AKUSTIK P2
NOISE BARRIER AND DIRECTIVITY FACTOR
Disusun Oleh :
WAHYU ANGGORO
Asisten :
IBNU TAUFAN
2015
2015
Disusun Oleh :
AKHMAD FIRDAUS HILMI
Asisten :
IBNU TAUFAN
SURABAYA
2015
ABSTRAK
Kenyamanan lingkungan atau ruang sangat bergantung pada
tingkat kebisingan dari ruang atau lingkungan tersebut. Untuk
mengurangi tingkat kebisingat yang diterima sebuah
lingkungan yang dekat dengan sumber bising digunakan
sebuah penghalang bising atau noise barrier. Pada laporan ini
akan dibahas analisa noise barrier dengan menggunkan
metode maekawa, sehingga didapatkan kesimpulan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi atenuasi pada noise barrier
metode maekawa antara lain, jarak serta ketinggian sumber
dan penerima bunyi dengan barrier serta frekuensi sumber.
Kata Kunci: Bising, Noise Barrier, Metode Maekawa
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan karunia-Nya sehingga Laporan Resmi Praktikum
Akustik ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan kali ini penyusun mengucapkan
terima kasih kepada:
1.
2.
3.
membimbing
dalam
terlaksananya
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................ii
ABSTRAK........................................................................iii
ABSTRACT.....................................................................iv
KATA PENGANTAR.......................................................v
DAFTAR ISI....................................................................vi
DAFTAR GAMBAR........................................................vii
DAFTAR TABEL.............................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................1
1.2 Perumusan Masalah....................................................1
1.3 Tujuan.........................................................................2
1.4 Sistematika Laporan...................................................2
BAB II DASAR TEORI
2.1 Noise Barrier..............................................................4
2.2 Insertion Loss.............................................................7
2.3 Metode Maekawa........................................................7
2.4 Directivity Factor.........................................................10
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan.............................................................11
3.2 Prosedur Percobaan.....................................................11
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Data................................................................13
4.2 Pembahasan (Akhmad Firdaus Hilmi).........................19
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan......................................................................13
5.2 Saran............................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi Penghalang Bising Tampak
Samping....................................................................................4
Gambar 2.2 Posisi Barrier.......................................................5
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Pengukuran TTB Pada Frekuensi 250 Hz Tanpa
Noise Barrier..13
Tabel 4. 2 Pengukuran TTB Pada Frekuensi 500 Hz Tanpa
Noise Barrier .....13
Tabel 4. 3 Pengukuran TTB Pada Frekuensi 4000 Hz Tanpa
Noise Barrier..14
Tabel 4. 4 Pengukuran TTB Pada Frekuensi 250 Hz
Menggunakan Noise Barrier..14
Tabel 4. 5 Pengukuran TTB Pada Frekuensi 500 Hz
Menggunakan Noise Barrier..14
Tabel 4. 6 Pengukuran TTB Pada Frekuensi 4000 Hz
Menggunakan Noise Barrier...15
Tabel 4. 7 Nilai Insertion Loss, Nilai Fresnel Number,
Nilai Atenuasi Bunyi...15
Tabel 4. 8 Pengukuran TTB pada frekuensi 1000Hz.16
Tabel 4. 9 Pengukuran TTB pada frekuensi 4000Hz.17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika merupakan salah satu dasar dari ilmu pasti yang lain.
Sehingga ilmu fisika sering digunakan untuk landasan
dalam penggunaan teknologi. Salah satunya adalah pada
teknologi perekayasaan tingkat kenyamanan suatu ruangan
atau lingkungan. Tingkat kenyamanan suatu lingkungan
atau ruangan dapat dilihat dari intensitas tekanan bunyi
yang ada. Sehingga dapat diketahui sebuah lingkungan atau
ruangan tersebut layak atau tidak. Untuk mengurangi
tingkat kebisingan atau intensitas bunyi yang berlebih
dapat menggunakan penghalang bunyi atau yang biasa
disebut noise barrier. Fungsi noise barrier adalah untuk
mengurangi tingkat kebisingan pada ruangan atau
lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang nyaman.
Selain itu, bunyi juga memiliki factor keterarahan yang
berbeda. Tergantung dengan intensitas bunyi dari sumber
dan intensitas bunyi dari sumber pada titik-titik tertentu.
Semakin terarah bunyinya, maka semakin baik tingkat
keterarahannya. Oleh karena itu pada praktikum kali ini,
praktikan ingin mengetahui fungsi dari noise barrier dan
juga tentang faktor keterarahan bunyi.
1.2 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka rumusan
masalah pada praktikum akustik tentang noise barrier and
directivity factor kali ini adalah sebagai berikut.
1) Bagaimana cara menganalisa pengaruh noise barrier
terhadap pengukuran tingkat tekanan bunyi?
5
2) Bagaimana cara membandingkan besar atenuasi bunyi
pada grafik maekawa dengan hasil pengukuran?
3) Bagaimana cara mengetahui pola keterarahan dari
sumber bunyi speaker.
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari
praktikum akustik tentang noise barrier and directivity
factor kali ini adalah sebagai berikut.
1) Mampu menganalisis
pengaruh
noise barrier
terhadap pengukuran tingkat tekanan bunyi.
2) Mampu membandingkan besar atenuasi bunyi pada
grafik maekawa dengan hasil pengukuran.
3) Mahasiswa mampu mengetahui pola keterarahan dari
sumber bunyi speaker.
1.4. Sistematika Laporan
Laporan resmi praktikum akustik tentang noise barrier and
directivity factor, ini terdiri dari 5 bab, yaitu pertama bab 1,
adalah pendahuluan, yang berisi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan praktikum serta sistematika laporan. Bab 2
yaitu dasar teori yang berisi tentang teori dasar yang
menunjang praktikum ini. Bab 3 yaitu metodologi dimana
berisi tentang, alat alat yang dugunkan dalam praktikum
serta langkah langkah dalam praktikum.Bab 4 yaitu analisa
data dan pembahasan, dimana berisi tentang analisa datadata yang didapatkan dalam percobaan serta pembahasan
terhadap analisa data tersebut.Bab 5 yaitu penutup berisi
tantang kesimpulan dan saran.Sedangkan yang terakhir
yaitu lampiran yang berisi tugas khusus yang diberikan.
Posisi/peletakan
b. Dimensi
Dimensi yang dimaksud disini mempunyai dua unsur,
yakni ketebalan dan ketinggian. Pada kondisi dimana
bangunan sejajar dengan ketinggian jalan, maka jarak
antara bangunan dan penghalang buatan lebih gampang
diatur. Namun ketika bangunan lebih tinggi konturnya
daripada jalan, maka ketinggian penghalang menjadi
8
faktor yang utama. Perlu diketahui, gelombang bunyi bisa
berdefraksi ketika melewati penghalang. Jadi untuk
mendapatkan barrier yang maksimal, barrier sebaiknya
lebih tinggi daripada dinding bangunan terdekat. Selain itu
bisa diakali dengan memberikan ruang lapang dibelakang
barrier, sehingga defraksi bunyi jatuh ke ruang lapang
tersebut, tidak langsung menabrak dinding bangunan.
c.
Estetika
d. Material
Peletakan dan dimensi saja tidak cukup untuk
mendapatkan barrier yang maksimal. Kita tahu bunyi akan
memantul atau terserap tergantung permukaan penghalang
yang ditabrak. Bunyi dapat menembus celah-celah yang
sangat kecil sekalipun, sehingga, penggunaan penghalang
yang kokoh, rigid, dan permanen sangatlah disarankan.
Kinerja Akustik dari Penghalang dapat dinyatakan dalam
NR (Noise Reduction) atau IL (Insertion Loss)
dengan,
10
SPLbefore : Selisih tingkat tekanan bunyi sebelum ada
barrier (dB)
SPLafter : Selisih tingkat tekanan bunyi sesudah ada
barrier (dB)
IL memberikan petunjuk langsung dari perbaikan yang
diberikan oleh penyisipanbarrier antara sumber bising
dan penerima.
2.3. Metode Maekawa
Secara teoritis, metoda Maekawa merupakan metoda
yang praktis dan efektif untuk perancangan peredaman
kebisingan dengan menggunakan penghalang akustik.
Sehingga memberikan kemudahan dan kepastian kepada para
perancang untuk mengendalikan kebisingan. Di Indonesia
tidak banyak yang menggunakan metoda ini untuk
mengurangi kebisingan, kebanyakan para perancang
melakukan penghalangan kebisingan tanpa perhitungan yang
tepat dan praktis, bahkan seringkali hanya dengan perasaan
saja. Sehingga bila telah banyak orang atau perancang
peredam akustik dengan menggunakan metoda ini, maka
berarti ilmu pengetahuan tentang Metoda Maekawa telah
memberikan kontribusi yang nyata dan bermanfaat. Menurut
metoda Maekawa, nilai pengurangan tingkat tekanan bunyi
(tingkat kebisingan), tergantung pada jarak dari sumber ke
penghalang, jarak dari penghalang ke penerima, dimensi
penghalang, dan tergantung pada frekuensi bunyi. Hal ini
sesuai dengan sifat gelombang bunyi yang dapat dipantulkan,
diserap, diteruskan, didifraksikan oleh dinding penghalang.
Dengan memperhitungkan jarak antara penghalang akustik
dengan sumber bunyi dan penerima, serta dimensi dinding
penghalang, maka dapat diestimasikan besar pengurangan
selain
dengan
menggunkan persamaan tersebut, perhitungan pengurangan
kebisingan juga dapat digunakan metode grafik. Metode ini
efektif bila dimensi dari penghalang sangat lebih besar dari
panjang gelombang bunyi. Untuk metode grafik ditentukan
dulu Fresnel number dengan persamaan berikut
12
14
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Laptop
Meteran
Speaker aktif
Barrier dengan tinggi 122 cm.
Software Real Time Analyzer
Sound level meter 2 buah
Busur
16
1.
2.
3.
4.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
=1.4+1.42= 0.8 m
Frekuensi
(Hz )
TTB ( dB )
1
130 Hz
68.6
68.9
68.1
500 Hz
89.1
88.3
88.1
2000 Hz
90.9
90
90.4
TTB ratarata ( dB )
Lamda =
c/f
atenuasi
Fresnel
Number
68.53333
3
4.81517
5
9.9482627
56
1.1747972
06
88.5
3.72881
4
10.750529
98
1.5170654
58
90.43333
3.64909
10.820886
1.5502066
18
3
06
24
=1.4+1.42= 0.8 m
Frekuensi
(Hz )
TTB ( dB )
1
130 Hz
62
63.7
63.6
500 Hz
75.5
75
75
2000 Hz
74.8
79.2
76.5
TTB ratarata ( dB )
63.1
75.1666
67
Lamda = c /
f
atenuasi
Fresnel
Number
5.229794
9.7016106
86
1.081659
1
4.390244
10.231554
82
1.288505
69
76.8333
33
4.295011
10.299920
93
1.317075
661
IL
130 Hz
5.4333
33
500 Hz
13.333
33
2000 Hz
13.6
Nilai Atenuasi
Praktikum
Atenuasi
maekawa
130 Hz
9.701610686
13
500 Hz
10.23155482
13.4
2000 Hz
10.29992093
14.5
20
16
14
12
10
8
6
4
2
0
130 Hz
500 Hz
2000 Hz
Percobaan
1
10
80
2
79.2
Rata-rata
3
80.2
79.8
0.2965
29
0.5499
2
20
76
77.3
79
77.43333
333
30
75.5
75.8
76.7
76
0.7744
42
40
76
75.9
76.9
76.26666
1.0026
667
02
1.1147
76
50
73
74
74
73.66666
667
60
73
74.6
73.4
73.66666
667
1.2602
72
70
71.3
73
72.9
72.4
1.3208
53
65.5
1.1329
89
80
64.8
65.4
66.3
90
66.4
66.9
65.6
66.3
1.1787
42
100
67.5
66.8
68.2
67.5
1.2032
35
110
67.1
68
67.3
67.46666
667
1.1469
8
60.5
62.03333
333
0.8936
6
0.8118
7
120
62.4
63.2
130
60.3
62.8
65.5
62.86666
667
140
64.9
63.3
62.2
63.46666
667
0.6943
05
150
60.2
61.6
64.5
62.1
0.5170
65
0.4511
2
0.1963
160
70.2
69.9
70.3
70.13333
333
170
64.7
65.9
64.2
64.93333
22
333
35
180
63.9
64.5
65.1
64.5
1.37E16
190
65.9
65.7
65
65.53333
333
0.1999
8
200
61.2
59.1
61.2
60.5
0.3357
02
57.7
58.7
0.4619
96
0.6761
92
210
59.7
58.7
220
63.5
62.1
62.3
62.63333
333
230
66.6
66.9
68.2
67.23333
333
0.9285
7
240
67.3
67.7
69.4
68.13333
333
1.0780
56
67.8
67.63333
333
1.1526
54
250
68.9
66.2
260
68.5
68.2
65.5
67.4
1.1996
73
270
63.5
65
62.6
63.7
1.0881
04
280
61
61.9
62.8
61.9
1.0118
69
1.0504
95
1.0539
290
65.3
64.9
63.5
64.56666
667
300
69
66
67.1
67.36666
667
31
1.0658
9
310
71
73.1
72
72.03333
333
320
71.4
69.9
68.9
70.06666
667
0.8462
17
330
77.8
79.3
79.6
78.9
0.8346
71
78
77.83333
333
0.5556
16
340
77.7
77.8
350
77.9
77.4
76
77.1
0.2768
03
360
80
81.9
81.3
81.06666
667
4.32E16
28.36211
Jumlah
8.081203
Nilai Q
24
1000 Hz
36 1 2 3
34 35
4
33
5
100
32
6
31
7
50
30
8
29
9
28
0
10
27
11
26
12
25
13
24
14
23
15
22 21
16
20191817
b. Frekuensi 4000 Hz
Sud
ut
Percobaan
Rata-rata
10
82.
9
83.1
83.2
83.06666
667
0.1671
47
20
76.
1
76
75.4
75.83333
333
0.2743
77
30
71.
6
71.8
72.23333
333
0.3639
32
73.3
40
78.
3
76.8
77.1
77.4
0.5371
86
50
76.
9
79.1
78
78
0.6501
57
60
76.
6
76.4
76.3
76.43333
333
0.7057
83
70
72.
2
73.1
73.3
72.86666
667
0.6960
15
80
70.
5
70.1
69.7
70.1
0.6750
91
90
66.
2
66
62.6
64.93333
333
0.5881
8
100
64.
2
60.3
63.3
62.6
0.5383
63
110
64
64.6
68.9
65.83333
333
0.5681
36
120
66
68.4
66.2
66.86666
667
0.5401
63
130
72.
1
70
70.2
70.76666
667
0.5351
64
140
65.
6
66.7
66.2
66.16666
667
0.3925
74
150
70.
7
70.1
73.4
71.4
0.3555
83
160
67.
1
64.4
67.1
66.2
0.2090
95
26
170
63.
9
63.5
62.9
63.43333
333
0.0974
72
180
64.
7
64.7
64.2
64.53333
333
7.12E17
190
62.
7
62.8
62.7
62.73333
333
0.0953
33
200
63.
1
66.3
62.5
63.96666
667
0.1952
24
210
67.
4
67.4
67.3
67.36666
667
0.3165
45
220
63.
9
64.9
64.9
64.56666
667
0.3738
17
230
71.
2
69.3
66.1
68.86666
667
0.5068
12
240
60.
7
59.9
60.1
60.23333
333
0.4383
08
250
61.
5
62.1
65.1
62.9
0.5186
35
260
63.
4
65.5
64.6
64.5
0.5715
39
270
65.
5
65.2
67.6
66.1
0.6095
06
280
65.
2
63.5
61
63.23333
333
0.5493
11
290
63.
5
64.6
63.1
63.73333
333
0.5324
69
300
70.
7
72.2
72.6
71.83333
333
0.6233
87
310
76.
8
69
70.8
72.2
0.5570
62
320
77
77.5
77.1
77.2
0.5344
13
330
77.
1
77.9
78.1
77.7
0.4211
02
340
70
69.2
70.4
69.86666
667
0.2328
99
350
80.
9
81.3
78.9
80.36666
667
0.1564
58
360
84.
3
85.3
84.4
84.66666
667
2.45E16
15.127
24
Jumlah
15.151
48
Nilai Q
28
4000 hz
361 2 3
34 35
4
33
100 56
32
31
7
50
30
8
29
9
28
0
10
27
11
26
12
25
13
24
14
23
15
22 21
16
20191817
BAB V
30
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Noise
Mapping dan Tingkat Tekanan Bunyi (TTB), antara lain :
1. Pola
distribusi
kebisingan
dapat
dilakukan
dengan
kemudian
diolah
dengan
menggunakan
softwareSurfer
2. Daerah yang mempunyai tingkat kebisingan tertinggi dapat
diketahui dengan mencocokan warna yang sesuai dengan
skala yang terdapat di noise mapping
3. Teori Tingkat Tekanan Bunyi mengenai pengurangan Tingkat
Tekanan Bunyi terhadap penambahan jarak ukur dari titik
sumber bunyi berkurang sebesar 6 dB tidak terbukti pada
praktikum kami karena adanya faktor faktor lain, seperti
yang telah dijelaskan dalam pembahasan
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum P1 ini antara
lain :
1. Sebaiknya praktikan memahami modul P1 ini terlebih
dahulu agar tepat sesuai dengan tujuan praktikum
2. Sebaiknya pengukuran dilakukan di tempat yang sepi atau
memiliki tingkat kebisingan yang kecil, seperti ruang kedap
32
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Modul Praktikum Akustik P1, Noise Mapping dan
Tingkat Tekanan Bunyi (TTB). Surabaya.
Lieberika,Hade. dkk. 2013. Penentuan Posisi Sumber Bising Pada
Area Turbine Geared Compressor Set Di PT. Gresik Power
Indonesia (The Linde Group) Dengan Beamforming, diakses
pada tanggal 4 Oktober 2014.