Anda di halaman 1dari 12

Stevanus Sandy Purnawan

XI SOS 3 / 33

Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik

Unsur Intrinsik
Pada hikayat terdapat 7 unsur intrinsik yaitu Tema, Alur, Tokoh, Penokohan,
Latar, Sudut Pandang, Amanat.

1. Tema pada hikayat ini adalah perjuangan dan kerendahan hati


Tema ini bisa perjuangan karena jika melihat dari Marakramah yang
berjuang untuk mendapatkan istrinya Cahaya Chairani yang telah
diculik oleh Nahkoda Kapal, dan pada akhirnya ia bisa bertemu
kembali setelah di tolong dari Nenek Kebayan dan juga ia berjuang
untuk mencari ayah dan ibunya, dan berhasil mengembalikan Puspa
Sari seperti dahulu kala.
Tema ini bisa kerendahan hati karena Tokoh si Miskin yang ia sengsara
lalu ia berhasil menjadi orang yang kaya karena ia menemukan emas
setelah menggali dan emas itu tidak habis sampai ke cucunya, dan lalu
ia membangun sebuah kerajaan, namun ia tidak sombong, karena si
Miskin adalah raja yang baik hatinya karena diceritakan secara
langsung oleh pengarang.
2. Alur pada hikayat ini maju
Karena pada hikayat ini diawali dari tahal awal, lalu konflik, kemudian
penyelesaian, awalnya Tokoh si Miskin diusir dari kerajaan lalu ia mendapat
emas yang begitu banyak setelah ia menemukan ia membangun kerajaan.
Lalu konfliknya si Miskin membuang anaknya lalu anak terdampar, dan
Marakramah mencari orang yang mencuri istrinya dan membunuhnya.
Penyelesaiannya si Marakramh berhasil menemukan orang tuanya dan adiknya
lalu ia mengembalikan kerajaan Puspa sari seperti dahulu lagi.
3.

Tokoh Utama pada hikayat ini adalah Si Miskin dan Marakramah, sedangkan
tokoh tambahannya adalah Batara Indera, Maharaja Indera Dewa, Istri Si
1

Miskin, Nila Kesuma, Ahli Nujum, Nahkoda Kapal, Nenek Kebayan, Raja
Bujangga Indera
Tokoh utama si Miskin, karena konflik-konflik sering terjadi pada tokoh
seperti, pada awal si Miskin di buang dari keinderaan, setelah itu ia
menjadi pemulung dan akhirnya ia menemukan sebuah emas dan
akhirnya bisa membangun kerajaannya sendiri (paragaf 4) dan juga
judul dari hikayat ini adalah si Miskin.
Tokoh utama Makramah, karena konflik-konflik juga sering terjadi pada
tokoh ini, misalnya Marakramah mencari istrinya yang telah diculik oleh
para Nakohda kapal (Paragaf 9 kalimat akhir) dan juga ia berhasil
mengalahkan raja Bujangga Indera dan berhasil membangun kembali
kerajaan Puspa sari sepreti dahulu kala (Paragaf 10), dan juga pada
akhirnya Marakramah menjadi Raja di Palinggam Cahaya menggantikan
mertuanya (Paragaf Akhir).
Tokoh tambahan Batara Indera, karena ia sebagai, pengantar perjalan hidup tokoh utama (si
miskin) dan juga ia yang membuat tokoh utama menjadi seorang yang miskin (Paragaf 1).
Maharaja Indera Dewa, ia sebagai musuh dari si Miskin, dan juga ia yang menghancurkan
kerajaan Puspa Sari (Paragaf 5 kalimat 1). Istri si Miskin, karena ia sebagai pendamping
hidup si Miskin (Paragaf 2). Nila Kesuma (Paragaf 8 kalimat 1 dan 2), karena ia adalah
adik kandung dari Marakramah, dan juga ia mengalami konflik setelah dibuang kedua orang
tuanya, akhirnya ia ditemu oleh Raja Mengindera Sari. Nakohda Kapal (Paragaf 8 kalimat
4), karena ia menculik Cahaya Chairani yaitu istri dari Marakramah, dan akhinya ia dibunuh
oleh Marakramah. Ahli Nujum, ia yang awalnya mengakibatkan kehancuran dengan
mengharuskan siMiskin harus membuang kedua anaknya karena dianggap akan
mendatangkan celaka (Paragaf 5 kalimat akhir). Nenek Kebayan, karena ia sebagai
penyelamat dari Marakramah (Paragaf 8 kalimat akhir). Raja Bujangga Indera, karena ia
sebagai pemimpin Negeri Antah Berantah, dan akhirnya dikalahkan oleh Marakramah
(Paragaf 10 kalimat 2). Cahaya Chairani, karena ia sebagai istri dari Marakramah (paragaf
9)
4.

Penokohan

1. Protagonis : si Miskin, memiliki sifat yang baik karena dituliskan secara langsung
oleh pengarang (paragaf 5kalimat 1), mudah terpengaruh,karena ia akhirnya
dipengaruhi untuk membuang anaknya(paragaf 6). Marakramah, memiliki sifat
2

yang baik hati dan tidak pendendam, karena ia mencari kedua orang tua meskipun
mereka

sudah

membuang

Marakramah

dan

juga

Marakramah

berhasil

mengembalikan kerajaan Puspa Sari (Paragaf 10)


2. Antagonis : Maharaja Indera Dewa, memiliki sifat iri hati, karena dituliskan secara
langsung oleh pengarang (paragaf 5 kalimat 1), jahat karena dituliskan secara
langsung oleh pengarang (paragaf 5 kalimat 3). Nahkoda Kapal, karena ia menculik
istri dari Marakramah dan memiliki sifat jahat, dituliskan secara langsung oleh
pengarang (Paragaf 10 kalimat akhir).
3. Tokoh-tokoh lain : Istri si Miskin, memiliki sifat yang agak egois, karena pada saat
ia mengandung ia mengginginkan buah mangga dan hanya mau yang ada di kerajaan
(Paragaf 2) dan penyayang karena meskipun anak mereka dalam kesukaran ia tetap
mengasuhnya dengan kasih sayang (Paragaf 3). Nenek Kebayan, baik hati karena ia
mau menolong Marakramah dari perut ikan nun (Paragaf 8 kalimat Akhir).Ahli
Nujum, memiliki sifat yang jahat, karena ia yang awalnya mengakibatkan kehancuran
dengan mengharuskan siMiskin harus membuang kedua anaknya karena dianggap
akan mendatangkan celaka (Paragaf 5 kalimat akhir).
Tokoh-tokoh pada hikayat ini adalah statis, karena tidak ada perubahan watak pada setiap
tokoh, pada awal sampai akhir cerita.
5.

Latar

Latar Tempat : Negeri Antah Berantah, karena si Miskin mencari rezeki di negeri ini
(paragaf 1 kalimat 2).Hutan, karena pada malam hari si Miskin tidur di Hutan (Paragaf 1
kalimat Akhir). Pasar, karena si Miskin membelikan buah mangga untuk istrinya (Paragaf 2
kalimat 3). Kerajaan si Miskin, karena si Miskin berhasil membangun kerajaanya sendiri
setelah menemukan emas (Paragaf 4). Tengah Hutan, karena di sini Marakramah dan Nilai
Kesuma berlindung setelah dibuang kedua orangtuanya (Paragaf 7 kalimat awal). Kampung,
karena pada saat itu Marakramah mencari api (Paragaf 7 kalimat 2).Laut, karena Marakmah
disangka pencuri, dipukul orang-orang-orang dan dibuang ke laut (Paragaf 7 kalimat 2).
Pangkalan Raksasa, karena setelah terbawa oleh air dilautan Marakarmah terdampat di
pangkalan raksasa (Paragaf 8 awal). Di Kapal, karena Marakarmah dan Cahaya Chairani
berniat untuk menumpang di kapal tersebut (Paragaf 8 kalimat 3). Dekat rumah Nenek
Kebayan, karena setelah Marakarmah dibuang ke laut lagi dan dimakan ikan nun, dan
akihrnya ikan nun itu terdampar (Paragaf 8 kalimat 4).Palinggam Cahaya, karena disitu

Marakarmah menjadi raja yang baru setelah menggantikan mertuanya Sultan Mangindera
Sari (Paragaf 11).
Latar Suasana
Tegang, Penganiayaan, Ketakutankarena pada setiap si Miskin pergi ia selalu diusir
penduduk dengan disertai Penganiayaan (Paragaf 1 Kalimat 3). Bingung dan Berat Hati,
karena si Miskin, bingung dan berat hati untuk membuang kedua anaknya karena mereka
dianggap akan membawa celaka baginya (Paragaf 6). Bahagia, Karena Marakarmah
berhasil mengembalikan kerajaan Puspa Sari dan juga ia menjadi raja di Palinggam Cahaya
(Paragaf 10,11). Menyedihkan, Karena setelah ditinggal anaknya Negeri Puspa Sari
musnah dan terbakar (Paragaf 6 kalimat Akhir), ketika Marakarmah mencari api ia
dikepung dan dipukuli banyak orang serta dibuang ke laut (Paragaf 7 kalimat 2).
Latar Waktu
Malam hari dan siang hari, karena pada malam hari si Marakarmah tidur di hutan
dan pada siang hari ia mencari rezeki (Paragaf 1 kalimat Akhir).
6.

Sudut pandang yang digunakan dalam hikayat ini adalah orang ketiga karena,
pengarang mengetahui setiap kondisi yang dialami para tokoh dan juga tidak
mengalaminya sendiri.

7.

Amanat dari hikayat ini adalah :


-

Jangan percaya pada setiap ramalan, karena belum tentu kebenarannya,


karena yang tahu segalanya adalah Tuhan yang Maha Esa

Seseorang pemimpin harus menjadi murah hati seperti, Si Miskin.

Janganlah mudah menyerah untuk mendapatkan sesuatu seperti yang


dilakukan oleh Marakarmah.

Kita harus menolong seseorang yang sedang mengalami kesukaran


misalnya yang dilakukan oleh Nenek Kebayan terhadap Marakarmah

Unsur Ekstrinsik, terdapat 4 unsur yaitu Nilai Religius, Nilai Sosial, Nilai Moral,
Nilai budaya.
1. Nilai religius pada hikayat ini adalah, jangan kita mudah percaya pada
omongan orang lain/ramalan seseorang, karena yang maha tau hanya
4

lah Tuhan seorang, dan manusia hanya bisa mengarang dan menebak
saja.
2. Nilai Sosial, Kita tidak boleh menghakimi seseorang hanya dari
penampilannya saja, apalagi sampai melakukan tindakan fisik, dan
juga kita harus bisa menghargai seseorang yang meskipun ia adalah
seorang yang miskin/terbuang karena ia tetaplah seorang manusia
ciptaan Tuhan.
3. Nilai Moral, Kita sebaiknya bisa melihat dulu mana perbuatan yang
baik dan buruk dan jangan sampai kita salah bertindak, seperti yang
dilakukan para penduduk kampung terhadap Marakarmah, dan juga
kita harus bisa memilih dengan baik apakah ramalan itu baik bagi kita
atau tidak.
4. Nilai Budaya, terlihat budaya masyarakat yang pada jaman dulu sering
melakukan hakim massa (Paragaf 1 dan Paragaf 7), dan juga percaya
terhadap ramalan-ramalan (Paragaf 5 dan 6).

ANALISIS UNSUR INTRINSIK


1. Tema : Kunci kesuksesan adalah kesabaran. Perjalanan hidup seseorang
yang mengalami banyak rintangan dan cobaan.
2. Alur : Menggunakan alur maju, karena penulis menceritakan peristiwa
tersebut dari awal permasalahan sampai akhir permasalahan.
Tahapan Alur:
Pengenalan :
6

-Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta


permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya.
Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.(Pada paragraph 1)
Muncul Konflik :
- Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga
memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja
Indera Dewa di negeri Antah Berantah.(Pada paragraph 7)
Ketegangan :
- Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera
Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya
pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
- Tidak lama kemudian sepeninggal putra-putrinya itu, Negeri Puspa Sari
musnah terbakar.(Paragraf 10)
- Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di
bawah pohon beringin. Ditangkapnya seekor burung untuk dimakan.
Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah
dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut. Nila Kesuma
ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari Palinggam
Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu dan
bernama Mayang Mengurai.(Paragraf 11)
Penyelesaian :
- Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh
miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan
Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.

Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian


dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani). (Paragraf 15)
- Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama
Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu
menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.
(Paragraf 16)
3. Perwatakan :
a. Maharaja Indera Angkasa (Si Miskin) : Sabar, adil, pemurah, mudah
terpengaruh.
- Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga
memasyhurkan kerajaan Puspa Sari.(Paragraf 7)
- Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera
Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya
pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
b. Tuan Puteri Ratna Dewi : Baik, penyayang, agak egois.
7

- Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan


mangga yang ada di taman raja. (Paragraf 3)
- Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makananmakanan yang lain. Setelah ditolak oleh isterinya.(Paragraf 4)
- Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama
laki-laki bernama Marakarmah (=anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya
dengan penuh kasih saying.
c. Maharaja Indera Dewa (raja Antah Berantah) : Iri hati, jahat.
- Maharaja Indera Angkasa terlalu adil dan pemurah sehingga
memasyurkan kerajaan Puspa Sari dan menjadikan iri hati bagi Maharaja
Indera Dewa di negeri Antah Berantah.(Pada paragraph 7)
- Atas bujukan jahat dari raja Antah Berantah, oleh para ahli nujum itu
dikatakan bahwa Marakarmah dan Nila Kesuma itu kelak hanyalah akan
mendatangkan celaka saja bagi orangtuanya. (Paragraf 8)
d. Nila Kesuma : Menurut pada orangtua
- Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera
Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya
pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
e. Marakarmah : Menurut pada orangtua, bijaksana.
- Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera
Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya
pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
- Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh
miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan
Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.

Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian


dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani). (Paragraf 15)
f. Cahaya Chairani : Baik hati
- Waktu Cahaya Chairani berjalan jalan di tepi pantai, dijumpainya
Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan
diajaknya pulang. (Paragraf 12)
g. Raja Mengindera Sari : Baik hati, penyayang.
- Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari
Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu
dan bernama Mayang Mengurai.
h. Nenek Kebayan : Baik hati, penolong, penyayang.
- Kemudian, ikan nun terdampar di dekat rumah Nenek Kebayan yang
kemudian terus membelah perut ikan nun itu dengan daun padi karena
8

mendapat petunjuk dari burung Rajawali, sampai Marakarmah dapat


keluar dengan tak bercela. (Paragraf 12)
-Kemudian, Marakarmah menjadi anak angkat Nenek Kebayan yang
kehidupannya berjual bunga. (Paragraf 13)
i. Nahkoda kapal :
- Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka
didorongnya Marakarmah ke laut. (Paragraf 12)
4. Setting/ Latar :
a. Setting Tempat :
- Negeri Antah Berantah,
Si Miskin laki-bini dengan rupa kainnya seperti dimamah anjing itu
berjalan mencari rezeki berkeliling di Negeri Antah Berantah di bawah
pemerintahan Maharaja Indera Dewa. (Paragraf 2)
- Di hutan,
Sesampai di tengah hutan, Marakarmah dan Nila Kesuma berlindung di
bawah pohon beringin. (Paragraf 11)
Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan mencari rezeki.(Paragraf
2)
- Di Pasar,
Si Miskin pergi ke pasar, pulangnya membawa mempelam dan makananmakanan yang lain. (Paragraf 4)
- Negeri Puspa Sari,
Dengan takdir Allah terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet
perlengkapannya. Si Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa
dan isterinya bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama
Puspa Sari. Tidak lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua,
perempuan, bernama Nila Kesuma. (Paragraf 6)
- Di lautan,
Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka
didorongnya Marakarmah ke laut. (Paragraf 12)
Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya
terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak
raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. (Paragraf 12)
- Di tepi pantai pulau raksasa,
Waktu Cahaya Chairani berjalan jalan di tepi pantai, dijumpainya
Marakarmah dalam keadaan terikat tubuhnya. Dilepaskan tali-tali dan
diajaknya pulang. (Paragraf 12)

Akan nasib Marakarmah di lautan, teruslah dia hanyut dan akhirnya


terdampar di pangkalan raksasa yang menawan Cahaya Chairani (anak
raja Cina) yang setelah gemuk akan dimakan. (Paragraf 12)
- Di kapal,
Marakarmah dan Cahaya Chairani berusaha lari dari tempat raksasa
dengan menumpang sebuah kapal. Timbul birahi nahkoda kapal itu
kepada Cahaya Chairani, maka didorongnya Marakarmah ke laut.
(Paragraf 12)
- Negeri Palinggam Cahaya,
Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama
Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu
menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.
(Paragraf 16)
b. Setting Suasana :
- Tegang, mencekam dan ketakutan,
Ke mana mereka pergi selalu diburu dan diusir oleh penduduk secara
beramai-ramai dengan disertai penganiayaan sehingga bengkak-bengkak
dan berdarah-darah tubuhnya. (Paragraf 2)
Setelah ditolak oleh isterinya, dengan hati yang sebal dan penuh
ketakutan, pergilah si Miskin menghadap raja memohon mempelam.
(Paragraf 4)
Waktu mencari api ke kampung, karena disangka mencuri, Marakarmah
dipukuli orang banyak, kemudian dilemparkan ke laut.(Paragraf 11)
- Bahagia,
Setelah genap bulannya kandunga itu, lahirlah anaknya yang pertama
laki-laki bernama Marakarmah (=anak di dalam kesukaran) dan diasuhnya
dengan penuh kasih saying.(Paragraf 5)
Ketika menggali tanah untuk keperluan membuat teratak sebagai tempat
tinggal, didapatnya sebuah tajau yang penuh berisi emas yang tidak akan
habis untuk berbelanja sampai kepada anak cucunya. Dengan takdir Allah
terdirilah di situ sebuah kerajaan yang komplet perlengkapannya. Si
Miskin lalu berganti nama Maharaja Indera Angkasa dan isterinya
bernama Tuan Puteri Ratna Dewi. Negerinya diberi nama Puspa Sari. Tidak
lama kemudian, lahirlah anaknya yang kedua, perempuan, bernama Nila
Kesuma.(Paragraf 6)
Nila Kesuma ditemu oleh Raja Mengindera Sari, putera mahkota dari
Palinggam Cahaya, yang pada akhirnya menjadi isteri putera mahkota itu
dan bernama Mayang Mengurai.(Paragraf 11)
Selanjutnya, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah jatuh
miskin kembali. Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan
Puspa Sari dengan segala perlengkapannya seperti dahulu kala.
10

Negeri Antah Berantah dikalahkan oleh Marakarmah, yang kemudian


dirajai oleh Raja Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani). (Paragraf 15)
Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama
Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera dan menggantikan mertuanya itu
menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.
(Paragraf 16)
- Menyedihkan,
Sepanjang perjalanan menangislah si Miskin berdua itu dengan sangat
lapar dan dahaganya. Waktu malam tidur di hutan, siangnya berjalan
mencari rezeki. (Paragraf 2)
Ramalan palsu para ahli nujum itu menyedihkan hati Maharaja Indera
Angkasa. Maka, dengan hati yang berat dan amat terharu disuruhnya
pergi selama-lamanya putra-putrinya itu.(Paragraf 9)
Timbul birahi nahkoda kapal itu kepada Cahaya Chairani, maka
didorongnya Marakarmah ke laut, yang seterusnya ditelan oleh ikan nun
yang membuntuti kapal itu menuju ke Palinggam Cahaya. (Paragraf 12)
Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta
permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya.
Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.(Pada paragraph 1)
5. Sudut Pandang Pengarang : Menggunagan sudut pandang orang ketiga,
karena pengarang hanya berperan sebagai pengantar cerita.
- Karena sumpah Batara Indera, seorang raja keinderaan beserta
permaisurinya bibuang dari keinderaan sehingga sengsara hidupnya.
Itulah sebabnya kemudian ia dikenal sebagai si Miskin.(Pada paragraph 1)
- Ketika isterinya mengandung tiga bulan, ia menginginkan makan
mangga yang ada di taman raja. Si Miskin menyatakan keberatannya
untuk menuruti keinginan isterinya itu, tetapi istri itu makin menjadi-jadi
menangisnya.(Paragraf 3)
6. Amanat :
- Seorang pemimpin yang baik adalah seorang yang adil dan pemurah.
- Janganlah mudah terpengaruh dengan kata-kata oran lain.
- Hadapilah semua rintangan dan cobaan dalam hidup dengan sabar dan
rendah hati.
- Jangan memandang seseorang dari tampak luarnya saja, tapi lihatlah ke
dalam hatinya.
- Hendaknya kita dapat menolong sesama yang mengalami kesukaran.
- Janganlah kita mudah menyerah dalam menghadapi suatu hal.
-Hidup dan kematian, bahagia dan kesedihan, semua berada di tanan
Tuhan, manusia hanya dapat menjalani takdir yang telah ditentukan.
11

12

Anda mungkin juga menyukai