XI SOS 3 / 33
Unsur Intrinsik
Pada hikayat terdapat 7 unsur intrinsik yaitu Tema, Alur, Tokoh, Penokohan,
Latar, Sudut Pandang, Amanat.
Tokoh Utama pada hikayat ini adalah Si Miskin dan Marakramah, sedangkan
tokoh tambahannya adalah Batara Indera, Maharaja Indera Dewa, Istri Si
1
Miskin, Nila Kesuma, Ahli Nujum, Nahkoda Kapal, Nenek Kebayan, Raja
Bujangga Indera
Tokoh utama si Miskin, karena konflik-konflik sering terjadi pada tokoh
seperti, pada awal si Miskin di buang dari keinderaan, setelah itu ia
menjadi pemulung dan akhirnya ia menemukan sebuah emas dan
akhirnya bisa membangun kerajaannya sendiri (paragaf 4) dan juga
judul dari hikayat ini adalah si Miskin.
Tokoh utama Makramah, karena konflik-konflik juga sering terjadi pada
tokoh ini, misalnya Marakramah mencari istrinya yang telah diculik oleh
para Nakohda kapal (Paragaf 9 kalimat akhir) dan juga ia berhasil
mengalahkan raja Bujangga Indera dan berhasil membangun kembali
kerajaan Puspa sari sepreti dahulu kala (Paragaf 10), dan juga pada
akhirnya Marakramah menjadi Raja di Palinggam Cahaya menggantikan
mertuanya (Paragaf Akhir).
Tokoh tambahan Batara Indera, karena ia sebagai, pengantar perjalan hidup tokoh utama (si
miskin) dan juga ia yang membuat tokoh utama menjadi seorang yang miskin (Paragaf 1).
Maharaja Indera Dewa, ia sebagai musuh dari si Miskin, dan juga ia yang menghancurkan
kerajaan Puspa Sari (Paragaf 5 kalimat 1). Istri si Miskin, karena ia sebagai pendamping
hidup si Miskin (Paragaf 2). Nila Kesuma (Paragaf 8 kalimat 1 dan 2), karena ia adalah
adik kandung dari Marakramah, dan juga ia mengalami konflik setelah dibuang kedua orang
tuanya, akhirnya ia ditemu oleh Raja Mengindera Sari. Nakohda Kapal (Paragaf 8 kalimat
4), karena ia menculik Cahaya Chairani yaitu istri dari Marakramah, dan akhinya ia dibunuh
oleh Marakramah. Ahli Nujum, ia yang awalnya mengakibatkan kehancuran dengan
mengharuskan siMiskin harus membuang kedua anaknya karena dianggap akan
mendatangkan celaka (Paragaf 5 kalimat akhir). Nenek Kebayan, karena ia sebagai
penyelamat dari Marakramah (Paragaf 8 kalimat akhir). Raja Bujangga Indera, karena ia
sebagai pemimpin Negeri Antah Berantah, dan akhirnya dikalahkan oleh Marakramah
(Paragaf 10 kalimat 2). Cahaya Chairani, karena ia sebagai istri dari Marakramah (paragaf
9)
4.
Penokohan
1. Protagonis : si Miskin, memiliki sifat yang baik karena dituliskan secara langsung
oleh pengarang (paragaf 5kalimat 1), mudah terpengaruh,karena ia akhirnya
dipengaruhi untuk membuang anaknya(paragaf 6). Marakramah, memiliki sifat
2
yang baik hati dan tidak pendendam, karena ia mencari kedua orang tua meskipun
mereka
sudah
membuang
Marakramah
dan
juga
Marakramah
berhasil
Latar
Latar Tempat : Negeri Antah Berantah, karena si Miskin mencari rezeki di negeri ini
(paragaf 1 kalimat 2).Hutan, karena pada malam hari si Miskin tidur di Hutan (Paragaf 1
kalimat Akhir). Pasar, karena si Miskin membelikan buah mangga untuk istrinya (Paragaf 2
kalimat 3). Kerajaan si Miskin, karena si Miskin berhasil membangun kerajaanya sendiri
setelah menemukan emas (Paragaf 4). Tengah Hutan, karena di sini Marakramah dan Nilai
Kesuma berlindung setelah dibuang kedua orangtuanya (Paragaf 7 kalimat awal). Kampung,
karena pada saat itu Marakramah mencari api (Paragaf 7 kalimat 2).Laut, karena Marakmah
disangka pencuri, dipukul orang-orang-orang dan dibuang ke laut (Paragaf 7 kalimat 2).
Pangkalan Raksasa, karena setelah terbawa oleh air dilautan Marakarmah terdampat di
pangkalan raksasa (Paragaf 8 awal). Di Kapal, karena Marakarmah dan Cahaya Chairani
berniat untuk menumpang di kapal tersebut (Paragaf 8 kalimat 3). Dekat rumah Nenek
Kebayan, karena setelah Marakarmah dibuang ke laut lagi dan dimakan ikan nun, dan
akihrnya ikan nun itu terdampar (Paragaf 8 kalimat 4).Palinggam Cahaya, karena disitu
Marakarmah menjadi raja yang baru setelah menggantikan mertuanya Sultan Mangindera
Sari (Paragaf 11).
Latar Suasana
Tegang, Penganiayaan, Ketakutankarena pada setiap si Miskin pergi ia selalu diusir
penduduk dengan disertai Penganiayaan (Paragaf 1 Kalimat 3). Bingung dan Berat Hati,
karena si Miskin, bingung dan berat hati untuk membuang kedua anaknya karena mereka
dianggap akan membawa celaka baginya (Paragaf 6). Bahagia, Karena Marakarmah
berhasil mengembalikan kerajaan Puspa Sari dan juga ia menjadi raja di Palinggam Cahaya
(Paragaf 10,11). Menyedihkan, Karena setelah ditinggal anaknya Negeri Puspa Sari
musnah dan terbakar (Paragaf 6 kalimat Akhir), ketika Marakarmah mencari api ia
dikepung dan dipukuli banyak orang serta dibuang ke laut (Paragaf 7 kalimat 2).
Latar Waktu
Malam hari dan siang hari, karena pada malam hari si Marakarmah tidur di hutan
dan pada siang hari ia mencari rezeki (Paragaf 1 kalimat Akhir).
6.
Sudut pandang yang digunakan dalam hikayat ini adalah orang ketiga karena,
pengarang mengetahui setiap kondisi yang dialami para tokoh dan juga tidak
mengalaminya sendiri.
7.
Unsur Ekstrinsik, terdapat 4 unsur yaitu Nilai Religius, Nilai Sosial, Nilai Moral,
Nilai budaya.
1. Nilai religius pada hikayat ini adalah, jangan kita mudah percaya pada
omongan orang lain/ramalan seseorang, karena yang maha tau hanya
4
lah Tuhan seorang, dan manusia hanya bisa mengarang dan menebak
saja.
2. Nilai Sosial, Kita tidak boleh menghakimi seseorang hanya dari
penampilannya saja, apalagi sampai melakukan tindakan fisik, dan
juga kita harus bisa menghargai seseorang yang meskipun ia adalah
seorang yang miskin/terbuang karena ia tetaplah seorang manusia
ciptaan Tuhan.
3. Nilai Moral, Kita sebaiknya bisa melihat dulu mana perbuatan yang
baik dan buruk dan jangan sampai kita salah bertindak, seperti yang
dilakukan para penduduk kampung terhadap Marakarmah, dan juga
kita harus bisa memilih dengan baik apakah ramalan itu baik bagi kita
atau tidak.
4. Nilai Budaya, terlihat budaya masyarakat yang pada jaman dulu sering
melakukan hakim massa (Paragaf 1 dan Paragaf 7), dan juga percaya
terhadap ramalan-ramalan (Paragaf 5 dan 6).
12