Peraturan Perusahaan 2012
Peraturan Perusahaan 2012
PENGERTIAN
1.
Peraturan Perusahaan
Ialah peraturan yang dibuat oleh perusahaan secara tertulis yang memuat
ketentuan-ketentuan tentang syarat-syarat kerja serta tata tertib di perusahaan.
2.
Perusahaan
Yang dimaksud dengan perusahaan adalah ,,,,,,,,,,,, yang didirikan dengan akta
notaris No. 136 Tahun 2001.
3.
Lingkungan Perusahaan
Ialah keseluruhan tempat yang secara sah berada di bawah penguasaan dan
digunakan untuk menunjang kegiatan perusahaan.
4.
Direksi
Ialah direksi/manajemen yang diberi kuasa untuk mengelola dan memimpin
perusahaan.
5.
Pemimpin Perusahaan
Ialah karyawan yang karena pekerjaannya mempunyai tugas memimpin
perusahaan dan mempunyai wewenang mewakili perusahaan baik di dalam
perusahaan maupun di luar perusahaan.
6.
Karyawan/Pekerja
Ialah semua orang baik laki-laki maupun perempuan yang terlibat dalam
hubungan kerja dengan perusahaan dan oleh karenanya menerima balas jasa dari
perusahaan.
7.
Keluarga
Ialah anggota inti dari pekerja, yang terdiri dari suami/istri dan maximal 3 (tiga)
orang anak yang menjadi tanggungjawab pekerja sepenuhnya.
8.
9.
PASAL 2
HUBUNGAN KERJA DAN MASA PERCOBAAN
1
Calon pekerja harus lulus dalam test yang diselenggarakan oleh perusahaan.
Calon pekerja yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan diangkat sebagai pekerja dengan masa percobaan paling lama 3 (tiga
bulan) terhitung sejak pekerja yang bersangkutan mulai bekerja di perusahaan.
Masa percobaan harus diberitahukan kepada calon pekerja yang bersangkutan
secara tertulis.
Pekerja yang telah menyelesaikan masa percobaan dengan baik dianggap sebagai
pekerja tetap sesuai dengan golongan/jabatan yang ditetapkan perusahaan.
PASAL 3
EVALUASI, RECRUITMENT, PEMINDAHAN,
PROMOSI, DAN DEMOSI
Hari Sabtu
: jam 09.00 13.00 (tanpa istirahat)
Hari Minggu
: libur
b. 5 (lima) hari kerja seminggu dengan 8 (delapan) jam kerja sehari dan 40
(empat puluh) jam seminggu adalah sebagai berikut :
Hari Senin s/d Jumat
: jam 09.00 18.00
Istirahat
: jam 12.00 13.00
Hari Sabtu dan Minggu : libur
2
Setelah bekerja 4 (empat) jam secara terus menerus harus diadakan waktu
istirahat sekurang-kurangnya (setengah) jam dimana waktu istirahat kerja tidak
termasuk jam kerja.
Pekerjaan yang dilakukan lebih dari 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh)
jam seminggu atau 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu
adalah sebagai kerja lembur, dengan pengecualian karyawan yang dipekerjakan
oleh perusahaan dengan upah yang dinegoisasikan dengan tidak ada pembayaran
upah lembur karena posisinya dan tanggung jawabnya.
Perusahaan berhak untuk mengganti hari kerja selama tidak melanggar hukum
ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia.
Apabila terdapat pekerjaan yang mendesak, maka bersedia untuk melakukan kerja
lembur.
Kerja lembur pada dasarnya sukarela, kecuali dalam hal berikut :
a. Bila perusahaan menganggap perlu dan para pekerja bersedia untuk
bekerja lembur.
b. Bila ada pekerjaan yang harus diselesaikan dengan segera dan atas
perintah Kepala Bagian.
c. Dalam keadaan luar biasa/darurat seperti banjir.
b. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari istirahat mingguan atau hari
libur resmi :
1). Untuk setiap jam dalam batas waktu 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam,
apabila pada hari raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada
salah satu hari dalam 6 (enam) hari kerja seminggu, harus dibayar
sedikit-dikitnya 2 (dua) x upah sejam.
2). Untuk jam kerja pertama selebihnya 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam
apabila pada hari raya tersebut jatuh pada hari kerja terpendek pada
salah satu hari dalam 6 (enam) hari kerja seminggu, dibayar upah
sebesar 3 (tiga) x upah sejam.
3). Untuk jam kerja kedua setelah 7 (tujuh) jam atau 5 (lima) jam
apabila hari raya tersebut jatuh pada salah satu hari dalam 6 (enam)
hari kerja dan seterusnya, dibayar upah sebesar 4 (empat) x upah
sejam.
c. Penghitungan upah sejam Dasar Penghitungan Upah Lembur adalah
Upah Bulanan.
- Upah harian
: 6 hari kerja / minggu (25 x upah sehari) / 173
- Upah borongan : Rata-rata dalam setahun dibagi 12 dibagi 173
- Upah bulanan
: 1/173 x upah sebulan
(Kepmenaker N. Kep. 102/Men/2004)
Adapun pemberian upah lembur tidak diberlakukan bagi jabatan Team
Leader, Store Head/Coordinator, Supervisor dan Yunior Supervisor sampai
dengan Assistent Manager dan Manager, mengingat posisi dan jabatan
yang disertai oleh tanggung jawabnya.
PASAL 6
PENGUPAHAN
1
Sistem pembayaran upah diatur menurut upah harian, borongan, bulanan, dengan
komponen upah sebagai berikut :
Upah pokok.
Tunjangan-tunjangan (Tunjangan Jabatan dan Tunjangan Transport),
yang sifatnya tidak tetap.
Peninjauan upah secara umum akan dilaksanakan secara berkala setahun sekali
sesuai kenaikan inflasi atau kemampuan perusahaan.
Pemberian upah yang diberikan pekerja/buruh tidak akan lebih rendah dari upah
minimum yang ditetapkan pemerintah dalam hal ini di Provinsi atau
kabupaten/kota madya.
Masa pembayaran akan selesai 4 (empat) hari sebelum tanggal pembayaran, untuk
dapat menghitung pembayaran, persetujuan, dan persiapan.
10
Khusus untuk kenaikan upah minimum dari pemerintah, apabila pihak perusahaan
memberikan upah yang lebih rendah, hanya pada kasus tersebut perusahaan
berkewajiban untuk menaikkan upah karyawan.
11
Jadwal waktu rapat, kegiatan, atau rencana perayaan oleh pihak perusahaan,
dimana pengadaannya diluar jam kerja maka tidak termasuk jam kerja dan tidak
dihitung di dalam upah atau gaji para karyawan atau upah lembur karyawan.
PASAL 7
TUNJANGAN HARI RAYA (THR) KEAGAMAAN
Sedangkan bagi pekerja yang bekerja selama 3 (tiga) bulan tetapi kurang dari 12
(dua belas) bulan diberikan THR yang besarnya dihitung secara proporsional.
Pembayaran dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum hari raya
keagamaan masing-masing pekerja.
PASAL 8
PERAWATAN DAN PENGOBATAN
1
Kasus-kasus darurat dan dokter yang merawat bukan dari pihak perusahaan, maka
akan dinilai kasus per kasus dan harus disetujui oleh General Manager.
Apabila pekerja sakit dalam waktu yang lama yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter yang ditunjuk oleh perusahaan, maka upahnya dibayar sesuai
dengan ketentuan sebagai berikut :
Empat bulan pertama dibayar sebesar
: 100 % upah
Empat bulan kedua dibayar sebesar
: 75 % upah
Empat bulan ketiga dibayar sebesar
: 50 % upah
Untuk bulan selanjutnya dibayar sebesar : 25 % upah sebelum PHK
dilakukan oleh perusahaan
Setelah lewat 12 (dua belas) bulan ternyata pekerja yang bersangkutan belum
mampu bekerja kembali, maka perusahaan dapat memutuskan hubungan kerja
yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
PASAL 10
JAMSOSTEK
1
Dasar hukum program Jamsosotek adalah UU. No. 3 Tahun 1992 jo PP No. 14
Tahun 1993.
Pekerja yang bekerja 6 (enam) hari berturut-turut dalam 1 (satu) minggu diberikan
istirahat mingguan selama 1 (satu) hari atau pekerja yang bekerja selama 5 (lima)
hari berturut-turut dalam 1 (satu) minggu diberikan istirahat mingguan selama 2
(dua) hari.
Pada hari-hari libur resmi/hari raya yang ditetapkan oleh pemerintah, pekerja
diberikan untuk tidak bekerja dengan mendapat upah penuh.
PASAL 12
ISTIRAHAT TAHUNAN/CUTI TAHUNAN
1
Setiap pekerja yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut
berhak atas istirahat tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja yang diambil 6
(enam) hari di 6 (enam) bulan pertama dan 6 (enam) hari di 6 (enam) bulan
berikutnya, dengan mendapat upah penuh.
Tidak ada pengganti dalam bentuk uang akan dibayar untuk libur atau cuti yang
tidak dijalani/diambil.
Perusahaan mempunyai hak untuk memastikan hari cuti pada hari tertentu
sepanjang tahun bila diperlukan. Misalnya, cuti Hari Raya Idul Fitri.
Perusahaan akan memberitahukan kepada pekerja bila tiba saatnya hak untuk
memperoleh istirahat tahunan.
Hak atas cuti tahunan gugur apabila setelah 6 (enam) bulan sejak lahirnya hak
tersebut ternyata pekerja tidak mempergunakan haknya bukan karena alasanalasan yang diberikan oleh perusahaan.
PASAL 13
CUTI MELAHIRKAN/KEGUGURAN
Bagi pekerja wanita yang akan melahirkan berhak atas istirahat selama 1 (satu
setengah) bulan sebelum dan 1 (satu setengah) bulan setelah melahirkan, dengan
mendapat upah penuh setelah berkonsultasi dengan dokter yang ditunjuk oleh
perusahaan.
Pekerja wanita diberi cuti yang dibayar penuh upahnya 1 (satu setengah) bulan
setelah keguguran, dan telah berkonsultasi dengan dokter yang ditunjuk oleh
pihak perusahaan.
PASAL 14
CUTI HAID
Pekerja wanita tidak diharuskan untuk bekerja pada hari pertama dan kedua waktu
haid, namun cuti hanya akan diberikan setelah permohonan disertai dengan
laporan dari dokter yang ditunjuk oleh pihak perusahaan, dengan mendapat upah
penuh.
PASAL 15
IJIN MENINGGALKAN PEKERJAAN
DENGAN MENDAPAT UPAH ATAU TANPA UPAH
Perusahaan memberikan ijin kepada pekerja yang akan menunaikan ibadah haji
dengan mendapat upah dalam waktu sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah
dengan ketentuan ditambah 3 (tiga) hari sebelum berangkat dan 3 (tiga) hari
setelah tiba di rumah.
Dalam keadaan yang sangat khusus, ketidakhadiran yang tidak direncanakan bisa
disetujui setelah terjadi oleh HRD jika bukti resmi sudah diberikan oleh pekerja.
Semua pekerja harus melaporkan absen apapun yang tidak direncanakan kepada
bagian Staff Personalia tidak lebih dari pukul 10.00 pagi, pada hari yang sama,
atau ketidakhadiran akan dianggap sebagai absen tanpa ijin/alpha.
PASAL 16
PEMBAYARAN AKHIR PEKERJAAN
PENGUNDURAN DIRI
a. Siapapun pekerja yang akan berhenti bekerja harus memberitahukan secara
tertulis 1 (satu) bulan sebelumnya kepada perusahaan. Atas pengunduran diri
pekerja, perusahaan akan membayar hak pekerja berdasarkan ketentuan
peraturan yang berlaku berupa uang pisah yang besarnya dan pelaksanaannya
diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama.
Ketetuan uang pisah sbb :
Karyawan dengan masa kerja dibawah 3 tahun tidak berlaku ketentuan uang
pisah
Karyawan dengan masa kerja diatas 3 tahun :
Gaji x 15% x masa kerja
b. Setiap pekerja yang tidak masuk kerja tanpa ijin selama 5 (lima) hari kerja
berturut-turut atau lebih, dan sudah dilakukan pemanggilan sebanyak 2 (dua)
kali secara tertulis oleh perusahaan untuk bekerja kembali, akan tetapi pekerja
tersebut tidak melapor ke tempat kerja, maka dianggap mangkir dan
dikualifikasi mengundurkan diri.
10
PASAL 17
EFISIENSI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA
1
Jika selama penghentian pekerja melakukan pekerjaan untuk majikan lain, maka
akan dianggap mengundurkan diri dan akan diproses sesuai dengan hukum yang
berlaku.
PASAL 18
PROSEDUR KELUHAN
Jika dalam pelaksanaan Peraturan Perusahaan ada yang kurang jelas, dan masalah
yang lain yang dianggap penting akan dibicarakan dan dipecahkan secara
musyawarah antara wakil-wakil dari perusahaan dan pegawai/pekerja dalam
pertemuan dewan kerja setiap bulan.
2
3
PERNYATAAN PERATURAN
Hukum, peraturan dan kepatuhan adalah sangat penting bagi kelancaran, efisiensi dan
keuntungan dari kegiatan organisasi. Karena alasan inilah perusahaan membuat dan
menetapkan Peraturan Tata Tertib, namun bukan bermaksud untuk membatasi hak-hak
pribadi para pekerja, tetapi merupakan sarana untuk menanamkan kedisiplinan
11
perusahaan dan pengertian serta kerjasama yang maksimal di antara semua anggota
komunitas Group.
TUJUAN
1
LINGKUP
Dalam Peraturan Tata Tertib ini, kedisiplinan berlaku bagi semua pegawai tanpa
memandang tingkat, status (pegawai tetap, percobaan, kontrak dan tidak tetap) atau
jabatan di dalam/luar perusahaan selama kegiatan perusahaan berlangsung. Peraturan
Tata Tertib ini meliputi peraturan tentang tingkah laku pribadi yang tidak dikehendaki,
kehadiran, keselamatan, kebersihan, keamanan, kesehatan dan kebijaksanaan serta
peraturan perusahaan yang lain.
TANGGUNG JAWAB
Human Resources Departement memastikan bahwa semua pegawai telah membaca dan
memahami Peraturan Tata Tertib sebelum menandatangani perjanjian kerja, sedangkan
atasan langsung bertanggung jawab untuk menekankan kepatuhan terhadap isi Peraturan
Tata Tertib dan memastikan kembali bahwa semua pegawai yang langsung dibawahinya
memahami peraturan ini.
Human Resources Departement bertanggung jawab untuk melaksanakan penyelidikan
independent terhadap pelanggaran disiplin yang terkait dengan PHK untuk memastikan
bahwa rekomendasi terhadap pelanggaran disiplin adalah tepat.
PROSEDUR DAN PERATURAN
Pelaksanaan, tindakan pendisiplinan pada umumnya bertujuan untuk mendidik para
pegawai, bukan bermaksud menghukum, tujuan utamanya adalah untuk mengoreksi,
merehabilitasi dan menjaga kedisiplinan secara umum dalam organisasi. Khususnya pada
kasus-kasus dimana pelanggaran peraturan benar-benar berdasarkan kesengajaan dan
merupakan pelanggaran serius atau tindakan perbaikan sebelumnya tidak berhasil, maka
12
sebagai langkah pengamanan diri perusahaan, akan dilakukan PHK terhadap pegawai
tersebut.
Namun demikian, apabila sanksi disiplin ini harus dilaksanakan maka hukuman yang
diberikan akan tergantung pada tingkat keseriusan pelanggaran. Catatan pribadi dan
prestasi pegawai sebelumnya juga akan dipertimbangkan. Manajemen atau Human
Resources Departement akan menentukan tipe tindakan pelanggaran tersebut sehingga
penyelidikan yang tepat dapat dilakukan.
Pelaksanaan tindak pendisiplinan harus selalu didokumentasikan secara tertulis,
kemudian disimpan dalam file dan merupakan bagian dari file permanen pegawai.
Secara umum, peringatan lisan mungkin diberikan tidak untuk tipe pelanggaran yang
sama. Peringatan terakhir dapat diberikan setelah 3 (tiga) pelanggaran yang berbeda.
Uraian di bawah ini adalah jenis-jenis tindakan pendisiplinan dan prosedurnya :
PERINGATAN LISAN (1)
Berdasarkan diskusi formal oleh Supervisor, Kepala Divisi dan Pegawai yang terkait
dengan masalah ini, dimana tanggal, waktu dan permasalahan didiskusikan dicatat
sebagai referensi pada masa yang akan datang. Konselling harus dilakukan secara
pribadi.
Peringatan lisan biasanya diberikan untuk pelanggaran yang tidak disengaja atau terjadi
secara kebetulan dan hanya berakibat bagi dirinya, tidak mempengaruhi produksi,
stabilitas, keselamatan dan kondisi baik perusahaan dan pegawai lainnya.
PERINGATAN TERTULIS (2)
Berdasarkan catatan tertulis yang diberikan oleh atasan langsung ketika perbaikan lisan
dilakukan untuk merehabilitasi gagal atau pelanggaran yang mengakibatkan peringatan
tertulis harus diberikan.
Peringatan-peringatan tersebut berlaku dalam proses sebagai berikut :
Peringatan pertama
: 6 bulan
Peringatan kedua
: 6 bulan
Peringatan ketiga
: 6 bulan
Peringatan tertulis ini harus disetujui oleh General Manager, Human Resources
Departement. Alasan bagi peringatan tertulis ini harus dibahas secara mendalam bersama
pegawai yang bersangkutan.
Pegawai harus menandatangani peringatan ini sebagai bukti bahwa hal ini telah dibahas
bersamanya. Bila pegawai tidak bersedia menandatangani, atasan langsung dan Human
Resources Departement harus mencatat pada peringatan tersebut.
13
PHK secara langsung sebagai akibat pelanggaran berat yang pertama dilakukan pada
kasus-kasus serius dimaksudkan untuk perlindungan diri perusahaan dan sesama
pegawai. Pelanggaran serius adalah seperti yang didefinisikan oleh Peraturan
Ketenagakerjaan Indonesia atau seperti diuraikan pada peraturan perusahaan.
PHK juga akan dilakukan apabila pegawai telah mendapatkan 3 kali peringatan tertulis
dan masih melakukan pelanggaran yang lain.
PHK secara langsung atas inisiatif Kepala/Manajer Departemnt diverifikasi oleh Manajer
SDM dan harus disetujui oleh General Manager.
a. Kepala/Manajer Departement menyelidiki peristiwa tersebut dimana pegawai berhak
mengemukakan pendapatnya. Tindakan ini harus ditunjang dengan bukti-bukti.
b. Kepala/Manajer Departement berdiskusi dengan Human Resources Departement.
c. Manajer SDM menyelidiki kasus tersebut dan berkonsultasi kepada semua pihak
terkait untuk verifikasi bukti dan merekomendasikan tindakan yang harus diambil.
d. Apabila General Manager setuju, maka Manajer SDM melaksanakan PHK tersebut.
KEPATUHAN TERHADAP UNDANG-UNDANG PERBURUHAN
Perusahaan mematuhi Undang-Undang dan Peraturan Ketenagakerjaan tentang PHK
terhadap pekerja.
SEJARAH TINDAKAN PENDISIPLINAN PEGAWAI
Hal ini diperlukan untuk menelusuri catatan setiap pegawai, pelanggaran/tindakan
pendisiplinan sebagai referensi. Pada saat tindakan pendisiplinan tertentu dilakukan. Hal
ini dicatat dalam file personalia untuk mempermudah review pendisiplinan pegawai.
PELANGGARAN-PELANGGARAN
Pelanggaran dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut :
1. Tindakan dan tingkah laku pribadi yang tidak dikehendaki.
2. Tata Tertib Kehadiran.
14
1.1.2
3)
atau
orga
nisas
i
yang
tertul
is
pada
bagia
n (c)
(3)
(3)
(3)
1.1.5
15
dalam
(
1.1.6
1.1.7
1.2
3)
hukum
Membuat surat pernyataan sah yang menyebabkan Indonesi
kerugian perusahaan atau pejabat pegawai dalama.
perusahaan dalam tanpa pemberitahuan sebelumnya
(
kepada perusahaan kecuali tugas-tugas yang terikat oleh
3)
1.2.2
(3)
1.2.3
(3)
1.2.4
(3)
(
1.2.5
1.3
Kegiatan-Kegiatan Pertemuan
16
3)
(
1.3.1
1.3.2
(3)
17
3)
(3
1.3.3
1.3.4
(3)
1.3.5
(3)
1.3.6
1.4
(3)
2)
1.4.2
(2)
(
1.4.3
2)
1.4.4
(2)
1.4.5
2)
1.4.6
(2
)
(2)
1.4.7
1.5
18
(
1.5.1
3)
1.5.2
(3)
1.5.3
1.5.4
(3)
(3
(
1.5.5
2)
1.5.6
(2)
1.5.7
2)
15.8
2)
1.5.9
(2)
(
(
(
1.5.10 Menyebabkan hilangnya formulir atau dokumen yang
dapat dihitung berdasarkan penomoran karena
kecerobohan dan kelalaian.
1.5.11 Penggunaan yang tidak semestinya atas bahan,
perlengkapan, peralatan, mesin, jasa, kendaraan, dan
barang lain milik perusahaan.
1.6
19
2)
(3)
(3)
1.6.1
(
3)
1.6.2
(3)
1.6.3
3)
1.6.4
(3
1.7
(2)
1.7.3
3)
1.7.4
(3)
(
3)
1.7.5
1.7.6
(3)
1.7.7
(3)
1.7.8
Meng
ganti
produ
k dan
20
(3
)
(3)
1.7.9
(2)
(
2)
(2)
(3
(
1.7.14 Menandatangani/melubangkan kartu absensi pegawai
yang lain atau meminta pegawai lain untuk mengabsen
dirinya dengan memalsu tanda tangan/melubangkan.
2)
perusaha
1.7.15 Pemakaian atau pemeliharaan dana dan aset perusahaanan.
yang tidak terbuka atau tercatat dalam laoran keuangan,
atau dibuat dengan nama perseorangan bukan atas nama
(3)
(
1.7.16 Sengaja membuat kesalahan, menginput data palsu atau
3)
fiktif ke dalam buku atau catatan perusahaan.
melebihi
1.7.17 Melakukan transaksi atau melaksanakan pembayaran atas dari
nama perusahaan dalam pengertian bahwa transaksi ataujumalah
pembayaran tersebut tidak sesuai dengan dokumen yang pembelia
menyertai
pembayaran
(contohnya,
melakukan n yang
pembayaran atas nama perusahaan berdasarkan tagihansebenarn
atau kuitansi atas barang, bahan atau jasa yang dibeli oleh ya).
perusahaan, namun jumlah harga pembelian yang tertulis
(
untuk pembayaran barang, bahan atau jasa tersebut
3)
1.7.18
21
Penyalahgunaan Posisi
(
1.8.1
3)
1.8.2
(3)
1.8.3
1.8.4
(3)
(3
1.9
2)
1.9.2
(2)
1.9.3
2)
(
(2
1.9.4
1.10
Bermalas-malasan
1.10.1 Sering menerima kunjungan selama jam kerja untuk
keeperluan pribadi atau sering menerima atau menelpon
untuk kepentingan pribadi.
(1)
1.10.2
22
(1)
(1)
(
1)
(2
(
2.
2)
(3)
1)
2.2
(1)
(
2.3
1)
(2
2.4
Tidak hadir bukan karena cuti atau ijin resmi sesuai dengan
Peraturan Perusahaan.
2.5
(2)
(3
2.6
2.7
(3)
2.8
23
(2)
2.10
(2)
(
2.11
3)
(3
2.12
2.13
(2)
(
2.14
3)
2.15
(1
3.
3)
3.2
(1)
3.3
(2)
3.4
(2)
(3
3.5
3.6
(1)
3.7
24
(2)
3.9
(2)
3.10
2)
(
(2
3.11
3.12
(2)
3.13
2)
3.14
Membuatkan data dari disket pribadi atau data asli dari luar
. Group tanpa ijin dari General Manager.
(3)
3.15
(3)
3.16
2)
(
(2
3.17
3.18
(2)
3.19
3.20
3.21
(3)
(2
(2
3.22
25
3.23
4.
Pengamanan Kebakaran
(
4.1.1
2)
4.1.2
(2)
4.1.3
2)
4.1.4
(2)
(
4.1.5
2)
(2)
4.1.6
4.1.7
4.1.8
(2)
(3)
4.1.9
Pemakai
26
(2)
(3)
tanpa
(3)
(3)
di
tempat
panas
Keamanan Pekerjaan
(
4.2.1
1)
4.2.2
(1)
4.2.3
2)
4.2.4
dengan
harta
Melakukan permainan kasar atau kejahatan karenabenda.
dengki, lari, melecetkan atau melemparkan barang yang
dapat menimbulkan terlukanya seseorang atau kerusakan
(3)
(
4.2.5
4.2.6
4.2.7
4.2.8
2)
(2)
(2)
(2)
4.2.9
Menggu
27
(
2)
(2
)
(
2)
(2)
(2)
(1
(
4.2.15 Gagal melepaskan penyambungan atau tombol dengan
sumber listrik pada saat peralatan dalam pebaikan.
4.3
2)
Kebersihan Lingkungan
(
4.3.1
1)
4.3.2
(1)
4.3.3
1)
4.3.4
(1)
4.3.5
1)
4.3.6
(1)
28
4.3.7
(1)
(1
4.3.8
4.3.9
)
(1)
(1)
(1)
(
4.3.13 Berganti baju di tempat yang bukan semestinya.
5.
1)
2)
dokter
5.2
Kegagalan pegawai untuk melakukan pengobatan atauyang
pemeriksaan kesehatan ulang sebelum kembali bekerja dari cutiditunjuk
sakit karena penyakit yang membahayakan.
perusaha
Catatan :
an
Beberapa penyakit menular termasuk mata merah, cacar air,
gondok, typhus dll. Beberapa kondisi yang membahayakan
(2)
kelahiran atau keguguran, mata terluka dll, yang diketahui oleh
5.3
(2)
(2
5.4
5.5
(2)
29
5.6
5.7
(2)
(2)
PASAL 20
PENUTUP
1.
Hal-hal yang belum tercantum di dalam Peraturan Perusahaan ini akan diatur
kemudian dengan mendapat pengesahan dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali.
2.
Peraturan Perusahaan ini mulai berlaku setelah disahkan oleh Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Bali dan berlaku untuk 2 (dua) tahun.
3.
4.
Persyaratan kerja lainnya yang perlu dan belum tercantum dalan Peraturan
Perusahaan ini tunduk kepada Peraturan Perundangan yang berlaku.
5.
6.
30
LEMBAR PENGESAHAN
Tertanda,
Direktur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Pengertian......................................................... .........................................
Hubungan Kerja dan Masa Percobaan......................................................
Evaluasi, Recruitment, Pemindahan, Promosi dan Demosi......................
Hari dan Waktu Kerja...............................................................................
Kerja Lembur............................................................................................
Pengupahan...............................................................................................
Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan.................................................
Perawatan dan Pengobatan.......................................................................
Upah Selama Sakit....................................................................................
31
1
2
2
2
3
4
5
6
6
Pasal 10
JAMSOSTEK........................................................................................... 7
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
11
12
13
14
7
8
8
9
Pasal 15
10
10
11
11
29
30
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
Pasal
16
17
18
19
20
32