NAMA
NRP
13050020
GRUP
1B2
JURUSAN
D3 TPL
Teknologi Produk Tekstil
DOSEN
Identifikasi serat dengan uji pembakaran dan dengan uji berat jenis
II. Maksud dan Tujuan
2.1. Maksud
Mengidentifikasi jenis-jenis serat baik serat alam, buatan maupun serat campuran yang
meliputi karakteristik dengan cara pengujian serat menggunakan uji pembakaran, dan uji
berat jenis.
2.2. Tujuan
1. Mengetahui dan menentukan jenis serat tunggal yang dalam uji pembakaran ini dapat
diidentifikasi dengan melihat asap yang di timbulkan saat pembakaran, proses
pembakaran, sisa pembakaran, dan bau asap serat tersebut.
2. Mengetahui dan menentukan jenis serat tunggal yang dalam uji berat jenis serat ini dapat
diidentifikasi dengan melihat kedudukan serat dalam tabung reaksi yaitu terapung,
melayang, atau tenggalam dan juga melalui perhitungan dari dua jenis larutan yang
diketahui berat jenisnyayaitu karbontetraklorida ( CCL4 ) dan xilena.
III. Teori Dasar
A. Uji pembakaran
Cara ini adalah cara yang paling mudah dilakukan, tetapi hanya dapat memperkirakan
golongan serat secara umum dan tidak dapat digunakan untuk identifikasi serat campuran.
Dengan mengamati serat yang terbakar, asap dari serat yang terbakar, bau pembakaran dari
serat, dan sisa pembakaran yang dihasilkan maka dapat ditentukan termasuk golongan apa
serat yang sedang di uji tersebut. Nyala api untuk pembakaran serat paling baik digunakan
pembakar Bunsen dengan bahan bakar alkohol.
Page 1
Berat jenis serat dapat diketahui dengan bantuan suatu zat cair yang diketahui berat jenisnya
dimana serat dapat terapung, tenggelam, atau melayang. Untuk penentuan berat jenis
digunakan dua macam cairan yang dapat tercampur sempurna didalam berbagai perbandingan
sehingga menghasilkan larutan dengan berat jenis antara 1,0 sampai 1,6. Larutan yang dapat
digunakan antara lain campurabn karbontetraklorida ( CCL4 ) dengan berat jenis 1,6 dan
xilena dengan berat jenis 0,8.
Untuk membuat berbagai larutan dengan BJ antara 1,0 sampai 1,6 dibuat larutan dengan
campuran karbontetraklorida dan xilena dengan perbandingan sebagai berikut :
CCL4
Xilena
BJ
10
1,600
1,527
1,454
1,381
1,308
1,235
1,162
1,089
1,016
10
0,943
11
10
0,870
IV. Percobaan
4.1. Alat dan Bahan
A. Uji pembakaran
Page 2
Alat :
1. Pembakar Bunsen
2. Pinset
Bahan :
1. Serat kapas
2. Serat viskosa
3. Serat rami
4. Serat sutera
5. Serat wool
6. Serat poliester
7. Serat poliakrilat
8. Serat poliamida / Nylon
9. Serat poliester : kapas
10. Serat poliester : wool
11. Serat poliester : rayon
12. Selotip
Bahan :
1. Serat kapas
2. Serat rayon viskosa
3. Serat rami
4. Serat sutera
5. Serat wool
6. Serat poliester
7. Serat poliakrilat
8. Serat poliamida / Nylon
9. Serat poliester : kapas
10. Serat poliester : wool
11. Serat poliester : rayon
Page 3
Zat kimia :
Larutan campuran CCL4 dan Xylol dengan berat jenis dari 0,8 1,6
4.2. Cara Kerja
A. Uji pembakaran
1. Beberapa helai serat yang akan diperiksa dipuntir kira-kira sebesar batang korek api
dengan panjang 4 5 cm.
2. Contoh serat didekatkan pada nyala api dari samping dengan perlahan-lahan, waktu serat
dekat nyala api diamati apakah bahan meleleh, menggulung atau terbakar mendadak
3. Pada saat serat menyala, diperhatikan dimana terjadinya nyala api, bila api segera padam
begitu dijauhkan dari api maka segera diamati bau gas dari serat yang terbakar tersebut.
4. Jika api terus menyala, api diamati dengan cara ditiup kemudian diamati bau yang
dikeluarkan serat tersebut.
5. Setelah nyala api padam diperhatikan apakah serat mengeluarkan asap atau tidak.
Kemudian dilihat sisa pembakaran yang ditinggalkan serat tersebut.
Page 4
V. Diskusi
A. Uji pembakaran
Identifikasi serat dengan uji pembakaran ini paling mudah dilakukan akan tetapi uji
pembakaran ini mempunyai kekuranangan atau kelemahan yaitu pada penentuan jenis
serat, karena pengujian ini hanya bisa mengetahui jenis serat menurut golongannya saja
sehingga tidak bisa menentukan jenis serat secara khusus, artinya dalam uji
pembakaran ini hanya dapat memperkirakan golongan serat secara umum (hanya dapat
membedakan antara serat selulosa, protein, atau serat buatan) dan tidak dapat
digunakan untuk identifikasi serat campuran.
Pada pengujian bahan serat dengan cara ini para praktikan harus memiliki kepekaan,
ketajaman penglihatan dan penciuman yang kuat agar mampu menentukan jenis serat
yang diamati.
Pengamatan terhadap bau yang ditimbulkan oleh serat pada saat melakukan
pembakaran agak sulit, terutama pada serat campuran. Misalkan ketika mengamati bau
asap yang ditimbulkan serat, praktikan mengalami kesulitan untuk membedakan antara
bau kertas terbakar dengan plastik terbakar dikarenakan serat tersebut adalah serat
campuran polyester kapas dan praktikan menyimpulkan pada data percobaan adalah
sifat yang paling dominan dari kedua serat tersebut (alami/kapas atau buatan/poliester).
Contohnya pada serat poliester kapas bau yang didapat adalah campuran antara bau
kertas terbakar dan bau plastik terbakar, plastik terbakar lebih dominan dibandingkan
dengan kertas terbakar, diperkirakan kadar poliester lebih banyak dibandingkan dengan
kadar kapas karena sifat serat poliester lebih dominan muncul. Untuk serat-serat
campuran yang lainnya praktikan menuliskan data yang dominan pada serat campuran
tersebut.
Pengamatan terhadap asap terkadang agak sulit dilakukan, karena ada serat serat yang
sewaktu terbakar asapnya berwarna hitam tetapi setelah api padam timbul asap
berwarna putih.
Membedakan bau dari serat yang sudah terbakar cukup sulit, karena bau yang
ditimbulkan terkadang bau yang tidak dikenal, terutama dari serat serat campuran.
Page 5
Pada pengamatan hasil dari pembakaran yang berupa abu seringkali juga mengalami
kesulitan dalam mendeteksi warna yang ditimbulkannya. Karena terkadang abu yang
timbul berwarna hitam akan tetapi saat mengalami penempelan pada kertas (jurnal
praktikum) menjadi berwarna abu.
Pada uji pembakaran sebaiknya digunakan api yang berasal dari gas bukan dari korek
api karena korek api menyebabkan bau lain yang berasal tidak dari serat sehingga akan
mengganggu bau serat yang diamati.
Serat yang diuji gumpalannya terlalu besar sehingga menghambat mobilitas serat dalam
tabung reaksi.
Ada kemungkinan larutan campuran CCL4 dan xilena dengan bj tertentu pada tabung
reaksi terkontaminasi satu sama lain. Misalnya pada pengambilan serat, pada saat kita
selesai mengamati serat pada tabung 1 sampai dengan 11 kemudian kita mengambil
serat yang ada pada tabung reaksi dengan menggunakan pengait tembaga, pengambilan
serat dari 11 tabung reaksi tersebut hanya menggunakan beberapa pengait saja. Akan
lebih baik jika pengait tembaga sudah ditentukan penggunaannya untuk tabung tertentu
atau pada saat pengambilan serat dari tabung satu ke tabung yang lain, pengait tembaga
di lap terlebih dahulu sampai kering ( tidak ada sisa larutan ) supaya data yang di dapat
akan lebih tepat.
Page 6
Dapat didiskusikan bahwa dengan menggunakan metode ini kita dapat mengetahui jenis
serat dengan lebih terperinci melalui berat jenis dari serat tersebut tetapi dalam melakukan
percobaan dituntut untuk lebih hati-hati dan teliti agar mendapat hasil yang akurat.
VI. Kesimpulan
A. Uji pembakaran
a. Identifikasi serat selulosa :
i.
Serat terbakar dengan cepat
ii.
Meneruskan nyala api atau meneruskan pembakaran
iii.
Tidak berasap setelah pembakaran
iv. Baunya seperti kertas terbakar
v. Sisa pembakarannya berupa abu yang mudah rapuh
b. Identifikasi serat protein/rambut :
i.
Tidak berasap setelah pembakaran
ii.
Baunya seperti rambut terbakar
iii.
Sisa pembakarannya berupa abu yang rapuh
iv. Meninggalkan bulatan kecil hitam pada ujungnya
c. Identifikasi serat buatan :
i.
Sifat pembakarannya meleleh
ii.
Tidak meneruskan nyala api
iii.
Berasap hitam setelah pembakaran (polyester dan poliakrilat), berasap putih
iv.
v.
d. Identifikasi serat
1. Serat kapas
Asap
: berwarna putih
Bau
: berwarna putih
Bau
Page 7
3. Serat rami
Asap
: berwarna putih
Bau
4. Serat sutera
Asap
: berwarna putih
Bau
: berwarna putih
Bau
: berwarna hitam saat api menyala dan berwarna putih saat api mati
Bau
: berwarna putih
Bau
Page 8
Asap
: berwarna putih
Bau
: berwarna hitam saat api menyala dan berwarna putih saat api mati
Bau
: berwarna hitam saat api menyala dan berwarna putih saat api mati
Bau
: berwarna putih
Bau
Page 9
1. BJ Serat kapas
2. BJ Serat rayon viskosa
3. BJ Serat rami
4. BJ Serat sutera
5. BJ Serat wool
6. BJ Serat poliester
7. BJ Serat poliakrilat
8. BJ Serat poliamida / Nylon
9. BJ Serat poliester : kapas
10. BJ Serat poliester : wool
11. BJ Serat poliester : rayon
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
1,5635
1,527
1,5635
1, 3445
1,3445
1,381
1,162
1,1255
1,454
1,4175
1,381
Perhitungan
1. Serat kapas
( campuran 1 + campuran 2 ) / 2 = ( 1,600 + 1,527 ) / 2 = 3,127 / 2 = 1,5635
2. Serat rayon viskosa
campuran 2 = 1,527 ( karena melayang pada tabung 2 )
3. Serat rami
( campuran 1 + campuran 2 ) / 2 = ( 1,600 + 3,127 ) / 2 = 3,127 / 2 = 1,5635
4. Serat sutera
( campuran 4 + campuran 5 ) / 2 = ( 1,381 + 1,308 ) / 2 = 2,689 / 2 = 1,3445
5. Serat wool
( campuran 4 + campuran 5 ) / 2 = ( 1,381 + 1,308 ) / 2 = 2,689 / 2 = 1,3445
6. Serat poliester
campuran 4 = 1,381 ( karena melayang pada tabung 4 )
7. Serat poliakrilat
campuran 7 = 1,162 ( karena melayang pada tabung 7 )
8. Serat poliamida / Nylon
( campuran 7 + campuran 8 ) / 2 = ( 1,162 + 1,089 ) / 2 = 2,251 / 2 = 1,1255
9. Serat poliester : kapas
campuran 3 = 1,454 ( karena melayang pada tabung 3 )
10. Serat poliester : wool
( campuran 3 + campuran 4 ) / 2 = ( 1,454 + 1,381 ) / 2 = 2,835 / 2 = 1,4175
11. Serat poliester : rayon
campuran 4 = 1,381 ( karena melayang pada tabung 4 )
Page 10