Anda di halaman 1dari 1

Tahun ajaran baru, siswa SMP lulus lalu masuk ke SMA, begitu pula siswa SMA.

Yang
paling merasa pusing adalah mereka alumnus SMA/sederajat. Bahkan ada yang sampai
ikut bimbingan belajar dan menghabiskan biaya hingga jutaan rupiah demi satu bangku
di kampus impian. UI, UGM, ITB, IPB dan masih banyak lagi nama-nama kampus
terkemuka di Indonesia, itulah yang menjadi opsi pertama para alumnus SMA sederajat
untuk menjadi tempat menuntut ilmu selanjutnya.Dengan alasan yang berbagai macam
pula, seperti jika berkuliah di Perguruan Tinggi Negeri memiliki image yang lebih
baik , mudah mencari pekerjaan, lebih percaya diri, biaya murah, dan bahkan ada yang
karena hanya ikut-ikutan tren saja.
Begitu pula denganku, setelah lulus SMA aku ingin melanjutkan study di ITS Surabaya
jurusan Statistik. Namun takdir berkata lain, aku tidak lolos seleksi. Dan akhirnya aku
memutuskan untuk berkuliah di Kota kediamanku yaitu Kota Kediri tercinta ,dengan
berbagai alasan salah satunya agar tidak perlu menambah biaya untuk kos.Aku pun
sempat bingung mau berkuliah di perguruan tinggi apa dan jurusan apa karena di Kota
Kediri ini belum ada Perguruan Tinggi yang terdapat jurusan statistik nya. Lalu aku
berdiskusi dengan orang tuaku ,dan akhirnya mereka pun setuju apabila aku mengambil
jurusan kesehatan. Karena Jurusan kesehatan merupakan salah satu jurusan favorit bagi
teman-teman lulusan SMA karena sebagian orang menggangap "wah". Bukan karena
mahalnya biaya kuliah ataupun sulitnya masuk jurusan tersebut, tetapi lebih kepada
gelar profesi yang didapat akan sangat dikenal oleh masyarakat seperti dr (dokter
umum), drg (dokter gigi), Apt (apoteker), Ners (perawat) dan SKM (kesehatan
masyarakat).
Hal ini dikarenakan jurusan-jurusan kesehatan akan lebih banyak berinteraksi dengan
masyarakat. Jurusan tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu dibangun dalam
rangka peningkatan taraf kesehatan masyarakat/ pasien, tetapi mempunyai spesifikasi
masing-masing yang berbeda seperti dokter umum dan dokter gigi bertugas
mendiagnosa penyakit pasien lalu apoteker membantu pemilihan obat dan perhitungan
dosis.
Setelah memperoleh berbagai informasi baik dari internet maupun dari beberapa
narasumber, akhirnya aku memutuskan untuk berkuliah di IIK ,karena saya lihat dari
depan kampus IIK terlihat bersih ,nyaman ,bapak dan ibu yang ada di kantor
pendaftaran terlihat begitu ramah memberikan informasi tentang Penerimaan
Mahasiswa Baru ,dan saya lihat di web IIK banyak kakak-kakak alumni yang telah
mendapat pekerjaan setelah lulus kuliah.
Dan alasan saya memilih jurusan D-3 Farmasi karena sebenarnya cita-cita saya dari
kecil ingin bekerja di bidang kesehatan ,agar dapat bermanfaat bagi orang lain. Dalam
peluang bekerja, lulusan farmasi tidak hanya menjadi apoteker di Apotek ataupun
Rumah sakit sebagai tenaga kesehatan tetapi juga bisa bekerja di Industri Farmasi,
analis di BPOM atau bisa juga menjadi wirausahawan. Banyak peluang yang bisa
dilakukan sebagai wirausahawan dibidang farmasi yaitu bisnis obat diapotek, bisnis
ekstrak/simplisia tanaman obat, bisnis pembuatan produk obat bahan alam seperti tolak
angin, stimuno dan diapet, bisnis bahan baku obat dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai