Sinonim
: Acidum
Ascorbicum, Asam Askorbat
Berat Molekul
: 176, 13
Rumus Molekul : C6H8O6
Pemerian
: Serbuk atau
hablur; putih atau agak kuning;
tidak berbau;
rasa asam.
Oleh pengaruh cahaya lambat
laun menjadi
gelap. Dalam
keadaan kering, mantap di udara,
dalam
larutan cepat
teroksidasi.
Kelarutan
: Mudah larut
dalam air; agak sukar larut dalam
etanol
CTM (Dirjen POM, 1979).
Nama Lain
:
Chlorpheniramini Maleas
Berat Molekul
: 390,87
Rumus Molekul :
C16H19ClN2.C4H4O4
Pemerian
: Serbuk hablur;
putih; tidak berbau; rasa pahit.
Kelarutan
: Larut dalam 4
bagian air, dalam 10 bagian
etanol (95%) P
Tetrasiklina (Dirjen POM, 1979).
Sinonim
: Tetracyclinum
Berat Molekul
: 444,44
Rumus Molekul : C22H24N2O8
Pemerian
: Serbuk hablur;
kuning; tidak berbau atau sedikit
berbau
lemah.
Kelarutan
: Sangat sukar
larut dalam air; larut dalam 50
bagian etanol
(95%) P,
Kloramfenikol (Dirjen POM, 1979).
Sinonim
:
Chloramphenicolum
Berat Molekul
: 323,13
Rumus Molekul :
C11H12Cl2N2O5
Pemerian
: Hablur halus
berbentuk jarum atau lempeng
memanjang;
putih
sampai putih kelabu atau putih
kekuningan; tidak
berbau;
rasa sangat pahit. Dalam larutan
asam lemah,
mantap.
Kelarutan
: Larut dalam
lebih kurang 400 bagian air;
dalam 2,5 bagian
etanol
(95%) P
Ampisilina (Dirjen POM, 1979).
Sinonim
: Ampicillinum
Berat Molekul
: 349,41
Rumus Molekul : C16H19N3O4S
Pemerian
: Serbuk hablur
renik; putih; tidak berbau atau
hampir tidak
berbau;
rasa pahit.
Kelarutan
: Larut dalam
170 bagian air; praktis tidak larut
dalam 2,5
bagian
etanol (95%) P,
Thiamin HCl
2.2.1.1.1 Identifikasi Umum
Nama Kimia
: 3-[(4Amino2methyl5
pyrimidinyl)methyl]-5-(2
hydroxyethyl)-4methylthiazolium
chloride
Rumus Molekul
:
C12H17ClN4OS
Berat Molekul
: 300,8
Pemerian
: Serbuk
kristal putih, tidak berbau, rasa
pahit.
Kelarutan
: larut
dalam air, gliserol, dan methanol,
praktis tidak larut dalam eter,
benzene, dan kloroform.
Titik Lebur
: 248oC
Thiamin Mononitra
Rumus Molekul
:
C12H17N5O4S
Berat Molekul
: 327,4
Pemerian
: Serbuk
kristal putih, tidak berbau
Kelarutan
: Larut
dalam 44 bagian air, sangat
mudah larut dalam etanol dan
kloroform
Warna
Putih : Putih sekali Lidokain,
teofilin, kafein
Putih agak kekuningan Vit B1,
B2, metampiron, aminofilin
Putih kusam sulfamerazin
Putih agak kebiruan papaverin
Agak putih INH, parasetamol,
sulfadiazine, Ca glukonat
Mengkilat: Putih agak mengkilat
asam benzoat
Putih sekali agak mengkilat
nikotinamid
Agak putih, mengkilat
sulfaguanidin
Kekuningan: Kloramfenikol,
tetrasiklin
Coklat muda: Kinin tanas
Kebiruan: Prometazin
Rasa
Tidak berasa: sulfaguanidin,
sulfadiazin, talkum
Pahit: Sangat pahit
kloramfenikol, kinin, heksamin,
prometazin (agak
tebal)
Pahit VitB2,
B6,kafein,teofilin,aminofilin,efedri
n, parasetamol
Sedikit pahit metampiron, as.
Benzoate, sulfamerazin,
sulfatiazol
Tebal di lidah: benzokain, lidokain,
prokain, papaverin (agak tebal)
Kecut: Kecut pahit Vit B1, CTM
Agak kecut Asetosal
Masam khas Vit C, piperazin
citrate
Kimia Farmasi Analisis
Pendahuluan
Bau
Spesifik / khas: Vitamin B1,
Vitamin C, Hexamin
Tidak berbau : Prokain HCl,
Lidokain HCl
Bentuk
Serbuk halus:
Kristal : Vitamin C, benzokain
2.2.1 Vitamin B1
2.2.1.1 Thiamin HCl
Menurut Farmakope Indonesia IV:
1)
Spektrum serapan IR
Zat dikeringkan pada suhu 105oC
selama 2 jam dispersikan dalam
kalium bromide. Hasil
spektroskopi menunjukan
maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama seperti
Thiamin HCl. Jika terdapat
perbedaan, larutkan masingmasing zat uji dan baku
pembanding dalam air, uapkan
sampai kering, dan ulangi
penetapan dengan menggunakan
sisa.
2)
Larutan (1 dalam 50)
menunjukan reaksi klorida seperti
yang tertera pada uji identifikasi
umum (FI IV)
a)
Tambahkan AgNO3 (p) ke
dalam larutan, terbentuk endapan
putih yang tidak larut dalam asam
nitrat pekat, tapi larut dalam
amonium hidroksida 6 N berlebih
b)
Campur senyawa kering
dengan mangan dioksida pekat
berbobot sama, basahi dengan
H2SO4(p), panaskan perlahan
terbentuk klor yang menghasilkan
warna biru pada kertas kanji
iodida basah
4)
pH
Lakukan penetapan
menggunakan larutan 1 dalam
100 pH = 2,7 3,4
Identifikasi Gugus dan Reaksi
Warna
1)
2)
Sulfur
dilakukan destruksi Lassaigne
terlebih dahulu, karena unsur S
masih terdapat dalam inti
aromatis.
1 ml larutan zat + 1 ml Pb asetat
+ 1 ml NaOH kuning
Panaskan di penangas air
cokelat dinginkan endapan
cokelat-hitam
3)
Cl
Reaksi Beilstein: bersihkan kawat
Cu, pipihkan. Masukan ke dalam
zat pijar pada nyala api hijau
4)
Fluorosensi
Reaksi Thiokrom
Zat + 100 cc air + 5 cc K4Fe(CN)6
1% + 100 cc NaOH 10% merah
+ isobutyl alcohol fluoresensi
biru ungu. Dengan penambahan
asam, fluoresensi akan hilang,
sedangkan dengan penambahan
basa, akan terjadi fluoresensi lagi.
5)
Calomel reduksi.
Zat + calomel ditiupkan uap air
abu-abu.
6)
Reaksi Warna
a)
Zat + NaOH : kuning +
KMnO4 hijau
b)
Reaksi Nessler : kuning
hitam
c)
Zat + NaOH + K3Fe(CN)6 +
amil alkohol jika dikocok,
berfluoresensi biru ungu pada
lapisan amil alkohol
2.2.1.2 Thiamin Mononitra
1)
Reaksi Faraday
+ NaOH kuning
+ HCl biru
6)
Larutan + NaOH + CuAc
jingga
7)
Spot Test
Zat + FeSO4 + NaHCO3 Ungu
+ asam hilang
+ basa ungu lagi
8)
Reaksi Cuprifil (+)
9)
Zat + Na2CO3 + 1 tetes
Ferrosulfat hilang dengan
penambahan asam
Menurut FI III
1)
Larutan 2% b/v mereduksi
perlahan-lahan kalium tembaga
(II) tartrat P dan jika dipanaskan
reduksi berlangsung lebih cepat.
2)
Pada 2 ml larutan 2% b/v
tambahkan 4 tetes larutan biru
metilen P, hangatkan hingga suhu
40o; terjadi biru tua yang dalam
waktu 3 menit berubah menjadi
lebih muda atau hilang.
3)
Larutkan 15 mg dalam 15
ml larutan asam trikloroasetat P
5% b/v, tambahkan lebih kurang
200 mg arang jerap P, kocak kuatkuat 1 menit, saring, jika perlu
ulangi penyaringan hingga filtrat
jernih. Pada 5 ml filtrat
tambahkan 1 tetes pirol P,
goyangkan perlahan-lahan hingga
larut, panaskan di atas tangas air
pada suhu 50o C, terjadi warna
biru.
Menurut FI IV
1)
Spektrum serapan
inframerah zat yang didispersikan
dalam KBr P menunjukkan
maksimum hanya pada panjang
gelombang yang sama pada asam
askorbat BPFI.
2)
Larutan (1 dalam 50)
mereduksi tembaga (II) tartrat
alkali LP secara perlahan-lahan
pada suhu kamar tetapilebih
cepat bila dipanaskan.
ANALISIS
KUALITATIF
SULFONAMIDA
A. Reaksi Umum sulfonamida
1. Reaksi korek api
Zat ditambahkan HCl encer,
kemudian ke dalamnya
dicelupkan batang korek api,
timbul warna jingga intensifkuning jingga.
2. Reaksi diazo
Zat (10mg) dalam 2 tetes HCl 2
A lalu ditambah dengan 1 ml air.
Pada larutan ini ditambahkan 2
tetes diazo B (larutan 0,9%
NaNO2) dan teteskan larutan 0.1
g -naftol dalam 2 ml NaOH
terbentuk warna jingga lalu
merah darah.
3. Reaksi erlich (-DAB HCl)
Sedikit zat padat pada pelat tetes
lalu ditambahkan 1-2 tetes
pereaksi DAB HCl terbentuk
warna kuning-jingga.
B. Reaksi spesifik Sulfadiazin
1. Reaksi vanillin
Di atas kaca objek 1 tetes H2SO4
p ditambahkan beberapa serbuk
vanillin, setelah dicampur
ditambah dengan zat, dipanaskan
di atas nyala api kecil, warna
dilihat di atas dasar putih.
sulfadiazin tidak akan
memberikan reaksi dengan
vanilin
2. Reaksi dengan CUSO4
Zat dalam tabung reaksi
ditambahkan 2 ml air, dipanaskan
sampai mendidih lalu ditambah
NaOH 2 tetes. Setelah dingin