Anda di halaman 1dari 7

DEFINISI

Hipertensi Istilah hipertensi diambil dari bahasa Inggris hypertension. Hypertension


merupakan istilah kedokteran yang populer untuk menyebutkan penyakit tekanan darah
tinggi. Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan
dimana sesorang mengalami peningkatan darah diatas normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg
(Rahma, 2009).
KLASIFIKASI
a. Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluasion and Treatment of
High Blood Pressure (JNC VI)
KLASIFIKASI TEKANAN DARAH PADA USIA DEWASA
Kategori
Normal
Hypertensi Ringan
Hypertensi Sedang
Hypertensi Berat

Sistolik
<130
140-159
160-179
180-209

Diastolik
<85
90-99
100-109

b. WHO (World Health Organization)


Menurut WHO (World Health Organization), organisasi kesehatan dunia di bawah
PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), klasifikasi tekanan darah tinggi sebagai berikut a.
Tekanan darah normal, yakni jika sistolik kurang atau sama dengan 140 dan diastolik
kurang atau sama dengan 90 mmHg. b. Tekanan darah perbatasan, yakin sistolik 141149 dan diastolik 91- 94 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yakni jika
sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama
dengan 95 mmHg.
ETIOLOGI / PENYEBAB
Hipertensi yang tidak terkendali dapat memyebabkan kerusakan pada organ-organ penting
didalam tubuh. Akan tetapi perubahan yang menyebabkan masalah tekanan darah pada setiap
individu sulit untuk dilacak dan masih belum diketahui dengan jelas. Namun para ahli
mengungkapkan bahkan paling tidak , ada dua faktor yang memudahkan seseorang terkena
hipertensi yaitu: faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat di kontrol.
a. Faktor yang tidak dapat dikontrol
Beberapa faktor yang tidak dikontrol antarnya adalah:
1) Keturunan

Faktor keturunan menunjukkan, jika kedua orang tua kita menderita hipertensi
kemungkinan kita terkena penyakit ini sebesar 60 % karena menunjukan ada
faktor gen keturunan yang berperan.
2) Ciri Perseorangan
Ciri perserorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis
kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan
tekanan darah. Individu yang berumur diatas 50 tahun, mempunyai 50-60%
mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Pada
perempuan, tekanan darah umumnya meningkat setelah menopause. Mereka yang
sudah menopause memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi dibanding yang
belum menopause. Jumlah wanita yang terserang hipertensi lebih besar dari pria.
Kesimpulan ini dikemukakan Prof. Boedhi Darmojo, setelah melakukan
pengamatan selama 10 tahun lebih. Guru besar Universitas Diponegoro ini
mengungkapkan, di hampir semua penelitian, persentase hipertensi dikalangan
wanita kita selalu lehih lebih besar dari persentase pria.tingginya angka penderita
darah tinggi secara langsung berhubungan dengan tingginya angka penderita stres
dan depresi di kalangan wanita. Beban kerja yang harus ditanggung wanita sangat
berat. Dalam membina karier mereka berusaha keras di luar rumah, tapi masih
harus melakukan kewajiban juga sebagai ibu rumah tangga. Statistik di Amerika
menunjukan prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih
banyak dibandingkan dengan orang kulit putih (Iqbal, 2008).
b. Faktor yang dapat dikontrol
Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya berkaitan dengan
perilaku dan pola makanan. Faktor - faktor tersebut antara lain:
1) Merokok
Fakta otentik menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan tekanan darah
tinggi. Kebanyakan efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin (Lovastatin,
2005).
2) Konsumsi alkohol
3) Obesitas
Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-laki
melebihi 15 % dan pada wanita 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.
Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja
lebih berat karena harus membawa kelebihan berat badannya. Oleh sebab itu,
pada umumnya orang obesitas lebih cepat gerah, capai, dan mempunyai
kecenderungan untuk membuat kekeliruan bekerja (Notoatmojo, 2007).
4) Stress

Hubungan stress dengan hipertensi adalah melalui aktivitas saraf simpatis. Saraf
simpatis merupakan saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas. Peningkatan
saraf simpatis dapat meningkatan tekanan darah secara tidak menentu. Apabila
stress berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi
(Lovastatin, 2005).
5) Asupan Natrium
Asupan natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan
ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke
luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume
cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga
berdampak kepada timbulnya hipertensi, karena itu disarankan untuk mengurangi
konsumsi natrium (Budi Sutomo, 2009).
PATOFISIOLOGI
Asupan garam berlebihan terus menerus tentu akan memicu tekanan darah tinggi. Tubuh
hanya membutuhkan natrium sekitar 500 mg per hari, sedangkan konsumsi garam harian
orang Indonesia sekitar 30-40 gram per hari. Ginjal akan menahan natrium saat tubuh
kekurangan natrium dan sebaliknya ginjal akan mengeluarkan natrium melalui urin pada saat
kadar natrium meningkat didalam tubuh. Apabila kadar natrium terus-menerus meningkat
didalam tubuh, ginjal akan bekerja keras untuk mengeluarkan natrium melalui urin dan dapat
mengakibatkan fungsi ginjal terganggu. Apabila fungsi ginjal tidak normal, kelebihan natrium
tidak bisa dibuang dan menumpuk didalam darah. Volume cairan dalam tubuh meningkat dan
membuat jantung dan pembuluh darah bekerja lebih keras untuk memompa darah dan
mengalirkannya keseluruh tubuh, tekanan darah pun akhirnya meningkat (Rizannisa, 2009).
GEJALA HIPERTENSI
Perjalanan Penyakit hipertensi berkembang secara perlahan tetapi secara potensial sangat
membahayakann kadang - kadang seseorang tidak mengetahui setelah hipertensi dideritanya
menyebabkan komplikasi Gejala hipertensi yang sering muncul adalah : Sakit kepala, secara
akan pingsan,penglihatan menjadi kabur , rasa sakit pada tengkuk. Dikatakan seseorang
menderita hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg dan normal bila tekanan
darahnya kurang dari 130/80 mmHg ( William, 2007).
Komplikasi Hipertensi

a. Arterosklorosis
Orang yang menderita

hipertensi

kemungkinan

besar

akan

menderita

arterosklorosis. Arterosklorosis merupakan suatu penyakit pada dinding pembuluh


darah yakni lapisan dalamnya menjadi tebal karena timbunan lemak yang dinamakan
plaque atau suatu endapan keras yang tidak normal pada dinding arteri. Pembuluh
darah mendapat pukulan paling berat, jika tekanan darah terus menerus tinggi dan
berubah, sehingga saluran darah tersebut menjadi sempit dan aliran darah menjadi
tidak lancar (Soeharto, 2002)
b. Jantung
Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Untuk itu otot jantung
memerlukan oksigen dan zat gizi yang cukup. Zat gizi dan oksigen diangkut oleh
darah melalui pembuluh darah. Persoalan akan timbul bila terdapat halangan atau
kelainan dipembuluh darah, yang berarti kurangnya suplai oksigen dan zat gizi untuk
menggerakan jantung secara normal ( Maulana, 2008).
c. Stroke
Hipertensi dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh
darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah akan
mudah pecah. Pada kasus seperti itu, biasanya pembuluh darah akan pecah akibat
lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba. Pecahnya pembuluh darah di
otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapatkan asupan oksigen
dan zat gizi yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan zat
gizi dan akhirnya mati (Auryn, 2007).
USAHA PENCEGAHAN HIPERTENSI
Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan, demikian juga dengan hipertensi. Sebenarnya
sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya, hanya diperlukan disiplin dan ketekunan
menjalankan aturan hidup sehat, sabar dan ikhlas dalam mengendalikan perasaan dan
keinginan. Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya
tidak menjadi parah dan terhindar dari komplikasi fatal hipertensi. Usaha pencegahan antara
lain dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Mengurangi konsumsi garam Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan,
maksimal 2 gram garam dapur untuk diet setiap hari.
b. Menghindari kegemukan (obesitas) Hindarkan kegemukan dengan menjaga berat
badan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 15% pada laki-laki dan pada
wanita melebihi 20% dari berat badan ideal.

c. Membatasi konsumsi lemak Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar


kolestrol darah tidak terlalu tinggi. Kadar kolestrol darah yang tinggi dapat
mengakibatkan terjadinya endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah yang lama
kelamaan akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah. Dengan
demikian, akan memperberat kerja jantung dan memperparah hipertensi. Himpunan
Ahli

Jantung

Amerika

(America

Heart

Association)

menganjurkan

agar

mengkonsumsi kolestrol dalam makanan dibatasi tidak lebih dari 300 mg setiap hari.
d. Olahraga teratur Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat menyerap atau
menghilangkan endapan kolestrol pada pembuluh darah. Olahraga yang dimaksud
adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh seperti : gerak jalan,
berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan.
e. Banyak makan buah dan sayuran Buah dan sayuran segar mengandung banyak
vitamin dan mineral. Buah yang mengandung mineral kalium dapat membantu
menurunkan tekanan darah. f. Tidak merokok dan minuman alkohol
f. Berusaha dan membina hidup yang positif Dalam kehidupan penuh dengan
persaingan, tuntutan atau tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban
stress bagi setiap orang. Jika tekanan stress terlampau besar sehingga melampaui daya
tahan seseorang maka akan menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur,
sehingga dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi. Agar terhindar dari efek negatif
tersebut, orang harus berusaha membina hidup yang positif (Bustan, 2007).
DIET GARAM RENDAH
Diet Garam Rendah I (200-400 mg) Diet ini diberikan pada pasien dengan odema, asitesis,
dan hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur, hindari
makanan tinggi natrium.
Diet Garam Rendah II (600-800 mg) Diet ini berlaku kepada pasien odema, asitesis, dan
hipertensi tidak terlalu berat. Dalam pengolahan makanannya boleh menggunakan sendok
teh garam dapur (2 gr). c. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na) Diet ini diberikan pada
pasien dengan odema atau hipertensi ringan. Dalam pengolahan makananya boleh
menggunakan garam 1 sendok teh (6 gr) garam dapur ( Almatsier, 2005 )
PENGOBATAN
Tujuan dari pengobatan hipertensi adalah untuk menurunkan tekanan darah batas normal,
tanpa mengganggu aktifitas sehari-hari. Obatobat yang digunakan untuk mengobati hipertensi

meliputi: diuretic, obat penghambat enzim konvensi angiotensin, antagonis kalium, dan
penghambat reseptor angiotesin II (William, 2007 ).
NATRIUM BERHUBUNGAN DENGAN HIPERTENSI
1. Definisi Natrium
Natrium adalah ion utama dalam cairan ekstraseluler tubuh yang mempunyai fungsi
menjaga keseimbangan cairan dan asam basa tubuh serta berperan dalam transmisi
syaraf dan kontraksi otot. Garam sering dijadikan kambing hitam meningkatnya
tekanan darah oleh sebagian besar masyarakat. Anggapan ini bisa jadi
dilatarbelakangi karena garam hampir selalu digunakan dalam masakan. Garam dapur
mengandung natrium yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsi tubuh.
Tubuh hanya membutuhkan natrium 500 mg per hari, sedangkan konsumsi garam
orang indonesia sekitar 30-40 gram. Ginjal akan menahan natrium saat tubuh
kekurangan natrium dan sebaliknya saat kadar natrium tinggi, ginjal akan
mengeluarkan kelebihan natrium melalui urin. apabila fungsi ginjal tidak optimal,
kelebihan natrium tidak bisa dibuang dan menumpuk di dalam darah. Volume cairan
tubuh akan meningkat dan membuat jantung dan pembuluh darah bekerja lebih keras
untuk memompa darah, tekanan darah pun akhirnya meningkat (Budi Sutomo, 2009).
2. Fungsi Natrium
Natrium berfungsi mengatur volume darah, tekanan darah, kadar air, dan fungsi sel.
Tetapi, konsumsi garam sebaiknya tidak berlebihan. Asupan natrium yang berlebihan
terus menerus tentu akan memicu tekanan darah tinggi (Rizannisa, 2009).
3. Penyerapan
Sebagian besar natrium diserap oleh usus halus dan hanya sedikit yang diserap oleh
lambung. Dari usus, natrium dialirkan oleh darah ke hati, kemudian ke ginjal untuk
disaring dan dikembalikan ke darah dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan tubuh.
4. Pengaruh terhadap Penyakit
Asupan makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih banyak natrium daripada
yang dibutuhkan tubuh. Dalam keadaan normal, jumlah natrium yang dikeluarkan
tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi sehingga terdapat
keseimbangan. Asupan natrium yang berlebihan dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan tubuh sehingga menyebabkan oedema atau asites. Orang yang
mempunyai penyakit hipertensi perlu mengurangi sumber bahan makanan yang
mengandung natrium pada khususnya garam dapur (Rizannisa, 2009).
5. Sumber Natrium
Sumber natrium antara lain adalah (i) Makanan yang diawetkan dengan garam dapur :
Ikan asin, terasi, ebi, udang kering, telur asin, telur pindang, buah kaleng, asinan; (ii)

makanan laut; (iii) makanan yang mengandung natrium / pengawet : Roti, biskuit,
sosis, cornet, kecap, petis, tauco;( iv) makanan ringan; (v) makanan siap saji;
(vi)garam (Almatsier, 2005).

Anda mungkin juga menyukai