memiliki energi yang lebih banyak untuk setiap
milimeter perseginya. Laser ini dapat melelehkan logam sampai sedalam 15
milimeter.
38
39