Anda di halaman 1dari 8

PENGENDALIAN LIMBAH CAIR (LIMBAH

ELEKTROPLATING) YANG MENGANDUNG ION


LOGAM BERAT KROMIUM DAN KADMIUM
MENGGUNAKAN GABUNGAN ABU TERBANG
BATU BARA, SERBUK GERGAJI DAN ARANG
TEMPURUNG KELAPA
Sahat (1)
(1)

Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang


ABSTRAK

Kepentingan penyelamatan lingkungan dari pencemaran limbah logam berat, sudah


merupakan keinginan yang luhur dan juga tanggung jawab moral para peneliti, dalam hal
ini para peneliti dari perguruan tinggi. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini
adalah: untuk meningkatkan kemampuan kapasitas penyerapan (Q) dalam satuan mg ion/g
sorben) dari metoda alternatif yang dilakukan selama ini. Yaitu dengan cara pengabungan
tiga macam sorben, dengan komposisi: Arang Tempurung Kelapa (ATK)+Abu Terbang
Batubara(ATB), Serbuk Gergaji(SG)+Abu Terbang Batubara(ATB), Serbuk Gergaji(SG)+
Arang Tempurung Kelapa (ATK) dan SG+ATK+ATB, dengan metoda dinamis dan statis.
Secara keseluruhan didapatkan, bahwa metoda dinamis memberikan kapasitas penyerapan
yang lebih baik dibandingkan dengan metoda statis. Penggabungan sorben berhasil
menaikka kapasitas penyerapan ion logam Cr VI, sedangkan ion logam Cd II justru
sebaliknya. Setelah penelitian dilakukan, disarankan agar jangan mencampurkan serbuk
gergaji dengan sorben lainnya untuk menyerap ion logam Cd II. Karena penggabungan
tersebut, ternyata berimplikasi negatif atau kapsitas penyerapan menjadi berkurang.
ABSTRACT
Action to save the environment from the heavy metal pollutant had been a responsibility by
researchers, as especially from the university. Increasing the capacity of adsorption (mg/g
sorbets) is one of the ultimate goals, if we compare to the method which always done. The
research methods are combining three absorbent: carbon (from coconut), fly ash (from
coal) and dust saw, with static and dynamic method. The end of research, we had summary,
dynamics method better than static method. Not like Cr VI, combining the sorben had the
negatives impact (absorption capacity) to the Cd II.
Keywords: Adsorbent, absorption capacity
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses produksi di industri seringkali menggunakan
bahan kimia atau senyawa yang mengandung logam
berat. Limbah tersebut kerap kali dibuang langsung
ke lingkungan (perairan) tanpa mengalami proses
pengolahan terlebih dahulu.
Secara konvensional, telah dikenal berbagai
teknologi yang lazim digunakan untuk memindahkan
logam berat, seperti: pengendapan secara kimia,
pertukaran ion atau electrochemical proses. Metoda
yang digunakan tersebut sering tidak hemat maupun
efektif, terutama ketika digunakan untuk mengurangi
ion logam berat pada konsentrasi rendah (Wilde,
1993).
Berbeda halnya dengan penelitian sebelum ini, yang
menggunakan sorben tunggal dalam prosesnya.

Penyerapan ion logam berat dengan menggabungkan


berbagai material sorben, sepanjang pengetahuan
penulis, belum banyak dilakukan. Terutama
penggabungan antara biomaterial dan geomaterial.
Untuk itu, dalam penelitian ini, akan dilakukan
penggabungan antara Arang Tempurung Kelapa
(ATK), Serbuk Gergaji (SG) dan Abu Terbang
Batubara (ATB), sebagai material penyerap ion logam
berat Cr VI dan Cd.
1.2. Perumusan Masalah
Secara terpisah (satu persatu), material seperti:
1).Abu terbang batubara, Desi (2000). 2). Serbuk
gergaji kayu rasak, Nasral (2000). 3). Arang
tempurung kelapa, Isdahartati (2000), mampu dan
efektif berfungsi secara optimal, sebagai material
sorben beberapa ion logam berat.

Jurnal Teknik Mesin

Vol. 2, No 2, Desember 2005

ISSN 1829-8958

Akan tetapi ketika ketiga sorben tersebut


digabungkan,
apakah
akan
memaksimalkan
penyerapannya. Untuk menjawab pertanyaan
tersebutlah penelitian ini diadakan. Adapun logam
berat yang akan diserap oleh gabungan material tersebut adalah: logam berat kromium (Cr+6) dan
Kadmium (Cd+2).

Kom-ponen yang terdapat dalam kayu seperti


selulosa (40-50 %), hemi-selulosa (10-30 %), lignin
(20-30 %) serta senyawa polimer lainnya. Sellulosa
merupakan polimer yang linier dengan berat
molekul, dibangun oleh unit-unit glukosa yang dihubungkan oleh ikatan 1-4 beta glukosa, Syastrom
(1995).

1.3. Tujuan Penelitian

2.3. Arang Tempurung

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:


1. Untuk mengetahui tingkat efektifitas penyerapan
gabungan ketiga material.

Menurut George (1996), arang tempurung sangat


potensial untuk diolah menjadi bahan pembuatan
karbon aktif yang mempunyai kemampuan mengadsorbsi ion logam dalam limbah cair, gas dan uap.
Menurut Suhardiyono (1989), arang tempurung juga
dapat dimanfaatkan untuk membuat arang aktif yang
mem-punyai kemampuan mengadsorbsi gas dan uap.
Disamping itu, arang aktif juga dapat digunakan
sebagai filter rokok dan ekstraksi bensin dari gas
alam.

2.

Untuk mengetahui, apakah kondisi optimal


penyerapan logam berat secara satu persatu, juga
berfungsi
efektif
untuk
penggabungan
biomaterial dan geomateri-al, ketika digunakan
sebagai penyerap ion logam berat Cr VI dan Cd
pada lim-bah cair.

1.4. Manfaat Penelitian

2.4. Material Sebagai Penyerap (Sorben)

Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan


memberi manfaat seperti berikut:
1. Dapat membantu pemecahan masalah pencemaran
lingkungan (khususnya ling-kungan perairan)
yang disebabkan oleh ion logam berat Cr Vi dan
Cd II.

Teknologi konvensional untuk memindahkan logam


berat seperti pengen-dapan secara kimia, pertukaran
ion atau electrochemical proses adalah sering tidak
hemat maupun efektif. Hal ini terutama ketika
digunakan untuk mengurangi ion logam berat pada
konsentrasi rendah (Wilde, 1993).

2. Problem akibat limbah padat tiga industri tersebut


di atas, dapat terpecahkan.

Maka pada era belakangan ini, muncul


kecenderungan menggunakan ba-han yang berasal
dari alam, berupa limbah, untuk digunakan sebagai
bahan penyerap. Material tersebut selain biomaterial,
juga geomaterial. Sudah banyak geoma-terial yang
pernah diteliti efektifitasnya sebagai sorben logam
berat.

Akan diketahui bahwa limbah padat berupa abu


terbang batubara, serbuk gergaji kayu rasak dan
arang tempurung, juga bernilai sangat ekonomis,
apabila digu-nakan sebagai penyerap ion logam
berat kromium dan kadmium.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Abu Terbang Batubara
Abu terbang batubara merupakan residu dari mineral
anorganik dalam bentuk oksida logam berat dalam
jumlah runut. Abu terbang, merupakan limbah hasil
industri yang berbentuk partikel halus, bundar serta
bersifat pozolanik, yaitu dapat mengeras dengan
adanya kapur bebas. Komposisi abu terbang,
tergantung pada jenis industri dan tempat diperoleh
(Akbar, 1994). Oksida-oksida yang ada, sebagian
besar adalah silica (SiO2) 59%, alumina (Al2O3) 24%
dan CaO 1,4% (Hiroaki, 1995). Logam-logam yang
terkandung dalam abu terbang adalah Al, Fe, Cd, Si,
Zn, Sb, Se, As dan Hg (Connel & Miller, 1995).
2.2. Serbuk Gergaji Kayu Rasak
Kayu merupakan salah satu produk alam yang sangat
berguna bagi kehi-dupan. Kayu yang digunakan
untuk bahan bangunan maupun karoseri kendaraan
jenis truk, biasanya menimbulkan suatu limbah
berupa serbuk kayu (serbuk ger-gaji), selama proses
pengolahannya ketika dilakukan pemotongan/gergaji.

2.5. Sorbsi
Secara umum adsorbsi merupakan suatu peristiwa
penyerapan suatu fasa zat cair atau gas pada
permukaan padatan atau fasa antar muka. Apabila
proses penyerapan ini tidak berlangsung pada lapisan
permukaan tetapi memasuki lapi-san dalam, proses
ini disebut absorpsi. Umumnya kedua proses ini sulit
dibeda-kan, sehingga Bain menggunakan istilah
sorbsi (Sub Committee on Zinc, 1978). Adapun
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya serap
suatu adsorben adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jenis adsorben,
Jenis adsorbat,
Struktur adsorben,
Luas permukaan adsorben,
Temperatur,
Waktu kontak dan Laju alir.

Dalm bekerjanya, proses sorbsi ini biasanya dapat


dilakukan dengan dua metoda yaitu:
1. Metoda Statis (Batch),
2. Metoda Diamis
76

Pengendalian Limbah Cair yang Mengandung Ion Logam Berat Kromium & Kadmium Menggunakan Gabungan Abu Terbang Batu Bara, Serbuk Gergaji &
Arang Tempurung Kelapa (Sahat)

2.6. Efisiensi dan Kapasitas Penyerapan


Efisiensi penyerapan dihitung dengan persamaan
berikut:

3.3.1. Rancangan Penelitian

C C1
E 0
100% .
C0

Sebelum digabungkan, material ATB dan SG,


terlebih dahulu dilakukan kembali penelitiannya,
untuk melihat kapasitas penyerapannya. Selanjutnya
diada-kan penggabungan material dengan rancangan
komposisi sebagi berikut. Rancangan tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.

dimana:
E

dimasukkan ke dalam wadah yang berisi gabungan


adsor-ben, sehingga senyawa-senyawa tersebut
terserap oleh adsorben.

= Efisiensi (%)

Co = konsentrasi awal (ppm)

Tabel 1. Rancangan Metoda Penelitian, Metoda


Dinamis dan Statis

C1 = konsentrasi akhir (ppm)

No.
1.

Gabungan Sorben
ATK+ATB

2.

SG+ATB

Q = kapasitas penyerapan maksimum mg ion


logam yang terserap per gram sorben

3.

SG+ATK

m = massa sorben (g)

4.

SG+ATK+ATB

5.
6.

ATB
SG

Kapasitas Penyerapan dihitung dengan persamaan:

C0 C1
V
m

dimana:

V = volume eluat (ml)


3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Kimia
Analisa Lingkungan, Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Andalas, Padang. Waktu penelitian dari awal sampai
dengan akhirnya adalah lebih kurang sembilan bulan,
mulai bulan Agustus 2004.
3.2. Peralatan dan Bahan
3.2.1.

Peralatan

Cr VI = 3 dan 5
Cr VI = 3
Cd = 6
Cd + Cr VI = 6

Keterangan:
a. Massa masing-masing sorben adalah 0,5 gram.
b. Waktu kontak untuk pengujian statis dilakukan 60
menit. Hal ini didasarkan pa-da penelitian Desi, K.
2000 bahwa waktu kontak tidak banyak
berpengaruh dan cenderung meningkat dari 30 s.d.
60 menit
c. Laju aliran pada metoda dinamis adalah 2 ml/menit.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini


adalah: ssa (spektrofoto-meter serapan atom) model
ALFA-4 London Inggris, neraca analitik Ainsworth,
pengayak Octagon 200, oven listrik, pH meter,
kolom gelas, botol semprot, sepe-rangkat alat gelas
kimia, glass wool atau kapas, kertas saring dan
aluminium foil.
3.2.2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan
penelitian ini adalah: abu ter-bang batubara,
gergaji kayu rasak, arang tempurung kelapa,
standar kromium, larutan standar kadmium,
asam dan aquadest.

pH Larutan
Cr VI = 3
Cd = 6
Cd + Cr VI = 6
Cr VI = 4
Cd = 5,5
Cd + Cr VI = 5,25
Cr VI = 4
Cd = 5,5
Cd + Cr VI = 4,75
Cr VI = 3
Cd = 6
Cd + Cr VI = 5,5

3.3.2. Pembuatan Larutan


1.

Asam Nitrat 1 %, dibuat dengan mengencerkan


10 ml asam nitrat 65 % de-ngan aquades sampai
volumenya 1000 ml.
2.

dalam
serbuk
larutan
larutan

Standar Cr (VI) 1000mg/l


K2Cr2O7 ditimbang sebanyak 0,2829 g,
dilarutkan dalam labu 100 ml dengan asam nitrat
1 % sampai volumenya 1000 ml.

3.

Standar Cd (II) 1000 mg/l


CdCl2 ditimbang sebanyak 0,163 g dilarutkan
dalam labu 100 ml dengan asam nitrat 1 %
sampai volume1000 ml.

3.3. Metoda
Pada penelitian ini, proses sorbsi dilakukan dengan
metoda statis dan dina-mis, dimana adsorbat

Asam Nitrat 1 % (v/v)

4.

Larutan Buffer
77

Jurnal Teknik Mesin

Vol. 2, No 2, Desember 2005

ISSN 1829-8958

Asam asetat 0,4 N dan NH4OH 0,4 N, masingmasing sebanyak 1000 mL.

0.5
Q ( mg / g )

3.3.3. Perlakuan Terhadap Sorben


Sebelum digunakan sebagai material penyerap
(sorben), baik bio dan geomaterial harus mengalami
perlakuan terlebih dahulu.
1.

Perlakuan terhadap Abu Terbang Batubara.

2.

Perlakuan terhadap Arang Tempurung Kelapa.

3.

Perlakuan terhadap Serbuk Gergaji Kayu Rasak.

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0

Gabungan Sorben

3.3.4. Metoda Statis dan Dinamis


a. Komposisi Campuran Sorben

Cr VI

Kedua metoda ini pada dasarnya hampir sama


dengan masing-masing sorben satu gram.
Perbedaannya, pada metoda statis dishaker selama 60
menit,
sedangkan
pada
metoda
dinamis
menggunakan laju aliran 2 ml/menit
1. Komposisi A.T.K+A.T.B

Cd

Keterangan:
1.ATK + ATB
(Cr VI pH=3, Cd II pH = 6)
2. SG + ATB
(Cr VI pH=4, Cd II pH = 6,5)
3. SG + ATK
(Cr VI pH=4, Cd II pH = 5,5)
4. SG+ATK+ATB
(Cr VI pH=3, Cd II pH = 6)

2. Komposisi S.G+A.T.B
3. Komposisi S.G + ATK

b.

4. Komposisi S.G+A.T.K+A.T.B

Gambar 1. Penyerapan Ion Logam Cr VI dan Cd,


Metoda Dinamis

Pengamatan dan Pengolahan Data

Perbandingan dengan Kapasitas Sorben Satu-satu

Pada penelitian ini, semua perlakuan diukur dengan


SSA. Perbedaan konsentrasi ion logam sebelum dan
setelah dilakukan percobaan penyerapan, meru-pakan
jumlah ion logam yang diserap oleh material.
Adapun yang akan dihitung adalah :
1. Efisiensi Penyerapan
2. Kapasitas Penyerapan.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Metoda Dinamis
1.

Ion Logam Cr VI dan Cd


Hasil Pengujian Dengan Metoda Dinamis,
kapasitas penyerapan (Q) untuk ion logam Cr
VI dan Cd adalah sebagai berikut:
Dari komposisi gabungan sorben, terlihat bahwa
gabungan tiga buah sorben memiliki hasil
penyerapan yang lebih maksimal untuk ion
logam Cr VI, hal ini dikarenakan kondisi pH
yang sesuai untuk penyerapan. Dari banyak
peneliti terdahulu, ion logam Cr VI akan sangat
baik penyerapannya pada kondisi yang asam.
Untuk ion logam Cd, hasil maksimal diperoleh
pada gabungan sorben SG + ATK, hal ini
dikarenakan kondisi larutan pada pH 5,5
merupakan kondisi yang baik untuk penyerapan
ion logam Cd. Sebaiknya, untuk gabungan tiga
sorben, pH larutan logam Cd terlebih dahulu
dicari yang paling optimal.

Dari kapasitas penyerapan untuk sorben gabungan.


Data penyerapan tersebut dan data sorben satu
persatu, dengan metoda dinamis adalah sebagai
berikut.
a.

Ion Logam Cr VI

i.

Gabungan Sorben ATK+ATB


Pada penelitian ini, penyerapan ion logam Cr VI
adalah sebesar 0,085 mg ion/ g sorben. Jika
dibandingkan dengan sorben satu persatu, jumlah
totalnya (ATK Isdahartati + ATB Sahat) adalah
sebesar 0,106 mg ion/g sorben.
Dari berbagai hasil penelitian terdahulu, pH
larutan ion logam Cr VI pada penelitian ini
sebenarnya sudah cukup sesuai. Hanya lebih baik
lagi seandainya bahan yang dipakai pada
penelitian ini (ATK) diperiksa ulang, berapa
sebenarnya kapasitas penyerapannya. Akumulasi
dari kondisi tersebut, memberikan penyimpangan
sebesar 19,8 % dari seharusnya.

ii. Gabungan sorben SG+ATB


Pada penelitian ini, penyerapan ion logam Cr VI
adalah sebesar 0,085 mg ion/ g sorben. Jika
dibandingkan dengan sorben satu persatu, jumlah
totalnya (SG Sahat + ATB Sahat) adalah sebesar
0,075 mg ion/g sorben.

78

Pengendalian Limbah Cair yang Mengandung Ion Logam Berat Kromium & Kadmium Menggunakan Gabungan Abu Terbang Batu Bara, Serbuk Gergaji &
Arang Tempurung Kelapa (Sahat)

Gabungan sorben dalam penelitian ini berhasil


menaikkan
kapasitas
penyerapan.
Terjadi
penambahan kapasitas penyerapan sebesar 13,3%.

0.14

Q ( mg / g )

0.12

iii. Gabungan Sorben SG + ATK


Pada penelitian ini, penyerapan ion logam Cr VI
adalah sebesar 0,149 mg ion/ g sorben. Jika
dibandingkan dengan sorben satu persatu, jumlah
totalnya (SG Sahat + ATK Isdaharti) adalah
sebesar 0,0985 mg ion/g sorben.

0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0

b. Ion Logam Cd.


Jika dibandingkan dengan penyerapan ion logam
Cd (SG Sahat), terlihat bahwa tidak satupun
komposisi gabungan sorben yang berhasil
menaikkan kapasitas penyerapannya. Dari
gabungan sorben, terlihat yang paling maksimal
adalah gabungan SG+ATK.
2.

Logam Bikomponen, Ion Logam Cr VI dan Cd

Dari pengujian dengan metoda dinamis, kapasitas


penyerapan (Q) logam bikomponen. Dari komposisi
gabungan sorben, terlihat bahwa gabungan sorben
SG + ATK, hasil penyerapannya untuk ion logam Cr
VI adalah 0,13 mg ion/g sorben. Hasil ini lebih
maksimal jika dibandingkan dengan tiga model
gabungan lainnya.
Untuk ion logam Cd, gabungan sorben ATK + ATB,
hasil penyerapannya adalah 0,036 mg ion/g sorben.
Hasil ini paling maksimal, jika dibandingkan dengan
tiga jenis model penggabungan lainnya.
Perbandingan dengan Kapasitas Sorben Satu-satu
Dari hasil kapasitas penyerapan untuk sorben
gabungan dan sorben satu persatu, dengan metoda
dinamis. Terlihat sangat beragam dan berfariatifnya
hasil data kapasitas penyerapan. Tidak lengkapnya
data terdahulu, mengakibatkan sulitnya diskusi yang
akurat secara akademis. Dalam penelitian gabungan
material, sebaiknya hanya data dimensi sorben yang
digunakan dari kondisi optimal peneliti terdahulu.
Material yang digunakan, juga harus diteliti kembali,
agar bisa dan sepadan untuk didiskusikan.

Cd

Keterangan:
1. ATK + ATB
2. SG + ATB
3. SG + ATK
4. SG+ATK+ATB

Gambar 2. Penyerapan Logam Bikomponen Ion Cr


VI dan Cd, Metoda Dinamis
4.2. Metoda Statis
1.

Ion Logam Cr VI dan Cd

Dari hasil pengujian dengan metoda statis, seperti


terlihat pada gambar 3. Untuk ion logam Cr VI
dengan komposisi gabungan sorben, terlihat bahwa
gabungan sorben SG+ATK+ATB memiliki hasil
penyerapan yang paling maksimal.Hal ini sesuai
dengan kondisi yang kondusif bagi penyerapan ion
logam Cr VI yaitu pH 3.
Untuk ion logam Cd, hasil maksimal diperoleh pada
gabungan sorben SG + ATK, hal ini dikarenakan
kondisi larutan pada pH 5,5 merupakan kondisi yang
baik untuk penyerapan ion logam Cd. Sebaiknya,
untuk gabungan tiga sorben, pH larutan logam Cd
terlebih dahulu dicari yang paling optimal.

Q (mg / g )

Gabungan sorben dalam penelitian ini berhasil


menaikkan
kapasitas
penyerapan.
Terjadi
penambahan kapasitas penyerapan sebesar 23,6%.

Cr VI

iv. Gabungan SG+ATK+ATB


Pada penelitian ini, penyerapan ion logam Cr VI
adalah sebesar 0,17 mg ion/ g sorben. Jika
dibandingkan dengan sorben satu persatu, jumlah
totalnya (SG Sahat + ATK Isdaharti + ATB
Sahat) adalah sebesar 0,1375 mg ion/g sorben.

Gabungan Sorben

Gabungan sorben dalam penelitian ini berhasil


menaikkan
kapasitas
penyerapan.
Terjadi
penambahan kapasitas penyerapan sebesar 51,3%.

0.18
0.16
0.14
0.12
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0

Gabungan Sorben
Cr VI

Cd

Keterangan:
1.ATK + ATB
(Cr VI pH=3, Cd = 6)
2. SG + ATB
(Cr VI pH=4, Cd = 5,5)
3. SG + ATK
(Cr VI pH=4, Cd = 5,5)
4. SG+ATK+ATB
(Cr VI pH=3, Cd = 6)

Gambar 3. Penyerapan Ion Logam Cr VI dan Cd


Metoda Statis
79

Jurnal Teknik Mesin

Vol. 2, No 2, Desember 2005

ISSN 1829-8958

Perbandingan dengan Kapasitas Sorben Satu-satu

Perbandingan dengan Kapasitas Sorben Satu-satu

Pada dasarnya sulit mendiskusikan pengujian metoda


statis ini. Tidak tersedianya data pada pengujian
sorben satu persatu, dikarenakan belum dilakukannya
penelitian yang dimaksud. Namun dicoba diadakan
pembahasannya, dengan asumsi setiap sorben (SG
dan ATK) mempunyai kemampuan penyerapan yang
sama dengan ATB menyerap ion logam Cr VI pada
metoda statis.

Data penelitian terdahulu (sorben satu persatu) untuk


ion logam bikomponen, ion logam Cd metoda statis,
belum tersedia atau belum diteliti. Sehingga tidak
bisa didiskusikan dan dibandingkan hasilnya dengan
hasil penelitian ini.

Jika dibandingkan dengan hasil penelitian


terdahulu/menggunakan sorben satu persatu, dengan
asumsi di atas (kemampuan SG dan ATK = ATB).
Terlihat bahwa sorben dengan komposisi gabungan,
secara signifikan terlihat mampu menaikkan
kapasitas penyerapan ion logam Cr VI. Hasil
maksimal diperoleh pada gabungan SG+ATB+ATK.
Untuk ion logam Cd sulit mendiskusikan hasil
penelitian ini dengan penelitian satu persatu. Hal ini
dikarenakan belum diadakannya penelitian ion logam
Cd dengan metoda statis pada sorben satu persatu.
2.

Logam Bikomponen, ion Cr VI dan Cd

Dari hasil Pengujian Dengan Metoda Statis, kapasitas


(Q) penyerapan Logam Bikomponen, untuk ion
logam Cr VI dan Cd seperti gambar 4.
Dari komposisi gabungan sorben, terlihat bahwa
gabungan sorben SG + ATB, memiliki hasil
penyerapan yang lebih maksimal jika dibandingkan
dengan 3 (tiga) jenis komposisi penggabungan yang
lainnya. Baik untuk ion logam Cr VI maupun ion
logam Cd.

Q (mg / g )

Kecuali gabungan ATK+ATB, komposisi gabungan


yang lain, rata-rata memiliki kapasitas penyerapan
yang tidak jauh berbeda. Baik ion logam Cr VI
maupun ion logam Cd. Hal ini diperkirakan karena
keberadaan SG dalam setiap komposisi gabungan,
memberikan dampak positif terhadap kemampuan
penyerapan.
0.1
0.09
0.08
0.07
0.06
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0

Gabungan Sorben
Cr VI

Cd

Keterangan:
1. ATK + ATB
2. SG + ATB
3. SG + ATK
4. SG+ATK+ATBA
TB

Untuk ion logam Cr VI, hasil penelitian ini tidak


berhasil menaikkan kapasitas penyerapan. Hal ini
diperkirakan karena kondisi sorben yang digunakan
pada penelitian terdahulu, tidak sama komposisinya
dengan sorben yang digunakan pada penelitian ini.
Sebagaimana pengecekan pada metoda dinamis,
terlihat perbedaan sorben ATB yang digunakan
dalam penelitian ini dengan peneliti terdahulu (K.
Desi). Perbedaan tersebut mengakibatkan terjadinya
ketidak samaan dalam hal kemampuan penyerapan.
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap
penyerapan ion logan Cr VI dan Cd, serta
bikomponen ion logam Cr VI dan Cd, oleh gabungan
biomaterial serbuk gergaji kayu rasak, arang
tempurung kelapa dan geomaterial abu terbang
batubara, dapat diambil beberapa kesimpulan berikut:
1.

Kecuali bikomponen ion logam Cd, secara


keseluruhan, metoda dinamis memberikan
kapasitas penyerapan yang lebih besar,
dibandingkan dengan metoda statis.

2.

Penggabungan sorben berhasil menikkan


kapasitas penyerapan ion logam Cr VI. Tetapi
pada ion logam Cd, penggabungan sorben justru
memperkecil
kapasitas
penyerapan,
jika
dibandingkan dengan penyerapan sorben
tunggal.

3.

Kapasitas serapan maksimal untuk ion logam Cr


VI, diperoleh 0,17 mg ion / g sorben, yaitupada
gabungan sorben SG + ATK + ATB, dengan
metoda dinamis.

4.

Kapasitas serapan maksimal untuk ion logam


Cd, diperoleh 0,287 mg ion / g sorben, yaitu
pada gabungan sorben SG + ATK, dengan
metoda dinamis.

5.

Kapasitas serapan maksimal untuk bikomponen,


ion logam Cr VI diperoleh 0,13 mg ion / g
sorben, yaitu pada gabungan sorben SG + ATK,
dengan metoda dinamis.

6. Kapasitas serapan maksimal untuk bikomponen,


ion logam Cd diperoleh 0,048 mg ion / g sorben,
yaitu pada gabungan sorben SG + ATB, dengan
metoda statis.

Gambar 4. Penyerapan Logam Bikomponen Ion Cr


VI dan Cd, Metoda Statis
80

Pengendalian Limbah Cair yang Mengandung Ion Logam Berat Kromium & Kadmium Menggunakan Gabungan Abu Terbang Batu Bara, Serbuk Gergaji &
Arang Tempurung Kelapa (Sahat)

5.2. Saran
Agar penggabungan sorben lebih memberikan hasil
seperti yang diperkirakan, ada baiknya hal seperti
berikut dilakukan:
1.

2.

3.

Sebelum penelitian dengan penggabungan


sorben dilaksanakan, terlebih dahulu diulang
untuk
sorben
yang
digunakan
dalam
penggabungan tersebut. Selanjutnya dicari
kondisi optimal untuk gabungan sorben tersebut.
Rentang waktu ketika sorben selesai mengalami
perlakuan, untuk digunakan dalam penyerapan,
harus dikontrol dengan ketat. Artinya ada
perlakuan dan waktu yang konstan mulai dari
perlakuan sorben s.d. digunakan untuk
penyerapan, pada masing-masing komposisi
rancangan.
Agar pada aplikasinya, pengggunaan sorben
ATB,
SG
dan
ATK,
tidak
dicampurkan/digabung dalam penyerapan ion
logam Cd, karena ternyata penggabungan justru
memperkecil kapasitas penyerapan.

PUSTAKA
1.

Akbar, F. Pemanfaatan abu terbang sebagai


bahan dasar pembuatan zeolit. Skripsi UGM,
1994

2.

Bag Huseyin, et al. Determination of Fe(II) and


Fe(III) in water by flme atomic absorption
spectrophotometry after their separation with
aspergillus niger immobilized on sepiolite,
Analytical Sci. 17, 2001.

3.

Bai Sudha, R, Emilia, A.T. Biosorption of


Cr(VI) from aqueous solution by rhizopus
nigricans, Bioresources Tech. 79; 73-81, 2001.

4.

Connel, D.W. dan Miller, G.J.. Kimia dan


ekotoksikologi pencemaran. Penterjemah Yanti
Koestoer, UI. Pres; 405, 1995

5.

Gadd, G.M. Microbial Control of Heavy Metal


in pollution. Cambridge University. Press. UK,
48; 59-88, 1992.

6.

George, T.A. Proses Industri Kimia. Erlangga.


Jakarta, P. 175-185, 1996.

7.

8.

Gove Lindsey, Cook Cindy M., et al..


Movement of water heavy metals (Zn, Cu, Pb
and Ni) through sand and sandy loam amended
with biosolids under steady-state hydrological
conditions, Bioresources Tech.78; 171-179,
2001
Harada Tai, Simanjuntak Poltak, et.al. Buku
Panduan Untuk Pemantauan Lingkungan,
JANNI-LSPL, Percetakan Sinuraya Medan,
2001.

9.

Hiroaki, T, Tomohiro, I, et al. Highly Active


Absorbent for SO2 removal prepared from coal
fly ash, Ind.Eng.Chem.Res.34; 1404-1411, 1995.

10. Isdahartati. Pemanfaatan Arang Tempurung


Kelapa Sebagai Biomaterial Penyerap Ion
Logam Besi dan Kromium dalam Air,
Universitas Negeri Padang. Thesis, 2000.
11. Klimmek, S., Stan, H.I. Comparative Analysis
of the Biosortion of Cd, Pb, Ni and Zn bay
Algae, Environmental Sci. Tech.35; 4283-4288,
2001.
12. Kratochvil David and Bohumil Volesky.
Biosorption of Cu from ferruginous wastewater
by algal biomass, Elseiver Sci.32; 2760-2768,
1998.
13. Kurniawati Desy. Pemanfaatan Abu Terbang
Sebagai Material Penyerap Ion Logam Timbal,
Seng dan Krom dalam Air Limbah, Pasca.
Unand.- Padang. Thesis, 2000.
14. Lopez, Delgado, et.al. Sorption af Heavy Metal
on Blast Furnace Sludge, PH.S0043. Pergamon,
1997.
15. Marlina, Pemanfaatan Limbah Lumpur Semen
Padang Sebagai Material Penyerap Ion Logam
Kromium, Kadmium dan Timbal, Pasca. Unand
Padang. Thesis, 2000.
16. Munaf, E and Zein,R. The use of rice husk for
removal of toxic metal from wastewater, Environ
technol 18; 359-362, 1997.
17. Munaf, E.. Kimia Analisa Lingkungan, Pasca.
Unand-Padang, 2000.
18. Nasral, Penyerapan Logam Berat Kadmium,
Tembaga, Seng dan Kromium Dalam Air
Dengan Menggunakan Limbah Pengolahan
Kayu, 2002.
19. Newton, L., Dias Filho, et. al. 2Mercaptpobenzothiazole clay as matrix for
sortion and proconcetration of some heavy metal
from aqueous solution, Anal. Chem. Acta 306;
167-172, 1995.
20. Palar, Heriyanto. Pencemaran dan Toksikologi
Logam Berat. Rineke Cipta, Jakarta, hal. 74-77;
133-139, 1994..
21. Price Michael, S., John J. Classen, Gary A.
Payne. Aspergillus niger absorbs copper and
zinc from swine wastewater, Bio.Tech. 77; 4149, 2001.
22. Selvi, K., Pattabhi, S., Kadirvelu, KRemoval
of Cr (VI) from aqueous solution by adsortion
onto activated carbon, Bio.Tech., 80; 87-89.
2001.
81

Jurnal Teknik Mesin

Vol. 2, No 2, Desember 2005

ISSN 1829-8958

23. Sing Cho and Jian Yu. Copper absortion and


removal from water by living mycelium of whiterot fungus phanerochaete chrysosporium,
PH:S0043-1354. Pergamon, 1998.
24. Sudardiyono, L. Tananman kelapa budidaya
dan pemanfaatannya. Yogyakarta: Kanisius,
1998.
25. Tan, W.T., Lee, C.K. and K.L.Ng. Column
studies of copper (II) and nickel (II) ions
sorption on Palm Pressed Fibres, Environ.Tech.
17; 621-628, 1996.
26. Vaughan Trivette, Seo Chung, W. and Wayne
E. Marshall. Removal of selected metal ions
from aqueous solution using modified corncobs,
Bio.Tech. 78; 133-139, 2001.
27. Yin, P., Yu, Q. and Kaeswsarn, P. Biosorption
and desortion ofCd (II) by biomass of Laminaria
Japonica, Environ.Tech. 22; 509-514, 2001.

82

Anda mungkin juga menyukai