Eddy Fadlyana, Anna Alisjahbana, Ilsa Nelwan, Muchlisah Noor, Selly, Dan Yulia Sofiatin
Eddy Fadlyana, Anna Alisjahbana, Ilsa Nelwan, Muchlisah Noor, Selly, Dan Yulia Sofiatin
Vol.
4, No. Vol.
4, Maret
2003:
168 -2003
175
Sari
Pediatri,
4, No.
4, Maret
Periode lima tahun pertama kehidupan akan menentukan kualitas hidup anak di
kemudian hari. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran perkembangan
balita di daerah pedesaan dan perkotaan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tempat penelitian dipilih secara purposive di 4 wilayah puskesmas (2 perkotaan dan 2
pedesaan), Kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan secara cross sectional dengan subjek
penelitian anak balita yang sehat dan kooperatif pada saat pemeriksaan, serta orang tua
menyetujui ikut dalam penelitian. Subjek dibagi atas 2 kelompok umur perkembangan
(< 2 th, dan 2-5 th), dipilih secara stratified random sampling dengan alokasi sampel
ditentukan secara proporsional. Tes perkembangan dilakukan oleh 3 dokter dengan
menggunakan metode Munchener yang telah dimodifikasi dengan klasifikasi hasil tes
normal dan ada keterlambatan perkembangan. Lima aspek perkembangan yang dinilai
yaitu motorik kasar, motorik halus, persepsi, vokalisasi/pengertian bahasa, dan sosial.
Selama periode penelitian sebanyak 498 balita memenuhi kriteria inklusi, terdiri dari
227 (46%) laki-laki dan 271 (54%) perempuan. Balita yang mengalami keterlambatan
perkembangan di daerah pedesaan sebesar 30% dan di perkotaan 19%, perbedaan ini
secara statistik bermakna (p=0,012). Di daerah pedesaan pola keterlambatan
perkembangan secara urutan dari yang paling banyak adalah aspek vokalisasi/pengertian
bicara (66%), persepsi (38%), motorik halus (35%), motorik kasar (35%) dan sosial
(1%). Sedangkan di daerah perkotaan adalah vokalisasi/ pengertian bahasa (58%),
motorik halus (38%), persepsi (36%), motorik kasar (26%) dan sosial (12%). Faktorfaktor yang berhubungan dengan status perkembangan adalah umur anak, pendidikan
ibu, penghasilan keluarga dan tempat tinggal. Perlu dilakukan upaya untuk
menanggulangi keterlambatan perkembangan balita di daerah pedesaan maupun di
perkotaan terutama pada kelompok umur di bawah 2 tahun.
Kata kunci: balita, pola keterlambatan perkembangan, pedesaan, perkotaan.
engan semakin menurunnya angka kematian bayi di Indonesia, dari 145 per
1.000 kelahiran hidup pada tahun 1967
menjadi 41 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun
1997, maka sudah selayaknya dilanjutkan dengan
Alamat Korespondensi:
Dr. Eddy Fadlyana, Sp.A(K)
Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSUP dr. Hasan Sadikin
Jl. Pasteur No. 38, Bandung 40161.
Telepon/Fax.: 2034426-203595
168
Hasil
Selama periode penelitian telah dilakukan penilaian
perkembangan terhadap 498 balita, terdiri dari 227
laki-laki dan 271 perempuan.
Data umum ibu dan anak di daerah pedesaan
Terdapat 236 pasangan ibu dan anak. Umur rata-rata ibu
adalah 28 tahun (SD 6,4 tahun). Sebagian besar
pendidikan ibu setingkat sekolah dasar (SD), dapat dilihat
169
8
70
76
41
41
28 (6,4)
16-50
3,4
29,6
32,2
17,4
17,4
8
43
85
77
48
29 (5,8)
17-50
3,0
16,5
32,6
29,5
18,4
16
113
161
118
89
3,2
22,7
32,4
23,7
17,2
172
32
29
3
73,0
13,5
12,3
1,2
44
68
120
26
17,1
26,4
46,5
10,1
214
99
149
29
43,6
20,2
30,3
5,9
100
136
42,4
57,6
127
135
48,5
51,5
227
271
45,6
54,4
49
104
78
21,2
45,0
33,8
74
144
39
28,8
56,0
15,2
123
248
117
25,2
50,8
24,0
Jumlah
n
166 (70,3)
33 (14,0)
24 (10,2)
8 (3,4)
5 (2,1)
0 (0)
213 (81,3)
30 (11,5)
9 (3,4)
5 (1,9)
3 (0,8)
2 (0,7)
Total
236 (100,0)
262 (100,0)
25 (10,6) 16 (5,0)
25 (10,6) 19 (7,2)
27 (15,7) 18 (6,9)
47 (19,9) 29 (11,1)
1 (0,4)
6 (2,3)
0,768
0,015
0,001
0,530
0,381
0,903
0,971
0,467
0,019*
Diskusi
Vokalisasi dan pengertian bicara merupakan jenis
aspek yang paling banyak mengalami keterlambatan
baik di pedesaan maupun di perkotaan. Risiko
terjadinya keterlambatan perkembangan di pedesaan
hampir 2 kali lipat dari perkotaan untuk berbagai
aspek, kecuali untuk keterlambatan aspek sosial di
perkotaan lebih dari 4 kali lipat di pedesaan,
perbedaan ini secara statistik bermakna (p = 0,019).
Dari Tabel 4 tampak bahwa di pedesaan, faktorfaktor yang paling berpengaruh terhadap perkembangan anak adalah umur anak, penghasilan
keluarga, dan jenis kelamin; sedangkan di perkotaan
adalah umur anak, penghasilan keluarga dan pendidikan ibu.
Berdasarkan hasil tes perkembangan normal dan
keterlambatan, analisis bivariat menunjukkan bahwa
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap hasil tes
perkembangan adalah umur anak, penghasilan
keluarga, pendidikan ibu, dan daerah penelitian, seperti
tampak pada Tabel 5.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa faktor
terpenting adalah umur anak (makin tinggi umur anak
keterlambatan semakin kurang) demikian pula untuk
pendidikan ibu dan penghasilan; sedangkan untuk
daerah penelitian (makin ke pedesaan makin tinggi
peluang untuk mengalami keterlambatan perkembangan), untuk status gizi, semakin rendah status
gizinya makin tinggi keterlambatan perkembangannya.
Tabel 7 di bawah ini menunjukkan peluang
terjadinya keterlambatan dari berbagai faktor risiko.
Dari model regresi logistik (Tabel 6 dan 7) dapat
diperkirakan peluang terjadinya keterlambatan dari
Tabel 4. Tes perkembangan balita berdasarkan variabel pengaruh dipedesaan dan perkotaan
Pedesaan
Perkotaan
Variabel
Tes perkembangan
Tes perkembangan
Pengaruh
Sesuai
Trlmbt
X2
p
Sesuai
Trlmbt X2 p
(n=165)
(n=71)
(n=213) (n=50)
Umur ibu (tahun)
< 20
6
20 24
46
25 29
54
30 - 34
27
> 35
33
Pendidikan ibu
SD
114
SMP
24
SMA
23
PT
2
Kelompok umur (tahun)
02
65
> 25
101
Jenis kelamin
Laki-laki
65
Perempuan
100
Ibu bekerja
Ya
15
Tidak
151
Status gizi
Normal
34
Ringan
78
Sedang
50
Penghasilan keluarga (rupiah)
< 250.000
34
250.000-500.000 94
> 500.000
23
2
24
22
14
8
3,139
0,519
7
32
69
68
36
1
11
16
9
12
5,269 0,261
56
7
6
1
2,723
0,436
31
56
102
20
13
12
18
6
4,790 0,188
54
16
26,922 <0,001
69
144
30
19
12,885 <0,001
35
35
1,948
0,163
103
110
24
25
0,000 1,000
4
66
0,354
0,552
52
161
12
37
0,000 1,000
15
26
28
2,543
0,280
62
115
32
12
29
7
0,511 0,774
25
27
10
8,518
0,014
16
85
69
7
22
10
4,156 0,125
Keterangan
Trlmbt: terlambat, SD: Sekolah Dasar, SMP: Sekolah Menengah Pertama, SMA: Sekolah Menengah Atas,
PT: Perguruan Tinggi
Tabel 5. Hubungan hasil tes perkembangan dengan daerah penelitian, status gizi, kelompok
umur, jenis kelamin, pendidikan ibu, ibu bekerja dan penghasilan keluarga
Variabel
Hasil Tes Perkembangan (n=498)
Normal
Keterlambatan
X2
p
Daerah penelitan
Pedesaan
Perkotaan
Status gizi
Normal
Ringan
Sedang
Kelompok umur (tahun)
0-2
> 2-5
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan ibu
SD
SMP
SMA
PT/Akademi
Ibu bekerja
Ya
Tidak
Penghasilan keluarga (rupiah)
< 250.000
250.000 - 500.000
>500.000
Umur ibu (tahun)
< 20
20 24
25 29
30 34
> 35
166
213
70
49
7,608
0,006
96
193
82
27
55
35
2,980
0,225
134
245
84
35
44,254
< 0,001
168
211
59
60
0,807
0,369
145
80
124
22
69
19
24
7
14,205
0,003
67
312
16
103
0,883
0,347
50
178
92
32
50
20
13,648
0,001
13
78
123
95
69
3
35
38
23
20
4,704
0,319
Tabel 6. Hubungan hasil tes perkembangan dengan berbagai faktor pengaruh berdasarkan regresi
Variabel
Koefisien
SE ()
P
OR (95% CI)
Umur anak
Pendidikan ibu
Penghasilan
Daerah penelitian
Status gizi
Konstanta
-1,3687
-0,0812
-0,3515
0,0015
0,2742
2,0211
0,2551
0,0523
0,1987
0,2988
0,1812
-
< 0,001
0,121
0,077
0,996
0,130
-
0,25 (0,15-0,42)
0,92 (0,83-1,02)
0,70 (0,48-1,04)
1,00 (0,56-1,79)
1,32 (0,92-1,88)
-
Keterangan:
Akurasi : 78,26%, 1. Umur anak:1 : 0-2 th; 2: 2-5 th, 2. Pendidikan ibu: 1:SD; 2: SMP; 3: SMA; 4:PT/
Akademi, 3. Pengasilan: 1:< 250.000; 2: 250.000-500.000; 3: >500.000, 4. Daerah 0: urban (perkotaan); 1 :
rural (pedesaan), 5. Status gizi (0=normal; 1=ringan; 2=sedang)
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
1
1
1
2
2
2
1
2
1
1
2
1
2
3
1
2
3
1
2
2
2
3
1
1
1
2
1
3
3
3
1
1
1
2
1
2
3
3
2
2
1
2
1
0
0
0
2
2
2
2
1
0
1
0
0,683
0,665
0,621
0,603
0,602
0,136
0,126
0,118
0,683
0,665
0,647
0,602
0,601
0,170
0,160
0,118
Keterangan : daerah 0= perkotaan; 1 =pedesaan, Kelompok umur: 1=0-2 th; 2=2-5 th;, Pend. Ibu: 1=SD;
2:SLTP; 3= SLTA; 4: Akademi/PT, Penghasilan: 1= < 250.000; 2= 250.000-500.000; 3= >500.000, P (Y) :
Peluang terjadinya keterlambatan perkembangan, Status Gizi (0= normal; 1= ringan; 2= sedang).
174
7.
8.
9.
9.
10.
11.
Daftar Pustaka
12.
1.
2.
3.
4.
6.
13.
14.
15.
175