Anda di halaman 1dari 8

Pada masa kejayaannya kerajaan Malaka

merupakan
pusat
perdagangan
dan
pelayaran Islam di Asia Tenggara
politik, ekonomi, sosial, budaya.
Dasar-dasar dari kerajaan Malaka diletakan
oleh Iskandar Syah (Paramisora).
Setelah Iskandar Syah wafat digantikan oleh
Muhammad Iskandar Syah.
Dibawah pemerintahannya Malaka berhasil
menguasai Selat Malaka.

Antonius/Sej/CC Jakarta

Untuk memajukan kegiatan perekonomian


M. Iskandar Syah mengusahakan Malaka
sebagai penguasa Tunggal Selat Malaka.
Cara yang dilakukan dengan melalui
perkawinan politik (Menikahi putri
Kerajaan Samudera Pasai)
Menjadi sebuah pelabuhan terpenting di
Asia Tenggara pada abad ke-15 dan awal
abad ke-16.

Antonius/Sej/CC Jakarta

Gemilang karena adanya hubungan erat


dengan beberapa kerajaan lainnya seperti,
Kerj. Batak, Palembang, Jambi serta
menjalin hubungan dengan Kerj. Siam
(Thailand).
Akhir Kerj. Malaka diserang pasukan
Portugis di bawah pimpinan Alfonso de
Albuquerque pada 10 Agustus 1511 dan
berhasil direbut pada 24 Agustus 1511.

Antonius/Sej/CC Jakarta

Peranan Malaka sebagai penguasa


perdagangan membuat ramainya
perdagangan yang berpusat di Malaka.
Adanya UU Laut yang mengatur pelayaran
dan perdagangan dalam kerajaan.
Bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa
perantara.

Antonius/Sej/CC Jakarta

Kehidupan masyarakat Malaka banyak


dipengaruhi oleh faktor keadaan alam dan
lingkungan wilayahnya.
Munculnya kelompok-kelompok seperti
munculnya golongan Buruh dan Majikan.
Munculnya seni sastra berupa cerita-cerita
kepahlawanan seperti cerita Hang Tuah

Antonius/Sej/CC Jakarta

Kekuatan kesultanan Malaka terletak pada


pasukan maritimnya.
Kerajaan malaka yang merupakan sebuah
kerajaan maritim di Sumatra memusatkan
kegiatan
ekonominya
pada
bidang
perdagangan.
Kemudian
selain
perdagangan, Malaka juga belajar cara
bercocok tanam setelah Parameswara
datang.

Antonius/Sej/CC Jakarta

Kerajaan Malaka menggunakan politik


hidup berdampingan secara damai
atau co-existence policy.
Hubungan
diplomatik
dan
ikatan
perkawinan. Politik ini dilakukan untuk
menjaga
keamanan
internal
dan
eksternal Malaka.
Cina (utara) & Majapahit (selatan).
Diplomasi
damai
dengan
kedua
kerajaan besar ini.

Antonius/Sej/CC Jakarta

Malaka diserang Portugis di bawah Alfonso


de Albuquerque pada 10 Agustus 1511 dan
berhasil direbut pada 24 Agustus 1511.
Sultan Mahmud Syah melarikan diri ke
Bintan dan mendirikan ibukota baru di sana.
Pada
tahun
1526
Portugis
membumihanguskan Bintan, dan Sultan
kemudian melarikan diri ke Kampar, tempat
dia wafat dua tahun kemudian. Posisi
Malaka strategis menyebabkan Portugis
tertarik menjadikannya daerah jajahan.
Antonius/Sej/CC Jakarta

Anda mungkin juga menyukai