Definisi asma:
KNAA:
Jenis
kelamin
Usia
Riwayat
atopi.
Lingkungan
Ras.
Asap rokok
Outdoor air pollution,
Infeksi respiratorik.
Faktor resiko
Anak
laki-laki : perempuan = 2 :1
Dewasa laki-laki : perempuan = 1:1
Asma 10 besar penyebab kesakitan dan
kematian di Indonesia studi Survey
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai
propinsi di Indonesia.
Epidemiologi
Patofisiologi
Pencetus
Serangan
Obstruksi
Saluran nafas
Serangan asma
Reaksi AntigenAntibodi
(Hiperaktivitas saluran nafas
Melepaskan mediator
Inflamasi (histamin,
Prostaglandin, dll)
Derajat Penyakit
1.Asma episodik jarang
2.Asma episodik ringan
3.Asma persisten
Derajat
Serangan
1.Ringan
2.Sedang
3.Berat
4.Ancaman
Klasifikasi
henti nafas
Asma persisten
(asma ringan)
(asma sedang)
(asma berat)
1.
Frekuensi serangan
>1x/ bulan
1 sering
1.
Lama serangan
< 1 minggu
1 minggu
1.
Intensitas serangan
Ringan
Sedang
Berat
1.
Diantara serangan
Tanpa gejala
1.
Tidak terganggu
Sering terganggu
Sangat terganggu
>3 x/ minggu
1.
tidak
serangan
kelainan
kelainan)
1.
Obat pengendali
Tidak perlu
Perlu
Perlu
1.
PEF/FEV1 60-80 %
PEF/FEV1 <60 %
30 %
50%
Parameter
Ringan
Sedang
Berat
Berjalan
(menangis
keras)
Kalimat
Berbicara
Istirahat
(menangis
(berhenti
lemah)
makan)
Penggal klm. Kata-kata
Posisi
Bisa baring
Kesadaran
Mungkin
teragitasi
Tidak ada
Lebih suka
duduk
Biasanya
teragitasi
Tidak ada
Sianosis
Mengi
Sedang,
akhir eksp.
Sesak napas Minimal
Nyaring,
Terdengar
eksp. + insp. tanpa steto.
Sedang
Berat
Ancaman
gagal napas
Bingung
Sulit / tidak
terdengar
ANAMNESA
serangan asma batuk dan/atau mengi yang
memburuk dengan progresif, dan sesak nafas.
Gx serangan asma tergantung derajat
serangannya.
Ringan berbicara lancar dan aktifitasnya tdk
terganggu.
Sedang gejala bertambah berat anak sulit
mengungkapkan kalimat.
Berat gejala sesak dan sianosis dapat
dijumpai, pasien berbicara terputus-putus saat
Manifestasi
Klinis
mengucapkan kata-kata.
PEMERIKSAAN FISIK
Pernapasan cepat dan
sukar
- Batuk batuk
Inspeksi
paroksismal
- Pigeon chest
- Ekspirasi memanjang
-
Hipersonor
perkusi
Wheezing
- Dapat terdengar
rhonki
-
Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
Alur diagnosa
Pereda
Penatalaksanaan
Obat-
Obat
Agonis 2-Adrenergik
Metilxantin
Kortikosteroid
Kromolin
Obat lain
Tatalaksana
di rumah
Tatalaksana di Rumah Sakit (Ruang Gawat
Darurat)
Kenali
kortikosteroid
oral prednison
Tatalaksana di rumah
Tatalaksana
di rumah
Tatalaksana di Rumah Sakit (Ruang Gawat
Darurat)
Serangan sedang
(nebulisasi 2-3x,
repons parsial)
berikan O2
Serangan berat
(nebulisasi 3x,
respons buruk)
O2 sejak awal
pasang infus
nilai ulang berat,
Ruang Rawat Inap
foto Ro toraks
Boleh pulang
bekali -agonis
(hirupan / oral)
jika ada obat
pengendal, teruskan
inf.virus (+),
steroid oral
24-48 jam kontrol proevaluasi
steroid oral
nebulisasi / 2 jam
8-12 jam klinis stabil boleh pulang
12 jam tetap belum
Catatan:
Jika menurut penilaian serangannya berat, nebulisasi 1x,
langsung -agonis + antikolinergik
Bila belum ada alatnya, nebulisasi awal dapat diganti dgn
adrenalin sk. 0,01 ml/kgBB/kali, maksimal 0,3 ml/kali.
Untuk serangan sedang dan terutama berat, O2 2-4L/mnt
diberikan sejak awal, termasuk saat nebulisasi