Anda di halaman 1dari 32

PASAL 1

PENGERTIAN
1.

Peraturan Perusahaan
Ialah peraturan yang dibuat oleh perusahaan secara tertulis yang memuat
ketentuan-ketentuan tentang syarat-syarat kerja serta tata tertib di perusahaan.

2.

Perusahaan
Yang dimaksud dengan perusahaan adalah ,,,,,,,,,,,, yang didirikan dengan akta
notaris No. 136 Tahun 2001.

3.

Lingkungan Perusahaan
Ialah keseluruhan tempat yang secara sah berada di bawah penguasaan dan
digunakan untuk menunjang kegiatan perusahaan.

4.

Direksi
Ialah direksi/manajemen yang diberi kuasa untuk mengelola dan memimpin
perusahaan.

5.

Pemimpin Perusahaan
Ialah karyawan yang karena pekerjaannya mempunyai tugas memimpin
perusahaan dan mempunyai wewenang mewakili perusahaan baik di dalam
perusahaan maupun di luar perusahaan.

6.

Karyawan/Pekerja
Ialah semua orang baik laki-laki maupun perempuan yang terlibat dalam
hubungan kerja dengan perusahaan dan oleh karenanya menerima balas jasa dari
perusahaan.

7.

Keluarga
Ialah anggota inti dari pekerja, yang terdiri dari suami/istri dan maximal 3 (tiga)
orang anak yang menjadi tanggungjawab pekerja sepenuhnya.

8.

Hari dan Jam Kerja


Ialah waktu kerja yang ditetapkan perusahaan berdasarkan pada peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.

9.

Ruang Lingkup Pekerjaan


Bahwa peraturan perusahaan
Group ini berlaku untuk semua karyawan di lingkungan perusahaan.

PASAL 2
HUBUNGAN KERJA DAN MASA PERCOBAAN
1

Penerimaan pekerja di perusahaan merupakan hak dari perusahaan, oleh karena


itu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, untuk dapat diterima menjadi
pekerja harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Calon pekerja harus lulus dalam test yang diselenggarakan oleh perusahaan.

Calon pekerja yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan diangkat sebagai pekerja dengan masa percobaan paling lama 3 (tiga
bulan) terhitung sejak pekerja yang bersangkutan mulai bekerja di perusahaan.
Masa percobaan harus diberitahukan kepada calon pekerja yang bersangkutan
secara tertulis.

Pekerja yang telah menyelesaikan masa percobaan dengan baik dianggap sebagai
pekerja tetap sesuai dengan golongan/jabatan yang ditetapkan perusahaan.
PASAL 3
EVALUASI, RECRUITMENT, PEMINDAHAN,
PROMOSI, DAN DEMOSI

Penilaian, pengangkatan pekerja, penempatan, dan pemindahan pekerja ke bagian


lain adalah hak mutlak perusahaan, sepanjang hal itu tidak bersifat menghukum
dan merugikan pekerja.

Demosi tidak akan mengurangi atau menurunkan gaji karyawan.


PASAL 4
HARI DAN WAKTU KERJA

Dengan memperhatikan ketentuan perundangan yang berlaku hari kerja di


perusahaan adalah 6 (enam) hari dalam seminggu dengan jam kerja 7 (tujuh) jam
kerja sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu atau 5 (lima) hari dalam
seminggu dengan jam kerja 8 (delapan) jam kerja sehari dan 40 (empat puluh)
jam seminggu. Waktu kerja di perusahaan diatur sebagai berikut :
a. 6 (enam) hari kerja seminggu dengan 7 (tujuh) jam kerja sehari dan 40
(empat puluh) jam seminggu sebagai berikut :
Hari Senin s/d Jumat
: jam 09.00 17.00
Istirahat
: jam 12.00 13.00

Hari Sabtu
: jam 09.00 13.00 (tanpa istirahat)
Hari Minggu
: libur
b. 5 (lima) hari kerja seminggu dengan 8 (delapan) jam kerja sehari dan 40
(empat puluh) jam seminggu adalah sebagai berikut :
Hari Senin s/d Jumat
: jam 09.00 18.00
Istirahat
: jam 12.00 13.00
Hari Sabtu dan Minggu : libur
2

Setelah bekerja 4 (empat) jam secara terus menerus harus diadakan waktu
istirahat sekurang-kurangnya (setengah) jam dimana waktu istirahat kerja tidak
termasuk jam kerja.

Pekerjaan yang dilakukan lebih dari 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh)
jam seminggu atau 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu
adalah sebagai kerja lembur, dengan pengecualian karyawan yang dipekerjakan
oleh perusahaan dengan upah yang dinegoisasikan dengan tidak ada pembayaran
upah lembur karena posisinya dan tanggung jawabnya.

Perusahaan berhak untuk mengganti hari kerja selama tidak melanggar hukum
ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia.

Perusahaan berhak untuk menetapkan jadwal kerja berganti-ganti (shift) bila


diperlukan, tetapi harus sesuai dengan hukum ketenagakerjaan yang berlaku di
Indonesia.
PASAL 5
KERJA LEMBUR

Apabila terdapat pekerjaan yang mendesak, maka bersedia untuk melakukan kerja
lembur.
Kerja lembur pada dasarnya sukarela, kecuali dalam hal berikut :
a. Bila perusahaan menganggap perlu dan para pekerja bersedia untuk
bekerja lembur.
b. Bila ada pekerjaan yang harus diselesaikan dengan segera dan atas
perintah Kepala Bagian.
c. Dalam keadaan luar biasa/darurat seperti banjir.

Perhitungan upah lembur dihitung sesuai dengan ketentuan perundangan yang


berlaku, yaitu ditentukan sebagai berikut :
a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja biasa :
Untuk jam kerja lembur pertama dibayar upah sebesar 1 (satu setengah)
x upah sejam.
Untuk setiap jam kerja lembur berikutnya dibayar 2 (dua) x upah sejam.

b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan atau hari
libur resmi :
1). Untuk setiap jam dalam batas waktu 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam,
apabila pada hari raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada
salah satu hari dalam 6 (enam) hari kerja seminggu, harus dibayar
sedikit-dikitnya 2 (dua) x upah sejam.
2). Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam
apabila pada hari raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada
salah satu hari dalam 6 (enam) hari kerja seminggu, dibayar upah
sebesar 3 (tiga) x upah sejam.
3). Untuk jam kerja kedua setelah 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam
apabila hari raya tersebut jatuh pada salah satu hari dalam 6 (enam)
hari kerja dan seterusnya, dibayar upah sebesar 4 (empat) x upah
sejam.
c. Penghitungan upah sejam Dasar Penghitungan Upah Lembur adalah
Upah Bulanan.
- Upah harian
: 6 hari kerja / minggu (25 x upah sehari) / 173
- Upah borongan : Rata-rata dalam setahun dibagi 12 dibagi 173
- Upah bulanan
: 1/173 x upah sebulan
(Kepmenaker N. Kep. 102/Men/2004)
Adapun pemberian upah lembur tidak diberlakukan bagi jabatan Team
Leader, Store Head/Coordinator, Supervisor dan Yunior Supervisor sampai
dengan Assistent Manager dan Manager, mengingat posisi dan jabatan
yang disertai oleh tanggung jawabnya.
PASAL 6
PENGUPAHAN
1

Sistem pembayaran upah diatur menurut upah harian, borongan, bulanan, dengan
komponen upah sebagai berikut :
Upah pokok.
Tunjangan-tunjangan (Tunjangan Jabatan dan Tunjangan Transport),
yang sifatnya tidak tetap.

Penetapan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian,


kecakapan, prestasi kerja, konduite, dan lain sebagainya dari pekerja yang
bersangkutan.

Pajak atas upah menjadi tanggung jawab pekerja/perusahaan.

Peninjauan upah perorangan dilaksanakan berdasarkan prestasi pekerja atas


pertimbangan perusahaan.

Peninjauan upah secara umum akan dilaksanakan secara berkala setahun sekali
sesuai kenaikan inflasi atau kemampuan perusahaan.

Pemberian upah yang diberikan pekerja/buruh tidak akan lebih rendah dari upah
minimum yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini di Provinsi atau
kabupaten/kota madya.

Upah dibayar pada awal bulan setiap bulan.

Masa pembayaran akan selesai 4 (empat) hari sebelum tanggal pembayaran, untuk
dapat menghitung pembayaran, persetujuan, dan persiapan.

Setiap kenaikan upah akan dilakukan berdasarkan faktor-faktor:


- Penetapan kenaikan oleh pemerintah.
- Upah sesuai dengan pasar untuk setiap posisi.

10

Khusus untuk kenaikan upah minimum dari pemerintah, apabila pihak perusahaan
memberikan upah yang lebih rendah, hanya pada kasus tersebut perusahaan
berkewajiban untuk menaikkan upah karyawan.

11

Jadwal waktu rapat, kegiatan, atau rencana perayaan oleh pihak perusahaan,
dimana pengadaannya diluar jam kerja maka tidak termasuk jam kerja dan tidak
dihitung di dalam upah atau gaji para karyawan atau upah lembur karyawan.
PASAL 7
TUNJANGAN HARI RAYA (THR) KEAGAMAAN

Menjelang hari raya keagamaan, perusahaan memberikan THR keagamaan pada


pekerja sebesar 1 (satu) bulan upah bagi yang sudah bekerja pada perusahaan
selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut atau lebih.

Sedangkan bagi pekerja yang bekerja selama 3 (tiga) bulan tetapi kurang dari 12
(dua belas) bulan diberikan THR yang besarnya dihitung secara proporsional.
Pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum hari raya
keagamaan masing-masing pekerja.

PASAL 8
PERAWATAN DAN PENGOBATAN
1

Untuk memelihara kesehatan para pekerja dan keluarganya, perusahaan


menyediakan fasilitas pengobatan yang ditentukan oleh perusahaan atau
pengganti biaya pengobatan yang ditetapkan perusahaan, dengan ketentuan tidak
lebih dari peraturan perundangan yang berlaku (jika JPK diselenggarakan oleh
perusahaan).

Perusahaan akan memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan kepada para


pekerja dan keluarganya yang dalam keadaan mendesak memerlukan perawatan
dan pengobatan di luar ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan,
perusahaan akan memberikan bantuan.
PASAL 9
UPAH SELAMA SAKIT

Apabila pekerja sakit, harus menyampaikan kepada perusahaan dengan


menyertakan surat ijin atau keterangan dari dokter yang ditunjuk oleh pihak
perusahaan, dengan mendapat upah. Tidak ada ijin sakit yang disetujui oleh pihak
perusahaan di luar dari surat dokter yang ditunjuk oleh perusahaan.

Kasus-kasus darurat dan dokter yang merawat bukan dari pihak perusahaan, maka
akan dinilai kasus per kasus dan harus disetujui oleh General Manager.

Apabila pekerja sakit dalam waktu yang lama yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter yang ditunjuk oleh perusahaan, maka upahnya dibayar sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
Empat bulan pertama dibayar sebesar
: 100 % upah
Empat bulan kedua dibayar sebesar
: 75 % upah
Empat bulan ketiga dibayar sebesar
: 50 % upah
Untuk bulan selanjutnya dibayar sebesar : 25 % upah sebelum PHK
dilakukan oleh perusahaan

Setelah lewat 12 (dua belas) bulan ternyata pekerja yang bersangkutan belum
mampu bekerja kembali, maka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja
yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

PASAL 10
JAMSOSTEK
1

Dalam meningkatkan perlindungan semua karyawan diikutkan dalam program


Jamsostek yang dilaksanakan oleh PT. Jamsostek (Persero).

Dasar hukum program Jamsosotek adalah UU. No. 3 Tahun 1992 jo PP No. 14
Tahun 1993.

Program Jamsostek yang diikutkan meliputi :


- Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
- Jaminan Kematian (JK)
- Jaminan Hari Tua (JHT)

Apabila pekerja mendapatkan kecelakaan sesuai dengan yang dimaksud dengan


Undang-Undang Jamsostek, maka perusahaan akan membantu pengurusan klaim
ganti kerugian sebagaimana diatur dalam UU No. 3 Tahun 1992, yang dalam
pelaksanaannya melalui program PT. Jamsostek.

Ganti kerugian yang dimaksud dalam ayat tersebut di atas berupa :


- Biaya pengangkutan pekerja dari tempat kecelakaan ke rumahnya atau ke
rumah sakit.
- Biaya perawatan dan pengobatan
- Biaya penguburan
- Tunjangan kecelakaan
PASAL 11
ISTIRAHAT MINGGUAN DAN HARI LIBUR

Pekerja yang bekerja 6 (enam) hari berturut-turut dalam 1 (satu) minggu diberikan
istirahat mingguan selama 1 (satu) hari atau pekerja yang bekerja selama 5 (lima)
hari berturut-turut dalam 1 (satu) minggu diberikan istirahat mingguan selama 2
(dua) hari.

Pada hari-hari libur resmi/hari raya yang ditetapkan oleh pemerintah, pekerja
diberikan untuk tidak bekerja dengan mendapat upah penuh.

PASAL 12
ISTIRAHAT TAHUNAN/CUTI TAHUNAN
1

Setiap pekerja yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut
berhak atas istirahat tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja yang diambil 6
(enam) hari di 6 (enam) bulan pertama dan 6 (enam) hari di 6 (enam) bulan
berikutnya, dengan mendapat upah penuh.

Tidak ada pengganti dalam bentuk uang akan dibayar untuk libur atau cuti yang
tidak dijalani/diambil.

Perusahaan dapat menunda permohonan istirahat tahunan paling lambat 6 (enam)


bulan terhitung sejak lahirnya hak istirahat tahunan, dengan memperhatikan
kepentingan pekerja. Istirahat tahunan tersebut dapat dibagi dalam beberapa
bagian dengan ketentuan satu bagian terdapat sekurang-kurangnya 6 (enam) hari
kerja terus-menerus.

Pekerja yang akan menggunakan istirahat tahunan, 1 (satu) minggu sebelumnya


harus mengajukan permohonan terlebih dahulu kepada pimpinan perusahaan,
kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak misalnya ada keluarga yang
mengalami musibah dan lain-lain.

Pengambilan cuti tahunan akan diizinkan dengan kebijaksanaan pimpinan tetapi


permohonan cuti tidak akan ditolak tanpa alasan yang wajar.

Perusahaan mempunyai hak untuk memastikan hari cuti pada hari tertentu
sepanjang tahun bila diperlukan. Misalnya, cuti Hari Raya Idul Fitri.

Perusahaan akan memberitahukan kepada pekerja bila tiba saatnya hak untuk
memperoleh istirahat tahunan.

Hak atas cuti tahunan gugur apabila setelah 6 (enam) bulan sejak lahirnya hak
tersebut ternyata pekerja tidak mempergunakan haknya bukan karena alasanalasan yang diberikan oleh perusahaan.
PASAL 13
CUTI MELAHIRKAN/KEGUGURAN

Bagi pekerja wanita yang akan melahirkan berhak atas istirahat selama 1 (satu
setengah) bulan sebelum dan 1 (satu setengah) bulan setelah melahirkan, dengan
mendapat upah penuh setelah berkonsultasi dengan dokter yang ditunjuk oleh
perusahaan.

Pekerja wanita diberi cuti yang dibayar penuh upahnya 1 (satu setengah) bulan
setelah keguguran, dan telah berkonsultasi dengan dokter yang ditunjuk oleh
pihak perusahaan.
PASAL 14
CUTI HAID

Pekerja wanita tidak diharuskan untuk bekerja pada hari pertama dan kedua waktu
haid, namun cuti hanya akan diberikan setelah permohonan disertai dengan
laporan dari dokter yang ditunjuk oleh pihak perusahaan, dengan mendapat upah
penuh.
PASAL 15
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
DENGAN MENDAPAT UPAH ATAU TANPA UPAH

Perusahaan memberikan ijin kepada pekerja meninggalkan pekerjaan dengan


mendapat upah apabila:
a. Pernikahan pekerja sendiri
: 3 (tiga) hari kerja
b. Pernikahan anak pekerja
: 2 (dua) hari kerja
c. Khitanan/Pembabtisan anak pekerja
: 2 (dua) hari kerja
d. Istri pekerja melahirkan
atau keguguran kandungan
: 2 (dua) hari kerja
e. Suami/Istri/Anak, Orangtua/Mertua
atau menantu pekerja meninggal dunia
: 2 (dua) hari kerja
f. Anggota keluarga dalam satu rumah
meninggal dunia
: 1 (satu) hari kerja

Perusahaan memberikan ijin kepada pekerja yang akan menunaikan ibadah haji
dengan mendapat upah dalam waktu sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah
dengan ketentuan ditambah 3 (tiga) hari sebelum berangkat dan 3 (tiga) hari
setelah tiba di rumah.

Ijin meninggalkan pekerjaan diluar ketentuan point 1 (satu) di atas dapat


diberikan tanpa upah setelah ada persetujuan dari Supervisor Divisi dan HRD
Manager, dan jika dilengkapi dengan bukti resmi dan catatan tertulis 7 (tujuh) hari
sebelumnya. Situasi darurat akan dilihat berdasarkan kasus demi kasus.

Dalam keadaan yang sangat khusus, ketidakhadiran yang tidak direncanakan bisa
disetujui setelah terjadi oleh HRD jika bukti resmi sudah diberikan oleh pekerja.

Semua pekerja harus melaporkan absen apapun yang tidak direncanakan kepada
bagian Staff Personalia tidak lebih dari pukul 10.00 pagi, pada hari yang sama,
atau ketidakhadiran akan dianggap sebagai absen tanpa ijin/alpha.
PASAL 16
PEMBAYARAN AKHIR PEKERJAAN

PHK (PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA)


a. Jika seorang pekerja diberhentikan karena melakukan suatu pelanggaran yang
serius seperti ditentukan dalam Tata Tertib Perusahaan atau seperti tertuang
dalam Peraturan Perusahaan, maka perusahaan dapat memutuskan hubungan
kerja dan diselesaikan sesuai dengan prosedur yang diatur dalam ketentuan
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 jo UU No. 2 tahun 2004 yang berlaku.
b. Hal lain yang mengakibatkan diputusnya hubungan kerja, akan diberlakukan
peraturan-peraturan yang berlaku.

PENGUNDURAN DIRI
a. Siapapun pekerja yang akan berhenti bekerja harus memberitahukan secara
tertulis 1 (satu) bulan sebelumnya kepada perusahaan. Atas pengunduran diri
pekerja, perusahaan akan membayar hak pekerja berdasarkan ketentuan
peraturan yang berlaku berupa uang pisah yang besarnya dan pelaksanaannya
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
Ketetuan uang pisah sbb :
Karyawan dengan masa kerja dibawah 3 tahun tidak berlaku ketentuan uang
pisah
Karyawan dengan masa kerja diatas 3 tahun :
Gaji x 15% x masa kerja
b. Setiap pekerja yang tidak masuk kerja tanpa ijin selama 5 (lima) hari kerja
berturut-turut atau lebih, dan sudah dilakukan pemanggilan sebanyak 2 (dua)
kali secara tertulis oleh perusahaan untuk bekerja kembali, akan tetapi pekerja
tersebut tidak melapor ke tempat kerja, maka dianggap mangkir dan
dikualifikasi mengundurkan diri.

10

PASAL 17
EFISIENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1

Dalam hal perusahaan memberhentikan pekerja karena kondisi perusahaan, para


pekerja akan dibayar sesuai dengan hukum atau peraturan ketenagakerjaan yang
berlaku di Indonesia.

Jika selama penghentian pekerja melakukan pekerjaan untuk majikan lain, maka
akan dianggap mengundurkan diri dan akan diproses sesuai dengan hukum yang
berlaku.
PASAL 18
PROSEDUR KELUHAN

. dijalankan dengan kebijaksanaan yang terbuka bagi semua pekerja dan


senantiasa berusaha untuk memelihara komunikasi yang terbuka antara
manajemen dan tenaga kerja untuk mencapai suatu lingkungan kerja yang sehat
dan saling menguntungkan bagi perusahaan dan para pekerja.

Jika dalam pelaksanaan Peraturan Perusahaan ada yang kurang jelas, dan masalah
yang lain yang dianggap penting akan dibicarakan dan dipecahkan secara
musyawarah antara wakil-wakil dari perusahaan dan pegawai/pekerja dalam
pertemuan dewan kerja setiap bulan.
2
3

Saran-saran untuk perbaikan, keluhan-keluhan umum dan hal-hal penting yang


lain mengenai lingkungan kerja
, akan dikumpulkan untuk didiskusikan dan dimasukkan ke dalam agenda
pertemuan setiap bulan. Pengajuan bisa diberikan melalui Supervisor Divisi,
Kepala Bagian/Store Head, Pengawas/Koordinator, atau wakil pegawai pertemuan
dewan kerja.
PASAL 19
PERATURAN TATA TERTIB

PERNYATAAN PERATURAN
Hukum, peraturan dan kepatuhan adalah sangat penting bagi kelancaran, efisiensi dan
keuntungan dari kegiatan organisasi. Karena alasan inilah perusahaan membuat dan
menetapkan Peraturan Tata Tertib, namun bukan bermaksud untuk membatasi hak-hak
pribadi para pekerja, tetapi merupakan sarana untuk menanamkan kedisiplinan

11

perusahaan dan pengertian serta kerjasama yang maksimal di antara semua anggota
komunitas Group.
TUJUAN
1

Untuk mensosialisasikan peraturan sehubungan dengan tindakan kedisiplinan


yang ditetapkan oleh perusahaan bagi pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum
dan Peraturan Perusahaan dalam melaksanakan kedisiplinan.

Untuk membantu menciptakan suasana kerja dimana semua pegawai dapat


berfungsi secara bersama-sama sebagai tim yang efisien dan efektif.

Untuk mengembangkan tanggung jawab pribadi dan menghargai pekerjaannya,


harta perusahaan, sesama pekerja dan atasan.

Untuk menentukan dan menetapkan hukuman yang tepat bagi macam-macam


pelanggaran.

LINGKUP
Dalam Peraturan Tata Tertib ini, kedisiplinan berlaku bagi semua pegawai tanpa
memandang tingkat, status (pegawai tetap, percobaan, kontrak dan tidak tetap) atau
jabatan di dalam/luar perusahaan selama kegiatan perusahaan berlangsung. Peraturan
Tata Tertib ini meliputi peraturan tentang tingkah laku pribadi yang tidak dikehendaki,
kehadiran, keselamatan, kebersihan, keamanan, kesehatan dan kebijaksanaan serta
peraturan perusahaan yang lain.
TANGGUNG JAWAB
Human Resources Departement memastikan bahwa semua pegawai telah membaca dan
memahami Peraturan Tata Tertib sebelum menandatangani perjanjian kerja, sedangkan
atasan langsung bertanggung jawab untuk menekankan kepatuhan terhadap isi Peraturan
Tata Tertib dan memastikan kembali bahwa semua pegawai yang langsung dibawahinya
memahami peraturan ini.
Human Resources Departement bertanggung jawab untuk melaksanakan penyelidikan
independent terhadap pelanggaran disiplin yang terkait dengan PHK untuk memastikan
bahwa rekomendasi terhadap pelanggaran disiplin adalah tepat.
PROSEDUR DAN PERATURAN
Pelaksanaan, tindakan pendisiplinan pada umumnya bertujuan untuk mendidik para
pegawai, bukan bermaksud menghukum, tujuan utamanya adalah untuk mengoreksi,
merehabilitasi dan menjaga kedisiplinan secara umum dalam organisasi. Khususnya pada
kasus-kasus dimana pelanggaran peraturan benar-benar berdasarkan kesengajaan dan
merupakan pelanggaran serius atau tindakan perbaikan sebelumnya tidak berhasil, maka

12

sebagai langkah pengamanan diri perusahaan, akan dilakukan PHK terhadap pegawai
tersebut.
Namun demikian, apabila sanksi disiplin ini harus dilaksanakan maka hukuman yang
diberikan akan tergantung pada tingkat keseriusan pelanggaran. Catatan pribadi dan
prestasi pegawai sebelumnya juga akan dipertimbangkan. Manajemen atau Human
Resources Departement akan menentukan tipe tindakan pelanggaran tersebut sehingga
penyelidikan yang tepat dapat dilakukan.
Pelaksanaan tindak pendisiplinan harus selalu didokumentasikan secara tertulis,
kemudian disimpan dalam file dan merupakan bagian dari file permanen pegawai.
Secara umum, peringatan lisan mungkin diberikan tidak untuk tipe pelanggaran yang
sama. Peringatan terakhir dapat diberikan setelah 3 (tiga) pelanggaran yang berbeda.
Uraian di bawah ini adalah jenis-jenis tindakan pendisiplinan dan prosedurnya :
PERINGATAN LISAN (1)
Berdasarkan diskusi formal oleh Supervisor, Kepala Divisi dan Pegawai yang terkait
dengan masalah ini, dimana tanggal, waktu dan permasalahan didiskusikan dicatat
sebagai referensi pada masa yang akan datang. Konselling harus dilakukan secara
pribadi.
Peringatan lisan biasanya diberikan untuk pelanggaran yang tidak disengaja atau terjadi
secara kebetulan dan hanya berakibat bagi dirinya, tidak mempengaruhi produksi,
stabilitas, keselamatan dan kondisi baik perusahaan dan pegawai lainnya.
PERINGATAN TERTULIS (2)
Berdasarkan catatan tertulis yang diberikan oleh atasan langsung ketika perbaikan lisan
dilakukan untuk merehabilitasi gagal atau pelanggaran yang mengakibatkan peringatan
tertulis harus diberikan.
Peringatan-peringatan tersebut berlaku dalam proses sebagai berikut :
Peringatan pertama
: 6 bulan
Peringatan kedua
: 6 bulan
Peringatan ketiga
: 6 bulan
Peringatan tertulis ini harus disetujui oleh General Manager, Human Resources
Departement. Alasan bagi peringatan tertulis ini harus dibahas secara mendalam bersama
pegawai yang bersangkutan.
Pegawai harus menandatangani peringatan ini sebagai bukti bahwa hal ini telah dibahas
bersamanya. Bila pegawai tidak bersedia menandatangani, atasan langsung dan Human
Resources Departement harus mencatat pada peringatan tersebut.

13

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (3)


Hal ini merupakan sanksi tindakan disiplin yang paling serius dan keputusan ini hanya
dilaksanakan manajemen karena semua usaha perbaikan terhadap kesalahan pegawai
tidak berhasil kecuali dalam kasus-kasus tertentu dimana PHK harus dilaksanakan.
Note

: Hal ini dilakukan setelah penyelidikan yang mendalam dan disertai


bukti-bukti yang menunjang pelaksanaan PHK.

PHK secara langsung sebagai akibat pelanggaran berat yang pertama dilakukan pada
kasus-kasus serius dimaksudkan untuk perlindungan diri perusahaan dan sesama
pegawai. Pelanggaran serius adalah seperti yang didefinisikan oleh Peraturan
Ketenagakerjaan Indonesia atau seperti diuraikan pada peraturan perusahaan.
PHK juga akan dilakukan apabila pegawai telah mendapatkan 3 kali peringatan tertulis
dan masih melakukan pelanggaran yang lain.
PHK secara langsung atas inisiatif Kepala/Manajer Departemnt diverifikasi oleh Manajer
SDM dan harus disetujui oleh General Manager.
a. Kepala/Manajer Departement menyelidiki peristiwa tersebut dimana pegawai berhak
mengemukakan pendapatnya. Tindakan ini harus ditunjang dengan bukti-bukti.
b. Kepala/Manajer Departement berdiskusi dengan Human Resources Departement.
c. Manajer SDM menyelidiki kasus tersebut dan berkonsultasi kepada semua pihak
terkait untuk verifikasi bukti dan merekomendasikan tindakan yang harus diambil.
d. Apabila General Manager setuju, maka Manajer SDM melaksanakan PHK tersebut.
KEPATUHAN TERHADAP UNDANG-UNDANG PERBURUHAN
Perusahaan mematuhi Undang-Undang dan Peraturan Ketenagakerjaan tentang PHK
terhadap pekerja.
SEJARAH TINDAKAN PENDISIPLINAN PEGAWAI
Hal ini diperlukan untuk menelusuri catatan setiap pegawai, pelanggaran/tindakan
pendisiplinan sebagai referensi. Pada saat tindakan pendisiplinan tertentu dilakukan. Hal
ini dicatat dalam file personalia untuk mempermudah review pendisiplinan pegawai.
PELANGGARAN-PELANGGARAN
Pelanggaran dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut :
1. Tindakan dan tingkah laku pribadi yang tidak dikehendaki.
2. Tata Tertib Kehadiran.

14

3. Tata Tertib Keselamatan dan Kebersihan


4. Tata Tertib Pengobatan.
PERATURAN PELANGGARAN
1.

TINGKAH LAKU PRIBADI YANG TIDAK DIKEHENDAKI


Adalah suatu tindakan dan tingkah laku seseorang yang tidak diinginkan yang
akan mengganggu kelancaran, efisiensi dan keuntungan perusahaan atau berakibat
buruk terhadap nama baik perusahaan.
1.1

Tindakan Pelanggaran Umum


(
1.1.1

Bisnis ilegal dan semua kegiatan bisnis yang


menimbulkan pertanyaan oleh pejabat perusahaan atau
pegawai yang melanggar hukum Indonesia atau
melanggar standard etika praktek bisnis.

1.1.2

Pembayaran, hadiah atau penawaran pembayaran atau


apapun yang berharga secara langsung atau tidak
langsung atas nama perusahaan.
a. Kepada panitia politik, partai politik atau organisasi
politik yang lain atau pejabat kelompok politik
sejenis.
b. Bagi keuntungan siapapun calon politikus di kantor
publik.
c. Bagi wakil pemerintah atau perantaranya (termasuk
perusahaan milik pemerintah) untuk mencapai tujuan
atau membayar untuk mempengaruhi atau
mengakibatkan pengaruh apapun terhadap tindakan
pemerintah atau pejabat pemerintah atau perantaranya
atau
d Bagi seseorang yang mengetahui atau beralasan untuk
mengetahui bahwa semua atau sebagian pembayaran
atau hadiah ini ditawarkan, diberikan atau dijanjikan
secara langsung atau tidak langsung kepada seseorang
1.1.3 Menyuap secara langsung atau tidak langsung untuk
memperoleh bisnis perusahaan.
1.1.4

Kehilangan kepercayaan atau keyakinan dari pejabat,


akibat tindakan yang dapat mendasari atau dasar yang
beralasan untuk menyimpulkan bahwa seseorang pegawai
tidak dapat diandalkan, dipercaya atau integritasnya atau
rasa tanggung jawabnya tidak dapat diterima.

3)

atau
orga
nisas
i
yang
tertul
is
pada
bagia
n (c)

(3)

(3)

(3)

1.1.5

15

Konflik kepentingan dari jabatan atau kelalaian suatu


tindakan oleh pegawai yang dapat menimbulkan atau
melibatkan konflik antara kepentingan pribadi dan

perusahaan pada umumnya yang diatur


Kebijaksanaan Perusahan..Group.

dalam
(

1.1.6

1.1.7

1.2

Terikat dalam bentuk kepegawaian lain apapun atau


menjalankan bisnis yang dapat mengakibatkan konflik
dengan bisnis perusahaan atau jabatan pegawai dalam
perusahaan tanpa ijin dari manajemen.

3)

hukum
Membuat surat pernyataan sah yang menyebabkan Indonesi
kerugian perusahaan atau pejabat pegawai dalama.
perusahaan dalam tanpa pemberitahuan sebelumnya
(
kepada perusahaan kecuali tugas-tugas yang terikat oleh
3)

Amoral, Tidak Sopan atau Perbuatan lain yang sejenis


(3
1.2.1

Tindakan amoral dan tingkah laku dan atau hubungan


antar manusia yang dapat merusak reputasi perusahaan,
baik di dalam maupun di luar wilayah perusahaan.

1.2.2

Pelecehan seksual, didefinisikan sebagai perbuatan


seksual yang tidak dapat diterima, permintaan untuk
melakukan aktifitas seksual terhadap pegawai .
Group atau relasi bisnis. Group.

(3)

1.2.3

Mengancam (baik dengan tingkah laku, kata-kata atau


tulisan) sesama pegawai atau anggota keluarga pegawai
di dalam maupun di luar wilayah perusahaan.

(3)

1.2.4

Merangsang, menghasut atau berkelahi, melakukan


kerusakan atau melukai pegawai atau keluarganya baik di
dalam maupun di luar wilayah perusahaan.

(3)
(

1.2.5

1.3

Minum atau mengkonsumsi alkohol atau obat terlarang


pada jam kerja atau datang ke tempat kerja atau bekerja
dalam keadaan terpengaruh obat terlarang atau alkohol.

Kegiatan-Kegiatan Pertemuan

16

3)

(
1.3.1

Sekehendak hati melakukan tindakan di luar kewenangan,


berjualan atau meminta di lingkungan perusahaan.

1.3.2

Di luar kewenangan mengumumkan, menyebarkan


pemberitahuan, poster, brosur dan semua bentuk uraian
yang tercetak lainnya.

(3)

17

3)

(3
1.3.3

Menyelenggarakan rapat tidak resmi pada jam kerja


dalam wilayah perusahaan tanpa ijin perusahaan lebih
dahulu.

1.3.4

Mengadakan aktifitas politik di lingkungan perusahaan.

(3)

1.3.5

Meminjamkan uang kepada sesama pegawai dengan


bunga yang tinggi.

(3)

1.3.6
1.4

Mengadakan hubungan spesial Pacaran sesama rekan


divisi dalam satu perusahaan

(3)

Ketidakpatuhan dan Ketidakhormatan


(
1.4.1

Menggunakan kata-kata tidak sopan atau tidak senonoh


kepada pejabat perusahaan, sesama pegawai/pengunjung
perusahaan.

2)

1.4.2

Dengan sengaja mengabaikan atau menolak perintah


resmi, kurang ajar atau tidak menghargai atasan, pejabat
atau pihak lain yang berwenang kecuali perintah yang
bertentangan dengan hukum Indonesia Peraturan
Perusahaan dan Kebijaksanaan-Kebijaksanaan.

(2)

(
1.4.3

Menunjukkan tingkah laku tidak sopan yang dilakukan


kepada pimpinan perusahaan ataupun atasan langsung.

2)

1.4.4

Menolak bekerja lembur setelah menyetujui kecuali


karena alasan yang sangat mendadak.

(2)

1.4.5

Sama sekali mengabaikan atau tidak mematuhi


memorandum yang berlaku, perintah, peraturan untuk
keselamatan, peraturan gedung/kantor yang menyebabkan
kerusakan perusahaan atau dapat melukai sesama
pegawai.

2)

1.4.6

Menyalahgunakan hak dan tanggung jawab pihak lain


secara tidak sah.

(2
)
(2)

1.4.7
1.5

Pelanggaran peraturan dan Kebijaksanaan Perusahaan


dari waktu ke waktu; contohnya melalui memo-memo.

Bersifat Merusak atau Menyalahgunakan Barang Milik Perusahaan

18

(
1.5.1

Menggunakan jam kerja atau menjual bahan-bahan atau


perlengkapan perusahaan (peralatan, mesin, jasa
kendaraan dll) untuk keuntungan pribadi.

3)

1.5.2

Melakukan perbuatan yang bersifat merusak seperti


mengotori atau merusak barang milik perusahaan,
termasuk menempeli, merubah apapun pada apapun
pengumuman kecuali yang berwenang atau menulis pada
dinding, langit-langit dll.

(3)

1.5.3

Berusaha merusak atau kelalaian yang menyebabkan


kerusakan yang tidak dapat diperbaiki atas barang milik
perusahaan, catatan dan informasi.

1.5.4

Sengaja mengubah dan menyalahgunakan atau


memboroskan barang, fasilitas, catatan, peralatan milik
perusahaan.

(3)

(3

(
1.5.5

Kelalaian yang menyolok yang mengakibatkan


kehilangan, keborosan atau kerusakan barang, spare part,
perlengkapan, peralatan, catatan dan milik perusahaan
yang lain.

2)

1.5.6

Mereproduksi dokumen atau bahan di luar kewenangan.

(2)

1.5.7

Menggunakan area perusahaan di luar kewenangan..

2)

15.8

Menyebabkan kerusakan barang milik perusahaan yang


dapat diperbaiki.

2)

1.5.9

Menggunakan logo dan symbol perusahaan di luar


kewenangan.

(2)

(
(

(
1.5.10 Menyebabkan hilangnya formulir atau dokumen yang
dapat dihitung berdasarkan penomoran karena
kecerobohan dan kelalaian.
1.5.11 Penggunaan yang tidak semestinya atas bahan,
perlengkapan, peralatan, mesin, jasa, kendaraan, dan
barang lain milik perusahaan.
1.6

Pelanggaran Hukum Kriminal

19

2)

(3)
(3)

1.6.1

Membawa masuk, membuat, membagikan atau


menyebabkan ketagihan minuman keras atau obat
terlarang di dalam maupun di luar wilayah perusahaan.

(
3)

1.6.2

Mencuri atau mengambil barang milik perusahaan atau


harta milik pegawai yang lain.

(3)

1.6.3

Melakukan, membantu atau mendukung sesama pegawai


untuk melakukan tindakan kriminal seperti yang
tercantum dalam hukum Indonesia.

3)

1.6.4

Dihukum karena terlibat tindakan kriminal atau kejahatan


moral.

(3

1.7

Ketidakjujuran, Penipuan, Pemalsuan Tanda Tangan, Presentasi yang


Keliru
(
1.7.1 Memiliki atau menggunakan barang atau peralatan milik
2)
orang lain tanpa ijin sebelumnya.
1.7.2

Menyembunyikan hasil pekerjaan di bawah standard.

(2)

1.7.3

Salah memberikan penjelasan atau memberi informasi


yang salah dalam kesaksian selama penyelidikan
berlangsung di bawah wewenang perusahaan.

3)

1.7.4

Menyembunyikan bukti dan/atau informasi untuk resolusi


sebuah kasus selama penyelidikan resmi berlangsung.

(3)

(
3)
1.7.5

Sengaja menggelapkan uang perusahaan dengan


memalsukan catatan dokumen yang sah atau menipu.

1.7.6

Memalsukan data yang dicatat atau sengaja memberikan


informasi palsu bagi pegawai yang bertugas mencatat
data-data tersebut.

(3)

1.7.7

Memalsukan data pribadi pada saat melamar pekerjaan


atau selama menjadi pegawai.

(3)
1.7.8
Meng
ganti
produ
k dan

20

alat-alat perusahaan atau sejenisnya dengan yang lain


yang mutunya lebih rendah atau harganya lebih murah
dengan maksud menipu.

(3
)
(3)

1.7.9

Mengambil gaji atau harta milik sesama pegawai,


supplier atau pelanggan untuk kepentingan pribadi baik di
dalam maupun di luar wilayah perusahaan.

1.7.10 Tidak mengatakan alasan yang sebenarnya atau


pernyataan tidak sesuai fakta pada saat mengajukan cuti
(dibayar atau tidak dibayar)

(2)
(

1.7.11 Tidak berhasil melaporkan hilangnya harta perusahaan,


kerusakan produk secepat mungkin.

2)

1.7.12 Mengeluarkan atau mengambil barang dari gudang atau


tempat penyimpanan manapun atau mengirimkan lebih
dari nota resmi, tanda terima, wewenang melawati
gerbang, baik dengan maksud untuk memperoleh
keuntungan ataupun tidak.

1.7.13 Kegagalan Supervisor untuk melaporkan pelanggaran


peraturan perusahaan oleh pegawai yang dibawahi
dengan tujuan melindungi pegawai tersebut.

(2)

(3

(
1.7.14 Menandatangani/melubangkan kartu absensi pegawai
yang lain atau meminta pegawai lain untuk mengabsen
dirinya dengan memalsu tanda tangan/melubangkan.

2)

perusaha
1.7.15 Pemakaian atau pemeliharaan dana dan aset perusahaanan.
yang tidak terbuka atau tercatat dalam laoran keuangan,
atau dibuat dengan nama perseorangan bukan atas nama
(3)
(
1.7.16 Sengaja membuat kesalahan, menginput data palsu atau
3)
fiktif ke dalam buku atau catatan perusahaan.
melebihi
1.7.17 Melakukan transaksi atau melaksanakan pembayaran atas dari
nama perusahaan dalam pengertian bahwa transaksi ataujumalah
pembayaran tersebut tidak sesuai dengan dokumen yang pembelia
menyertai
pembayaran
(contohnya,
melakukan n yang
pembayaran atas nama perusahaan berdasarkan tagihansebenarn
atau kuitansi atas barang, bahan atau jasa yang dibeli oleh ya).
perusahaan, namun jumlah harga pembelian yang tertulis
(
untuk pembayaran barang, bahan atau jasa tersebut
3)
1.7.18

21

Membuat pernyataan yang tidak jujur atau curang kepada


(3)
pihak ketiga seperti pelanggan supplier atau pejabat
pemerintah.
1.8

Penyalahgunaan Posisi
(
1.8.1

Menggunakan posisi untuk memberi atau menerima suap


dalam bentuk uang atau yang lainnya.

3)

1.8.2

Menggunakan posisi/jabatan untuk meminta pinjaman


dari pelangan dan atau supplier atau permintaan bantuan
pribadi dari mereka.

(3)

1.8.3

Menggunakan nama perusahaan demi keuntungan pribadi


dan atau memberikan keterangan yang salah tentang
perusahaan pada transaksi bisnis resmi.

1.8.4

Mengeluarkan sertifikat, seperti surat referensi kepada


pegawai yang tidak secara langsung melaporkan
kepadanya kecuali berwenang untuk melakukannya.

(3)

(3

1.9

Ketidakefisien dan Ketidakcakapan


(
1.9.1

Melakukan tindakan atau kelalaian yang mengakibatkan


kerusakan produk atau tidak sesuai dengan spesifikasi
produk khususnya yang mengakibatkan pengembalian
produk oleh pelanggan atau hilangnya pasar.

2)

1.9.2

Tidak berhasil memenuhi standard kualitas dan kuantitas


pekerjaan.

(2)

1.9.3

Tidak berhasil melaksanakan tugas dengan tepat, cepat,


efisien atau dengan gegabah melaksanakan tugas.

2)

(
(2
1.9.4

1.10

Dengan sengaja merintangi, mengganggu atau


mencampuri
sehingga
menyebabkan
gangguan
melaksanakan tugas.

Bermalas-malasan
1.10.1 Sering menerima kunjungan selama jam kerja untuk
keeperluan pribadi atau sering menerima atau menelpon
untuk kepentingan pribadi.

(1)

1.10.2

22

Berkeliaran di ruangan bebas, ruang makan atau ruangan


(1)
sesama pegawai yang lain selama jam kerja.
1.10.3 Tidak memenuhi lama waktu jam kerja, memotong jam
kerja dan meninggalkan area kerja/kantor tanpa ijin
atasan langsung sebelumnya.

(1)

1.10.4 Meninggalkan area kerja sebelum waktunya berhenti atau


berhenti bekerja sebelum jam istirahat.

(1)
(

1.10.5 Menyia-nyiakan jam kantor dan memperpanjang waktu


istirahat.

1)

1.10.6 Sering membaca majalah atau bacaan lain yang tidak


relevan dengan pekerjaan selama jam kerja.

(2
(

2.

1.10.7 Mengantuk atau tidur pada waktu betugas.

2)

1.10.8 Berjudi, bertaruhan atau bermain kartu dengan taruhan


uang dalam wilayah perusahaan

(3)

TATA TERTIB KEHADIRAN


(
2.1

Pegawai tidak berhasil mengajukan cuti 1 (satu) minggu sebelum


cuti dilaksanakan.

1)

2.2

Tidak berhasil melapor untuk bekerja tepat setelah masa cuti


berakhir.

(1)
(

2.3

Tidak berhasil memberitahu kepada atasan langsung dan HRD


pada saat tidak masuk bekerja karena hal mendesak, sampai
dengan jam 10.00 pagi pada hari tersebut.

1)
(2

2.4

Tidak hadir bukan karena cuti atau ijin resmi sesuai dengan
Peraturan Perusahaan.

2.5

Kebiasaan terlambat datang untuk bekerja.

(2)
(3

2.6

Akumulasi keterlambatan relatif tinggi, yang melebihi 30 kali


dalam setahun kalender.

2.7

Tidak masuk bekerja selama 5 (lima) hari berturut-turut tanpa


ijin resmi.

(3)
2.8

23

Akumulasi 10 hari (tidak berurutan) tidak masuk bekerja tanpa


(2)
cuti atau ijin terlebih dahulu dari atasan langsung dalam setahun.
2.9

Tidak berhasil melakukan absensi pada mesin sidik jari karena


kelalaian.

(2)

2.10

Meninggalkan area perusahaan selama jam kerja untuk merokok.

(2)
(

2.11

Ditemukan tidak berada di rumah pada saat dikunjungi oleh


perwakilan perusahaan setelah diijinkan pulang karena sakit atau
terluka kecuali dengan alasan yang mendasar.

3)
(3

2.12

Berkeliaran di lingkungan perusahaan atau tempat-tempat umum


setelah diijinkan pulang karena sakit terluka kecuali dengan
alasan yang mendasar.

2.13

Tidak bersedia bekerja setelah dinyatakan sehat untuk bekerja


oleh dokter yang ditunjuk perusahaan.

(2)
(

2.14

Tidak melapor untuk tidak bekerja dengan alasan sakit walaupun


sebenarnya tidak sakit.

3)

2.15

Tidak melampirkan surat keterangan dokter yang ditunjuk oleh


perusahaan pada saat cuti sakit.

(1

3.

TATA TERTIB KEAMANAN


(
3.1

Menyembunyikan dan menggunakan senjata yang mematikan


atau senjata api di lingkungan perusahaan.

3)

3.2

Menggunakan loker pegawai lain yang bukan miliknya.

(1)

3.3

Meninggalkan pengunjung dalam keadaan tidak aman di


lingkungan perusahaan.

(2)

3.4

Mencolokkan dan atau menempatkan berkas atau inisial apapun


selain yang dijelaskan dalam norma penggunaan kartu pengenal
identitas perusahaan.

(2)
(3

3.5

Mengijinkan pihak lain menggunakan idenya untuk memasuki


toko atau kegunaan lain yang menggunakan nama perusahaan.

3.6

Pemakaian kartu identitas yang tidak benar. Kartu identitas harus


dipakai pada pakaian di bagian luar di bagian tubuh atas.

(1)
3.7

24

Tidak mengenakan kartu identitas perusahaan pada saat di dalam(1)


lingkungan perusahaan.
3.8

Membantu pihak lain yang tidak berwenang memasuki wilayah


perusahaan.

(2)

3.9

Tidak berhasil mematuhi prosedur masuk dan keluar wilayah


perusahaan.

(2)

3.10

Memasuki wilayah perusahaan pada saat cuti tanpa alasan yang


sah atau ijin.

2)

(
(2
3.11

Menggunakan kartu identitas perusahaan yang bukan miliknya.

3.12

Menolak dilakukan pemeriksaan pada saat masuk dan keluar


terhadap tas tangan, barang bawaan, perhiasan yang terbungkus
atau barang pribadi untuk diperiksa oleh petugas penjaga.

(2)

3.13

Penggunaan di luar kewenangan atau penyalahgunaan terminal


dan unit komputer atau merubah bagian sistem komputer.

2)

3.14

Membuatkan data dari disket pribadi atau data asli dari luar
. Group tanpa ijin dari General Manager.

(3)

3.15

Mengubah data pekerjaan pada disket perusahaan tanpa


persetujuan General Manager.

(3)

3.16

Meninggalkan data RAHASIA dan atau file pribadi dalam


keadaan terbuka.

2)

(
(2
3.17

Menolak dilakukan pemeriksaan terhadap kendaraan dan


pemiliknya.

3.18

Memasuki area larangan di luar kewenangan.

(2)

3.19

Mengijinkan pihak yang tidak berwenang memasuki area


larangan.

3.20

Membawa dokumen perusahaan atau manual atau harta


perusahaan ke luar wilayah perusahaan tanpa ijin dari General
Manager.

3.21

Memiliki kunci-kunci perusahaan atau duplikatnya di luar


kewenangannya.

(3)

(2
(2

3.22

25

3.23
4.

Memberikan informasi rahasia perusahaan secara sukarela dan(3)


kepada pihak luar atau pihak lain yang tidak berhak mengetahui
informasi rahasia ini.
(3)
Melakukan tindakan sabotase atau spionase melawan
manajemen.

TATA TERTIB KESELAMATAN, KESEHATAN DAN KEBERSIHAN


Kebijakan perusahaan ini merupakan sarana untuk menciptakan keamanan,
menghilangkan kondisi tidak aman dan memberikan informasi yang membantu
tindakan pencegahan kecelakaan dan memberikan lingkungan kerja yang bersih.
Peraturan keamanan dan perawatan merupakan bagian dari setiap pekerjaan dan
tugas bagi setiap pegawai agar pekerjaaannya aman dan menghapuskan bahaya
sepanjang waktu dan di semua tempat. Peraturan keamanan dan perawatan berikut
ini diperlukan untuk keefektifan kegiatan dan hasil yang memuaskan. Peraturanperaturan tersebut berdasarkan pengalaman dan harus dipelajari dan dipatuhi.
4.1

Pengamanan Kebakaran
(
4.1.1

Menghalangi gang-gang, alat pemadam kebakaran,


pengontrol listrik dan jalan keluar.

2)

4.1.2

Tidak berhasil membuang bahan yang mudah terbakar ke


dalam bak sampah yang telah disediakan di luar
perusahaan.

(2)

4.1.3

Tidak memisahkan sampah yang mudah terbakar dan


berbahaya.

2)

4.1.4

Memindahkan alat pemadam kebakaran ijin manajemen.

(2)

(
4.1.5

Kegagalan pemakaian untuk melaporkan alat pemadam


kebakaran yang digunakan kepada majemen.

2)
(2)

4.1.6

Tidak berhasil melaporkan kegagalan perbaikan listrik


atau konduktor yang terbuka kepada manajemen.

4.1.7

Pemakaian tanpa hak alat pemadam kebakaran.

4.1.8

Membakar sampah atau menciptakan api di lingkungan


perusahaan tanpa ijin majemen.

(2)
(3)
4.1.9
Pemakai

26

an tanpa hak atas alat pemadam kebakaran dalam situasi


yang tidak darurat.

(2)

4.1.10 Melakukan pengelasan atau pemotongan tanpa ijin kerja


di tempat panas.

(3)

4.1.11 Menggunakan ijin kerja


persetujuan manajemen.

tanpa

(3)

4.1.12 Menyambungkan, memutuskan atau merubah sistem


hydrant kebakaran di luar kewenangan.

(3)

di

tempat

panas

4.1.13 Merokok di dalam lingkungan atau mobil perusahaan.


(3)
(2
4.1.14 Kelalaian atau kegagalan bagian dari Supervisor, Kepala
Departement, petugas yang menangani bahan,
pemeliharaan dan pengaturan, dalam mematuhi peraturan.
4.2

Keamanan Pekerjaan
(
4.2.1

Tidak berhasil untuk memelihara alat pelindung yang


disediakan (helm, dll)

1)

4.2.2

Gagal melaporkan kondisi dan kegiatan yang tidak aman.

(1)

4.2.3

Gagal melaporkan kecelakaan sehubungan


keamanan atau terlukanya pegawai terkait.

2)

4.2.4

dengan

harta
Melakukan permainan kasar atau kejahatan karenabenda.
dengki, lari, melecetkan atau melemparkan barang yang
dapat menimbulkan terlukanya seseorang atau kerusakan
(3)
(

4.2.5

Sengaja menolak memakai alat pelindung keselamatan


pribadi yang disyaratkan.

4.2.6

Menempatkan pegawai yang tidak terlatih atau tidak


mampu untuk menjalankan alat-alat perusahaan.
Kegagalan sopir untuk melapor dalam waktu 8 (delapan)
jam tentang kecelakaan kendaraan dan kerusakan
kendaraan perusahaan terkait.

4.2.7

4.2.8

Mendapatkan kecelakaan karena gagal memakai alat


pelindung keselamatan pribadi.

2)

(2)
(2)

(2)
4.2.9
Menggu

27

nakan atau mengabaikan perlengkapan yang tidak sesuai


untuk membawa penumpang.

(
2)
(2

4.2.10 Tidak menggunakan atau melepaskan pengaman mekanik


atau elektrik yang disediakan sebagai perlengkapan.

)
(
2)

4.2.11 Melakukan tindakan yang benar-benar tidak aman yang


dapat melukai orang lain atau kerusakan harta perusahaan.
4.2.12 Mengubah atau merusak label dan kunci petunjuk
keamanan.

(2)

4.2.13 Mematikan peralatan dan jalur fasilitas keamanan tanpa


ijin dari manajer dan supervisor terkait.

4.2.14 Gagal untuk memasang tanda peringatan pada peralatan


yang dalam perbaikan.

(2)

(1

(
4.2.15 Gagal melepaskan penyambungan atau tombol dengan
sumber listrik pada saat peralatan dalam pebaikan.
4.3

2)

Kebersihan Lingkungan
(
4.3.1

Penyalahgunaan atau salah menggunakan sarana


kebersihan (menyuruh pelayan atau menggunakan
sarananya di luar tugas/tanggung jawab normal).

1)

4.3.2

Kegagalan pemakai dalam membersihkan alat dan


perlengkapan pemeliharaan bahan.

(1)

4.3.3

Tidak berhasil menutup keran setelah memakainya.

1)

4.3.4

Menggunakan alat penyimpan seperti laci meja, lemari,


kabinet, rak, buku, loker dan penyimpanan lainnya untuk
menyimpan bahan yang tidak sesuai dengan fungsinya.

(1)

4.3.5

Gagal melaksanakan kebersihan lingkungan dalam suatu


area termasuk membersihkan mesin yang dioperasikan.

1)

4.3.6

Membuang bahan selain sejenis kertas toilet ke dalam


lubang WC.

(1)

28

4.3.7

Mengotori lingkungan perusahaan.

(1)
(1
4.3.8
4.3.9

Membuang sampah seperti buah, biji, kulit ke tempat


yang bukan semestinya.
Meludah pada lantai gedung, kebun dan tong sampah.

4.3.10 Buang air kecil di tempat yang bukan semestinya.

)
(1)
(1)
(1)

4.3.11 Menempelkan permen karet atau sejenisnya pada meubel


atau bangku.
(1
4.3.12 Gagal membersihkan tempat makan setelah makan, tidak
membuang sampah/sisa makanan ke dalam tempat
sampah, tidak mencuci piring, meninggalkan tempat cuci
dan meja tidak rapi dan kotor.

(
4.3.13 Berganti baju di tempat yang bukan semestinya.
5.

1)

TATA TERTIB PENGOBATAN


(
5.1

Kegagalan pegawai melapor untuk pengobatan khusus


selanjutnya ketika diperintahkan oleh dokter yang ditunjuk
perusahaan.

2)

dokter
5.2
Kegagalan pegawai untuk melakukan pengobatan atauyang
pemeriksaan kesehatan ulang sebelum kembali bekerja dari cutiditunjuk
sakit karena penyakit yang membahayakan.
perusaha
Catatan :
an
Beberapa penyakit menular termasuk mata merah, cacar air,
gondok, typhus dll. Beberapa kondisi yang membahayakan
(2)
kelahiran atau keguguran, mata terluka dll, yang diketahui oleh
5.3

Kegagalan pegawai untuk melaporkan pemeriksaan belaka dan


pemeriksaan klinis ketika diminta untuk melakukannya.

(2)
(2

5.4

Kegagalan pegawai untuk pemeriksaan laboratorium atau


pemeriksaan kesehatan yang lainnya sesuai dengan ketentuan
perusahaan.

5.5

Mengijinkan pegawai kembali bekerja dari cuti sakit (karena


penyakit menular dan kondisi yang membahayakan tersebut di
atas) tanpa surat keterangan dari dokter perusahaan.

(2)

29

5.6

5.7

Kegagalan supervisor untuk melapor atau menyelesaikan laporan


tertulis tentang kondisi pegawai yang terluka akibat kecelakaan
kerja dalam waktu 24 (dua puluh empat) jam.
sebagian
Memaksa pegawai kembali bekerja dari kecelakaanpegawai
kerja
tersebut pada waktu istirahat atau tambahan waktu istirahat
lainnya.
dengan rekomendasi yang kuat dari dokter yang ditunjuk
perusahaan karena parahnya luka yang diderita yang
mengakibatkan komplikasi dan tidak dapat ditolerir oleh

(2)

(2)

PASAL 20
PENUTUP
1.

Hal-hal yang belum tercantum di dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur
kemudian dengan mendapat pengesahan dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali.

2.

Peraturan Perusahaan ini mulai berlaku setelah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Bali dan berlaku untuk 2 (dua) tahun.

3.

Apabila diperlukan, perusahaan dapat mengeluarkan Peraturan Pelaksanaan dari


Peraturan Perusahaan dengan ketentuan tidak bertentangan dengan Peraturan
Perusahaan ini dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

4.

Persyaratan kerja lainnya yang perlu dan belum tercantum dalan Peraturan
Perusahaan ini tunduk kepada Peraturan Perundangan yang berlaku.

5.

Apabila terdapat pasal-pasal dalam Peraturan Perusahaan ini syarat-syarat


kerjanya yang kurang atau bertentangan dengan peraturan perundangan yang
berlaku maka isi pasal-pasal tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

6.

Buku Peraturan Perusahaan ini diperbanyak dan dibagikan kepada masing-masing


pekerja untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

30

LEMBAR PENGESAHAN

Peraturan Perusahaan ini telah disahkan oleh pejabat yang berwenang;


Disahkan
:
Pada tanggal :

Denpasar, Oktober 2012

PLT Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Provinsi

Tertanda,

Pembina Utama Muda


NIP. 19570520 198603 1 014

Direktur

MATERI PERATURAN PERUSAHAAN


Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Pengertian......................................................... .........................................
Hubungan Kerja dan Masa Percobaan......................................................
Evaluasi, Recruitment, Pemindahan, Promosi dan Demosi......................
Hari dan Waktu Kerja...............................................................................
Kerja Lembur............................................................................................
Pengupahan...............................................................................................
Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan.................................................
Perawatan dan Pengobatan.......................................................................
Upah Selama Sakit....................................................................................

31

1
2
2
2
3
4
5
6
6

Pasal 10

JAMSOSTEK........................................................................................... 7

Pasal
Pasal
Pasal
Pasal

11
12
13
14

Istirahat Mingguan dan Hari Libur...........................................................


Istirahat Tahunan/Cuti Tahunan.......................................................... .....
Cuti Melahirkan/Keguguran.....................................................................
Cuti Haid...................................................................................................

7
8
8
9

Pasal 15

Ijin Meninggalkan Pekerjaan dengan Mendapat Upah


atau Tanpa Upah.......................................................................................

Membayar Akhir Pekerjaan......................................................................


Efisiensi Pemutusan Hubungan Kerja......................................................
Prosedur Keluhan......................................................................................
Peraturan Tata Tertib........................................................................ ........
Penutup.....................................................................................................
Lembar Pengesahan..................................................................................

10
10
11
11
29
30

Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal

16
17
18
19
20

32

Anda mungkin juga menyukai